Wataknya yang berdarah dingin sukses membuat semua orang takut kepadanya, apalagi rumor yang sekarang beredar kalau dia menutupi wajahnya yang hancur menggunakan topeng.
Di umur 15 tahun, Ranhard dikenal berhati selembut sutra oleh semua orang. Keramahannya membuat seluruh dunia ikut mengagumi. Menjadi putra kedua Grissham Aldrick membuat Rainhard terkenal tampan dengan wajah yang mirip dengan ayahnya. Tapi, sayangnya keramahan dan kelembutan Rainhard ternyata tidak berlanjut lama. Semenjak kejadian kecelakaan antara dirinya dan ibunya membuat Rainhard membenci ayahnya karna setelah kematian ibu Rainhard, ayahnya bahkan membawa seorang wanita lain di dalam keluarganya. Padahal, belum sehari sejak ibunya meninggalkan dunia Rainhard malah mendapatkan ibu baru dan yang paling parah, Rainhard juga mendapatkan Kakak baru.
Ternyata ayahnya sudah lama menyiapkan kejutan ini untuk Rainhard. Hadiah di atas duka membuat Rainhard tidak pernah melupakan kejadian itu.
Ibu tiri Rainhard adalah salah satu selingkuhan ayah Rainhard yang dijadikan pengganti dari Nyonya besar yang telah meninggal yaitu ibu kandung Rainhard.
Rainhard masih menyelidiki penyebab dari kematian ibunya namun dia masih membutuhkan beberapa bukti.
Selama 10 tahun Rainhard menutupi wajahnya dengan topeng sebelah wajah. Kini usia Rainhard telah memasuki 25 tahun.
Selama sepuluh tahun, Rainhard berjuang untuk menutupi wajahnya dibalik topeng sebab yang jelas karna dia ingin menemukan seseorang yang menjadi dalang dari kecelakaan yang merebut nyawa ibunya.
....
"Aist ... ingatanku pasti kacau. Beraninya si tua bangka itu menjebakku dengan memberikan obat perangsang di dalam minumanku!" ucap Rainhard dengan kesal.
Rainhard dengan cepat memindahkan diri ke kursi depan untuk mengemudi. Dia luar biasa merasa enggak nyaman dengan dirinya yang memakai jas tanpa kemeja.
"Wanita asing itu, cepat atau lambat aku akan menemukannya!" gumam Rainhard kesal.
Rainhard mulai melaju dengan kecepatan tinggi dan mengemudi dengan wajah yang super serius.
....
Sedangkan di kamar Kiara, Nayra sedang tertidur lelap dengan tangan dan kaki terlentang menindih tubuh Kiara. Kiara yang tidak bisa bergerak akhirnya bangun dari tidurnya.
Perlahan Kiara membuka mata berusaha melawan kantuk tapi suara Nayra membuatnya tersadar. Pasalnya Nayra tertidur pulas sambil berbicara, yah sepertinya Nayra bermimpi.
BRUKK ....
"Dasar pria mesum! Teganya dirimu menyentuh gadis lemah sepertiku!" teriak Nayra tanpa sadar meninju pipi Kiara.
"Aowh! Nay, mimpi apaan sih. Jangan bilang dendammu terhadap pria yang merebut keperawananmu sampai di alam bawah sadarmu!" bentak Kiara menyentuh pipinya yang sakit karna tinju dari tangan Nayra.
Nayra hanya terdiam dengan mata yang masih tertutup, bukti bahwa dirinya benar-benar tidak sadarkan diri.
Kiara yang kesal mulai menyingkirkan tangan dan kaki Nayra yang ada di atas tubuhnya, "Aku cemas dia tidak akan mengubah kebiasaannya ini setelah menikah. Jangan sampai pria kaya yang menikahinya itu akan marah jika ditindih oleh Nayra. Kebiasaan Nayra masih sama, dia menguasai ranjang dan membiarkanku tidur di tepi. Aku khawatir dia akan melakukan hal yang sama dengan anak kedua Grissham!" gerutu Kiara beranjak menuju kamar mandi.
Tiba di dalam kamar mandi, Kiara melihat dirinya di cermin dan ternyata tinju Nayra benar-benar kuat dan membuat pipinya memerah.
"Astaga. Nay, tunggu pembalasanku!" ucap Kiara kesal.
Selang beberapa menit Nayra perlahan membuka mata karna silau mentari menerobos di jendela kaca dekat tempatnya tertidur lelap, ternyata yang membuka tirai adalah sahabatnya Kiara.
"Ra, apa-apaan sih! Silau tau," ucap Nayra mencoba menghalangi silau matahari dengan telapak tangannya.
"Rasain tuh! Lihat aku, gara-gara kamu pipiku jadi memerah. Dasar sahabat nakal!" jawab Kiara kesal.
