Share

Bab 2 Pernikahan

Author: Nuvola
last update Last Updated: 2025-05-26 18:34:25

“Maafkan saya!” Kiara berusaha menegakkan tubuhnya meski kakinya bergetar.

Pria itu tampak tampan dengan wajah yang menawan. Kiara mengambil tongkat pria itu yang terjatuh dan mengembalikannya tanpa berpikir. Baru kemudian Kiara menyadari bahwa pria itu buta.

“Tuan Lucas, apa Anda baik-baik saja?”

Seorang pria lain muncul, mengenakan setelan hitam, terlihat panik. 

Namun, pria menawan tadi hanya berkata, “Bobby, kita kembali ke hotel.”

Suara itu dingin dan penuh otoritas, membuat Kiara merasakan getaran ketidaknyamanan.

“Mari, Tuan,” kata pria yang dipanggil Bobby, berusaha membimbing Lucas menjauh.

Tiba-tiba sebuah ide melintas dalam kepala Kiara.

“Tu … tunggu!” Kiara tergagap, langkahnya terhenti. “Bolehkah saya numpang di mobil Anda, Tuan?”

Lucas mengernyitkan dahi. Akan tetapi, ia tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam mobil.

Kiara merasakan keringat dingin mengalir di dahinya. Dia segera menerobos masuk ke dalam mobil membuat Lucas terkejut. 

“Saya mohon. Bantu saya melarikan diri, saya dipaksa menikah dengan pria mesum.” Kiara berucap segera, menatap Lucas penuh harap. “Saya akan melakukan apapun.”

Bobby menarik tangan Kiara, berusaha membawanya pergi. “Nona, sebaiknya Anda segera keluar.”

“Saya mohon, sekali ini saya, Tuan.”

“Nona–”

“Biarkan dia, kita berangkat sekarang juga!” Perintah Lucas membuat Bobby terdiam.

“Baik, Tuan,” kata Bobby akhirnya, melepaskan pegangan tangannya pada Kiara.

“Terima kasih, Tuan,” ucap Kiara segera.

Ia duduk diam dalam ketegangan. Mencoba memproses apa yang baru saja terjadi, sekaligus mencoba memikirkan apa yang akan ia lakukan.

Sesungguhnya, Kiara tidak tahu ia akan bagaimana. Saat ini pasti keluarga, serta seluruh anak buah pria mesum itu sedang mencarinya. Nasibnya akan tamat jika ia sampai tertangkap mereka dan dipaksa menikah.

“Kita sudah sampai.”

Kiara tersentak saat mendengar ucapan tersebut. Ia menoleh pada Lucas dan asistennya yang tadi hendak menariknya keluar.

“Tuan, sekali lagi terima kasih. Semoga Tuhan memberkati Anda,” kata Kiara dengan sopan yang kemudian melangkah untuk pergi.

“Tunggu.”

Langkah Kiara terhenti. Ia menoleh untuk memastikan bahwa pria tampan nan menawan itu benar memanggilnya.

“Saya, Tuan?” tanya Kiara.

“Katamu, kamu akan melakukan apa pun jika aku membantumu.”

Kiara berkedip. Ia sempat melupakan itu karena sibuk dengan pikirannya sendiri.

“Betul, Tuan,” jawab Kiara. “Apakah … ada sesuatu yang bisa saya lakukan untuk Tuan?”

“Menikahlah dengan saya.”

Hening. Kiara terperangah. 

“A-apa maksud Anda, Tuan?”

“Bukankah kamu mengatakan akan melakukan apapun? Maka menikahlah dengan saya,” ucap Lucas, suaranya tenang namun penuh ketegasan. 

“T-tapi, Tuan–”

“Apakah kamu menolak karena saya buta?”

Kiara menggeleng kuat-kuat. Lalu, saat menyadari bahwa pria itu tidak bisa melihat, Kiara menambahkan, “Bukan begitu, Tuan.”

Ia hanya terkejut. Bagaimana tidak? Kiara baru saja kabur dari pernikahan yang tidak ia inginkan. Namun, kini ia justru harus masuk ke pernikahan lain?

“Tapi, Tuan … k-kenapa–”

“Saya tidak ada waktu menjelaskan. Silakan putuskan. Ya, atau tidak.”

