Share

Chapter 7

"Tuan Muda," ucap Rery saat menutup pintu kamar Aiden setelah Gwen menyuruhnya untuk masuk ke kamar Aiden.

"Sreeet..." pintu kamar itu pun tertutup.

"Kapan kau kembali? Lalu kaki mu bagaimana?"  Lanjut Rery bertanya dengan suara kecil sambil mengintip ke luar kamar untuk memastikan tidak ada orang yang menguping pembicaraan mereka.

"Aku kembali sejam yang lalu. Begitu aku masuk kamar, aku mendengar suara gaduh-gaduh dari luar. Eagle Lou yang mengantarkan ku sampai ke dalam kamar setelah itu dia langsung pergi." Jawab Aiden.

"Dan ini," ujar Aiden sambil menepuk kedua paha nya, "sudah bisa aku gunakan kembali. Namun aku masih butuh waktu untuk penyesuain pasca operasi. Paling tidak aku masih butuh waktu untuk latihan beberapa hari lagi,  sebelum akhirnya aku bisa berjalan seperti semula." Ujar Aiden.

"Aku senang mendengarnya tuan Muda Aiden. Apakah kabar bahagia ini tidak akan kau beritahukan pada nyonya Bridgette?  pasti Nyonya Bridgette akan senang jika dia tahu kau bisa berjalan kembali." Usul Rery.

"Untuk saat ini cukup kau saja yang tahu mengenai hal ini Rery, semakin sedikit orang yang tahu tentang kondisi ku yang sebenarnya maka akan baik untuk rencana ku. Saat ini aku tidak ingin ada orang lain yang tahu selain kau Rery. Ingat kita harus bisa membalikan semua keadaan sebelum rapat direksi akhir bulan ini. Kakek memang telah menunjuk Theodor secara lisan di depan semua anggota keluarga Gavin namun aku masih bisa membalikan keadaan sebelum rapat diireksi. Kita akan berjalan dalam diam, mengambil alih semua saham perusahan dari para pemegang saham, yang selama ini saham nya tidak diperhitungan. Aku yakin saham atas nama mendiang orang tua ku lalu di tambah dengan saham atas nama ku sendiri bila di tambah dengan saham yang kecil-kecil tadi mampu mengalahkan saham milik kakek." jelas Aiden dengan sangat terperinci.

"Aku mengerti tuan Muda," jawab Rery sambil mengangguk.

Rery memang tidak pernah meragukan sedikit pun cara berpikir tuan Muda nya itu. Dari dahulu hingga saat ini tuan Muda nya memang selalu pintar dalam menyusun strategi. Segala hal yang di planning kan, itu bukan hanya sebatas target yang ingin di capai bersama dengan garis besar langkah-langkah untuk mencapai target tersebut. Melainkan semua detail nya sudah mencakup di dalam nya.

"Dan ya! Tolong kau tambahkan satu lagi kamera cctv tersembunyi di kamar ku, Rery. Aku tidak ingin ada sudut buta di kamar ku ini. Apalagi rubah kecil nan licik itu juga akan tinggal bersama ku di kamar ini. Aku harus mengetahui apa-apa saja yang dia perbuat di kamar ini saat aku tidak ada." Ujar Aiden.

"Rubah kecil nan licik? maksud tuan Muda, nona Gwen?"

Rery rasa nya saat itu ingin tertawa mendengar nama baru yang sudah Aiden semat kan pada Gwen.

Ayo lah!! Mereka ini baru saja bertemu dan saling kenal. Tapi Aiden sudah punya sebuah gelar sayang untuk wanita muda itu.

"Tentu saja dia. Memang nya kalau bukan, dia siapa lagi?! Kau jangan tertipu dengan wajah nya yang terlihat cantik dan menggemaskan itu. Walau pun aku baru satu kali melihat nya, tapi aku sudah bisa menebak kalau dia (Gwen) adalah wanita yang cerdas. Kita harus sebisa mungkin membuat nya pergi dari kediaman ku dengan kaki nya sendiri." Ujar Aiden lalu berdiri dari kursi roda nya dan berjalan menuju ruang ganti pakaian nya yang berada di balik pintu besar berwarna coklat gold itu.

"Kenapa tidak kita coba tawari dia (Gwen) sejumlah uang tuan Muda? Mungkin dengan melihat uang dalam jumlah yang banyak dia bersedia untuk pergi dari tempat ini." Ide Rery.

