Nayra terdiam sejenak.
"Jika aku menjadi bonekamu, kau akan seenaknya terhadapku. Apa kau bisa menjaga batasanmu?" tanya Nayra dingin. "Selagi kau tidak memancing emosiku, aku akan menahan diri terhadapmu. Tanggal pernikahan kita sudah ditetapkan, aku harap kamu tidak merusak semuanya!" jawab Rainhard memperingati Nayra. "Nay, jadilah wanita penurut. Aku janji akan menjagamu!" Rainhard mendekati bibir Nayra dan berniat untuk mencecapnya. Namun, Nayra menghindar dan memilih untuk memalingkan wajah. "Heh, akan menjagaku? Apa aku bisa mempercayai kata-katamu?" tanya Nayra merasa lucu dengan perkataan Rainhard. "Aku butuh surat perjanjian. Karna aku masih belum percaya kata-kata yang keluar dSelang beberapa menit, kini Nayra duduk di atas ranjang dan bersiap untuk tidur. Namun, suasana terasa canggung baginya, karna Rainhard tengah berbaring di sampingnya dan menatap kearahnya."Kamu tidak ingin tidur?" tanya Rainhard kepada Nayra yang dari tadi hanya duduk tanpa merebahkan dirinya."Aku belum mengantuk," jawab Nayra mencari alasan.Rainhard tersenyum penuh arti menatap Nayra.'Ada apa dengan senyumnya itu? Jangan-jangan dia memikirkan sesuatu yang licik,' batin Nayra.Tiba-tiba Rainhard bangun dari baringnya, "Bagaimana kalau kita melakukan olahraga malam?" tanya Rainhard tersenyum penuh kelicikan."A-apa maksudmu? Mana ada olahraga malam!" jawab Nayra.Sebenarnya Nayra tahu betul olahraga malam yang dimaksud oleh Rainhard tapi dia tidak ingin terjerumus dengan permainan licik Rainhard."Sepertinya kau tidak mengerti olahraga malam yang aku maksud!" ucap Rainhard menyentuh lembu
Cinta, menurut Nayra itu bukanlah sesuatu yang penting. Nayra bahkan belum pernah mengalami suatu hal yang dinamakan cinta, karna menurutnya ... buat apa menjalani cinta jika tak ada keseriusan di dalamnya.Kini Nayra menjalani hubungan tanpa cinta dengan pria bertopeng yang sudah jelas-jelas sedang memanfaatkan dirinya. Itu tidak penting bagi Nayra, asalkan bisa membalaskan dendam maka ia rela berkorban.Yah, Nayra tidak meminta untuk dicintai oleh lelaki bertopeng yang bernama Rainhard itu. Malahahan yang diharapkan Nayra adalah menjadi istri Rainhard agar bisa mendapat gelar Nyonya Rain. Dengan gelar itu, Nayra bisa memanfaatkannya dan tidak akan direndahkan lagi.....Setelah selesai mandi, Nayra memakai handuk dan keluar dari kamar mandi. Dia dikejutkan saat melihat Rainhard yang tengah duduk di atas tempat tidur dengan tangan yang menyentuh dagunya."Kenapa kamu bangun? Bukannya tadi kamu tidur?" tanya Nayra memeluk dirinya
"Sepertinya kau ahli dalam menyembunyikan sesuatu. Rumah ini sudah jelas-jelas bersih, mana mungkin ada debu. Nay, kamu tidak bisa membodohiku. Aku tahu, kau sedang memikirkan sesuatu!" tebak Rainhard.Nayra dengan cepat menyangkal, "A-aku ha-hanya ... sungguh! Mataku--"Belum sempat Nayra melanjutkan perkataannya, Rainhard langsung memotong, "Baiklah! Jika kamu tidak ingin mengungkapkannya, aku tidak akan memaksa!" jawab Rainhard.Nayra kemudian terdiam. Selang beberapa menit, mereka berdua mulai keluar dari kamar spesial itu.Mereka menggunakan lift untuk pergi ke lantai bawah karna menggunakan tangga akan membuang banyak waktu.Sarapan telah sedia, mereka berdua mulai duduk dan menghidangkan makanan yang telah disiapkan oleh pembantu Rainhard."Makanan apa ini?" protes Nayra."Makanan yang akan tren di masa depan!" jawab Rainhard dingin.'Makanan tren di masa depan apanya. Ini cuman bubur
Rainhard tersenyum penuh arti karna ternyata Nayra mahir dalam hal merangkai kata. Hingga tiba-tiba Rainhard melingkarkan tangannya di pinggang Nayra dan menariknya, sehingga Nayra terkejut dan tangannya tengah menyentuh dada Rainhard.Mata mereka bertemu, seketika suara degup jantung Nayra terdengar dengan jelas di telinga Rainhard. Tatapan Rainhard membuat Nayra tidak bisa mengalihkan pandangan. Mata ungu gelap itu terlihat indah dengan binar mata bercahaya.'Ya ampun, meski memakai topeng dia juga terlihat menawan dari dekat,' batin Nayra.Nayra menggerakkan tangannya tanpa sengaja berniat untuk membuka topeng Rainhard. Namun Rainhard dengan sigap menggenggam pergelangan tangan Nayra, "Aku tidak akan pernah membiarkanmu melihat wajah asliku!" tegas Rainhard dingin dan menatap Nayra dengan tatapan tajam."Aku akan menjadi istrimu. Aku berhak melihat wajah di balik topeng ini," jawab Nayra.