***

Kiara dalam balutan gaun pengantin. Hari ini, benar ia telah menikah. Dengan pria yang baru saja ia temui.

Kini Kiara ada di dalam mobil dengan gaun pengantinnya yang masih bersinar. Dia duduk di samping Lucas yang tidak bersuara.

Kiara merasakan keringat dingin di dahinya. Dia menggigit bibir bawahnya. Ketidakpastian menyelimuti pikirannya. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Mobil meluncur masuk ke area pekarangan. Kiara melirik ke luar jendela, terpesona oleh kemewahan yang ada. Bodyguard berjaga di setiap sudut, wajah mereka serius dan tangkas. Ia teringat betapa mudahnya ia melarikan diri dari kehidupannya yang monoton hanya untuk terjebak dalam situasi yang lebih rumit.

Setibanya di depan pintu, Bobby membukakan pintu dengan sopan. “Mari Nyonya,” ujarnya, membuat Kiara terkejut mendengar panggilannya.

Dia menatap rumah megah di depannya—dinding putih bersih, jendela besar berbingkai emas, dan taman yang terawat rapi. Jantungnya berdegup kencang, menciptakan irama yang tak terduga.

Mereka melangkah ke dalam rumah, Kiara mengamati sekeliling dengan rasa ingin tahu. Ruangan luas dengan langit-langit tinggi dihiasi chandelier yang berkilauan. Namun, saat Kiara tersenyum kepada beberapa anggota keluarga yang duduk di ruang tamu, tidak ada satu pun dari mereka yang membalas senyumannya. Hanya tatapan dingin yang membalasnya.

Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Bobby memecahkan keheningan. “Tuan, Nyonya. Mari saya antar ke kamar,” tutur Bobby

Kiara mengangguk, mengikuti langkah Bobby menuju lift dan tanpa mengatakan apapun dia dengan berani menggandeng tangan Lucas. Meskipun Lucas menggunakan tongkat tapi dia tetap khawatir dengan pria itu. Mereka naik ke lantai empat, dan saat Bobby membuka salah satu pintu yang ada disana, Kiara terpesona oleh keindahan kamar yang ditunjukkan.

“Apa ada yang Tuan dan Nyonya butuhkan?” tanya Bobby yang dijawab gelengan kepala oleh Kiara.

“Bawakan keperluan Nyonya Kiara.”

“Baik Tuan, kalau begitu saya pamit permisi,” ucap Bobby yang kemudian pergi meninggalkan Kiara dan Lucas.

Kiara segera menutup pintu, menghirup udara dalam-dalam. Kamar ini begitu mewah, tetapi keheningan di sekelilingnya membuatnya merasa terasing.

“Apa Anda perlu bantuan untuk saya menyiapkan air untuk mandi atau pakaian Anda?” tanya Kiara menatap suaminya yang tengah melepaskan kemeja dan dasinya.

“Kita perlu bicara tentang kontrak pernikahan, keuntungan apa yang kau inginkan dari pernikahan ini?” tanya Lucas tanpa ekspresi yang sekarang duduk tepi tempat tidur.

Kiara tampak bingung, dia juga tidak tahu apa yang sebenarnya dia inginkan. “Kiara?”

“Iya Tuan? Sebenarnya saya juga tidak tahu apa yang saya inginkan.”

“Saya akan berikan apapun yang kamu inginkan.”

“Jika begitu, bisakah kita tidak tinggal di sini?” tanya Kiara dengan berani.

“Kamu tidak menyukai keluarga saya?”

Kiara membisu ketika mendengar pertanyaan dari Lucas, dia sekarang tersadar jika mungkin telah menyinggung Lucas. “Maaf Tuan, hanya saja keluarga Anda terlihat tidak menyukai saya dan saya merasa tidak nyaman akan hal itu,” jelas Kiara dengan keringat yang telah membasahi dahinya.

“Saya memiliki rumah lain, saya membawamu kemari hanya untuk formalitas memperkenalkan kamu ke keluarga saya." Kiara menganggukan kepala, tampak mengerti dengan apa yang Lucas katakan. “Ada yang ingin kamu katakan?”

“Berapa lama Anda ingin pernikahan kita berlangsung?”

