Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan

Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan

Oleh:  Oase-biru  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
95Bab
1.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Khansa, terjebak dalam sebuah dilema percintaan sang kakak. Yasmine, kakak yang berbeda usia enam tahun darinya menjalin hubungan dengan dua orang pria sekaligus. Yasmine harus memutuskan untuk memilih salah satunya. Setelah pilihan dijatuhkan, satu persatu permasalahan muncul. Kemarahan Prasetya, pria yang merasa dikhianati menjadi dendam setelah mengetahui semua kelicikan yang dilakukan Yasmine padanya. Dia mengancam akan menghancurkan kehidupan keluarga besar mereka jika tidak bisa memenuhi keinginannya. Sebuah keinginan yang melibatkan sang adik, Khansa. Prasetya meminta Khansa menjadi pengganti kakaknya selepas mengikuti ujian sekolah menengah atas. Khansa harus menikah pria yang lebih pantas dipanggilnya om, karena seusia dengan adik dari papanya. Apakah ini dilakukan Prasetya hanya untuk membalas rasa sakit hatinya semata? Bagaimana perasaan Khansa pada suami yang tak menginginkannya? Pantaskah mereka berdua akhirnya bahagia?

Lihat lebih banyak
Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Oase-biru
Jika ada masukan atau saran boleh di sampaikan di sini. Terima kasih sebelumnya
2024-01-03 10:45:15
0
user avatar
Oase-biru
Novel kedua ini semoga lebih baik dari yang pertama (baru belajar) baik cerita, alur, dan cara penulisannya.
2023-12-14 05:52:18
0
95 Bab
Bab 1 Perdebatan Keluarga
“Papa tidak mau tahu! Secepatnya putuskan siapa yang akan menjadi ayah dari anakmu.” Ruang keluarga yang biasanya menjadi tempat favorit Khansa, kali ini tidak lagi. Hampir satu pekan perdebatan antara Kak Yasmine dengan papa dan mama terjadi. Semua diawali kondisi Kak Yasmine yang saat ini diketahui positif hamil, namun dia sendiri bingung siapa ayahnya. Kak Yasmine menjalin hubungan dengan dua pria di saat yang bersamaan. Sampai sejauh mana tidak ada yang mengetahuinya, namun kini papa mengetahui kehamilannya. Khansa hanya mengenal Kak Brian, sedangkan Kak Prasetya, nama yang kadang disebut-sebut dalam perdebatan sepertinya jarang diajak kakak ke acara keluarga. Khansa hanya bisa mencuri dengar dari ruang makan. Dia takut jika kemarahan papa akan berimbas padanya. Saat ini dia harus berkonsentrasi pada ujian sekolah yang akan dilaksanakan tiga bulan lagi. Mimpinya menjadi mahasiswi di Kampus Dwi Aksara menjadi salah satu motivasi untuk mengikuti ujian dengan nilai yang terbaik. D
Baca selengkapnya
Bab 2 Kegundahan Khansa
“Maksud Om?” “Om? Sepertinya harus diubah panggilannya. Tidak mungkin kan suami sendiri dipanggil om?” sindirnya tajam. “Suami? Maksudnya om akan menikah dengan denganku?” tanya Khansa kaget dan binggung. “Ya, itupun jika kamu tidak ingin melihat Keluarga Yudhatama hancur bersama perusahaannya. Tapi jika kamu tidak ingin membalas budi, tidak apa. Kita bisa bekerja sama menghancurkannya,” jelasnya pelan. Khansa terdiam membeku masih tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi. Di satu sisi dia tak ingin berada di keluarga Yudhatama lagi, namun dia juga tak ingin menikah diusianya yang semuda ini. Khansa menggeleng pelan, berpikir keras apa yang harus diputuskannya. “Aku beri waktu hingga besok. Jika tidak ada kabar hingga pukul 12.00, maka satu lagi kontrak akan kuselesaikan. Kamu bisa menghubungi nomor Rama, asisten saya, dia yang akan mengatur semuanya.” Khansa hanya memandangi punggung Om Pras yang sudah beranjak dan melangkah menuju mobilnya. Dikejauhan dilihatnya pintu mobil y
Baca selengkapnya
Bab 3 Kejujuran Khansa
