Share

Bab 2 Kegundahan Khansa

Penulis: Oase-biru
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-14 08:30:51

“Maksud Om?”

“Om? Sepertinya harus diubah panggilannya. Tidak mungkin kan suami sendiri dipanggil om?” sindirnya tajam.

“Suami? Maksudnya om akan menikah dengan denganku?” tanya Khansa kaget dan binggung.

“Ya, itupun jika kamu tidak ingin melihat Keluarga Yudhatama hancur bersama perusahaannya. Tapi jika kamu tidak ingin membalas budi, tidak apa. Kita bisa bekerja sama menghancurkannya,” jelasnya pelan.

Khansa terdiam membeku masih tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi. Di satu sisi dia tak ingin berada di keluarga Yudhatama lagi, namun dia juga tak ingin menikah diusianya yang semuda ini. Khansa menggeleng pelan, berpikir keras apa yang harus diputuskannya.

“Aku beri waktu hingga besok. Jika tidak ada kabar hingga pukul 12.00, maka satu lagi kontrak akan kuselesaikan. Kamu bisa menghubungi nomor Rama, asisten saya, dia yang akan mengatur semuanya.”

Khansa hanya memandangi punggung Om Pras yang sudah beranjak dan melangkah menuju mobilnya. Dikejauhan dilihatnya pintu mobil yang sudah dibukakan oleh seorang pria lain yang tak kalah rapi. Mungkin dia Pak Rama, asisten Om Pras. Khansa mendengus kesal dan berjalan menuju mobil yang menunggunya semenjak tadi.

***

Khansa berniat menanyakan pada papa mengenai apa yang diancamkan Om Pras kemarin, dia akan menemui papanya sepulang sekolah nanti. Jika memang Om Pras memutuskan kerja sama yang telah dilakukan papa dan perusahaannya, sepertinya dia harus mengalah. Menyetujui yang diminta Om Pras dengan menghubungi asistennya, Pak Rama.

Sopir sudah menjalankan mobil menuju kantor papa. Sebelumnya Khansa memberitahu mama jika akan mampir ke kantor papa karena ada hal yang ingin disampaikannya. Mama mengizinkan tanpa menaruh curiga sedikitpun.

Setelah makan siang Yasmine meminta Brian menemuinya di ruangan. Dia ingin mengetahui tanggapannya mengenai ancaman Pras pada mereka. Saat Brian mulai melangkah menuju kursi di hadapannya, wajah Yasmine terlihat sangat kesal.

“Brian, bagaimana ini? Ancaman Pras benar-benar terjadi, papa kemarin mengabarkan jika sebuah kontrak dibatalkan,” tanya Yasmine gugup saat Brian datang ke ruangannya setelah jam istirahat selesai.

“Bagaimana menurutmu, Yas. Apakah Pras memiliki kekuasaan yang bisa membuatnya melakukan apa yang diucapkannya?” tanya Brian kembali.

“Aku tidak tahu Brian. pikiranku buntu saat ini. Aku tak tahu siapa sebenarnya Pras, hingga dia mengatakan ancamannya dengan seyakin itu,” ucap Yasmine gusar menahan bulir bening yang sebentar lagi akan meluruh.

Yasmine tak menyangka Pras akan semarah itu. Niatnya untuk memilih Brian hanya karena dia merasa tak seiring sejalan dengan Pras. Pertama kali Yasmine mengenalnya saat dia mewakili penandatanganan kontrak kerja sama dengan perusahaannya. Papa mengutus Yasmine karena saat itu papa kurang sehat.

Praslah yang memulai hubungan mereka. Yasmine belum pernah menjalin hubungan serius dengan pria manapun sebelum memutuskan untuk menerimanya. Alasannya, dia ingin mencoba berhubungan serius dengan sosok pria.

“Sebaiknya kita sampaikan pada papa. Biarlah papa yang nanti memutuskannya. Aku tak ingin mengorbankan kebahagiaan Khansa untuk menebus kesalahanku,” keluh Yamine pada Brian yang hanya bisa mendengar keluh kesahnya.

Mereka memutuskan menemui Pak Hendry, Papa Yasmine. Saat melewati meja sekretarisnya terdengar suara benda mengenai dinding. Yasmine dan Brian saling memandang. Tak lama sekretaris papa keluar dengan wajah ketakutan.