“Apa kamu ingin kita segera bercerai?”

“Ti-dak seperti itu, saya hanya memastikan saja.”

“Kamu tenang saja meskipun saya buta saya tidak akan merepotkan kamu?”

“Saya tidak masalah jika harus melayani kebutuhan Anda, karena bagaimanapun pernikahan kita sah. Seperti Anda yang akan bertanggung jawab memenuhi kebutuhan finansial saya, maka saya pun akan melayani Anda seperti apa yang istri lakukan kepada suaminya.”

Lucas menaikkan satu alisnya membuat Kiara tersadar. “Maksud saya melayani seperti mengambilkan pakaian atau menyiapkan air,” jelas Kiara takut jika Lucas salah mengartikan.

“Kalau begitu, siapkan air untuk saya.”

“Baik, tunggu sebentar.”

Kiara langsung menuju ke kamar mandi, dia mengisi bathtub dengan air hangat. Setelah selesai dia pun segera keluar dari kamar mandi.

“Tuan, airnya sudah saya siapkan,” ucap Kiara, mendekati Lucas. Namun saat melangkah, kakinya tersandung ujung karpet, dan dia terjatuh, menimpa tubuh Lucas. 

Bibir mereka bersentuhan, membuat Kiara membelalakan matanya karena terkejut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 102 End

    Beberapa Bulan KemudianWaktu berjalan, meninggalkan segala tragedi yang sempat mengguncang hidup mereka. Hari-hari Kiara kini jauh lebih tenang. Lucas lebih sering berada di rumah, menyisihkan waktu untuk menemani istrinya.Hari ini, senja menorehkan warna emas lembut di langit. Di sebuah aula hotel mewah yang dihiasi lampu gantung kristal, deretan bunga mawar putih dan lilin aromaterapi memenuhi ruangan, memancarkan suasana hangat nan elegan. Musik lembut mengalun, para tamu mengenakan pakaian terbaik mereka.Kiara berdiri di depan cermin, mengenakan gaun berwarna pastel yang dipilihkan langsung oleh Lucas. Rambutnya ditata sederhana, tapi senyum lembutnya membuat semua orang yang memandang tak bisa mengalihkan perhatian. Ia masih belum percaya, pesta ulang tahun sebesar ini dipersembahkan hanya untuk dirinya.Lucas berdiri tak jauh darinya, mengenakan setelan jas hitam dengan dasi biru gelap yang kontras dengan sorot matanya yang tajam. Namun saat menatap Kiara, ketajaman itu luluh

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 101 ...

    Di kejauhan, di balik kaca gelap sebuah SUV yang terparkir di sisi jalan, Lucas duduk tenang. Senja memantulkan cahaya jingga ke wajahnya yang tanpa ekspresi, menciptakan bayangan tajam di garis rahangnya. Jayden, yang ada di kursi kemudi, memandang lurus ke arah kobaran api yang masih menjilat langit sore.“Kau sudah tahu Kevin akan mencoba ini?” tanyanya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh suara hujan yang mulai menitik di atap mobil.Lucas hanya mengangguk sekali, matanya tetap tertuju pada kobaran itu. Tak ada kepuasan di wajahnya, hanya dingin dan perhitungan. Tanpa kata tambahan, Jayden memutar setir. SUV itu perlahan melaju menjauh, meninggalkan asap tebal yang kini membaur dengan warna senja yang kian memudar, seolah menelan sisa-sisa drama yang baru saja terjadi.***Di tempat lain, menit terasa seperti jam bagi Kiara. Hujan rintik membasahi kaca jendela ruang tamu, menorehkan garis-garis tipis yang memantulkan cahaya lampu dalam rumah. Kiara duduk di ujung sofa, tubuhnya s