“Pras, Khansa menyetujui keinginanmu, Bagaimana? Aku balas apa pesannya?”Seringai Pras terlihat jelas saat Rama mengabarkan Khansa mengirim pesan. Dia menuliskan jika menerima permintaannya kemarin dan akan memenuhinya. Sepertinya dua kontrak saja cukup membuat dia menyerah.“Atur pertemuan dengannya. Urus semua surat-surat yang dibutuhkannya. Aku akan melamarnya saat Yasmine menikah dengan Brian. Itu saat yang paling tepat,” selorohnya memerintah Rama untuk menyiapkan semua keperluan pernikahannya.Dikirimkan pesan pada Khansa untuk menemuinya di restoran cepat saji dekat kantor. Khansa menyetujuinya, dan mengatakan jika dia dalam perjalanan ke sana. Pras meminta Rama yang menemuinya, menyampaikan apa yang harus dilakukan Khansa, dia sendiri akan memantaunya dari kejauhan.Rama tak bisa menolak, apalagi Pras sudah memberikan semua yang dibutuhkannya. Selain sebagai asistennya Rama juga dipercaya untuk menjalankan salah satu bisnis yang dimiliki Pras. Apalagi Rama juga ingin menjadi b
Baca selengkapnya
Bab 4 Sedih atau Bahagia
Hari ini adalah hari yang dinantikan banyak orang, tapi tidak dengan Khansa. Pernikahannya dengan Om Prasetya. Tamu undangan sudah banyak yang datang, itu yang didengarnya dari perias yang sedang melakukan tugasnya. Khansa sudah selesai dirias, baju pengantin yang mama bilang sangat indah dan pas dibadannya tak terlihat keindahannya di mata Khasna.Kak Yasmine dengan perutnya yang sudah terlihat membesar datang memberi ucapan selamat. Aku hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Jika mengingat Kak Yasmine dulu adalah pacar Om Pras, sepertinya aku ingin lari dari pernikahan ini.Saat pernikahan Kak Yasmine berlangsung dua bulan yang lalu, papa menerima lamaran dari keluarga Narendra. Khansa tak bisa menolaknya karena sudah menyetujui permintaan Om Pras. Selain itu dia juga tak ingin memiliki hutang budi pada Keluarga Yudhatama yang telah memberikan kasih sayang padanya walau mereka tak pernah mengatakan jika dia bukan anak kandungnya.“Sayang, mama minta maaf jika hal ini membuatm
Baca selengkapnya
Bab 5 Malam Pertama
Jadi yang menggantikan gaunnya Om Pras? Apa benar semua yang dikatakannya, Khansa tertegun mencari jawaban dari pertanyaannya sendiri. Suara perutnya kembali berbunyi, dia bertambah kesal karena tak berhasil menebak jawabannya.Kini Khansa sedang memakan makan malamnya, duduk di sofa yang bersebrangan dengan Om Pras. Selimut yang tadi digunakannya kini menjadi pembungkus tubuh yang ikut bersamanya. Khansa tak mau hanya mengenakan kaos saja di hadapan Om Pras. Awalnya Om Pras menatapnya marah, namun saat mendengar perutnya kembali berbunyi, dimintanya untuk duduk dan makan. Khansa memilih sofa yang agak jauh untuk duduk. Sepintas dilihatnya bibir Om Pras tersenyum, namun saat mengetahui dia memperhatikannya, ditariknya kembali senyum di bibirnya dan kembali memasang wajah marahnya.Khansa sudah tak mempedulikannya. Memilih duduk dan menikmati makanannya. Dia menghabiskan dua piring makanan, entah karena lapar atau karena memang makanannya sangat enak. “Sepertinya tugas sebagai istri s
Baca selengkapnya
Bab 6 Bertemu Dimas
Suara pintu dibuka membuat Khansa terkejut. Dilihatnya Om Pras yang sudah berdiri di balik pintu, menatap tajam ke arahnya. Untungnya jubah mandi sudah dikenakannya saat mendengar teriakan kedua Om Pras tadi. "Kenapa sih om tidak sabar, aku kan sudah bilang lima menit lagi. Apa om tidak tahu menghitung waktu selama lima menit," sungutnya mencoba memberanikan diri. "Aku juga sudah mengatakan jangan lama-lama, ada hal yang harus aku selesaikan. Kamu harus ikut Hanny," tegasnya pada Khansa. Khansa melangkah melewatinya, kini dia tidak akan takut lagi. Khansa harus bisa menjaga dirinya sendiri meskipun itu dari Om Pras, suaminya sendiri. Dipakainya baju yang dibawanya kemarin dalam koper, namun saat ini baju-bajunya sudah tergantung rapi di lemari pakaian. Diambilnya salah satu baju yang pas digunakan untuk bepergian. Seingatnya Om Pras mengatakan akan pergi mengurus sesuatu. Setelah mengenakan bajunya, Khansa mencoba merias wajahnya agar tidak terlihat pucat. "Sarapan dahulu, sudah h
Baca selengkapnya
Bab 7 Hukuman Pertama
