공유

Bab 3 Kejujuran Khansa

작가: Oase-biru
last update 최신 업데이트: 2023-08-24 08:00:10

“Pras, Khansa menyetujui keinginanmu, Bagaimana? Aku balas apa pesannya?”

Seringai Pras terlihat jelas saat Rama mengabarkan Khansa mengirim pesan. Dia menuliskan jika menerima permintaannya kemarin dan akan memenuhinya. Sepertinya dua kontrak saja cukup membuat dia menyerah.

“Atur pertemuan dengannya. Urus semua surat-surat yang dibutuhkannya. Aku akan melamarnya saat Yasmine menikah dengan Brian. Itu saat yang paling tepat,” selorohnya memerintah Rama untuk menyiapkan semua keperluan pernikahannya.

Dikirimkan pesan pada Khansa untuk menemuinya di restoran cepat saji dekat kantor. Khansa menyetujuinya, dan mengatakan jika dia dalam perjalanan ke sana. Pras meminta Rama yang menemuinya, menyampaikan apa yang harus dilakukan Khansa, dia sendiri akan memantaunya dari kejauhan.

Rama tak bisa menolak, apalagi Pras sudah memberikan semua yang dibutuhkannya. Selain sebagai asistennya Rama juga dipercaya untuk menjalankan salah satu bisnis yang dimiliki Pras. Apalagi Rama juga ingin menjadi bagian dari keluarga besar Narendra.

Sesampainya di restoran, Khasna bertanya pada petugas pemesanan meja. Seorang petugas mengantarkan ke meja yang sudah dipesan Pras. Khansa terkejut melihat yang didatanginya bukan Om Pras.

“Khansa bukan?” tanya Rama sambil mempersilakannya untuk duduk.

Dia hanya berdiri mematung, menimbang apakah akan duduk di hadapannya atau memilih untuk beranjak meninggalkannya. Rama menatapnya heran, mengapa masih ragu jika tadi dia sendiri yang mengirimkan pesan.

“Kenapa ragu? Aku Rama, asisten Pak Pras,” ucapnya mengenalkan diri.

Khansa menarik napas dalam, diputuskan untuk duduk di hadapan Pak Rama. Om Pras memang mengatakan jika asistennya yang akan mengatur semuanya. Setelah dirasakan napasnya kembali normal, Khansa mulai berbicara.

“Pak Rama, aku menyetujui keinginan Om Pras. Hanya saja aku tidak tahu harus mempersiapkan apa dan bagaimana. Bisakah diberitahukan apa yang harus kusiapkan?” tanyanya sambil menunduk.

Rama menatap lekat gadis dengan rok abu-abu di hadapannya. Kemeja putihnya sudah berganti dengan kaos yang pas dengan tubuhnya, terlihat cantik walau tanpa riasan. Dia tersenyum, ternyata Pras sangat pandai memilih, apalagi usianya baru beranjak tujuh belas tahun.

“Tidak perlu khawatir, aku yang ditugaskan Pak Pras untuk mempersiapkan semuanya. Kamu persiapkan diri saja, ujian sebentar lagi bukan?”

Khansa mengangguk, dalam hatinya banyak yang ingin ditanyakan, tapi bukan pada Pak Rama. Dia ingin menanyakan langsung pada Om Pras. Ada beberapa hal yang ingin disampaikannya walaupun dia setuju menikah dengannya.

“Pak Rama… apakah aku bisa bertemu dengan Om Pras?”

“Om Pras?... Oh Pak Pras. Nanti akan kusampaikan padanya. Jika nanti dia tidak sibuk pasti akan menyediakan waktunya. Saat ini Pak Pras masih banyak kontrak yang diurusnya,” jelas Rama sambil tersenyum dalam hati.

'Om Pras?' sejak kapan bosnya menjadi om-om? Tanya Rama dalam hati.

“Pak Pras akan melamar saat kakakmu Yasmine menikah, jadi bersiaplah. Sampaikan pada kedua orang tuamu. Jika ada yang ingin ditanyakan bisa menghubungiku,” ucap Pak Rama jelas.

Seorang pelayan datang membawa minuman, jus alpukat tanpa susu diletakkan di hadapan Khansa. Sedikit terkejut dipegangnya gelas dan menatap bertanya pada Pak Rama. Dari mana dia tahu minuman kesukaannya?

“Minumlah, kami sudah pesankan tadi. Semoga sesuai dengan kesukaanmu,” ucapnya sambil mempersilakan Khansa untuk meminumnya.

“Dari mana Pak Rama tahu minuman yang aku suka?” tanyanya balik pada Pak Rama.

Ooh ternyata Pras juga sudah mengetahui Khansa lebih dari yang dikiranya. Minuman kesukaannya pun dia tahu. Ada apa sebenarnya? Awas ya Pras aku akan cari tahu, ancamnya dalam hati.

Setelah menghabiskan minumannya Khansa pamit dan mengucapkan terima kasih. Hari ini juga dia akan menyampaikan pada kedua orang tuanya terkait keputusan yang sudah diambilnya dan pesan yang harus disampaikan untuk mereka.

