Home / Romansa / Pengantin Dadakan Sang Mafia / Bab 41. Serangan Panik

Share

Bab 41. Serangan Panik

Author: Lafiza
last update Last Updated: 2025-07-22 20:53:11

“Ibu!” Viona berseru memanggil ibunya yang duduk di sofa dengan tubuh kaku. Wajahnya pucat pasi, mata melebar dengan tatapan kosong ke depan. “Apa yang terjadi?!”

Viona bergegas menghampiri dan mengguncang tubuh ibunya dengan lembut. Tetapi Aurel hanya duduk tegak dengan dua tangan membekap mulutnya erat-erat. Dadanya naik turun tidak beraturan. Dia seperti tidak bernapas.

Serangan panik.

“Nyonya, bernapaslah.” Garret ikut menyadarkan wanita itu dengan suara tenang namun tegas. Dia menunduk di hadapan nyonya Dawson, mencoba menangkap tatapannya. “Bernapaslah perlahan. Tarik napas... buang napas...”

Ketika melihat kondisi majikannya tidak membaik, Garret menoleh cepat ke arah pintu. “Panggil tuan Dawson!” Dia berteriak pada seorang pelayan yang berdiri bingung di dekat pintu ruang tamu.

Pelayan itu segera berlari keluar dengan panik.

Suasana ruang tamu yang semula tegang berubah riuh. Beberapa pelayan lain mulai berdatangan, berbisik-bisik dengan wajah cemas.

“Ibu!” Viona terus meman
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 42. Nyonya Sebenarnya Cukup Kejam.

    Felix tidak berniat kembali ke rumah sore itu. Dia masih harus memeriksa pengiriman dari gudang di luar kota ketika pesan dari Adam masuk ke ponselnya. Dengan sigap, dia menekan layar dan membaca pesan singkat itu. Setelah membaca pesannya, kerutan di keningnya segera tercipta.Baru tadi pagi isterinya membuat masalah. Apakah dia akan mengacau lagi di rumah?Felix menghela napas panjang. Rasanya dia baru saja menyelesaikan satu masalah, dan sekarang ada lagi. Dia menatap keluar jendela mobil, melihat gedung-gedung tinggi yang berlalu lalang. Saat dia memutuskan pulang dan menyuruh supir memutar arah mobil, saat itulah Aurel mendapat serangan panik. Dia hanya menemukan Anna sendirian di ruang tamu tengah bermain game di ponselnya. Suara tembakan dan musik latar permainan memenuhi ruangan itu. Meski berisik, tapi terasa tenang. Jenis ketenangan yang aneh. Tidak ada tanda-tanda pernah terjadi pertarungan.Anna duduk bersila di sofa dengan santai, seolah tidak ada yang terjadi. Ponselny

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 41. Serangan Panik

    “Ibu!” Viona berseru memanggil ibunya yang duduk di sofa dengan tubuh kaku. Wajahnya pucat pasi, mata melebar dengan tatapan kosong ke depan. “Apa yang terjadi?!” Viona bergegas menghampiri dan mengguncang tubuh ibunya dengan lembut. Tetapi Aurel hanya duduk tegak dengan dua tangan membekap mulutnya erat-erat. Dadanya naik turun tidak beraturan. Dia seperti tidak bernapas.Serangan panik.“Nyonya, bernapaslah.” Garret ikut menyadarkan wanita itu dengan suara tenang namun tegas. Dia menunduk di hadapan nyonya Dawson, mencoba menangkap tatapannya. “Bernapaslah perlahan. Tarik napas... buang napas...” Ketika melihat kondisi majikannya tidak membaik, Garret menoleh cepat ke arah pintu. “Panggil tuan Dawson!” Dia berteriak pada seorang pelayan yang berdiri bingung di dekat pintu ruang tamu.Pelayan itu segera berlari keluar dengan panik.Suasana ruang tamu yang semula tegang berubah riuh. Beberapa pelayan lain mulai berdatangan, berbisik-bisik dengan wajah cemas.“Ibu!” Viona terus meman

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 40. Omong Kosong Tentang Cinta