“Bu Yasmine? Maaf bu sepertinya Pak Hendry sedang kesal. Sebaiknya ibu tidak masuk dahulu,” sarannya tak membuat Yasmine mengurungkan niat untuk menemui papanya.

“Brian, sebaiknya kamu tidak perlu ikut menemui papa, aku takut papa semakin marah. Aku bisa menghadapi papa sendiri,” ucap Yasmine pada Brian.

Awalnya Brian menolak, namun setelah mempertimbangkan kembali, Brian memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ditinggalkannya Yasmine dan mulai berjalan kembali ke ruangan di mana meja kerjanya berada.

Yasmine mengetuk pintu ruangan papa, mengucapkan salam dan mengatakan jika dia ingin menemuinya. Papa tak menjawabnya, namun dia memberanikan diri membuka pelan pintu yang tidak terkunci itu. Setelah melihat ke dalam, diberanikannya untuk melangkah masuk.

“Pa, ada apa?” tanya Yasmine melihat vas bunga yang berserakan. Pasti benda itu yang dilemparnya tadi.

“Tambah kurang ajar Pras, baru saja papa mendapat kabar jika satu lagi kontrak dibatalkan! Mau menghancurkan Perusahaan papa? Kita lihat nanti!” geramnya melihat Yasmine yang melangkah masuk dan duduk dihadapannya.

“Sepertinya sudah tidak ada jalan lain. Khansa harus membalas budi dengan keluarga kita. Dia harus menikah dengan Pras sesuai keinginannya. Papa tidak mau hancur hanya karena masalah yang tidak masuk di akal ini,” lanjutnya masih dengan kemarahan yang ditahannya.

Saat itu Khansa sudah berada di depan pintu ruangan papa, mendengarkan tanpa keinginan untuk mengetuk pintu dan masuk. Dipertajam pendengarannya untuk kembali mendengarkan ucapan papa dan Kak Yasmine di dalam.

“Pa, Khansa belum juga lulus. Ujian sekolah masih tiga bulan lagi, aku tidak mau membuat masa depannya hancur hanya karena kesalahanku,” bela Yasmine pada papanya.

“Kalaupun sekarang kamu memilih Prasetya, apakah bisa kamu meyakinkannya jika dia adakah ayah dari anak yang dikandungmu?”

“Pras pasti tidak akan mau mengakuinya. Satu-satunya cara menghentikan kegilaannya adalah memberikan apa yang diinginkannya. Menikah dengan Khansa,” jelas papa sambil menggerutu.

Khansa mendengar dengan jelas semua percakapan papa dan kakaknya, tubuhnya seakan membeku di balik pintu. Mencoba menarik napas panjang dan menghubungkan apa yang didengarnya dengan apa yang disampaikan Om Pras kemarin.

Sepertinya Om Pras menepati janjinya, lewat pukul dua belas maka satu kontrak akan diselesaikannya. Khansa merasa bersalah dengan kejadian ini, membiarkan ancaman Om Pras pada keluarganya… Keluarga? Dia sendiri tidak tahu siapa keluarganya.

Khansa memutuskan untuk tidak menemui papanya. Dia tak dapat lagi berpikir jernih. Semua yang didengarnya seakan dia akan diusir dari keluarga Yudhatama, walaupun semua itu adalah kenyataan jika dia bukan bagian dari mereka.

“Khansa tidak masuk saja? Ada Bu Yasmine di dalam,” tegur sekretaris papa yang baru kembali memanggil petugas kebersihan kantor.

“Tidak, Bu. Ada janji dengan teman, khawatir mengganggu juga,” ucapnya beralasan.

Khansa meninggalkan kantor papa dengan sedikit tergesa, dihubunginya nomor Pak Rama yang diberikan Om Pras kemarin. Dikirimnya pesan jika dia akan menerima tawaran Om Pras.

“Bu Yasmine, maaf mau dibersihkan dahulu pecahan vas bunganya,” ucap sekretaris papa sambil mengajak petugas kebersihan yang dipanggilnya.

Petugas kebersihan langsung membersihkannya sesuai arahan sekretaris papa. Papa hanya mendengus kesal melihatnya. Yasmine hanya memperhatikan agar tak ada pecahan yang tertinggal.

