Share

Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku
Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku
Penulis: Nuvola

Bab 1 Pengantin Yang Kabur

Penulis: Nuvola
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-26 18:32:50

“Jangan—!” 

Kiara mendorong tubuh tambun pria di hadapannya saat tangan kasar milik pria itu itu menelusuri lengannya yang tidak tertutup baju dengan napas berat. 

Suara napas itu terlalu dekat, membuatnya mual.

Kenapa keluarganya menyuruhnya datang ke sini?

“Apa salahnya aku menyentuhmu, Sayang? Toh kita akan segera menikah.” 

Sepasang mata Kiara membelalak. 

Apa maksudnya itu? Menikah? Bagaimana bisa!? 

“Ayo mendekatlah.” Pria itu menyeringai, lalu kembali menarik Kiara ke arahnya. “Kamu tidak perlu malu–” 

“Tidak!”

“Argh!”

Kiara mengumpulkan sisa tenaganya untuk mendorong pria menjijikkan itu–bahkan kemudian menendang area intim sosok tersebut. Akan tetapi, akibatnya, baju bagian depannya rusak akibat ditarik oleh tangan nakal itu.

“Kamu! Berani-beraninya!”

Tangan Kiara gemetar menutup bagian depan tubuhnya yang terbuka. Matanya sudah basah dan wajah pucat. Tanpa berpikir ulang, ia berbalik dan berlari ke luar ruangan.

Namun, malang nasibnya. Rupanya sang ayah dan anggota keluarganya sedang berdiri di luar ruangan.

***

“AKU TIDAK MAU MENIKAH!”

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi kiri Kiara membuat gadis itu langsung memegang pipinya. Kiara kini menatap nanar ke arah Guntur, sang ayah yang menatapnya dengan penuh amarah. Untuk pertama kalinya dia berani meninggikan suaranya di depan orang tuanya. Selama ini Kiara tidak berani melakukan itu.

“Sesusah itukah kamu berguna bagi keluarga?!”

“Ayah… dia seumuran dengan Ayah, pria tua itu pantasnya menjadi ayahku bukan suamiku,” tutur Kiara dengan mata yang berkaca-kaca.

“Ayah tidak mengajak kamu diskusi, Kiara! Ini perintah dari Ayah.”

“Jika Kak Veera membutuhkan uang kenapa tidak dia saja yang menikah dengan pria tua yang mesum itu, kenapa harus aku?”

“Kakakmu berpendidikan, tidak sepertimu. Dia juga seorang model, tidak pantas bersanding dengan Pak Tomi,” cecar Widia, ibu Kiara.

“Tapi–”

“Tidak ada kata tapi, kamu harus segera bersiap!” perintah Guntur. “Veera jaga Kiara jangan sampai dia kabur!” sambung Guntur yang kini menatap Veera, putri sulungnya.

Veera langsung mengangkat ibu jarinya dengan senyum yang merekah. “Ayah tenang saja,” ucap Veera.

Guntur dan Widia pun keluar dari kamar Kiara meninggalkan Kiara bersama dengan Veera. Tak lama setelah Guntur keluar maka dua MUA pun masuk.

Kiara, dengan mata memerah dan napas tersengal, dipaksa duduk di kursi oleh kakaknya, yang dengan kasar mengatur posisi adiknya agar wajahnya bisa dirias oleh Makeup Artist yang telah siap. 

“Kak, jangan begini. Aku–”

Plak!

"Berhentilah melawan, Kiara!" ucap Veera, suaranya tegas dan dingin. Tangan Kiara yang mencoba mendorong Veera justru disambut dengan tamparan keras yang membuat pipinya memerah.

"Tidak ada gunanya kamu berontak," lanjut Veera, matanya menatap tajam ke arah Kiara yang kini menundukkan kepala, mencoba menyembunyikan air matanya. "Tidak ada yang akan menolongmu di sini. Ayah dan Bunda juga tidak akan berpihak padamu. Jadi, lebih baik kamu menyerah saja."

Kiara menggigit bibirnya, rasa sakit di pipinya mengingatkannya pada kenyataan pahit yang harus dia hadapi. Makeup Artist dengan ragu mulai menyentuh wajah Kiara, menyapukan bedak dengan lembut, mencoba menghilangkan bekas merah tamparan itu. Kiara, meski hatinya hancur, membiarkan sentuhan itu merubah penampilannya, tubuhnya lemas tanpa daya, seakan sudah menerima takdir yang harus dia jalani.

