Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku

Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-26
Oleh:  NuvolaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
4Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

“Menikahlah dengan saya.” “Hah? Apa maksud Anda, Tuan?” Kiara terkejut, terperangah dengan keputusan mendadak itu. “Bukankah kamu mengatakan akan melakukan apapun? Maka menikahlah dengan saya,” ucap Lucas, suaranya tenang namun penuh ketegasan. Kata-kata itu menggema di kepala Kiara. Kiara yang melarikan diri dari pernikahannya kini justru terjebak dengan pria tunanetra yang menyelamatkan dirinya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 Pengantin Yang Kabur

“Jangan—!” 

Kiara mendorong tubuh tambun pria di hadapannya saat tangan kasar milik pria itu itu menelusuri lengannya yang tidak tertutup baju dengan napas berat. 

Suara napas itu terlalu dekat, membuatnya mual.

Kenapa keluarganya menyuruhnya datang ke sini?

“Apa salahnya aku menyentuhmu, Sayang? Toh kita akan segera menikah.” 

Sepasang mata Kiara membelalak. 

Apa maksudnya itu? Menikah? Bagaimana bisa!? 

“Ayo mendekatlah.” Pria itu menyeringai, lalu kembali menarik Kiara ke arahnya. “Kamu tidak perlu malu–” 

“Tidak!”

“Argh!”

Kiara mengumpulkan sisa tenaganya untuk mendorong pria menjijikkan itu–bahkan kemudian menendang area intim sosok tersebut. Akan tetapi, akibatnya, baju bagian depannya rusak akibat ditarik oleh tangan nakal itu.

“Kamu! Berani-beraninya!”

Tangan Kiara gemetar menutup bagian depan tubuhnya yang terbuka. Matanya sudah basah dan wajah pucat. Tanpa berpikir ulang, ia berbalik dan berlari ke luar ruangan.

Namun, malang nasibnya. Rupanya sang ayah dan anggota keluarganya sedang berdiri di luar ruangan.

***

“AKU TIDAK MAU MENIKAH!”

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi kiri Kiara membuat gadis itu langsung memegang pipinya. Kiara kini menatap nanar ke arah Guntur, sang ayah yang menatapnya dengan penuh amarah. Untuk pertama kalinya dia berani meninggikan suaranya di depan orang tuanya. Selama ini Kiara tidak berani melakukan itu.

“Sesusah itukah kamu berguna bagi keluarga?!”

“Ayah… dia seumuran dengan Ayah, pria tua itu pantasnya menjadi ayahku bukan suamiku,” tutur Kiara dengan mata yang berkaca-kaca.

“Ayah tidak mengajak kamu diskusi, Kiara! Ini perintah dari Ayah.”

“Jika Kak Veera membutuhkan uang kenapa tidak dia saja yang menikah dengan pria tua yang mesum itu, kenapa harus aku?”

“Kakakmu berpendidikan, tidak sepertimu. Dia juga seorang model, tidak pantas bersanding dengan Pak Tomi,” cecar Widia, ibu Kiara.

“Tapi–”

“Tidak ada kata tapi, kamu harus segera bersiap!” perintah Guntur. “Veera jaga Kiara jangan sampai dia kabur!” sambung Guntur yang kini menatap Veera, putri sulungnya.

Veera langsung mengangkat ibu jarinya dengan senyum yang merekah. “Ayah tenang saja,” ucap Veera.

Guntur dan Widia pun keluar dari kamar Kiara meninggalkan Kiara bersama dengan Veera. Tak lama setelah Guntur keluar maka dua MUA pun masuk.

Kiara, dengan mata memerah dan napas tersengal, dipaksa duduk di kursi oleh kakaknya, yang dengan kasar mengatur posisi adiknya agar wajahnya bisa dirias oleh Makeup Artist yang telah siap. 

“Kak, jangan begini. Aku–”

Plak!

"Berhentilah melawan, Kiara!" ucap Veera, suaranya tegas dan dingin. Tangan Kiara yang mencoba mendorong Veera justru disambut dengan tamparan keras yang membuat pipinya memerah.

"Tidak ada gunanya kamu berontak," lanjut Veera, matanya menatap tajam ke arah Kiara yang kini menundukkan kepala, mencoba menyembunyikan air matanya. "Tidak ada yang akan menolongmu di sini. Ayah dan Bunda juga tidak akan berpihak padamu. Jadi, lebih baik kamu menyerah saja."

Kiara menggigit bibirnya, rasa sakit di pipinya mengingatkannya pada kenyataan pahit yang harus dia hadapi. Makeup Artist dengan ragu mulai menyentuh wajah Kiara, menyapukan bedak dengan lembut, mencoba menghilangkan bekas merah tamparan itu. Kiara, meski hatinya hancur, membiarkan sentuhan itu merubah penampilannya, tubuhnya lemas tanpa daya, seakan sudah menerima takdir yang harus dia jalani.

“Aku akan keluar, pastikan dia cantik hari ini,” ucap Veera sebelum melangkah keluar dari kamar Kiara.

Setelah satu jam kemudian MUA itu pun membantu Kiara mengganti pakaiannya dengan gaun pengantin.

“Dimana mahkotanya?” tanya salah satu MUA.

“Di tas tidak ada?”

“Sepertinya ketinggalan di mobil, aku ambil dulu ya.”

Setelah mengatakan itu salah satu MUA pun keluar dari kamar Kiara.

“Dia lupa membawa kunci mobil,” gumam MUA berambut pendek yang melihat sebuah kunci mobil di atas meja.

“Kakak antar saja kuncinya,” ucap Kiara tiba-tiba membuat MUA itu menatap Kiara. Terlihat jelas jika MUA itu menatap ragu ke arah Kiara.

“Saya akan mengantar kunci dulu, Nona jangan kemana-mana ya.”

Kiara menganggukan kepalanya dengan tersenyum kecil. Saat MUA itu keluar terdengar suara pintu yang dikunci.

Beberapa saat kemudian Kiara langsung menuju ke arah jendela. Dia menatap ke bawah jendela, kamarnya ada di lantai dua membuat Kiara ragu.

“Mau kemana kamu, Kiara!”

Suara teriakan kakaknya, menggema di telinga Kiara, namun gadis itu tak menggubris. Jantungnya berdegup kencang, dan tanpa ragu, ia melompat dari jendela lantai dua rumahnya. Kakinya terasa nyeri, tapi rasa sakit itu tak ada artinya dibandingkan dengan ketakutan yang menyelimuti hatinya saat dia berlari menjauh.

Di tengah keramaian kota besar, suara klakson mobil dan deru langkah kaki berpadu dalam simfoni kehidupan yang tak pernah berhenti. Langit biru cerah menggantung di atas, seolah tak peduli dengan kekacauan di bawah. Kiara melintasi trotoar, gaun putihnya yang seharusnya menjadi lambang kebahagiaan kini terasa seperti belenggu yang mengikat.

“Tidak, tidak, tidak!” Kiara membisikkan pada dirinya sendiri, berusaha menyingkirkan bayang-bayang kakaknya yang terus mengejarnya.

Hatinya berdebar, langkahnya semakin cepat. Dia tak menyadari betapa banyak orang yang melintas di sekelilingnya. 

Bruk! 

Tubuh Kiara tiba-tiba menabrak sesuatu yang keras, dan dia hampir terjatuh.

Dia mendongak, bertemu dengan tatapan tajam seorang pria.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
5 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status