Anna memiringkan wajah seakan sedang mengingat sesuatu. Alisnya berkerut, matanya memandang ke atas seolah berusaha menggali memori yang tersimpan jauh. Tapi memang tidak ada yang diingatnya. Tepatnya, tidak ada sesuatu yang pernah didengarnya dari siapa pun di rumah ini tentang keluarga Felix.“Tidak pernah dengar,” ujar Anna jujur sambil mengangkat bahu. Nadanya santai, seolah hal itu sama sekali bukan masalah besar.“Felix tidak pernah bercerita?” Viona merasa tidak puas. Suaranya naik satu oktaf. Itu hanya menunjukkan dua hal, keluarga Dawson tidak penting hingga Felix merasa tidak perlu mengungkitnya pada sang istri, atau istrinya yang tidak penting hingga dia merasa tidak perlu mengenalkan gadis ini pada keluarganya.Ini pasti bukan pernikahan yang direncanakan. Entah dari pinggir jalan yang mana sang sepupu mengambilnya.Viona melirik sekilas pada ibunya, mencoba menangkap reaksi Aurel. Wanita yang lebih tua itu duduk tegak, wajahnya datar namun mata tajamnya tidak lepas dari A
Adam berdehem sebelum menjawab pertanyaan Viona. “Dia sedang beristirahat di kamarnya.” Suaranya terdengar datar, tanpa emosi yang berlebihan. Lalu buru-buru menambahkan, “Aku akan pergi ke kamarku sekarang.”Dia meninggalkan satu keluarga di belakangnya tanpa menoleh lagi. Langkahnya terlihat tenang, namun ada sesuatu yang terasa dipaksakan dalam cara dia berjalan. Kenyataannya, Adam ingin sekali berlari dari tempat itu.Setiap langkah yang membawanya menjauh dari ruang tamu terasa seperti pembebasan. Adam menghela napas panjang ketika akhirnya sampai di kamarnya.Tinggal di rumah ini sudah tidak semenyenangkan dulu lagi, Adam mengeluh dalam hati. Dia teringat isterinya sebentar. Wajah lembut yang selalu menyambutnya dengan senyum hangat setelah hari yang melelahkan. Kemudian bayangan wanita lembut itu segera tergantikan Helena. Wajah yang berbeda, tetapi kehangatan yang sama.Adam berhenti di depan pintu kamarnya, tangannya memegang gagang pintu tanpa membukanya. Bagaimana pun hidu
Adam masih dipenuhi dengan rencana dan kewaspadaan saat Garret datang dengan terburu-buru. Langkah kaki kepala pelayan itu terdengar lebih cepat dari biasanya, membuat Adam langsung menoleh padanya.“Tuan, keluarga Dawson sedang dalam perjalanan ke sini. Baru saja nyonya Dawson menelepon.” Garret tidak biasanya merasa ngeri. Dia sedang teringat pada Nyonya Harrington di lantai atas. Wajahnya pucat, seolah baru saja melihat hantu.Keluarga Dawson adalah cabang dari keluarga Harrington. Nyonya Dawson atau Aurel Dawson adalah adik perempuan dari ayah Felix. Dia tinggal di sebuah mansion di bagian lain kota Lumora dan baru kembali dari bepergian ke luar negeri. Wanita berusia empat puluh lima tahun itu dikenal karena sikapnya yang tegas dan pandangannya yang kuno tentang kelas sosial.Mereka adalah keluarga yang cukup ramah pada orang yang memiliki status sosial satu dua level di bawah mereka. Tapi keluarga ini tidak memberikan toleransi pada seorang dengan status sosial yang jauh lebih r
Kantor Bantuan Hukum Middleton terlihat sepi pada siang hari yang cerah itu. Tidak banyak pengunjung yang datang. Tempat parkir hanya diisi beberapa buah kendaraan yang berjejer rapi di bawah pohon maple. Saat mobil berhenti di sana, Anna nyaris terbang ke luar seolah-olah dia terlambat untuk ujian penting. Silvia terpaksa menyamai langkah cepat Anna dan berjalan mengikutinya ke arah pintu masuk gedung berlantai dua yang dicat putih bersih.Di dalam lebih sepi dari yang mereka bayangkan. Hanya ada seorang wanita berusia empat puluhan duduk di balik meja resepsionis dengan kacamata baca bertengger di hidungnya. Dia sedang mengetik sesuatu di laptopnya."Selamat siang. Saya ingin mengajukan permohonan bantuan hukum." Anna bicara dengan hati-hati. Matanya melirik ke sekitar ruangan yang asing dengan dinding berwarna krem dan beberapa poster tentang hak-hak hukum yang terpasang.Wanita resepsionis itu mengangkat kepalanya dan tersenyum ramah. "Silakan isi formulir pendaftaran ini," ujarny
Silvia pikir, dia bisa memberitahu tuan Harrington tentang keuangan Anna. Anggap saja dia menolong dirinya sendiri. Jika nyonya terus berhemat, dia tidak sanggup menanggung malu untuk keluarga Harrington. Lagi pula akan aneh jika dia yang terus mentraktir nyonya majikannya ini. Dia bisa bangkrut.“Nyonya—““Apa kau juga ingin dipukuli? Kau terus-terusan memanggil nyonya. Seseorang akan mendengarnya dan identitasku akan terbongkar.” Anna memarahi Silvia dengan suara berbisik namun tegas. Matanya melirik ke sekeliling kafeteria yang ramai. Dia memiliki alasannya sendiri. Entah kenapa Anna masih belum bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah menikah.“Maaf—“ Hampir saja Silvia memanggil nyonya lagi pada Anna. Dia menggigit bibirnya, merasa frustrasi dengan situasi yang rumit ini.Silvia berada dalam dilema. Akan lebih baik jika fakta ini terbongkar. Bagaimana dia sanggup menerima identitas yang bukan miliknya? Kini orang-orang di universitas mengenalnya sebagai nyonya Harrington muda. Tap
Cerita itu menyebar dengan cepat dari satu ruang kelas ke ruang kelas lain hingga seluruh penghuni universitas mengetahuinya. Sepanjang waktu hari itu, semua orang membicarakan tentang Dorothy yang datang dengan seorang pengacara dan kembali dipukuli Anna. Lagi-lagi Anna menjadi pusat perhatian di kampus.Waktu dia memasuki kantin untuk makan siang, orang-orang mulai berbisik. Suara-suara pelan bercampur dengan bunyi sendok dan garpu yang bersentuhan dengan piring. Beberapa gadis kaya yang memiliki perilaku menyerupai Dorothy menghindari berselisih jalan dengan Anna. Mereka dengan sengaja mengambil rute yang berbeda atau berpura-pura sibuk dengan ponsel mereka. Meski tidak yakin Anna bakal lolos dari cengkeraman keluarga Langford, tidak ada yang mau dipukuli sampai babak belur. Mereka menghargai kecantikan sendiri. Meski semua bisa diobati, atau bahkan diperbarui dengan operasi, tentu saja itu tidak akan sama lagi.“Nyonya ingin makan sesuatu? Aku akan memesan.” Silvia merendahkan s