“Aku akan keluar, pastikan dia cantik hari ini,” ucap Veera sebelum melangkah keluar dari kamar Kiara.

Setelah satu jam kemudian MUA itu pun membantu Kiara mengganti pakaiannya dengan gaun pengantin.

“Dimana mahkotanya?” tanya salah satu MUA.

“Di tas tidak ada?”

“Sepertinya ketinggalan di mobil, aku ambil dulu ya.”

Setelah mengatakan itu salah satu MUA pun keluar dari kamar Kiara.

“Dia lupa membawa kunci mobil,” gumam MUA berambut pendek yang melihat sebuah kunci mobil di atas meja.

“Kakak antar saja kuncinya,” ucap Kiara tiba-tiba membuat MUA itu menatap Kiara. Terlihat jelas jika MUA itu menatap ragu ke arah Kiara.

“Saya akan mengantar kunci dulu, Nona jangan kemana-mana ya.”

Kiara menganggukan kepalanya dengan tersenyum kecil. Saat MUA itu keluar terdengar suara pintu yang dikunci.

Beberapa saat kemudian Kiara langsung menuju ke arah jendela. Dia menatap ke bawah jendela, kamarnya ada di lantai dua membuat Kiara ragu.

“Mau kemana kamu, Kiara!”

Suara teriakan kakaknya, menggema di telinga Kiara, namun gadis itu tak menggubris. Jantungnya berdegup kencang, dan tanpa ragu, ia melompat dari jendela lantai dua rumahnya. Kakinya terasa nyeri, tapi rasa sakit itu tak ada artinya dibandingkan dengan ketakutan yang menyelimuti hatinya saat dia berlari menjauh.

Di tengah keramaian kota besar, suara klakson mobil dan deru langkah kaki berpadu dalam simfoni kehidupan yang tak pernah berhenti. Langit biru cerah menggantung di atas, seolah tak peduli dengan kekacauan di bawah. Kiara melintasi trotoar, gaun putihnya yang seharusnya menjadi lambang kebahagiaan kini terasa seperti belenggu yang mengikat.

“Tidak, tidak, tidak!” Kiara membisikkan pada dirinya sendiri, berusaha menyingkirkan bayang-bayang kakaknya yang terus mengejarnya.

Hatinya berdebar, langkahnya semakin cepat. Dia tak menyadari betapa banyak orang yang melintas di sekelilingnya. 

Bruk! 

Tubuh Kiara tiba-tiba menabrak sesuatu yang keras, dan dia hampir terjatuh.

Dia mendongak, bertemu dengan tatapan tajam seorang pria.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 5 Insiden di Cafe

    Kiara melongo menatap kepergian Rina. “Ada satu orang lagi yang tidak menyukaiku,” gumam Kiara yang melangkah masuk ke dalam kamar. Ketika Kiara memasuki kamar yang akan menjadi miliknya itu, matanya langsung terarah pada dinding polos tanpa hiasan. Suasana kamar yang sepi tanpa foto atau lukisan membuatnya terasa lebih dingin dan asing. Kiara merasa ada yang tidak beres, sebuah kehampaan yang menyergapnya saat dia menyadari tidak adanya jejak pribadi Lucas di ruang itu.“Dia tidak suka foto?” gumam Kiara bertanya. Dengan perasaan bingung dan penasaran, Kiara mendekati meja di sudut kamar. Tidak ada bingkai foto, tidak ada kenang-kenangan, hanya beberapa buku dan dokumen yang tertata rapi. Kiara mulai bertanya-tanya, mengapa Lucas tidak menempatkan apapun yang bisa menceritakan sedikit tentang dirinya.Kiara kemudian merebahkan diri di atas tempat tidur yang masih terasa asing. Matanya menatap langit-langit kamar, pikirannya melayang jauh memikirkan hubungan mereka. Kehadiran Rina y

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 4 Rumah Lucas

    Di dapur yang terletak di lantai empat, Kiara dan Lucas sedang menikmati spaghetti buatan Kiara. Cahaya remang-remang dari lampu dapur menciptakan suasana hangat dan nyaman di antara mereka. Kiara sesekali mencuri pandang ke arah Lucas yang dengan lancar menyantap spaghetti tanpa kesulitan. Keterampilannya dalam menavigasi makanan di piringnya hampir tidak terlihat seperti ia memiliki kekurangan penglihatan. Suasana hening menyelimuti mereka, hanya suara garpu dan sendok yang sesekali terdengar. Tiba-tiba, suasana tenang itu terganggu oleh langkah kaki seseorang yang mendekat. "Sepertinya kalian sedang menikmati makan malam yang romantis," ucap Kevin dengan menatap lekat ke arah Kiara. Kehadiran Kevin yang tiba-tiba jelas membuat situasi menjadi tegang, suara garpu ditangan Lucas berhenti sejenak. “Untuk apa kamu kesini?” tanya Lucas dengan nada tegas, meski dia tidak bisa melihat. “Aku hanya ingin menyapa Kakak ipar, karena tadi mungkin aku kurang sopan kepadanya,” jelas Ke