***

Setelah makan malam tadi Khansa pamit ingin tidur lebih cepat. Perbincangannya dengan Pak Rama membuatnya berpikir keras. Awalnya Khansa berniat membaca buku yang akan dipelajari besok, tapi dia tak bisa fokus pada tulisan yang ada di sana. Setiap perkataan Om Pras bergantian dengan ucapan Pak Rama memutari pikirannya.

Digulingkan badannya di atas kasur, dari sisi yang satu ke sisi lainnya. Mencoba mempertimbangkan apa yang akan disampaikan pada mama dan papanya. Khansa takut jika papanya akan meminta lebih dari yang bisa diberikan Khansa sebagai balas budinya selama ini.

Khansa memutuskan untuk keluar dari kamarnya, berjalan pelan menuju ruang keluarga. Saat menuruni tangga, masih terdengar sayup-sayup percakapan mereka di sana. Hingga dia berdiri di akhir tangga dengan kebimbangan. Menarik napas panjang dan melanjutkan kembali langkahnya setelah yakin keputusannya sudah tepat.

"Khansa sudah menemui Om Pras dan bersedia memenuhi keinginannya!" ucap Khansa pelan, membuat perhatian seluruh orang tertuju padanya.

"Khansa! Mama tidak setuju! Kamu tidak perlu menanggung semua ini, Sayang."

Khansa tersenyum. Dia tahu, kalau perdebatan antara mama, Kak Yasmine dan papanya masih terjadi, bahkan hingga tadi.

"Khansa sudah memutuskannya, Ma. Mama tidak perlu khawatir. Khansa akan baik-baik saja.”

"Tapi sayang, Pras itu tidak pantas menjadi suamimu. Usia kalian sangat jauh berbeda."

“Ma, Khansa hanya butuh doa mama agar Khansa bahagia. Mama mau kan?" pintanya sambil memeluk mama erat. “Lagi pula, Khansa juga mau jadi berguna untuk keluarga ini, Ma.”

Kalimat terakhir Khansa terasa tercekat di tenggorokan. Meski dia sudah tahu fakta dirinya di sini, tetapi tetap saja sakit ketika dia mengucapkannya secara langsung.

Keheningan ruang keluarga membuat hembusan napas lega dari papanya terdengar kontras. Kini papanya tak akan marah-marah lagi karena semua sudah ada solusinya.

“Bagus. Memang sudah seharusnya dia menyetujui pernikahan itu," gumam papa yang masih mereka dengar.

"Papa;" sergah mama cepat.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 114 Akankah Berakhir Di Sini?

    "Apakah perhitungan keuntungan tidak sesuai dengan kontrak sebelumnya?" tanya Om Pras penasaran melihat ekspresi Brian."Bukan... bukan. Aku kira aku harus membayarkan finalti karena kesalahan yang kulakukan. Tapi...," ucapan Brian dipotong Om Pras."Brian sudah kukatakan sejak awal. Bagaimanapun kamu adalah bagian dari keluarga besar kami. Apalagi kamu sudah menyelamatkan Daniar. Anggap saja sebagian merupakan kompensasi ucapan terima kasih kami padamu. Kami harap kehidupanmu selanjutnya bisa lebih," ucap Om Pras menjelaskan."Terima kasih banyak Pak Pras, aku berjanji tak akan melakukan kesalahan lagi," ucap Brian pelan.Brian kamu akan mengeluarkan biaya pengobatan yang besar untuk Hary, Diana sudah menghubungiku untuk meminta bantuan tanpa sepengetahuanmu, Batin Prasetya sambil tersenyum pada Brian. Aku sudah berjanji pada Diana tidak akan memberitahukanmu. Selamanya ini akan kusipan baik-baik.***"Mama... Papa...!"

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 113 Saling Memaafkan

    Khansa menyeruak kerumunan orang, tadi dia yakin elihat Kak Yasmine dan Amran. Semoga apa yang dilihatnya memang benar, batinnya meragu. Khansa tersenyum sekilas saat melihat mereka berdua memang ada di sana. Yansmin dan Daniar berjongkok di samping Brian yang terluka. Amran sedang melakukan panggilan telepon. Khansa menghampiri Kak Yasmine dan Daniar."Kak... Bagaimana?" tanyanya gugup."Khansa! Sedang apa...?" kaget suara Yasmine melihat adiknya di sini."Aku menjemput Asha dan melihat kecelakaan. Daniar...?" tanyanya kini pandangannya beralih pada Daniar yang masih menangis.Daniar menggeleng pelan sambil berucap, "Ayah... tante."Suara ambulan membelah kerumunan hingga petugas mengangkat tubuh Brian. Daniar dipeluk Kak Yasmine sambil menenangkan tangisnya yang mengeras. Amran terlihat berbincang sejenak dengan petugas ambulan, kemudian memberikan perintah pada sopirnya."Kita ke rumah sakit. Khansa sud