"Ide bodoh apa itu Rery !! Apa kau lupa kalau dia itu adalah nona ketiga keluarga Meteo? Itu artinya walaupun dia tidak kaya tapi dia tidak pernah hidup kekurangan. Uang yang banyak tidak akan menyilaukan mata nya." Aiden langsung mematahkan ide yang diberikan oleh Rery.

"Kalau uang tidak bisa membuatnya putar arah, maka bagaimana kalau kita janjikan karir yang sukses pada nya. Setahu ku nona Gwen adalah seorang model, tuan Muda. Namun selama menjadi model lebih kurang tiga tahun ini, karir nona Gwen dapat dikatakan jalan di tempat. Dia tidak terlalu banyak mendapatkan job-job. Terkadang malah job yang sudah ada di tangan nya tiba-tiba hilang begitu saja."Rery kembali mengusulkan ide yang lain nya.

"Dia tidak banyak memiliki job? bagaimana bisa? Kalau di lihat dari Angela,  Gwen jauh lebih cantik. Postur tubuh nya juga melebihi Angela. Untuk sebatas menjadi model saja aku rasa tidak mungkin sesulit itu bagi Gwen untuk mendapatkan tawaran kerja sama. Atau apa ada pihak yang menghambat karir nya?" Tanya Aiden penuh selidik.

"Coba kau cek siapa manager nya Gwen. Setelah itu cari latar belakang nya dan kemungkinan nya terkait dengan pihak-pihak yang tidak suka dengan Gwen. Dan ya, keterkaitan nya dengan keluarga Meteo juga. Aku sempat membaca mengenai Gwen ini saat ini di tempat Mr. D, di dalam keluarga Meteo sendiri, Gwen kurang di sukai. Cek juga hal itu, mana tahu penyebab Gwen tidak bisa berkarir dengan baik, ada hubungan nya dengan semua hal itu. Dan orang pertama yang harus kau periksa adalah manager nya Gwen. Dia adalah kunci semua nya." Perintah Aiden.

"Baik tuan Muda." Jawab Rery di luar kamar ganti itu.

*

*

*

*

*

Di ruang tengah, Gwen sedang menerima telpon dari manager nya yang bernama Carlson.

"Apa? Kau serius?" Teriak Gwen dengan suara keras lalu mendadak lemah. Persis seperti grafik keuangan seorang pegawai kantoran yang tinggi di awal bulan, kemudian dalam sehari menukik bebas ke titik terbawah.

"Bagaimana ini? Kenapa ini bisa terjadi lagi? Bukan kah saat bertemu langsung dengan ku tempo hari, CEO nya bersedia memberikan kerja sama itu pada kita? Mengapa disaat terakhir- terakhir seperti ini pekerjaan itu bisa lepas dari tangan kita." Ujar nya lemah. Gwen benar-benar merasa tidak bersemangat. Walaupun sudah puluhan kali mengalami hal serupa tapi tetap saja ini menyakitkan bagi Gwen.

Gwen menarik nafas sedalam-dalam nya dan meski ada rasa enggan di hatinya, Gwen tetap menguatkan hati nya untuk bertanya HAL yang sesungguh nya dia sudah ketahui jawabannya.

"Kepada siapa kerja sama itu mereka berikan?" tanya dengan nada putus asa.

"Angela. Pihak Angela yang mendapatkan kerja sama dengan Corn and White company itu Gwen. Sudah lah, mungkin ini memang bukan rezeki mu. Aku yakin di luar sana akan ada lagi kesempatkan lain yang akan mengangkat nama mu Gwen." Ujar Carlson yang selalu sama setiap kali hal ini menimpa Gwen.

"Hei!!!" teriak Gwen kesal. "Kau itu sebenarnya manager ku atau tidak sih Carlson????! Kenapa kau dengan mudah nya berkata seperti itu pada ku? Ini adalah kerja sama ke sembilan puluh sembilan kali nya yang di rebut oleh si Angela -Angela itu dari tangan ku!!!" Gwen berteriak kesal pada Carlson karena saking kesal nya.

"Dan kau mengatakan mungkin ini memang bukan rezeki? Heeei Hei! Kalau kau ada disini sudah ke hembus ubun-ubun mu Carlson!! Kau tidak lihat!! Angela merampok semua kesempatan itu dari kitaaaaaaaaa!! Kita sudah di rampok nya sebanyak sembilan puluh sembilan kali dan kau bilang itu semua karena mungkin memang itu bukan rezeki kita!! Aa!" teriak Gwen frustasi.

