Beranda / Romansa / Pengantin Pengganti Bos Mafia / 7. Penawaran yang Menarik.

Share

7. Penawaran yang Menarik.

Penulis: Ashh_
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-09 13:01:53

Di sinilah mereka sekarang, di sebuah taman yang ada di belakang rumah kecil dan cukup jauh dari rumah utama.

“Sekarang jelaskan, apa yang kau mau?”

“Tentu saja, saya juga tidak bisa lama-lama,” kata pelayan laki-laki tersebut.

“Saya tahu, Anda ingin segera pergi dari sini,`kan? Saya bisa membantu Anda.”

Lynette berdeham kecil. “Benarkah? Lalu, apa yang harus aku lakukan?”

Di dalam pikirannya, hanya ingin pergi dari mansion terkutuk ini. Tawaran tersebut seolah memberikan dia kesempatan untuk pergi.

Kejadian yang tidak begitu mengenakkan dan tidak mungkin dia lupakan begitu saja.

Pelayan laki-laki itu tersenyum tipis. Kemudian menunjuk ke arah gerbang depan yang jauh dari tempat mereka.

“Sebelum kita pergi melewati gerbang kebebasan itu, Anda harus melakukan suatu hal yang akan menjadi kunci utama misi ini.”

“Aku? Apa yang harus aku lakukan?”

Lynette tidak bisa berdiam diri di sini. Bagaimana pun caranya, dia harus segera keluar dan bertemu dengan ayahnya.

“Namaku Taylor Frecne, aku pelayan kepercayaan Tuan Issac. Nama Anda Lynette bukan, Nyonya Issac?”

Nyonya Issac, panggilan yang menggelitik telinga Lynette. Terasa asing dan mengerikan baginya.

"Ya, itu namaku.”

Menatap Lynette dengan pandangan menilai, Taylor lagi-lagi tersenyum. “Aku tahu, kenapa Tuan Isaac dengan mudah menerimamu di rumah ini.”

“Apa maksudmu? Bisakah kau langsung pada intinya?”

“Tenang, Nyonya! Apa Anda takut, jika Tuan Issac memergoki kita?”

Pertanyaan dari Taylor, langsung membuat bulu kudu Lynette berdiri. Belum sempat dia melupakan kejadian pagi tadi, tapi seseorang mengingatkannya kembali.

“Tuan Issac tidak akan kembali ke Mansion tepat pukul 10 malam. Dia selalu teratur dalam melakukan semua hal, termasuk pada apa yang dia inginkan. Sempurna, menggoda dan memuaskan. Itu 3 hal yang Anda miliki dan cocok dengan seleranya.”

“Kau tidak mencoba untuk mempermainkan aku `kan?”

“Tidak, Nyonya. Karena saya juga mempunyai tujuan yang sama dengan Anda.”

“Nyonya, yang harus Anda lakukan hanyalah mendapatkan hati Tuan Issac, genggam erat dalam telapak tangan Anda. Buat dia tidak bisa melakukan hal lain, selain memuja Anda. Setelah itu, saya yang akan melanjutkan melakukan bagian dari misi ini,” tambah Taylor dengan wajah yang sangat serius.

Mata kuning cerah itu seolah membius Lynette dengan kalimat ringan yang penuh intimidasi. Sebelum Lynette mengatakan apa yang akan menjadi jawabannya, tiba-tiba saja terdengar suara tembakan yang sangat keras.

Keduanya lantas berdiri dari posisi jongkok di bawah tebing taman, melihat ke sekeliling taman dan jalanan menuju gerbang utama telah penuh dengan para penjaga yang bersimbah darah.

Tembakan demi tembakan terus meluncur, para penjaga yang berhamburan dari rumah utama dan dari berbagai sudut membalas tak kalah brutal serangan yang entah dari mana itu.

“Lewat sini, Nyonya!”

Tangan Lynette ditarik kasar, berlari ke gang kecil samping tebing, menjauhi area penembakan. Mereka berlari dengan cepat, hingga berhenti di sebuah lorong panjang yang sangat gelap.

