“Selamat untuk Nona Ivy! Penerima penghargaan pemeran utama terbaik di drama Putri Terakhir dan penghargaan untuk artis pendatang baru.”Sudah dua tahun berlalu sejak kejadian mengerikan menimpa Ivy. Dia koma selama setahun dan baru pulih setahun belakangan ini. Dia kembali ke dunia hiburan enam bulan lalu untuk menyelesaikan drama yang tertunda karena dirinya.Dua tahun lalu ketika dia berbaring koma, Jonathan melakukan konfrensi pers dan menjelaskan pada semua orang bahwa Ivy adalah istrinya. Jadi semua orang yang dulu menghujatnya, kembali memujanya seperti dewi. Oleh sebab itu, Ivy tidak merasa tertekan ketika kembali ke dunia hiburan. Dia langsung mendapat dukungan dari banyak orang.Hari ini, Ivy mendapat penghargaan karena kerja kerasnya selama ini. Ada Jonathan yang menemaninya datang ke acara penghargaan itu. Namun Ivy merasa sedikit sedih karena saudari tirinya, Naomi tidak hadir dalam acara ini. Padahal Naomi sangat mendambakannya. Meski tidak akur dengan Naomi tapi Ivy tet
“Berkat kamu, kita akhirnya mendapatkan semuanya, sayang. Tapi apa kamu tidak menyesal pernikahanmu dengan Ivy harus gagal?”“Tidak. Mana mungkin aku menyesal. Kamu wanita terbaik yang pernah kutemui. Sedangkan Ivy, wanita lugu yang gampang dibodohi. Aku mana mau hidup bersama dengan wanita seperti itu," ucap Reno dengan senyuman miring meremehkan Ivy.Beberapa saat lalu, Reno meninggalkan Ivy di pesta pernikahan mereka, dan malah mendatangi ibu tiri Ivy di rumah.Ivy pun tahu bahwa tunangannya itu sedang bersama dengan ibu tirinya hingga Ivy datang ke rumah menangkap perselingkuhan mereka. Bahkan Ivy kini berdiri mendengar obrolan mereka, dan itu sungguh menyakiti hatinya. Dengan penuh amarah, ia mendorong keras pintu kamar itu hingga mengejutkan Nyonya Sukma dan Reno yang tengah berbaring telanjang.Bagai disambar petir. Ivy terdiam dengan tubuh kaku menatap mereka yang buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang mereka.“Ivy! Kau di sini?” Reno terkejut karena tidak me
Kasihan sekali nasibmu. Pernikahanmu batal dan impianmu menjadi artis film juga tidak punya harapan. Sungguh menyedihkan. Lebih baik kau balik lagi jadi model yang hanya menghasilkan ratusan ribu itu.” Setelah mengatakan itu, Naomi melajukan mobilnya masuk ke pekerangan mobil.Ivy sungguh hancur. Pernikahannya gagal dan sekarang karirnya untuk menjadi pemain film, tidak punya harapan lagi. Buliran air mata terus mengalir ke pipinya. Dengan langkah pelan, ia berjalan meninggalkan rumah orang tuanya. Ivy sungguh hancur dengan semua yang ia alami saat ini. Dalam hitungan menit, ia kehilangan semuanya. Saat ini, ia berjalan di pinggir jalan dalam keadaan hancur berkeping-keping. Rasanya untuk mengangkat kakinya saja, terasa begitu sulit tapi ia berusaha melangkah dengan langkah yang membawanya tanpa tujuan. Jiwanya pun serasa berpisah dari tubuhnya. Bahkan Ivy tidak sadar jika dirinya saat ini, berjalan di tengah jalan. Dan tanpa ia sadari, ada mobil putih yang melaju dari belakangnya.Se
Ivy membuka matanya perlahan-lahan sampai menatap jelas langit-langit di kamar itu. Ia merasakan seseorang tengah duduk di sampingnya hingga dengan kondisi yang masih lemah, Ivy menoleh melihat sosok itu. Seorang pria tampan duduk di sana, menatapnya dengan datar. Ivy tentu terkejut melihat sosok pria tampan itu karena itu baru pertama kali ia melihatnya. “Anda siapa?” “Jonathan Graham.” Ivy pernah mendengar nama pria itu di sebuah berita di TV. Jonathan Graham hanya satu di Indonesia, dan orang itu adalah CEO ternama yang terkenal dengan paras tampannya. Berita tentang paras pria itu memang sungguh nyata. Bukan isapan jempol belaka. Ivy melihatnya secara langsung. Pria itu sungguh gagah ditambah dengan statusnya sebagai pria paling kaya seantero Jakarta, membuat pria itu sempurna. Pantas saja, pria itu terkenal melebihi selebriti. Ternyata auranya memang kuat dan mampu menintimidasi orang yang berhadapan dengannya. Bahkan Ivy yang senang memandang wajah tampan pria itu, tak bisa te