“Bu, tadi ada Khansa datang, tapi sepertinya tidak jadi masuk karena mendengar ibu dan Pak Hendry sedang berbincang,” ucapnya setelah petugas kebersihan keluar dari ruangan.

“Khansa?” tanyanya heran.

“Iya bu, saat saya tanya sepertinya Khansa ada janji lagi dengan temannya. Dia juga bilang takut mengganggu,” ucap sekretaris papa sambil pamit keluar ruangan.

Yasmine menatap papanya, menebak apa yang ada dalam pikirannya. Ditariknya napas perlahan sebelum mengungkapkan apa yang ada dipikirannya.

“Pa, apa mungkin Khansa mendengarnya, sehingga dia tidak jadi masuk?” tanya Yasmine pelan.

“Memang salah ucapan papa? Dia memang bukan anak kandung papa kan, Sampai kapanpun papa akan tetap mengingat apa yang sudah dilakukan ayahnya dahulu,” sergah papa.

“Iya... tapi Pa, semua bukan salah Khansa. Aku juga sudah menganggapnya seperti adikku Pa,” bantah Yasmine.

“Kamu dan mama sama saja, membelanya terus. Terserah kalian, yang penting Khansa harus mau memenuhi keinginan Pras. Secepatnya!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 114 Akankah Berakhir Di Sini?

    "Apakah perhitungan keuntungan tidak sesuai dengan kontrak sebelumnya?" tanya Om Pras penasaran melihat ekspresi Brian."Bukan... bukan. Aku kira aku harus membayarkan finalti karena kesalahan yang kulakukan. Tapi...," ucapan Brian dipotong Om Pras."Brian sudah kukatakan sejak awal. Bagaimanapun kamu adalah bagian dari keluarga besar kami. Apalagi kamu sudah menyelamatkan Daniar. Anggap saja sebagian merupakan kompensasi ucapan terima kasih kami padamu. Kami harap kehidupanmu selanjutnya bisa lebih," ucap Om Pras menjelaskan."Terima kasih banyak Pak Pras, aku berjanji tak akan melakukan kesalahan lagi," ucap Brian pelan.Brian kamu akan mengeluarkan biaya pengobatan yang besar untuk Hary, Diana sudah menghubungiku untuk meminta bantuan tanpa sepengetahuanmu, Batin Prasetya sambil tersenyum pada Brian. Aku sudah berjanji pada Diana tidak akan memberitahukanmu. Selamanya ini akan kusipan baik-baik.***"Mama... Papa...!"

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 113 Saling Memaafkan

    Khansa menyeruak kerumunan orang, tadi dia yakin elihat Kak Yasmine dan Amran. Semoga apa yang dilihatnya memang benar, batinnya meragu. Khansa tersenyum sekilas saat melihat mereka berdua memang ada di sana. Yansmin dan Daniar berjongkok di samping Brian yang terluka. Amran sedang melakukan panggilan telepon. Khansa menghampiri Kak Yasmine dan Daniar."Kak... Bagaimana?" tanyanya gugup."Khansa! Sedang apa...?" kaget suara Yasmine melihat adiknya di sini."Aku menjemput Asha dan melihat kecelakaan. Daniar...?" tanyanya kini pandangannya beralih pada Daniar yang masih menangis.Daniar menggeleng pelan sambil berucap, "Ayah... tante."Suara ambulan membelah kerumunan hingga petugas mengangkat tubuh Brian. Daniar dipeluk Kak Yasmine sambil menenangkan tangisnya yang mengeras. Amran terlihat berbincang sejenak dengan petugas ambulan, kemudian memberikan perintah pada sopirnya."Kita ke rumah sakit. Khansa sud

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 112 Penolakan Daniar

    Khansa mendengar suara lain yang meneriakkan nama 'Daniar'. Sesaat kemudian Khansa menghentikan langkahnya setelah lebih dahulu memastikan yang dilihatnya. Sejenak Khansa memastikan sekali lagi sebelum berbalik kembali ke mobil yang membawa mereka tadi."Asha, mama bisa minta tolong?" tanya Khansa pelan.Asha yang masih shok dengan apa yang dilihatnya tadi hanya mengangguk kecil tanpa menjawab. Khansa memahami kekhawatiran Asha pada Daniar."Sayang yang tertabrak bukan Kak Daniar. Namun mama ingin memastikan kondisi kakak. Asha pulang dengan sopir ya. Mama titip Shasha. Tadi minta dibelikan es krim," ucap Khansa cepat.Tanpa menunggu anggukan kepala Asha, Khansa kini berpesan pada sopir, "Pak bawa Asha pulang dahulu, sekalian kabari Pak Prasetya. Saya menunggu di rumah sakit."Sopir yang mengerti maksud Khansa langsung menyalakan kembali mesin mobilnya dan mulai bergerak meninggalkan Khansa yang kembali menuju lokasi kecelakaan. K