    Anna memiringkan wajah seakan sedang mengingat sesuatu. Alisnya berkerut, matanya memandang ke atas seolah berusaha menggali memori yang tersimpan jauh. Tapi memang tidak ada yang diingatnya. Tepatnya, tidak ada sesuatu yang pernah didengarnya dari siapa pun di rumah ini tentang keluarga Felix.“Tidak pernah dengar,” ujar Anna jujur sambil mengangkat bahu. Nadanya santai, seolah hal itu sama sekali bukan masalah besar.“Felix tidak pernah bercerita?” Viona merasa tidak puas. Suaranya naik satu oktaf. Itu hanya menunjukkan dua hal, keluarga Dawson tidak penting hingga Felix merasa tidak perlu mengungkitnya pada sang istri, atau istrinya yang tidak penting hingga dia merasa tidak perlu mengenalkan gadis ini pada keluarganya.Ini pasti bukan pernikahan yang direncanakan. Entah dari pinggir jalan yang mana sang sepupu mengambilnya.Viona melirik sekilas pada ibunya, mencoba menangkap reaksi Aurel. Wanita yang lebih tua itu duduk tegak, wajahnya datar namun mata tajamnya tidak lepas dari A

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 39. Dari Kelas Sosial Rendah

    Adam berdehem sebelum menjawab pertanyaan Viona. “Dia sedang beristirahat di kamarnya.” Suaranya terdengar datar, tanpa emosi yang berlebihan. Lalu buru-buru menambahkan, “Aku akan pergi ke kamarku sekarang.”Dia meninggalkan satu keluarga di belakangnya tanpa menoleh lagi. Langkahnya terlihat tenang, namun ada sesuatu yang terasa dipaksakan dalam cara dia berjalan. Kenyataannya, Adam ingin sekali berlari dari tempat itu.Setiap langkah yang membawanya menjauh dari ruang tamu terasa seperti pembebasan. Adam menghela napas panjang ketika akhirnya sampai di kamarnya.Tinggal di rumah ini sudah tidak semenyenangkan dulu lagi, Adam mengeluh dalam hati. Dia teringat isterinya sebentar. Wajah lembut yang selalu menyambutnya dengan senyum hangat setelah hari yang melelahkan. Kemudian bayangan wanita lembut itu segera tergantikan Helena. Wajah yang berbeda, tetapi kehangatan yang sama.Adam berhenti di depan pintu kamarnya, tangannya memegang gagang pintu tanpa membukanya. Bagaimana pun hidu

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 38. Kunjungan Keluarga Dawson

    Adam masih dipenuhi dengan rencana dan kewaspadaan saat Garret datang dengan terburu-buru. Langkah kaki kepala pelayan itu terdengar lebih cepat dari biasanya, membuat Adam langsung menoleh padanya.“Tuan, keluarga Dawson sedang dalam perjalanan ke sini. Baru saja nyonya Dawson menelepon.” Garret tidak biasanya merasa ngeri. Dia sedang teringat pada Nyonya Harrington di lantai atas. Wajahnya pucat, seolah baru saja melihat hantu.Keluarga Dawson adalah cabang dari keluarga Harrington. Nyonya Dawson atau Aurel Dawson adalah adik perempuan dari ayah Felix. Dia tinggal di sebuah mansion di bagian lain kota Lumora dan baru kembali dari bepergian ke luar negeri. Wanita berusia empat puluh lima tahun itu dikenal karena sikapnya yang tegas dan pandangannya yang kuno tentang kelas sosial.Mereka adalah keluarga yang cukup ramah pada orang yang memiliki status sosial satu dua level di bawah mereka. Tapi keluarga ini tidak memberikan toleransi pada seorang dengan status sosial yang jauh lebih r

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 37. Tentang Sumpah Setia Adam

    Kantor Bantuan Hukum Middleton terlihat sepi pada siang hari yang cerah itu. Tidak banyak pengunjung yang datang. Tempat parkir hanya diisi beberapa buah kendaraan yang berjejer rapi di bawah pohon maple. Saat mobil berhenti di sana, Anna nyaris terbang ke luar seolah-olah dia terlambat untuk ujian penting. Silvia terpaksa menyamai langkah cepat Anna dan berjalan mengikutinya ke arah pintu masuk gedung berlantai dua yang dicat putih bersih.Di dalam lebih sepi dari yang mereka bayangkan. Hanya ada seorang wanita berusia empat puluhan duduk di balik meja resepsionis dengan kacamata baca bertengger di hidungnya. Dia sedang mengetik sesuatu di laptopnya."Selamat siang. Saya ingin mengajukan permohonan bantuan hukum." Anna bicara dengan hati-hati. Matanya melirik ke sekitar ruangan yang asing dengan dinding berwarna krem dan beberapa poster tentang hak-hak hukum yang terpasang.Wanita resepsionis itu mengangkat kepalanya dan tersenyum ramah. "Silakan isi formulir pendaftaran ini," ujarny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status