Share

Chapter 6

"Kau kenapa sayang?" Theodor mengelus pipi Angela yang berkeringat setelah olahraga siang mereka di kamar sebuah hotel di tengah kota Jakarta.

Ya, hari itu, untuk kesekian kali nya Theodor dan Angela main kuda-kudaan bersama. Theodor dan Angela memang bukan baru berhubungan saat pertunangan Angela dan Aiden berakhir. Tapi jauh sebelum ini Angela dan Theodor sudah memiliki affair.

Awal pertemuan mereka adalah saat pesta dansa yang diakan oleh keluarga Gavin. Angela yang seharusnya berdansa dengan Aiden terpaksa berdansa dengan Theodor karena Aiden tidak ingin berdansa dengan Angela.

Alasan Aiden sebenarnya simple saja, dia bukan nya tidak ingin berdansa dengan Angela, tapi dia merasa risih jika disentuh oleh Angela. Andaikan Angela bisa berdansa tanpa menyentuh nya maka Aiden pasti tidak akan menolak.

Angela tentu saja sudah tahu penyakit yang diderita oleh tunangan nya itu. Angela berusaha untuk bertahan dengan semua itu.

Tidak pernah dipegang oleh Aiden selama bertahun-tahun mereka bertunangan, Angela bersabar.

Tidak pernah dicium oleh Aiden selama bertahun- tahun mereka bertunangan, Angela sabar.

Tidak pernah berdansa seperti layak nya pasangan normal pada umum nya, Angela tetap sabar.

Sampai makan bersama pun di meja yang jarak nya zuper panjang, Angela sabar.

Sampai akhirnya Angela bertemu dengan Theodor, Angela berpikir untuk apa dia setia dengan Aiden, dan bahkan bersusah payah bersabar dengan segala tingkah aneh Aiden, disentuh oleh Aiden setelah mereka menikah nanti saja belum tentu.

Mulai dari pemikiran itu muncul lah, Angela dan Theodor mulai berselingkuh. Angela melepaskan semua dahaga nya yang tidak perpuaskan oleh Aiden bersama Theodor, adik sepupu Aiden.

Mulai dari ciuman di pipi, bergeser ke kiri dan lanjut -lanjut hingga ke seluruh bagian tubuh Angela tidak ada yang tidak tercap oleh Theodor.

Sedangkan Theodor, dia sengaja mendekati Angela karena rasa iri hati nya pada sang kakak yang selalu mendapatkan semua yang terbaik.

Mulai dari posisi sebagai ahli waris keluarga Gavin, Aiden berada di daftar urutan pertama.

Kemudian posisi dalam perusahaan, Aiden sudah pasti adalah direktur utama.

Lalu terkait dengan jumlah perusahaan yang dipimpin, jumlah perusahaan yang di pimpin oleh Aiden adalah jumlah terbanyak bila dibandingkan dengan cucu - cucu keluarga Gavin yang lain.

Soal perjodohan, Aiden juga dijodohkan dengan wanita dari keluarga kaya raya yang sudah pasti cantik dan berkelas.

Melihat semua ini, tentu saja Theodor merasa sangat iri. Sehingga terbersit lah niat buruk di hati Theodor untuk mengambil apa yang Aiden miliki.

Tidak bisa mulai dari harta maka mulai lah dari wanita. Tidak bisa mengambil semua harta Aiden, maka ambil wanita nya.

Itu lah yang Theodor lakukan. Sejak pertemuan nya di pesta dansa dengan Angela, Theodor sengaja untuk terus mendekati Angela. Karena Theodor tahu kalau Angela pasti haus belaian lelaki yang pasti tidak Angela dapatkan dari sepupu nya OCD itu.

Bagaimana Aiden bisa menyentuh Angela sedang kan tangan Aiden selalu memakai sarung tangan.

Kesempatan ini lah yang dimanfaatkan oleh Theodor.

Dan tidak tanggung- tanggung, Theodor berhasil menarik Angela ke atas tempat tidur nya dan berhasil memerawani Angela.

Momen itu adalah momen yang Theodor anggap sebagai kemenangan terbesarnya melawan Aiden.

Bahkan setiap saat Theodor meniduri Angela yang ada di dalam pikiran Theodor hanya ada satu, dia merendahkan Aiden.

Akhirnya ada juga satu hal milik Aiden yang merupakan bekas nya. Makin sering dia meniduri Angela maka makin besar terasa kemenangan itu oleh nya.

Ya, Angela bagi Theodor bagaikan tropi kemenangan nya atas Aiden.

Angela yang pipi nya tadi dielus oleh Theodor perlahan menoleh pada Theodor. "Theodor, besok pagi kita sudah akan menikah, apa kau senang sayang?"

Entah mengapa pertanyaan itu beberapa hari ini mengganggu pikiran Angela. Angela takut hubungan nya dan Theodor yang dibangun dengan pondasi perselingkuhan tidak akan berakhir baik.

Dia takuti dia terkena karma dari perbuatan nya yang telah menyelingkuhi Aiden.

"Tentu saja aku bahagia sayang. Aku sudah lama menginginkan hubungan kita go public. Tidak sembunyi-sembunyi di kamar hotel seperti ini." Ucap nya berbohong pada Angela.

"Benar kah?"

"Iya sayang. Aku sangat sangat bahagia." Theodor pun memeluk tubuh polos Angela dan memulai pertarungan ke dua mereka di atas tempat tidur besar di kamar itu.

***

Di tempat lain, dua orang juga masih bertarung. Beda nya dengan Theodor dan Angela, walaupun masih berkaitan dengan tempat tidur tapi bentuk pertarungan nya beda. Aiden dan Gwen sedang meributkan soal extra bed nya Gwen.

