Share

Bab 14

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-07-20 22:00:45

Air hangat yang memenuhi bath up tampak bergelombang pelan saat Jenn berjongkok di sampingnya, memegang spons mandi dengan tangan yang sedikit gemetar.

Kepalanya tertunduk, tidak berani menatap pria yang kini duduk bersandar santai di hadapannya, tenggelam setengah tubuh dalam air, dengan mata setengah terpejam seperti tengah menikmati kenyamanan istirahat di sana.

Sementara Javier begitu tampak tenang, Jenn justru merasa sebaliknya.

Gila...!

Tangannya dingin. Jantungnya berdetak tidak beraturan. Keringat dingin mengalir di pelipisnya meski ruangan itu terasa hangat. Ini adalah kali pertama dalam hidupnya melihat seorang pria tanpa sehelai benang pun.

‘Ah, mataku masih suci sebelumnya.’

Tapi mau bagaimana lagi? Pria itu adalah suaminya.

Suami yang sama sekali tidak mencintainya. Suami yang bahkan bicara padanya pun lebih sering dengan nada dingin, atau acuh, atau lebih seringnya... sinis.

“Aku tidak ak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 15

    “Akh... sakit!!” jerit Jenn lirih. Javier mengerutkan keningnya saat dia mendorong masuk miliknya untuk menerobos masuk, mencari pusat kenikmatan dibalik titik sensitif pada tubuh Jenn. Sulit untuk masuk. Javier mencoba lagi, dengan hati-hati. Kali ini, dia mencoba dengan lebih santai. Jenn mengerutkan keningnya semakin dalam. Digigitnya bibir bawah semakin kuat saat Javier semakin menekan miliknya untuk menerobos masuk. Tubuhnya sampai gemetar. Blus... Javier memejamkan matanya. “Ahhh...” Akhirnya, penyatuan itu pun sukses. Seketika Javier tidak ingin membuang waktu. Pria itu berpacu, mencari kenikmatan, kepuasan dari tubuh Jenn yang... mendeskripsikannya cukup sulit. Aroma alami tubuh gadis itu khas, membuat ketagihan. Ada aroma manis, aroma sampo dari buah, dan pelembab kulit. Sungguh.... Javier pun tidak lagi ingat kalau Jenn adalah mantan pelayan di rumahnya. Tubuh gadis itu sukses membuatnya gila. Lain dari apa yang Javier rasakan, Jenn ma

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 14

    Air hangat yang memenuhi bath up tampak bergelombang pelan saat Jenn berjongkok di sampingnya, memegang spons mandi dengan tangan yang sedikit gemetar. Kepalanya tertunduk, tidak berani menatap pria yang kini duduk bersandar santai di hadapannya, tenggelam setengah tubuh dalam air, dengan mata setengah terpejam seperti tengah menikmati kenyamanan istirahat di sana. Sementara Javier begitu tampak tenang, Jenn justru merasa sebaliknya.Gila...! Tangannya dingin. Jantungnya berdetak tidak beraturan. Keringat dingin mengalir di pelipisnya meski ruangan itu terasa hangat. Ini adalah kali pertama dalam hidupnya melihat seorang pria tanpa sehelai benang pun.‘Ah, mataku masih suci sebelumnya.’Tapi mau bagaimana lagi? Pria itu adalah suaminya. Suami yang sama sekali tidak mencintainya. Suami yang bahkan bicara padanya pun lebih sering dengan nada dingin, atau acuh, atau lebih seringnya... sinis. “Aku tidak ak