"Kau jangan seperti itu Gwen! Ayo semangat Gwen! Masih ada kesempatan lainnya. Kita kejar kesempatan itu." Ucap Carlson, standar motivasi seorang manager pada talent binaan nya.

"Kau suruh aku mencari kesempatan lagi di luaran sana untuk melengkapi ke seratus kali nya kesuksesan mereka merebut semua kontrak kerja sama kita?" Seru Gwen sambil menghempaskan badan nya ke sofa.

Andaikan saat ini Gwen tidak berada di kediamannya Aiden sudah pasti Gwen akan lompat -lompat gila kesana kemari. Tapi sayang nya dia saat ini sedang berada di kediaman nya Aiden jadi mau tidak mau Gwen hanya bisa duduk tersandar lemas di sofa.

"Jangan hubungi aku selama dua hari ini Carlson! Aku kesal pada mu. Tek!" Gwen langsung mematikan telpon nya.

Terkadang Gwen tidak habis pikir mengapa semua kerja sama yang telah dia raih dengan susah payah selalu saja ujung-ujung nya terlepas dari nya. Dan parah nya lagi setelah kerja sama itu terlepas dari tangan nya, eh malah datang dengan sendiri nya ke tangan nya Angela.

Sabosate seperti apa yang sebenarnya pihak Angela lakukan sehingga semua itu dapat terjadi. Kalau hanya mengandalkan nama besar keluarga Meteo, bukan kan baik Angela atau pun Gwen adalah sama-sama nona Muda keluarga Meteo.

Lantas apa yang menyebab kan hal terus berulang menimpa Gwen. Jelas-jelas Gwen sendiri sudah salaman dengan CO perusahaan itu. Dan tinggal teken kontrak saja, bisa hanya menjelang beberapa hari atau beberapa jam saat kontrak itu di kirim ke agensi nya Gwen, kontrak itu batal. Sungguh ajaib bukan?

Gwen yang sudah merasa sangat mumet dengan permasalahan yang sama yang terjadi berulang-ulang ini, hanya bisa mengurut kepala nya sambil bersandar di punggung sofa, menunggu Aiden selesai bersiap-siap.

"huuufff...." Gwen menghela nafas nya sangat berat. "Apa sebaiknya aku berhenti saja menjadi model? Dan fokus menjadi pelayan nya Aiden saja?" gumam Gwen sambil menutup matanya dan memijit-mijit kedua pelipis nya dengan kedua tangan nya, persis seperti ibu-ibu yang tidak bisa membayar arisan panci tapi si mamang sudah sepuluh kali datang ke rumah nya hari ini.

"Kira-kira kalau aku mengambil pekerjaan sebagai pelayan nya si Aiden itu, Angela akan menikung ku juga gak ya?" ucap nya gelo dan terkekeh sendiri. "Ya siapa tahu dia ingin menggenap kan keberhasilan nya menikung pekerjaan ku untuk yang ke seratus kali nya." Lanjut Gwen mendumel sendiri.

"Apa kau sebangga itu telah kehilangan pekerjaan mu untuk ke seratus kali nya nona Gwen?"

"Aiden?" Seru Gwen dan langsung membuka mata nya. Dan benar saja ternyata di depan nya telah ada Aiden yang sudah rapi dan duduk manis di atas kursi roda nya. Tidak lupa Rery yang setia menemani nya pun ada di belakang kursi roda Aiden.

"Apa kau bangga telah kehilangan sembilan puluh sembilan kali kesempatan dalam hidup mu?" Ujar Aiden sambil tersenyum mengejek.

"Apa menguping adalah kebiasaan tuan Muda Aiden yang tidak ketahui oleh orang banyak di luaran sana?" Balas Gwen sinis sambil membenarkan posisi duduk nya.

"Menguping?" Ulang Aiden sambil tertawa mengejek. "Apa mendengar orang yang putus asa menggerutu itu termasuk menguping?" Ejak nya telak pada Gwen.

"Seperti nya nona Gwen harus kembali ke bangku SMA untuk mempelajari kembali makna setiap kata agar nona Gwen tidak salah-salah dalam menggunakan nya." sindir Aiden lagi dan lagi pada Gwen.

"Kau- !"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ngah Amellia Shinta
cerita nya seru bangettt,,tapi sayang butuh koin banyak sedangkan gw orng mager yg gak punya duit ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status