Sebelum Lynette masuk, dia sempat melihat salah satu penjaga berlari ke arahnya dan tiba-tiba saja tembakan datang dari arah belakang.

Darah keluar dari mulut membasahi pakaian Lynette.

“Selamat malam,” bisik Lucian tepat di telinga kanan Lynette.

Tangan Lucian melingkari pinggang kecil Lynette dan menariknya dalam rengkuhannya. Mengecup leher putih dengan ke nih gairah.

Malam ini pukul 10 malam, Lynette memakai baju tipis yang menerawang dengan bibir yang terpoles lipstick merah, sesuai dengan apa yang diperintahkan Lucius.

“Aku senang sekali, kau menuruti apa yang aku inginkan.”

Lynette menahan napasnya, ketika tangan Lucian meraba area perut kemudian turun meraih tungkainya dan menggendong ke atas ranjang.

Lynette tidak paham dengan perkataan pelayan laki-laki tadi tentang misi mereka. Dia terlalu naif dan dengan begitu mudah menyerahkan rasa takutnya pada Lucian.

Baju Lynette disingkirkan oleh tangan sang suami yang begitu lihai. Lucian tidak bisa menahan diri untuk tidak bersiul dengan dirinya yang mendapatkan pemandangan sangat indah dan begitu erotis.

"Apa kau ketakutan?"

"Tidak."

"Tergambar di wajahmu dengan begitu jelas, mengapa kau harus berbohong, heum?"

Lynette menggigit bibir bawahnya, ketika Lucian mulai memasuki dirinya dengan cukup kasar. Membuatnya terengah-engah dan secara tidak sadar, dia hampir berteriak dan kehabisan tenaga dipermainan yang baru saja Lucian mulai.

Melihat Lynette yang hampir pingsan, Lucian segera menyelesaikannya dan duduk di pinggir ranjang dengan mengamati punggung polos sang istri.

Kemudian terpikir olehnya dan sebuah pertanyaan dia berikan.

"Bagaimana rasanya melihat orang mati tepat di depan matamu?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   8. Proyek Kematian 170DH.

    Pertanyaan yang datang dari bibir suaminya, membuat rasa kantuk dan lelah yang Lynette rasakan tiba-tiba luruh seketika. Tidak mendapatkan jawaban dari sang istri, Lucian memajukan tubuhnya, menumpu dagu runcingnya di atas lengan kurus Lynette.“Kenapa kau tidak menjawabnya? Bagaimana perasaanmu setelah melihat hal tersebut? Apa kau senang?”Senang? Lynette menoleh dan matanya langsung terkunci dengan iris biru kelam milik Lucian. Keduanya bertatapan dengan cukup lama, sebelum Lucian menegakkan punggung dan kembali ke tempat semula. “Aku melihatmu berlari melewati lorong bawah tanah yang panggalnya berada sangat jauh dari rumah utama, kira-kira apa yang sedang kau lakukan di sana?”“Aku-aku hanya ingin melihat-lihat sebentar,” cicitnya dengan suara yang bergetar.“Benarkah? Lalu, apa yang kau lakukan dengan pelayan Taylor di sana?”Lynette tidah merasakan rasa takut yang seperti ini. Napasnya tercekat dan pikirannya kosong seketika. Bagaimana bisa Lucian tahu, dia telah melihat oran

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   9. Tidak Perlu Diketahui.