"Apa tuan Muda Aiden sedang mengajak Gwen bercanda? tuan Muda Aiden ingin Gwen tidur di kantung tidur ini?" Tunjukan Gwen pada kantung tidur berwarna pink dengan corak Woody woodpecker di kantung tidur itu.

"Bukannya tadi persetujuan kita adalah aku mendapatkan tempat tidur santai, yang walaupun tidak besaaaaaar-" ujar Gwen sambil mengilustrasikan lingkaran besar dengan tangan nya, "tapi nyaman. Dan ini???" Tunjuk nya ke kantong tidur yang ada di lantai dengan gigi yang sudah pasti merapat semua tapi tetap tersenyum pada Aiden.

"Ini adalah tempat tidur tersantai yang ada di atas bumi ini. Bukti kalau ini merupakan tempat tidur tersantai yang ada, you know banyak orang yang menggunakan nya. Selain itu posisinya pun bisa nona Gwen atur sesuka nona Gwen."

"Kau memang benar Aiden! memang banyak orang yang menggunakannya, tapi mereka menggunakan nya di alam terbuka!!!! Bukan di dalam kamar!!" Sela Gwen dalam hati, kesal.

"Bisa di sana." Tunjuk Aiden ke sisi kiri kamar. "Atau bisa juga di sana." Tunjuk nya lagi ke sisi kanan kamar.

"Mau posisi tidur horizontal, vertikal atau pun diagonal itu terserah pada suasana hati nona Gwen saja. Karena memang se-fleksibel itu tempat tidur ini."  Terang Aiden panjang kali lempar tambah dua kali luar segitiga sama kaki.

"Aiden!!!!!!" teriak Gwen kesal dalam hati sambil tersenyum. "Kau benar-benar menyatakan perang dengan ku! Baik! Aku Gwen tidak akan pernah mundur sebelum berperang. Kau ingin membuat ku tidak nyaman di dalam kamar ini, mari kita lihat siapa yang angkat kaki duluan dari kamar ini nanti nya."

"Gwen sungguh tidak menyangka kalau tuan Muda Aiden sebegitu perhatian nya pada Gwen. Sampai- sampai memikirkan posisi tidur Gwen ketika tidur. Gwen tentu saja harus berterima kasih atas perhatian yang tuan Muda Aiden berikan." Dengan terpaksa Gwen menarik kantung tidur itu.

Dalam hatinya tidak ada henti-hentinya dia mengutuk dan mengumpat Aiden.

"Tuan Muda, nona Muda, satu jam lagi pertemuan di rumah utama akan di lakukan. Mohon bersiap -siap lah." Terdengar suara pelayan dari luar kamar Aiden.

Aiden dan Gwen yang tadi nya sedang getol-getol nya berdebat langsung sama-sama saling diam.

Saat ini pikiran keduanya sama, jangan sampai ada orang luar yang mendengar kalau mereka sedang ribut.

keduanya pun tanpa sengaja saling pandang, lalu reflek kembali sama-sama melihat ke arah pintu masuk.

"Aku rasa untuk menjaga nama baik kita masing-masing, kau dan aku harus menjaga sikap kita di depan kedua keluarga. Jangan sampai orang luar mendengar saat kita ribut." ujar Aiden.

"Apa tuan Muda Aiden sedang mengajak Gwen untuk bekerja sama saat ini? Bekerja sama menjadi pasangan yang romantis dan harmonis misal nya?" otak licik Gwen langsung mendeteksi sebuah kesempatan untuk hidup lebih layak di dalam kamar Aiden.

Dia tentu saja tidak bodoh. Apalagi untuk hal - hal yang menyangkut kelangsungan hidup nya, radar nya akan menangkap hal itu dengan cepat

"Kerja sama? Nona Gwen pasti terbiasa tidur miring, karena itu lah mungkin kecerdasan nya tidak berkembang sempurna. Aku Aiden tidak pernah bekerja sama dengan rubah kecil licik seperti nona Gwen. Apa yang barusan aku katakan adalah untuk kebaikan nona Gwen sendiri. Jika nona Gwen ingin di pandang oleh para wanita keluarga Gavin, maka jadi lah istri yang baik. Dan istri yang baik tidak memperlihatkan kekurangan suaminya di depan orang banyak." Jawab Aiden sambil tersenyum.

"DAN YA! LUPAKAN IDE MU UNTUK BERUSAHA MERUBAH KANTUNG TIDUR ITU MENJADI SEBUAH TEMPAT TIDUR." Sambung Aiden seolah tahu apa yang ada di dalam kepala nya Gwen.

Gwen menarik kasar kantung tidur itu ke sisi dinding. Untuk saat ini tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia terpaksa menuruti kata- kata Aiden. Bahkan kalau Aiden memerintahkan nya tidur di dinding dengan kantong tidur itu, mau tidak mau Gwen pasti akan melakukan nya. Karena memang saat ini situasi nya yang memaksa nya seperti itu.

"Kau boleh merasa menang saat ini Aiden! Tapi tunggu .. tunggu!" Seru nya dalam hati.

"Apa nona Gwen bisa keluar? Aku ingin bersiap-siap." Ujar Aiden.

"Setelah nona Gwen keluar, tolong minta Rery untuk masuk." lanjut Aiden.

"Setelah itu baru nona Gwen yang bersiap-siap dan aku akan menunggu nona di ruang tengah." Ujar Aiden, bossy.

"Baikah."

Gwen yang memang tidak ingin berlama-lama satu tempat dengan Aiden pun tidak keberatan dengan ide Aiden untuk bersiap-siap bergantian.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status