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 100 Mengambil Alih

    Ruang rapat utama Alisher Group siang itu terasa lebih dingin dari biasanya, meskipun pendingin ruangan sudah lama dimatikan. Para anggota dewan duduk berderet, saling bertukar pandang penuh waspada. Di ujung meja, Lucas duduk tenang dengan jas biru tua dan ekspresi tak terbaca.Di belakangnya, Jayden berdiri bersandar ke dinding, menyilangkan tangan. Tak banyak yang tahu, dialah otak yang menyusun strategi gila ini.***Beberapa minggu sebelumnya, Lucas masih berada di bawah bayang-bayang Harry yang mencoba mengendalikannya. Tapi Jayden datang dengan tawaran yang sulit ditolak.“Aku tahu cara membuatmu jadi pemegang kendali terbesar di Alisher Group,” kata Jayden sambil menggeser map hitam ke arah Lucas.Di dalamnya, ada dokumen transfer saham, daftar pemegang saham minoritas yang siap menjual, dan skema akuisisi yang nyaris mustahil dilawan.Lucas menatapnya lekat-lekat. “Kalau ini gagal, aku bisa kehilangan segalanya.”Jayden hanya tersenyum tipis. “Kalau kau tidak mencobanya, kau

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 99 Menikah Lagi

    “Sayang sudah siang, ayo bangun. Nanti terlambat,” suara Lucas terdengar lembut di telinga Kiara. Ia duduk di tepi ranjang, satu tangannya menyentuh pelan lengan istrinya. Kiara menggerakkan tubuh sedikit, tapi matanya tetap terpejam. “Aku masih mengantuk, Mas,” suaranya terdengar manja dan berat. Lucas tersenyum kecil melihatnya. “Ya sudah, nanti aku suruh Bobby urus izin kamu hari ini, biar tidak usah ke kampus,” ucapnya santai, seolah tak keberatan dengan kemalasan istrinya pagi ini. Mendengar itu, Kiara membuka matanya perlahan dan menatap suaminya dengan heran. “Kenapa kamu tidak marah?” tanyanya. “Kenapa harus marah? Kalau kamu mengantuk, ya tidurlah,” jawab Lucas ringan. Kiara mendengus pelan, “Harusnya kamu marahin aku, maksa aku buat bangun,” gerutunya sambil menarik selimut, lalu bangkit setengah duduk dan bersandar di kepala ranjang. Rambutnya yang acak-acakan membuat wajahnya terlihat makin imut di mata Lucas.

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 98

    Alana menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan tubuh lemas. Ranjang empuk yang biasanya memberi rasa nyaman, malam ini terasa seperti tempat pelarian dari kekacauan pikirannya. Pertemuan dengan Jayden yang semula ia rencanakan untuk menyelesaikan masalah, justru membuat segalanya semakin rumit. Ia menatap langit-langit kamar dengan nafas berat. Kilasan ingatan tentang klub malam itu kembali terputar di kepalanya lampu berkelap-kelip, musik yang terlalu keras, dan keputusan bodoh yang kini menjadi awal semua masalah. “Patah hati yang membuatku bodoh!” seru Alana sambil mengacak-acak rambutnya sendiri dengan frustrasi. Ketukan lembut di pintu membuyarkan pikirannya. “Nona, ini ada kiriman untuk Nona,” suara Bi Ayu terdengar dari luar, membuat Alana mengerutkan kening. “Masuk, Bi,” ucap Alana, suaranya terdengar letih. Ia bangkit perlahan dan duduk di tepi kasur. Pintu terbu

  • Pengantin Pengganti: Dimanja Suami Butaku   Bab 97 ...

    Langit sore mulai berubah warna, memantulkan semburat jingga di dinding-dinding kampus yang sudah mulai sepi. Suara langkah kaki yang berserakan di trotoar berpadu dengan deru angin, sementara sebagian besar mahasiswa sudah meninggalkan area. Hanya beberapa orang yang berjalan tergesa menuju gerbang, menenteng tas dan buku. Alana keluar dari gedung fakultas dengan ransel tersampir di bahu. Jemarinya sibuk menggenggam ponsel, matanya fokus pada layar saat ia mengetik pesan cepat untuk Jayden. "Kita bisa ketemu di kafe dekat taman kota? Aku mau bicara." Tak sampai lima menit, ponselnya bergetar memberi tanda balasan masuk. "Tunggu di depan kampus. Aku jemput." Alana spontan mengerutkan kening. Ia ingin pertemuan ini santai, tanpa menarik perhatian. Tapi Jayden, seperti kebiasaannya, selalu mengambil alih keputusan. Dengan sedikit kesal, ia mengetik cepat, "Tidak perlu!" lalu menekan tombol kirim.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status