    Pembicaraan mengenai proyek 170DH itu terus berlanjut, Lynette hanya bisa mendengarkan dan menunggu jeda dari pembicaraan seru keduanya. Tangannya masih aktif mencuci banyaknya sayuran dan beberapa buah, menggantinya ke wadah bersih. “Tapi, kenapa juga mereka melakukannya lagi, ya? Apa ada sesuatu yang terjadi?” Pertanyaan dari Glea dengan suara pelan membuat Brich menundukkan kepala dan mendekat ke tengah-tengah. Secara spontan, Lynette juga ikut mendekat dan memasang telinga dengan baik-baik. Ketiganya saling pandang, sebelum tiba-tiba Brich membuat gerakan tangan mencakar dan memasang wajah mengerikan. “Ada banyak penghianat di dalam sini dan Tuan issac ingin menghanguskan mereka semua. Menjadi abu dan mengumpulkan darah mereka untuk di minum.”Tepukan kuat Brich dapatkan dari Glea. “Kau mengatakan hal mengerikan di depan istrinya.”Lynette melirik keduanya dengan wajah polos, dia menarik diri dari sana dan menumpukkan sayuran yang telah dia bersihkan. Mengambilnya satu helai da

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-02
  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   10. Ingatan yang Lalu.

    Gelap, sunyi, dan sendiri. Lynette membuka matanya selebar yang dia bisa, namun tetap dia tidak mendapatkan pandangan apa pun. “Tu-tuan Issac? Tuan, Anda di mana?”“Aku mohon! Jangan bunuh aku!”Lynette terkesiap dengan dada yang berdebar dengan kencang. Suara itu terdengar begitu nyaring, serak, dan penuh keputusasaan.Namun, siapa dia? “Tuan! Tu-tuan Issac!” teriaknya sekali lagi. Kedua tangannya menyentuh permukaan tanah kasar yang dia genggam dan remat dengan erat. Lynette bingung, saat ini dia ada di mana? Yang dia ingat, hanya dapur, suara aneh, dan darah. Wanita itu berdiri dari duduknya, memutar tubuh ke kanan dan kiri, berharap mendapatkan secercah cahaya untuk menemukan jawaban, di manakah dia sekarang? “Tuan Issac,” panggil Lynette dengan pelan. Entah kenapa hanya nama itu yang terbesit dalam hatinya. “Tidak! Jangan bawa Lynette! Dia cintaku yang tersisa, aku mohon, Nyonya Anya! Jangan bawa Lynette!”Teriakan itu datang lagi dan kini namanya pun ikut disebut. Hati L

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-02
  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   11. Dokter Haydee.

    Rasa pusing menghantam kesadarannya dengan telak. Matanya menyipit merasakan tusukan cahaya lampu yang terang, dia melengguh memegangi kepalanya. “Kau sudah menelpon Dokter Haydee?”“Tentu saja! Kau ingin kita beneran mati di tangan Tuan Issac?”“Aku hanya bertanya!”“Jangan berteriak! Nyonye Lynette telah sadar!”Pertengkaran itu terhenti, ketika Lyentte menggerang dan bangkit dari tidurannya. Glea dan Brich segera membantu dan memberikan segelas air pada Lynette. “Nyonya?”“Ya, Brich. Aku mendengarmu. Apa aku pingsan?”Brich menganggukkan kepala, gadis itu memperbaiki letak kaca matanya dan bergegas bangkit saat mendengar suara pintu diketuk. Yang datang adalah dokter keluarga Issac.“Silahkan masuk, Dokter!” Brich mempersilahkan.Dokter Haydee masuk dengan pakaiannya yang modis. Sebuah dress ketat berwarna merah menyala, rambutnya digulung ke atas, memperlihatkan lehernya yang jenjang. Kakinya melangkah dengan anggun, selaras dengan ketukan sepatu hak tinggi yang berdenting berir

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-03
  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   12. Jemari Panas Miliknya.