Nayra mendorong Rainhard sekuat tenaga, di benar-benar tidak akan mengabulkan keinginan Rainhard untuk melakukannya di ruangan kerja."Rain, sadarlah! Kita tidak mungkin melakukan itu di sini!" bentak Nayra kesal."Kenapa tidak mungkin? Jika aku mau maka kau tidak berhak menolak!" jawab Rainhard ikut kesal.Rainhard menarik gaun Nayra sehingga bagian bahu Nayra terlihat. Bukan hanya itu, Rainhard juga menikmati bahu Nayra dan meninggalkan bekas merah.Sekeras apapun Nayra menolak, Rainhard tetap saja tidak ingin menyingkir.Hingga suara telpon masuk terdengar. Nayra mengambil kesempatan, dengan cepat mendorong Rainhard dan memperbaiki gaunnya. Nayra sedikit panik dan mengambil ponsel yang ada di tasnya.Nayra melihat layar ponselnya dan ternyata yang menelpon adalah Helena. Tertulis dengan jelas nama pemanggil yaitu "Ratu Sandiwara"."Kenapa tidak diangkat?" tanya Rainhard penasaran.
Adam terkejut saat seorang pria menyapanya dengan hawa yang super dingin. Ekspresi wajahnya tiba-tiba memperlihatkan rasa takut akan suasana yang sedang terjadi."Rrr-ra-rainhard," gumam Adam ketakutan.Helena dengan cepat menghampiri Rainhard berusaha untuk ramah dan menyambut kedatangan Rainhard."Rain, selamat datang di rumah sederhana kami. Ternyata kamu datang untuk mencari Nayra," ucap Helena dengan sandiwaranya."Rain? Sejak kapan kita sedekat itu sehingga kau memanggil namaku seperti itu. Seharusnya kamu memanggilku dengan sebutan Tuan Rainhard!" balas Rainhard sinis.Helena terdiam sejenak, 'Sial! Anak berwajah hancur ini malah berlagak di hadapanku!' batin Helena kesal.Rainhard melangkah melewati Helena dan berjalan menuju Adam. Tanpa sengaja Rainhard melihat Cleo yang tengah berdiri mematung dan menatap kearahnya.Dia menghentikan langkahnya dan menatap Cleo, "Siapa dia?" tanya Rainhard
Nayra menutup tirainya dengan rasa kesal. Tatapan Rainhard masih saja terlihat mengancm sehingga Nayra tidak berani lagi beradu mulut dengannya."Istirahatlah dengan baik, Tuan!" ketus Nayra."Hei, lama kelamaan kamu berani kepadaku. Bersikap sopanlah sedikit, jika tidak ...." Rainhard mengancam Nayra dengan tangan saling meninju pertanda memberi kode jika Nayra macam-macam terhadapnya maka dia akan melakukan suatu hal yang dapat merugikan Nayra.Nayra seketika meminta maaf, "Ma-maaf Tuan Rain, saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sama," ucap Nayra dengan cepat menutupi kaki Rainhard dengan selimut pertanda mencuri perhatian Rainhard."Kemarilah!" pinta Rainhard seketika menghentikan gerakan tangan Nayra."Anda perlu istirahat. Kalau begitu, aku akan membuatkan anda secangkir teh," ucap Nayra tersenyum mencari alasan untuk segera pergi dari sisi Rainhard.'Aku tidak tahan dengan Pria merepotkan sepert
Nayra luar biasa gugup atas perlakuan Rainhard yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dia berusaha untuk terlepas dari pelukan Rainhard namun Rainhard tengah asiknya meraba paha Nayra."A-apa yang kamu lakukan? Rain, singkirkan tanganmu!" pinta Nayra berusaha untuk meronta-ronta."Kenapa? Apakah area ini yang membuatmu terangsang?" tanya Rainhard tanpa pikir panjang.Nayra merasa kesal dan tersinggung dengan perkataan Rainhard yang tidak senonoh, hingga Rainhard memegang dagu Nayra dan menyecap bibir Nayra penuh dengan paksaan.Nayra sulit bernapas akibat cecapan Rainhard. Sepertinya Rainhard kesal karna Nayra sama sekali belum sepenuhnya jadi penurut.Nayra berusaha mendorong Rainhard, tangannya bahkan memukul dada Rainhard akibat terlalu sesak napas. Namun sikap Rainhard yang arogan membuat Nayra sia-sia berusaha melepaskan diri.Selang beberapa menit, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Rainha