Khansa terdiam melihat Om Pras yang sudah berada di sampingnya. Dimas menatap Om Pras dan menarik tanggannya yang tadi terulur pada Khansa. "Jika ada yang ingin di sampaikan, sampaikan pada saya. Saya suami Khansa, Prasetya. CEO Kampus Dwi Aksara," ucapnya sambil mengulurkan tangan pada Dimas. Khansa terpaku mendengar ucapan Om Pras. Di tatapnya wajah Om Pras untuk mencari jawaban. Tatap mata Om Pras hanya tertuju pada Dimas. Ditariknya napas panjang sebelum mencoba menatap Dimas yang telah menjabat tangan Om Pras. Dimas membuang rasa takut pada Prasetya, walau dia adalah pemilik kampus tempat Dimas kuliah. Setelah melepaskan jabat tangannya, Dimas menatap Khansa, memastikan jika dia baik-baik saja. Khansa mengangguk, mencoba mengatakan jika dirinya aman bersama Om Pras. Tangan Khansa ditarik Om Pras yang sudah melangkah cepat menuju mobil yang terparkir. Khansa harus kembali berlari kecil untuk menyeimbangi.Sesampainya di samping mobil, Om Pras membalikkan badannya hingga wajah m
Baca selengkapnya
Bab 8 Rumah Utama
Om Pras masuk ke dalam ruangannya setelah Nadin meninggalkan mereka dengan kesal. Tak lama sekretarisnya datang, meminta maaf karena baru saja meninggalkan mejanya. Om Pras mengangguk dan menarik tangan Khansa untuk ikut masuk ke dalam. Sebelum pintu ditutup Om Pras meminta dipesankan makan siang untuk mereka. "Di tempat biasa saja, dua porsi. Jus alpukat tanpa susu juga air mineral," pesannya sebelum menutup pintu. Khansa duduk di sofa sambil matanya mengelilingi ruangan Om Pras, tadi Nadin bilang jika ruangannya di samping ruang Om Pras. Di mana ruangan asisten pribadi? "Ada pintu di dekat lemari bukalah. Di sana ruang kerjanya, jika itu yang dicari," ucap Om Pras sambil menunjuk pintu yang dimaksudnya. Khansa berdiri ingin melihat ruangan tempatnya bekerja nanti. Berjalan menuju pintu yang dimaksudnya dan membukanya. Wajahnya memerah setelah melihat isi ruangan yang disangkanya adalah ruang kerja seperti umumnya. Di hadapannya terdapat sebuah tempat tidur yang cukup besar, sofa
Baca selengkapnya
Bab 9 Bertemu Mama Dewi
Om Pras berjalan menuju pintu yang sudah dibuka oleh seorang pelayan. Dilangkahkan kakinya masuk ke dalam. Khansa yang berjalan di belakangnya terkesima dengan rumah yang sangat mewah. Sebelum melangkah ke arah sofa, Om Pras meminta pelayan menyiapkan minuman untuknya dan Khasna. Khansa masih mengamati bagian dalam rumah utama. Dirasakan tangannya ditarik oleh Om Pras agar mengikutinya menuju sofa. Om Pras langsung menghempaskan tubuhnya di sofa. Dia memilih sofa yang agak jauh dari Om Pras dan perlahan duduk di sana. Nadin keluar dari kamar di bawah tangga bersama Mama Dewi yang di dorongnya. Tatapan mata Nadin seakan mengejeknya, sedangkan tatapan mata Mama Dewi menahan amarahnya. Khansa menatap Om Pras, sesaat Om Pras memberikan kode dengan meletakkan jari di depan bibirnya. Khansa mengangguk. Itu artinya dia tidak perlu menjawab atau mengeluarkan suara. Pelayan datang membawakan minuman yang diminta Om Pras, meletakkannya di atas meja bersamaan dengan Mama yang sudah ada di hada
Baca selengkapnya
Bab 10 Apartemen Om Pras
Setelah bertemu Mama Dewi Om Pras sangat kesal. Khansa tak berani menanyakannya, apa yang diucapkan Om Pras langsung diturutinya. Biarlah Om Pras yang nanti akan menjelaskannya, saat ini sebaiknya dia diam dan menuruti semua keinginannya. "Hanny, aku akan bertemu Rama di lobi. Ada beberapa berkas yang harus aku tanda tangani. Mau menemani atau menunggu di sini?" tanyanya setelah mereka selesai makan malam. "Bolehkah menunggu di sini saja?" tanya Khansa kembali. Om Pras mengangguk, dia membiarkan Khansa menunggu karena ada beberapa hal terkait informasi yang akan dilaporkan Rama berkaitan dengan masa lalunya. Om Pras beranjak melangkah menuju pintu. Khansa mengiringi di belakangnya, Sebelum keluar kamar Om Pras berbalik dan berpesan, "Jangan bukakan pintu kecuali aku yang masuk." Khansa mengangguk. Saat pintu ditutupnya, Khansa teringat ucapan Mama Dewi. Tak disangka dia akan menjadi istri yang tak diinginkan olehnya. Apakah hal ini yang membuat Kak Yasmine memutuskan memilih Kak B
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status