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 3 Keluarga Lucas

    Kiara menggenggam tangan Lucas erat saat mereka melangkah keluar dari kamar. Langkahnya penuh keraguan, namun kehadiran Lucas di sampingnya membuatnya merasa sedikit lebih tenang. Sinar lampu yang hangat menyambut mereka saat pintu ruang makan terbuka. Jantung Kiara berdebar kencang, menanti reaksi keluarga Lucas. Begitu mereka melangkah masuk, semua mata langsung tertuju pada mereka, terutama Kiara. Seperti harimau yang mengincar mangsa, tatapan mereka penuh skeptisisme. Kiara menelan ludah, berusaha menampilkan senyum meski terasa kaku. “Selamat malam,” ucapnya, suaranya nyaris tertelan oleh keheningan. Namun, tak satupun dari mereka menjawab. Mereka menuju ke dua kursi kosong di ujung meja panjang. Lucas duduk dengan tenang, sementara Kiara mengambil tempat di sampingnya. Tamara, ibu tiri Lucas, memperhatikannya dengan saksama. Suaranya tajam seperti pisau saat dia mulai bertanya, “Bagaimana bisa seseorang sepertimu menjadi istri Lucas?” Kiara tertegun. “Saya—” “Saya ingin

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 2 Pernikahan

    “Maafkan saya!” Kiara berusaha menegakkan tubuhnya meski kakinya bergetar.Pria itu tampak tampan dengan wajah yang menawan. Kiara mengambil tongkat pria itu yang terjatuh dan mengembalikannya tanpa berpikir. Baru kemudian Kiara menyadari bahwa pria itu buta.“Tuan Lucas, apa Anda baik-baik saja?”Seorang pria lain muncul, mengenakan setelan hitam, terlihat panik. Namun, pria menawan tadi hanya berkata, “Bobby, kita kembali ke hotel.”Suara itu dingin dan penuh otoritas, membuat Kiara merasakan getaran ketidaknyamanan.“Mari, Tuan,” kata pria yang dipanggil Bobby, berusaha membimbing Lucas menjauh.Tiba-tiba sebuah ide melintas dalam kepala Kiara.“Tu … tunggu!” Kiara tergagap, langkahnya terhenti. “Bolehkah saya numpang di mobil Anda, Tuan?”Lucas mengernyitkan dahi. Akan tetapi, ia tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam mobil.Kiara merasakan keringat dingin mengalir di dahinya. Dia segera menerobos masuk ke dalam mobil membuat Lucas terkejut. “Saya mohon. Bantu saya melarikan

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 1 Pengantin Yang Kabur

    “Jangan—!” Kiara mendorong tubuh tambun pria di hadapannya saat tangan kasar milik pria itu itu menelusuri lengannya yang tidak tertutup baju dengan napas berat. Suara napas itu terlalu dekat, membuatnya mual.Kenapa keluarganya menyuruhnya datang ke sini?“Apa salahnya aku menyentuhmu, Sayang? Toh kita akan segera menikah.” Sepasang mata Kiara membelalak. Apa maksudnya itu? Menikah? Bagaimana bisa!? “Ayo mendekatlah.” Pria itu menyeringai, lalu kembali menarik Kiara ke arahnya. “Kamu tidak perlu malu–” “Tidak!”“Argh!”Kiara mengumpulkan sisa tenaganya untuk mendorong pria menjijikkan itu–bahkan kemudian menendang area intim sosok tersebut. Akan tetapi, akibatnya, baju bagian depannya rusak akibat ditarik oleh tangan nakal itu.“Kamu! Berani-beraninya!”Tangan Kiara gemetar menutup bagian depan tubuhnya yang terbuka. Matanya sudah basah dan wajah pucat. Tanpa berpikir ulang, ia berbalik dan berlari ke luar ruangan.Namun, malang nasibnya. Rupanya sang ayah dan anggota keluargan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status