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 13

    Dengan cepat Jenn menggelengkan kepalanya. “Bukan. Tidak kok, Tuan. Ini... sangat bagus dan mewah sekali, bagaimana mungkin saya berani merasa keberatan.” Javier hanya melihat sebentar ke wajah Jenn. Ia kembali fokus dengan ponselnya. Jenn pun menyimpan kotak perhiasan itu. Namun, setelah itu dia menjadi bingung apa yang harus dilakukannya di dalam kamar dengan Javier saja. Glek! Beberapa kali Jenn menelan ludah, dia merasa sangat gugup. Akhirnya, Jenn pun memutuskan untuk segera mengakhiri kegugupan yang dirasakannya dengan memulai pembicaraan. “Tuan,” panggilnya. “Apa ada yang bisa saya kerjakan? Atau... Kalau tidak ada, saya akan keluar dari kamar supaya Tuan Javier nyaman di sini.” Javier mengangkat kedua kakinya dan meletakkannya di atas meja kecil di depannya. Tubuhnya bersandar santai ke sofa, sementara wajahnya tetap dibungkus ekspresi dingin yang sulit untuk dibaca apa maunya. Dengan nada perintah yang datar namun tak bisa dibantah, ia berkata, “Pijat

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 12

    Siang itu udara terasa sedikit lebih panas dari biasanya. Jenn duduk tegap, mencoba menahan rasa gerah yang menempel di balik gaun latihan etiketnya yang formal. Di hadapannya, seorang guru pribadi dengan rambut tertata rapi sedang menjelaskan tata cara menyajikan teh dengan anggun.Tidak hanya tentang teh, tapi juga table manner. Bahkan, cara berjalan, dan lainnya. Jenn mendengarkan dengan fokus, mencatat dalam hati setiap gerakan tangan dan intonasi suara yang perlu ia biasakan mulai dari sekarang. Ia tahu ini bukan untuk dirinya. Ini untuk peran yang ia pinjam selama satu tahun, tentunya sebagai “Nyonya muda Javier.” Namun konsentrasinya goyah saat pintu aula depan mulai terbuka. Asisten pribadi Javier masuk dengan langkah tegas, membawa serta seorang pria paruh baya yang berpakaian mewah dan rapih. Jenn cukup mengenal wajah itu. Siapa yang tidak? Dia adalah pemilik salah s

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 11

    Jenn menarik napas pelan, jemarinya gemetar saat membuka satu per satu kancing kemeja Javier yang basah karena keringat dingin dan tetesan air dari kain kompres yang menyeka titik tubuhnya. Lelaki itu masih dalam keadaan setengah sadar, tubuhnya panas seperti bara api yang tertahan terlalu lama. Padahal, Jenn sudah mencoba mengompres dengan benar. ‘Apa aku harus membawa Tuan Javier ke rumah sakit?’ batin Jenn. Kain tipis di dahi Javier mulai mengering. Jenn menggantinya dengan yang baru, matanya sempat terhenti di dada Javier yang kini mulai terbuka sebagian. Sebuah tato kecil di sisi kiri dadanya mencuri perhatiannya. Hanya satu huruf saja di sana ‘A’. Terlukis sederhana, tanpa hiasan. Tapi entah mengapa, huruf kecil itu seperti membawa beban emosional yang sangat besar untuk Javier. Jenn tidak menyentuhnya. Ia hanya diam menatapnya sejenak, lalu membatin dalam hati, ‘Mungkin... wanita yang dia cintai berinisial A. Wanita itu pasti takut. Bagaimanapun, Tuan Javie

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 10

    Jenn perlahan membuka matanya saat merasakan ngilu di bagian telinga yang terus tertindih semalaman. “Akh....” lenguhnya pelan. Kepalanya berat, lehernya kaku, dan tubuhnya seperti tidak punya tenaga. Ia mencoba bergerak, tapi yang terasa justru nyeri di pundak dan punggungnya. Matanya mengerjap beberapa kali, lalu menatap jam kecil di meja sudut ruangan. Sudah pukul enam pagi. Udara di kamar masih dingin, menggigit kulit. Meski sudah berselimut, dingin dari pendingin ruangan tetap terasa seperti menembus hingga ke tulang. Ia bersyukur semalam sempat mengambil selimut cadangan dari lemari, kalau tidak... ia mungkin saja terbangun dalam keadaan menggigil, parahnya beku. Dengan perlahan Jenn mulai bangkit dari sofa. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Sunyi. Tidak ada lagi suara. Hanya denting jarum jam dan dengungan samar dari mesin AC. Pandangannya lalu beralih ke tempat tidur, dan di sana, Javier masih terlelap. Pria itu masih mengenakan kemeja semalam y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status