"Nona, persiapkan diri Anda sekarang karena saya akan menjemput Anda untuk melakukan fitting gaun pernikahan Anda nanti," ucap Danny.Tiga hari setelah itu, Danny datang menjemput Ivy di sebuah rumah kontrakan yang disewa Ivy untuk tinggal sementara. Ivy kini berada di mobil yang dikendarai Danny. “Setelah menikah, Anda tidak boleh tinggal di rumah kecil seperti itu Nona.” “Iya aku tahu. Setelah menikah aku harus pindah ke rumah tuanmu. Jadi nggak usah khawatirkan masalah rumah yang kutinggali sekarang.” Danny diam dan hanya fokus menyetir mobilnya. Sekitar dua puluh menit lebih, mereka sampai di sebuah butik ternama di Kota Jakarta. Ivy turun dari mobil dan masuk ke dalam butik, didampingi oleh Danny. Di dalam, banyak pelanggan toko butik tetapi, Ivy tetap disambut baik oleh salah satu pelayan toko di sana. Bahkan Manajer di dalam langsung menyambut mereka dengan sopan, dan langsung mengantar Ivy ke sebuah kamar ganti di mana gaun pengantinnya sudah tersedia untuk dipakai. “Silah
Hari pernikahan tiba. Ivy sudah siap dengan gaun pengantinnya bahkan penjemput pengantin baru saja masuk untuk membawa Ivy keluar menuju tempat pesta. Sampai di sana, hanya ada beberapa orang yang duduk di depan penghulu. Ivy sedikit kaget dan juga penasaran dengan jumlah tamu yang hanya bisa dihitung jari tapi rasa penasarannya seketika menghilang kala ia mengingat bahwa Jonathan hanya menikahinya secara sembunyi tanpa diketahui khalayak umum. Hanya keluarga Jonathan yang tahu mengenai pernikahan mereka. Di depan para tamu duduk, Jonathan berdiri bersama Nyonya Rukmana atau sering dipanggil Nyonya Amma. Beliau adalah nenek Jonathan. Mereka berdua menatap Ivy melangkah masuk pesta pernikahan yang terlihat mewah dengan dekorasi bagaikan putri raja. Sayangnya, tak banyak tamu. Sebenarnya Jonathan mengundang banyak orang untuk datang ke pesta pernikahannya dengan Tavisa karena ingin menunjukkan pada dunia siapa wanita yang ia cintai tapi Tavisa mengalami kecelakaan hingga Jonathan pun me
“Ayo cepat masuk!”Jonathan datang menjemput Ivy di hotel dengan mobil mewahnya. Ivy pikir, setelah pria itu meninggalkannya, tidak akan datang untuk menjemputnya dan mengira akan mengutus Danny lagi. Namun, Ivy tidak menyangka jika Jonathan datang sendiri, bahkan menunggunya di depan hotel sampai dirinya keluar dari sana.“Terima kasih karena sudah datang menjemput saya!” kata Ivy yang sudah duduk di mobil, tepat di samping Jonathan.“Mulai hari ini kau adalah istriku. Ubahlah caramu bicara padaku. Jangan bicara terlalu formal seolah aku adalah atasanmu.” Jonathan tampak kesal dengan Ivy yang tidak bisa membiasakan dirinya bicara santai di depannya. Padahal ia sudah pernah mengingatkan Ivy untuk apa adanya.“Sory, aku selalu lupa kalau aku tidak seharusnya bicara terlalu formal padamu.”Jonathan tidak bicara lagi. Matanya pun kini memandang jalanan luar dibalik jendela. Sementara Ivy malah curi-curi pandang pada Jonathan. Tampang Jonathan yang dingin tak bersahabat, tak membuat Ivy m
"Perlu bantuan?" Ivy menawarkan diri untuk membantu Jonathan yang tengah sibuk memakai dasinya."Kita cuma berdua di sini. Kamu nggak perlu pura-pura menjadi istri yang baik."Ivy tulus ingin membantu Jonathan, tapi Jonathan malah menanggapi negatif maksud baiknya, mengira dirinya hanya pura-pura baik."Aku serius mau bantuin. Bukan karena pura-pura. Tapi kalau kamu nya nggak suka, ya udah." Ivy memilih meninggalkan Jonathan yang masih ada di kamar ganti. Ia menunggu suaminya di luar untuk turun sarapan bersama di bawah.Menit berikutnya, Jonathan keluar dan Ivy yang duduk di sofa, berdiri menghampiri Jonathan.Dengan tersenyum, Ivy merangkul lengan Jonathan. Jonathan langsung menatapnya dengan tajam."Kenapa melihatku seperti mau makan orang begitu? Apa karena kamu nggak suka aku rangkul begini? Bukannya kamu bilang, aku harus menunjukan di depan keluargamu hubungan mesra kita? Jadi istri soleha di depan mereka."Jonathan yang tadinya tak sadar dengan perjanjian mereka, akhirnya mengh