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 112 Penolakan Daniar

    Khansa mendengar suara lain yang meneriakkan nama 'Daniar'. Sesaat kemudian Khansa menghentikan langkahnya setelah lebih dahulu memastikan yang dilihatnya. Sejenak Khansa memastikan sekali lagi sebelum berbalik kembali ke mobil yang membawa mereka tadi."Asha, mama bisa minta tolong?" tanya Khansa pelan.Asha yang masih shok dengan apa yang dilihatnya tadi hanya mengangguk kecil tanpa menjawab. Khansa memahami kekhawatiran Asha pada Daniar."Sayang yang tertabrak bukan Kak Daniar. Namun mama ingin memastikan kondisi kakak. Asha pulang dengan sopir ya. Mama titip Shasha. Tadi minta dibelikan es krim," ucap Khansa cepat.Tanpa menunggu anggukan kepala Asha, Khansa kini berpesan pada sopir, "Pak bawa Asha pulang dahulu, sekalian kabari Pak Prasetya. Saya menunggu di rumah sakit."Sopir yang mengerti maksud Khansa langsung menyalakan kembali mesin mobilnya dan mulai bergerak meninggalkan Khansa yang kembali menuju lokasi kecelakaan. K

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 111 Menjadi Saksi

    "Iya mama, Daniar sudah siap bertemu ayah," jawab Daniar memastikan permintaannya. Yasmine memahami rasa sakit yang dirasakan Daniar oleh penolakan yang dilakukan Brian. Sama sakitnya karena hal itu berarti tuduhan padanya melakukan perselingkuhan dahulu. Yasmine menarik napas dalam setelah memastikannya. "Daniar, mama akan menghubungi ayah dahulu. Jika waktunya sudah disepakati, sepulang sekolah kita akan menemuinya?" ucap Yasmine dengan suara pelan. "Iya ma boleh," jawab Daniar singkat. "Baiklah, aku akan menemani kalian bertemu Brian. Aku akan menjaga jarak agar Brian nyaman bertemu Daniar, Bagaimana?" tanya Amran sekaligus permintaan untuk menemani mereka. "Sudah seharusnya. Aku juga tak akan membiarkan Daniar tanpa pengawasan. Terima kasih Amran," ucap Om Pras menyetujui permintaan Amran. Yasmine mengangguk setuju. Daniar mengucapkan terima kasih pada Papa Amran dan pamit untuk bermain kembali dengan Asha dan Shasha. *** "Pa, Rama masih cuti. Apa harus hari in

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 110 Untuk Kebaikan Bersama

    Daniar terdiam sesaat mendengar ucapan mamanya, satu hal yang ingin dilupakannya namun diucapkan dengan jelas oleh mamanya. Sesaat diingatnya saat Ayah Brian menolak mengakuinya sebagai putrinya. Mama menangis dan memohon untuk melakukan pengecakan kembali, namun ayahnya menolak. "Mama..., apakah ayah sudah mengakui Daniar sebagai putrinya?" tanyanya polos menatap Yasmine ragu. "Daniar, kamu memang putri dari Ayah Brian. Apakah mama masih belum cukup membuktikannya pada Daniar?" tanya mama menekankan."Ma, Daniar percaya pada mama, tapi ayah....?" ucapnya pelan. Daniar tak melanjutkan ucapannya. Luka yang digoreskan ayah kandungnya perlahan kembali terbuka. Penolakan yang dilakukan hingga tuduhan yang membuat mamanya menangis dahulu kembali terbersit dalam ingatannya. "Daniar, Papa Amran rasa kali ini Ayah Brian sudah mengetahui kebenarannya. Daniar mau memaafkannya bukan?" ucapan Amran membuat Daniar menoleh padanya dan menatap tak percaya. "Ayah Brian ingin bertemu dengan Daniar

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 109 Keputusan Daniar

    "Jika kamu adalah laki-laki sejati, selesaikanlah permasalahan yang seharusnya sudah selesai. Jangan membuat orang lain menderita karena kamu tidak bertanggung jawab," ucap Om Pras menatap tajam Brian dan langsung membalikkan badannya untuk melanjutkan langkah yang tertunda.Brian terdiam mendengarnya. Sudah lama dia tak menanyakan kabar putrinya yang sempat ditolak keberadaannya. Setelah Papa Hary meminta dikirim ke luar negeri untuk proses kesembuhan ditemani Mama Pratiwi dan Diana, Brian mendapatkan informasi jika Daniar memang putri kandungnya. Yasmine sudah tak pernah mencarinya. Brian mendengar jika saat ini Yasmine bekerja di sebuah perusahaan asing dan sudah memiliki posisi yang cukup tinggi, "Apakah ini sebabnya mereka tak mencari keberadaanku?" tanya Brian dalam hati.Seketika rasa rindu menyeruak. Aku akan mencoba menemui Daniar. Pasti Daniar senang jika aku menemuinya, batin Brian dengan senyum tersungging di bibirnya. ***"Bagaimana menurutmu AMran? Apakah aku harus men

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status