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 111 Menjadi Saksi

    "Iya mama, Daniar sudah siap bertemu ayah," jawab Daniar memastikan permintaannya. Yasmine memahami rasa sakit yang dirasakan Daniar oleh penolakan yang dilakukan Brian. Sama sakitnya karena hal itu berarti tuduhan padanya melakukan perselingkuhan dahulu. Yasmine menarik napas dalam setelah memastikannya. "Daniar, mama akan menghubungi ayah dahulu. Jika waktunya sudah disepakati, sepulang sekolah kita akan menemuinya?" ucap Yasmine dengan suara pelan. "Iya ma boleh," jawab Daniar singkat. "Baiklah, aku akan menemani kalian bertemu Brian. Aku akan menjaga jarak agar Brian nyaman bertemu Daniar, Bagaimana?" tanya Amran sekaligus permintaan untuk menemani mereka. "Sudah seharusnya. Aku juga tak akan membiarkan Daniar tanpa pengawasan. Terima kasih Amran," ucap Om Pras menyetujui permintaan Amran. Yasmine mengangguk setuju. Daniar mengucapkan terima kasih pada Papa Amran dan pamit untuk bermain kembali dengan Asha dan Shasha. *** "Pa, Rama masih cuti. Apa harus hari in

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 110 Untuk Kebaikan Bersama

    Daniar terdiam sesaat mendengar ucapan mamanya, satu hal yang ingin dilupakannya namun diucapkan dengan jelas oleh mamanya. Sesaat diingatnya saat Ayah Brian menolak mengakuinya sebagai putrinya. Mama menangis dan memohon untuk melakukan pengecakan kembali, namun ayahnya menolak. "Mama..., apakah ayah sudah mengakui Daniar sebagai putrinya?" tanyanya polos menatap Yasmine ragu. "Daniar, kamu memang putri dari Ayah Brian. Apakah mama masih belum cukup membuktikannya pada Daniar?" tanya mama menekankan."Ma, Daniar percaya pada mama, tapi ayah....?" ucapnya pelan. Daniar tak melanjutkan ucapannya. Luka yang digoreskan ayah kandungnya perlahan kembali terbuka. Penolakan yang dilakukan hingga tuduhan yang membuat mamanya menangis dahulu kembali terbersit dalam ingatannya. "Daniar, Papa Amran rasa kali ini Ayah Brian sudah mengetahui kebenarannya. Daniar mau memaafkannya bukan?" ucapan Amran membuat Daniar menoleh padanya dan menatap tak percaya. "Ayah Brian ingin bertemu dengan Daniar

  • Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan   Bab 109 Keputusan Daniar

    "Jika kamu adalah laki-laki sejati, selesaikanlah permasalahan yang seharusnya sudah selesai. Jangan membuat orang lain menderita karena kamu tidak bertanggung jawab," ucap Om Pras menatap tajam Brian dan langsung membalikkan badannya untuk melanjutkan langkah yang tertunda.Brian terdiam mendengarnya. Sudah lama dia tak menanyakan kabar putrinya yang sempat ditolak keberadaannya. Setelah Papa Hary meminta dikirim ke luar negeri untuk proses kesembuhan ditemani Mama Pratiwi dan Diana, Brian mendapatkan informasi jika Daniar memang putri kandungnya. Yasmine sudah tak pernah mencarinya. Brian mendengar jika saat ini Yasmine bekerja di sebuah perusahaan asing dan sudah memiliki posisi yang cukup tinggi, "Apakah ini sebabnya mereka tak mencari keberadaanku?" tanya Brian dalam hati.Seketika rasa rindu menyeruak. Aku akan mencoba menemui Daniar. Pasti Daniar senang jika aku menemuinya, batin Brian dengan senyum tersungging di bibirnya. ***"Bagaimana menurutmu AMran? Apakah aku harus men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status