    "Tuan?" Lucian menarik pinggang sempit Lynette mendekat kepadanya, kepala wanita itu dia angkat dan menempatkan lengan kanannya di bawah kepala sang istri. Deru napas hangat Lynette menabrak leher Lucian, seolah mengatakan secara tak tersirat jika demamnya lumayan tinggi. Tidak ada yang bisa Lynette lakukan selain pasrah dengan dentuman jantung yang berirama tidak santai. "Jika malam tiba, tidak ada kah yang mengatakan kepadamu, tidak boleh keluar dari kawasan rumah selain dengan pengawal?" "Tidak." "Baik, aku akan menghukum mereka yang telah lalai dalam pekerjaan." Telinga Lynette menjadi lebih sensitif mendengar kata 'hukum', wanita itu sontak mengangkat kepalanya dengan cepat. Akibatnya kepalanya secara tidak sengaja berbenturan dengan dagu Lucian. Suaranya cukup menyakitkan, Lynette bangkit dari tidurann dan mengusap dagu Lucian dengan ringisan di wajahnya. Namun, tidak ada reaksi yang berlebihan dari Lucian. Tidak ada wajah kesakitan atau wajah galak yang b

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-03
  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   13. Rencana yang Pertama.

    Lynette tidak berhenti menggerang selama sisa siang itu. Dia tidak punya energi yang tersisa. Tubuhnya belum sembuh sempurna, tapi Lucian melakukannya dengan cukup kasar. Lucian mengancing kemejanya dengan mata yang tidak lepas dari Lynette yang tertidur. Punggung polos yang penuh bercak cinta miliknya terpampang dengan cantik, secantik wanita yang bahunya dia cium berulang kali sebelum pergi dari sana. Rekash yang masih setia di depan pintu, langsung menegakkan badannya ketika tuannya keluar dari sana. Wajah yang segar dengan aura yang lebih tenang dari sebelumnya, membuat Rekash tidak tahu harus bersyukur atau tidak. “Maaf, kan saya Tuan. Tapi, Tuan Elias membatalkan pertemuannya dan ingin menggantinya lain waktu. Sedangkan Nona Emma membatalkan kerja samanya.”“Atur kembali pertemuan dengan Tuan Elias, untuk Nona Emma tidak masalah. Kita tidak membutuhkan bahan dasar dari dia.”“Baik, Tuan. Setelah ini, Anda ingin kembali ke kantor atau yang lain?”Pertanyaan Rekash menghentikan

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-04
  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   14. Jebakan Para Penghianat.

    Ruangan yang tadinya sepi dan seperti tak berpenghuni, kini tiba-tiba saja menjadi ramai. Lynette menoleh ke belakang melihat banyaknya orang yang muncul dari balik gelepan, dari balik tingginya rak-rak perpustakaan lama. Orang-orang itu memakai pakaian serba hitam dengan kepala yang tertutup dengan topi serta masker. Di tangan mereka juga terdapat senjata tajam yang mana membuat Lynette terkejut setengah mati. Dia ke sini karena ingin bertemu dengan Taylor, tapi apa ini? Siapa orang-orang ini? Dan, Lucian?Belum sempat Lynette mencerna ketegangan yang mulai menyebar, pergelangan tangannya ditarik paksa. Dia disergap oleh sebuah pisau yang ada di depan lehernya tepat.“Rekash!”Rekash yang tadinya berdiri tidak jauh dari perpustakaan, tiba-tiba berlari dengan sangat kencang mendengar nada tinggi sang tuan. Sesampainya di belakang Lucian, asisten pribadi itu terkejut luar biasa.Ternyata benar, di sini adalah tempat para penghianat berkumpul. Tapi, “Nyonya Issac! Kenapa bisa ada d

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   15. Glea dan Kecurigaan.

    Ruangan itu penuh dengan decak basah dengan geraman rendah Lucian. Lynette merasakan perih di bibirnya, ketika Lucian menariknya dengan gigi. Kemudian menyesap bibir merahnya dengan buas. Seolah ingin menghapuskan jejak yang tertinggal oleh bajiangan kurang ajar yang dengan berani menyentuh Lynette. Kedua kaki Lynette semakin di lebarkan, Lucian masuk di antara paha kurus itu dan menarik pinggang Lynette untuk naik ke pangkuannya. Ciuman itu terlepas setelah Lynette menjambak kasar belakang rambut Lucian. Napas mereka memburu dengan begitu hebat, untaian saliva mengalir dari sudut bibir dan turun membasahi dagu. Lucian menyekanya dengan ibu jari. “Ingatkan aku tentang si bajingan itu juga, aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Akan aku robek mulutnya, menarik lidahnya dan memberikan kepalanya untuk makan anjing kesayanganku!” Mulut Lynette masih terbuka, dadanya naik turun dengan hebat. Pancaran mata yang dikeluarkan oleh Lucian, menarik dirinya ikut tenggelam dal

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   16. Undangan Mencurigakan.