Tanpa menggubris Kiara, Nayra memilih membelakangi Kiara dan menutup semua dirinya dengan selimut agar omelan Kiara tidak mengganggu tidurnya.
Dengan kesal Kiara menarik selimut Nayra dan membiarkan Nayra kedinginan, "Rasain tuh! Dasar sahabat nakal!" ejek Kiara tersenyum merasa senang.
Nayra berbalik dan menampakkan wajah yang imut layaknya kucing yang sedih, "Tega! Ra, kamu tega. Kesucianku terenggut tadi malam dan kamu malah melakukan hal seperti ini kepadaku?" tanya Nayra dengan wajah yang super sedih dan itu yang membuat Kiara menjadi luluh.
Kiara duduk di sisi ranjang, "Nay, maaf! Tapi, kamu yang salah duluan. Kamu meninjuku dengan tinju super kuat, lihatlah pipiku memerah akibat tinjumu" jawab Kiara lirih dan menyentuh lembut pipi Nayra yang super duper imut.
Nayra mulai bangun dari tidurnya dan memilih untuk beranjat ke kamar mandi, "Ra, siapkan aku bajumu yang cocok dengan ukuranku. Aku akan pergi mandi dan setelah itu aku harus pulang ke rumah!" ucap Nayra mengambil handuk di dalam lemari.
"Pulang ke rumah? Nay, enggak apa-apa kok kalau kamu mau tinggal untuk sementara waktu di sini. Aku tidak ingin keluargamu menyusahkanmu!" jawab Kiara khawatir.
"Enggak apa, Ra. Aku sudah terbiasa disusahkan oleh mereka. Lagi pula aku harus menjalankan rencanaku dengan baik!" ucap Nayra berjalan masuk ke kamar mandi.
....
Di kediaman Rainhard Aldrick tepat di kota S
"Selamat pagi, Tuan!" ucap para pelayan membungkuk menyambut seorang pemuda dengan topeng menutupi sebelah bagian wajahnya.
Seorang pemuda dengan julukan pria bertopeng memasuki rumah yang sangat mewah dan besar. Para pelayan berbaris membungkuk memberi hormat kepada tuannya.
"Di mana Rayhan?" tanya Rainhard dengan ekspresi wajah datar melangkah dengan langkah tergesa-gesa.
"Dia telah pergi, Tuan!" jawab pelayan itu masih membungkuk.
"Suruh dia kembali!" pinta Rainhard dengan tegas.
Dengan cepat pelayan itu panik dan menelpon Rayhan yang menjadi Asisten pribadi Rainhard.
Rainhard melangkahkan kakinya ke lantai dua dan menuju kamarnya untuk mandi. Dia benar-benar malu karna penampilannya yang hanya memakai jas tanpa kemeja layaknya pria seksi. Entah apa yang dipikirkan para pelayan saat melihat penampilan tuannya.
Tiba di kamar, dengan malas ia melepaskan topengnya dan memilih untuk menenggelamkan dirinya di bathtub.
Dia berendam cukup lama, pikirannya selalu saja memikirkan seorang gadis asing yang ia tiduri tadi malam. Seperti dugaannya, dia merebut kesucian gadis asing itu dan itulah yang membuatnya merasa bersalah.
"Aoh shit! Apa yang harus aku lakukan? Seharusnya aku bisa lebih mengontrol diriku tapi, aku malah terjerumus lebih dalam lagi. Mengenai wanita itu membuatku merasa bersalah, kenapa dia harus pergi sebelum aku bangun? Padahal aku bisa saja menyelesaikan ini dengan memberinya uang! Dia menyulitkanku karna telah pergi, padahal aku belum sempat melihat wajahnya dengan jelas!" ucap Rainhard kesal.
Hingga suara dari depan pintu kamar mandi menyadarkan Rainhard dari pemikirannya.
"Tuan, apa anda memanggil saya?" tanya Rayhan berusaha bersikap sopan.
"Dari mana saja? Beraninya kamu meninggalkanku tadi malam! Kau tahu, tadi malam aku melakukan kesalahan lagi!" ucap Rainhard dengan kesal.
"Maaf, Tuan tapi ...." Belum sempat Rayhan melanjutkan perkataannya, Rainhard langsung memotong.
"Pergilah ke mobilku, ambil semua pakaian mengenai wanita yang ada di sana. Bawa ke sini aku ingin melihatnya lebih jelas!" pinta Rainhard memerintahkan Rayhan agar mengambil pakaian Nayra yang ada di mobil Rainhard.
BERSAMBUNG ....
Hai dear, bagaimana menurut kalian tentang novel ini? Jika kalian menyukainya mohon kirim reviewnya yah dan jangan lupa untuk setia mendukung.Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p