Share

Bab.9 Selingkuh?

Rumah Keluarga Erlangga [Malam hari]

Melissa datang ketika makan malam sedang berlangsung. 

Dia melihat ayah dan ibu Erlangga serta Mia adik Erlangga di meja makan. 

Tak luput, Erlangga yang juga duduk bergabung dengan keluarganya. 

Melissa baru sadar bahwa Erlangga memiliki wajah yang sangat pucat.

“Selamat malam semuanya. Maaf aku terlambat pulang, kafe sangat ramai hari ini,” ucap Melissa berbasa-basi. Ia melirik jam dinding, masih jam setengah tujuh malam.

“Ayo sini makan malam dulu, Melissa. Kau pasti lelah berolahraga,” ucap Hanna.

Melissa tersenyum lalu duduk bergabung dengan keluarga Erlangga.

Dia merasa asing di tengah-tengah keluarga Erlangga tapi kemudian dia merasa nyaman saat ayah dan ibu Erlangga mengajaknya berbicara.

“Kau mau makan yang mana? Ibu ambilkan,” ucapkan Hanna dengan lembut.

Melissa semakin merasa tak enak. Marissa memang bodoh karena sudah meninggalkan keluarga ini.

“Aku ingin ikan. Oh iya, aku membawakan beberapa kue dari kafe tempatku bekerja. Ini baru keluar dari oven dan juga resep baru kami,” ucap Melissa berusaha mengakrabkan diri.

“Kau ini repot-repot sekali,” ucap Mia lalu dengan cepat menyambar sekantong plastik yang dibawakan Melissa.

“Hmmm, ini pasti enak sekali. Michael memang memberi hadiah membuat kue,” ucap Mia. Melissa tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.

“Di mana yang lain ?” tanya Melissa mencari adik Erlangga yang satu lagi.

“Dia sedang kencan dengan kekasihnya,” ucap Erlangga. Mood Melissa seketika berubah begitu Erlangga yang menjawab.

“Oh,” balasnya sekenanya.

“Ayo kita makan,” ucap Ayah Erlangga yang sudah lapar sejak tadi.

Meja makan lalu di isi dengan obrolan singkat dan suara sumpit yang beradu dengan mangkuk makanan. 

Melissa menyantap makanannya dengan pelan-pelan. Sejujurnya, dia sudah puas sekali, tadi dia makan bersama Rio setelah pria itu mengajaknya bertemu.

“Aku sudah selesai, aku duluan semuanya,” ucap Erlangga yang sudah selesai makan.

Pria itu memencet tombol pada kursi rodanya sehingga kursi roda berputar dengan cepat.

Melihat itu, Mia menggelengkan kepalanya.

“Aishh …  dia semakin terlihat seperti robot,” keluh Mia.

Erlangga memang banyak berubah menurut Mia.

Pria itu tak seramah dulu sebelum kecelakaan atau sebelum ditinggalkan Marissa. Ah, bagi Mia, sama saja: kakaknya banyak berubah.

“Ya! Mia dia kakakmu,” tegur Hanna pada putrinya.

“Maaf,” ucap Mia tanpa rasa bersalah.

“Aku juga sudah selesai. Maaf semua, aku duluan,” Melissa pamit karena kenyang.

Hanya saja, itu ditangkap lain oleh Mia.

“Aishh dasar pengantin baru!” goda Mia.

Melissa hanya melirik Mia dengan sebal yang justru dibalas oleh gadis itu dengan juluran lidah.

“Aku pamit duluan tuan, nyonya …” ucap Melissa.

Dia belum terbiasa memanggil orang tua Erlangga dengan sebutan ayah dan ibu.

“Biasakan panggilanmu Melissa,” tegur Ayah Erlangga seperti biasa, “Kalau begitu, istirahatlah.” 

Melissa mengangguk dan segera menyusul Erlangga yang masih berjalan menuju kamarnya.

Gadis itu dengan tiba-tiba meraih kursi roda Erlangga lalu mendorongnya menuju kamar–seolah ia sedang membantu pria itu padahal kursi roda itu bisa berjalan otomatis.

“Kau sudah kenyang juga?” tanya Erlangga tanpa menolehkan kepalanya ke arah Melissa.

“Aku merasa tak nyaman berada di tengah keluargamu. Aku tidak pantas berada di sana,” ucap Melissa terus terang.

Alis Erlangga naik sebelah. “Siapa pun pantas berada di sana.” 

“Itu seharusnya tempat Marissa,” balas Melissa.

Erlangga sontak mendengus kesal mendengar nama wanita itu disebut. Tapi, alih-alih mengatakan yang sejujurnya, pria itu justru menyebut nama lain dalam percakapan mereka.

“Aku pikir kau akan kabur dengan Rio hari ini.” 

Ucapan Erlangga tiba-tiba membuat Melissa terkejut.

“Apa maksudmu? Bagaimana kau tahu aku pergi bertemu dengan Rio?” Suaranya berubah menjadi berbisik takut bila terdengar meski mereka cukup jauh dari meja makan.

“Jangan pergi menemui pria lain tanpa izin suamimu, kalau kau ingin bertemu dengannya bilang saja, aku tidak akan melarang. Kalau seperti ini kau terlihat seperti sedang berselingkuh,” ucap Erlangga dingin.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Lidya Ariyani
lama2 males deh buka apl ini, Krn harus pake koin..... dah ah mau pindah ke yang lain aja....
goodnovel comment avatar
Maria Goreti Goreti
ujung2 pakai koin dah besar lagi, sedangkan koin I iklan saja tak bisa membuka 1 bab
goodnovel comment avatar
Raska Eby Shita
knp harus oke koin sihh hd ngk sedih ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status