    Lynette menatap dirinya dari pantulan kaca dengan yang ada di kamar mandi. Wajahnya telah sempurna dengan riasan wajah yang Brich berikan, tapi tampaknya dia kurang menyukai hal ini. “Brich? Bisakah aku menghapus riasan ini? Aku tidak suka.”Brich menggelengkan kepalanya, dia tengah membersihkan sepatui yang Lynette pilih sendiri. Sepatu merah dengan hak yang tidak terlalu tinggi dan terkesan polos, jauh berbeda dengan sepatu yang dia pilihkan tadi. “Tidak bisa, Nyonya. Acara makan malam antar keluarga mafia, harus seformal mungkin dan riasan wajah adalah hal yang paling utama. Saya akan menempatkan penghapus riasan wajah di tas Anda, nanti jika acaranya sudah selesai dan Anda ingin segera menghapusnya, bisa segera Anda lakukan.”Lynette mendesah kecewa, rambutnya yang biasanya dibiarkan tergerai. Sekarang telah disanggul dengan pita kecil di atasnya, anak rambut depan menggeliat turun membingkai wajah kecilnya. Tidak apa jika dia tetap memakai riasan, karena yang terpenting adalah

  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   15. Glea dan Kecurigaan.

    Ruangan itu penuh dengan decak basah dengan geraman rendah Lucian. Lynette merasakan perih di bibirnya, ketika Lucian menariknya dengan gigi. Kemudian menyesap bibir merahnya dengan buas. Seolah ingin menghapuskan jejak yang tertinggal oleh bajiangan kurang ajar yang dengan berani menyentuh Lynette. Kedua kaki Lynette semakin di lebarkan, Lucian masuk di antara paha kurus itu dan menarik pinggang Lynette untuk naik ke pangkuannya. Ciuman itu terlepas setelah Lynette menjambak kasar belakang rambut Lucian. Napas mereka memburu dengan begitu hebat, untaian saliva mengalir dari sudut bibir dan turun membasahi dagu. Lucian menyekanya dengan ibu jari. “Ingatkan aku tentang si bajingan itu juga, aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Akan aku robek mulutnya, menarik lidahnya dan memberikan kepalanya untuk makan anjing kesayanganku!” Mulut Lynette masih terbuka, dadanya naik turun dengan hebat. Pancaran mata yang dikeluarkan oleh Lucian, menarik dirinya ikut tenggelam dal

  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   14. Jebakan Para Penghianat.

    Ruangan yang tadinya sepi dan seperti tak berpenghuni, kini tiba-tiba saja menjadi ramai. Lynette menoleh ke belakang melihat banyaknya orang yang muncul dari balik gelepan, dari balik tingginya rak-rak perpustakaan lama. Orang-orang itu memakai pakaian serba hitam dengan kepala yang tertutup dengan topi serta masker. Di tangan mereka juga terdapat senjata tajam yang mana membuat Lynette terkejut setengah mati. Dia ke sini karena ingin bertemu dengan Taylor, tapi apa ini? Siapa orang-orang ini? Dan, Lucian?Belum sempat Lynette mencerna ketegangan yang mulai menyebar, pergelangan tangannya ditarik paksa. Dia disergap oleh sebuah pisau yang ada di depan lehernya tepat.“Rekash!”Rekash yang tadinya berdiri tidak jauh dari perpustakaan, tiba-tiba berlari dengan sangat kencang mendengar nada tinggi sang tuan. Sesampainya di belakang Lucian, asisten pribadi itu terkejut luar biasa.Ternyata benar, di sini adalah tempat para penghianat berkumpul. Tapi, “Nyonya Issac! Kenapa bisa ada d

  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   13. Rencana yang Pertama.

    Lynette tidak berhenti menggerang selama sisa siang itu. Dia tidak punya energi yang tersisa. Tubuhnya belum sembuh sempurna, tapi Lucian melakukannya dengan cukup kasar. Lucian mengancing kemejanya dengan mata yang tidak lepas dari Lynette yang tertidur. Punggung polos yang penuh bercak cinta miliknya terpampang dengan cantik, secantik wanita yang bahunya dia cium berulang kali sebelum pergi dari sana. Rekash yang masih setia di depan pintu, langsung menegakkan badannya ketika tuannya keluar dari sana. Wajah yang segar dengan aura yang lebih tenang dari sebelumnya, membuat Rekash tidak tahu harus bersyukur atau tidak. “Maaf, kan saya Tuan. Tapi, Tuan Elias membatalkan pertemuannya dan ingin menggantinya lain waktu. Sedangkan Nona Emma membatalkan kerja samanya.”“Atur kembali pertemuan dengan Tuan Elias, untuk Nona Emma tidak masalah. Kita tidak membutuhkan bahan dasar dari dia.”“Baik, Tuan. Setelah ini, Anda ingin kembali ke kantor atau yang lain?”Pertanyaan Rekash menghentikan

  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   12. Jemari Panas Miliknya.

    "Tuan?" Lucian menarik pinggang sempit Lynette mendekat kepadanya, kepala wanita itu dia angkat dan menempatkan lengan kanannya di bawah kepala sang istri. Deru napas hangat Lynette menabrak leher Lucian, seolah mengatakan secara tak tersirat jika demamnya lumayan tinggi. Tidak ada yang bisa Lynette lakukan selain pasrah dengan dentuman jantung yang berirama tidak santai. "Jika malam tiba, tidak ada kah yang mengatakan kepadamu, tidak boleh keluar dari kawasan rumah selain dengan pengawal?" "Tidak." "Baik, aku akan menghukum mereka yang telah lalai dalam pekerjaan." Telinga Lynette menjadi lebih sensitif mendengar kata 'hukum', wanita itu sontak mengangkat kepalanya dengan cepat. Akibatnya kepalanya secara tidak sengaja berbenturan dengan dagu Lucian. Suaranya cukup menyakitkan, Lynette bangkit dari tidurann dan mengusap dagu Lucian dengan ringisan di wajahnya. Namun, tidak ada reaksi yang berlebihan dari Lucian. Tidak ada wajah kesakitan atau wajah galak yang b

  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   11. Dokter Haydee.

    Rasa pusing menghantam kesadarannya dengan telak. Matanya menyipit merasakan tusukan cahaya lampu yang terang, dia melengguh memegangi kepalanya. “Kau sudah menelpon Dokter Haydee?”“Tentu saja! Kau ingin kita beneran mati di tangan Tuan Issac?”“Aku hanya bertanya!”“Jangan berteriak! Nyonye Lynette telah sadar!”Pertengkaran itu terhenti, ketika Lyentte menggerang dan bangkit dari tidurannya. Glea dan Brich segera membantu dan memberikan segelas air pada Lynette. “Nyonya?”“Ya, Brich. Aku mendengarmu. Apa aku pingsan?”Brich menganggukkan kepala, gadis itu memperbaiki letak kaca matanya dan bergegas bangkit saat mendengar suara pintu diketuk. Yang datang adalah dokter keluarga Issac.“Silahkan masuk, Dokter!” Brich mempersilahkan.Dokter Haydee masuk dengan pakaiannya yang modis. Sebuah dress ketat berwarna merah menyala, rambutnya digulung ke atas, memperlihatkan lehernya yang jenjang. Kakinya melangkah dengan anggun, selaras dengan ketukan sepatu hak tinggi yang berdenting berir

  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   10. Ingatan yang Lalu.

    Gelap, sunyi, dan sendiri. Lynette membuka matanya selebar yang dia bisa, namun tetap dia tidak mendapatkan pandangan apa pun. “Tu-tuan Issac? Tuan, Anda di mana?”“Aku mohon! Jangan bunuh aku!”Lynette terkesiap dengan dada yang berdebar dengan kencang. Suara itu terdengar begitu nyaring, serak, dan penuh keputusasaan.Namun, siapa dia? “Tuan! Tu-tuan Issac!” teriaknya sekali lagi. Kedua tangannya menyentuh permukaan tanah kasar yang dia genggam dan remat dengan erat. Lynette bingung, saat ini dia ada di mana? Yang dia ingat, hanya dapur, suara aneh, dan darah. Wanita itu berdiri dari duduknya, memutar tubuh ke kanan dan kiri, berharap mendapatkan secercah cahaya untuk menemukan jawaban, di manakah dia sekarang? “Tuan Issac,” panggil Lynette dengan pelan. Entah kenapa hanya nama itu yang terbesit dalam hatinya. “Tidak! Jangan bawa Lynette! Dia cintaku yang tersisa, aku mohon, Nyonya Anya! Jangan bawa Lynette!”Teriakan itu datang lagi dan kini namanya pun ikut disebut. Hati L

  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   9. Tidak Perlu Diketahui.

    Pembicaraan mengenai proyek 170DH itu terus berlanjut, Lynette hanya bisa mendengarkan dan menunggu jeda dari pembicaraan seru keduanya. Tangannya masih aktif mencuci banyaknya sayuran dan beberapa buah, menggantinya ke wadah bersih. “Tapi, kenapa juga mereka melakukannya lagi, ya? Apa ada sesuatu yang terjadi?” Pertanyaan dari Glea dengan suara pelan membuat Brich menundukkan kepala dan mendekat ke tengah-tengah. Secara spontan, Lynette juga ikut mendekat dan memasang telinga dengan baik-baik. Ketiganya saling pandang, sebelum tiba-tiba Brich membuat gerakan tangan mencakar dan memasang wajah mengerikan. “Ada banyak penghianat di dalam sini dan Tuan issac ingin menghanguskan mereka semua. Menjadi abu dan mengumpulkan darah mereka untuk di minum.”Tepukan kuat Brich dapatkan dari Glea. “Kau mengatakan hal mengerikan di depan istrinya.”Lynette melirik keduanya dengan wajah polos, dia menarik diri dari sana dan menumpukkan sayuran yang telah dia bersihkan. Mengambilnya satu helai da

  • Pengantin Pengganti Bos Mafia   8. Proyek Kematian 170DH.

    Pertanyaan yang datang dari bibir suaminya, membuat rasa kantuk dan lelah yang Lynette rasakan tiba-tiba luruh seketika. Tidak mendapatkan jawaban dari sang istri, Lucian memajukan tubuhnya, menumpu dagu runcingnya di atas lengan kurus Lynette.“Kenapa kau tidak menjawabnya? Bagaimana perasaanmu setelah melihat hal tersebut? Apa kau senang?”Senang? Lynette menoleh dan matanya langsung terkunci dengan iris biru kelam milik Lucian. Keduanya bertatapan dengan cukup lama, sebelum Lucian menegakkan punggung dan kembali ke tempat semula. “Aku melihatmu berlari melewati lorong bawah tanah yang panggalnya berada sangat jauh dari rumah utama, kira-kira apa yang sedang kau lakukan di sana?”“Aku-aku hanya ingin melihat-lihat sebentar,” cicitnya dengan suara yang bergetar.“Benarkah? Lalu, apa yang kau lakukan dengan pelayan Taylor di sana?”Lynette tidah merasakan rasa takut yang seperti ini. Napasnya tercekat dan pikirannya kosong seketika. Bagaimana bisa Lucian tahu, dia telah melihat oran

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status