Share

Bab 187

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-10-14 21:01:16

Javier kembali mengecup bibir Jenn. “Ayolah... katakan saja kalau kau cemburu, aku tidak keberatan, kok.”

Jenn pun berdecih sebal. Sudah malas rasanya membahas soal Anaya. Lagi pula, kalau dia terus berkutat pada masa lalu, agaknya masa depan juga tidak akan terasa menyenangkan.

Javier mengusap wajah Jenn, senyum di bibirnya itu nampak begitu penuh cinta, membuat Jenn harus melihat ke arah lain, dia jadi gugup.

“Aku bersumpah bahwa tidak ada yang aku cintai selain kau, Sayang. Bila masih tidak percaya, aku bisa juga kok buat tatto di itu ku sebagai bukti sekaligus pengingat kalau aku—”

“Omong kosong apa yang kau bicarakan, Javier?! Sudah gila kau ini,” potongnya kesal.

Javier terkikik pelan. Ia pun menyenderkan kepalanya, dia bisa saling menatap dengan Jenn.

“Aku juga mengantuk. Aku akan tidur di sini,” ucap Javier.

Jenn menggelengkan kepalanya. “Jangan. Badanmu nanti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 195

    Dengan langkah cepat Karina mendekati Ken, membuat Ken harus membuang nafas dan memasang ekspresi sopan dan penuh hormat kepada wanita itu. “Selamat malam, Nyonya Karina,” sapanya, seperti biasa Jika bertemu dengan wanita itu. Tidak ingin menanggapi basa-basi yang Ken berikan, Karina ingin menanyakan sesuatu yang cukup penting. “Ken, Javier sudah pulang ke sini?” tanyanya. Dengan sopan Ken menganggukkan kepalanya. “Benar. Tuan Javier sudah kembali, sekitar satu minggu yang lalu.” Mendengar itu, Karina pun tersenyum dengan ekspresi kesal. “Dia benar-benar mengabaikan ibu kandungnya sendiri. Apa kau tidak mengingatkan Javier kalau ibunya masih hidup?” Karina benar-benar kesal terhadap Javier. Sudah berbulan-bulan uang bulanannya tidak dikirimkan lagi, bahkan dihubungi juga tidak pernah bisa, dan yang paling parahnya menurut Karina adalah sulit untuk menemui Javier sekalipun dia sudah membuat janji sebelum bertemu.” Ken mencoba untuk tenang dan tersenyum sebagaimana me

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 194

    Setelah Thomas kembali ke negaranya, Valerie, Jenn, dan Javier pun menjalani kehidupan sebagai mana mestinya. Jenn sering mengajak Valerie untuk mengobrol, membuat kue kering kesukaan mereka bersama, memasak, dan bahkan menonton drama seru yang sedang hits saat ini. Valerie juga benar-benar mempedulikan Jenn. Mulai dari memastikan Jenn memberikan asi tepat waktu, bahkan membantu Jenn saat pumping ASI-nya. Ia juga sering sekali menanyakan menu sarapan dan makan siang apa yang ingin Jenn makan, lalu memasaknya dengan cara yang ia bisa. “Nak, Ibu kupaskan buah ya. Kau sarapan sedikit sekali pagi tadi,” ucap Valerie yang dengan jelas menunjukkan ekspresi khawatir. Jenn menghela napasnya. “Oke. Terimakasih banyak ya, Bu. Sarapan tadi benar-benar kurang fokus karena asiku sudah lebih, jadi buru-buru untuk pompa.” Valerie tersenyum, ia paham benar bagaimana sibuknya Ibu yang baru saja memili

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 193

    Valerie berdecih sebal. “Sudahlah, kau itu selalu saja kesal kalau aku memuji orang lain. Javier itu suaminya Jenn, artinya menantu kita, kenapa kau kesal begitu?” Tidak berani membantah, Thomas memilih untuk diam karena tidak ingin membuat Valerie mengomel lebih banyak lagi. Itu adalah bagian dari cara Thomas menenangkan Valerie sejak dulu. Dia terlalu mencintai Valerie, apapun akan dia lakukan asalkan Valerie tetapi di sisinya. Malam itu, mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol. Menyudahi obrolan serius, mereka mulai menceritakan masa dulu yang membuat mereka kompak tertawa. Tidak ada lagi perselisihan keluarga, tidak ada intrik untuk saling menyerang seperti sebelumnya, dan yang nampak adalah keharmonisan. Mereka pun kembali ke kamar begitu selesai. Valerie dan Thomas belum bisa tidur walupun memang benar tubuh mereka terasa begitu lelah. Thomas duduk di sebelah Valerie yang kini tengah menatap k

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 192

    Jenn keluar dari kamar mandi dengan ekspresinya yang nampak kelelahan. Javier menyusul di belakang, tersenyum lega tanpa beban. “Sial... sok membantu, tapi tidak tahunya tanganku pegal dan mulutku...” Jenn merinding dengan ucapannya sendiri, bahkan melanjutkan ucapannya juga tidak sanggup untuk dia lakukan. Javier pun terkekeh geli. “Maaf. Aku juga sudah berusaha sebaik mungkin untuk selesai lebih cepat, tapi memang agak sulit, Sayang.” Jenn hanya melirik sinis. Dia malas menanggapi ucapan Javier. Di lain sisi dia kasihan dengan Javier, sembilan bulan sudah menahan diri, sekarang juga harus tetap menahan sampai satu bulan kedepan. Namun, Jenn juga tidak bisa mengabaikan rasa lelahnya. Susah bernapas saat Javier menelan kepalanya sambil memasukkan lebih dalam bagian intinya. Ah, menggelikan, tapi juga kasihan Javier jika tidak dibantu. Javier langsung menarik Jenn untuk segera istirahat sambil men

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 191

    Suara deru mesin jet perlahan mereda ketika pesawat pribadi keluarga itu akhirnya mendarat di landasan pribadi milik keluarga Javier. Langit sore menyala jingga, mencerminkan warna hangat yang anehnya justru terasa kontras dengan suasana hati di dalam kabin itu. “Sudah sampai, Sayang. Bersiap, ya...” ucap Javier, lembut. Jenn menganggukkan kepalanya sambil memeluk erat selimut tipis yang menutupi tubuh kecil Jack di pelukannya. Bayi itu tertidur dengan tenang, dadanya naik turun lembut, tidak menyadari betapa dunia di sekitarnya begitu penuh dengan kejutan. Jenn merasa bahagia sekali karena cukup puas menatap wajah putranya setelah berebut untuk menggendong Jack. Javier menatap ke arah jendela tanpa suara, wajahnya datar tapi matanya menyimpan ribuan pikiran yang tidak lagi terucap. Ia tahu, kembalinya mereka ke sana akan menjadi awal baru dalam hidup yang mungkin akan penuh dengan hal-hal menegangkan. Ketika pintu jet mulai terbuka, udara segar menerpa wajah mereka.

  • Pengantin Pengganti untuk Sang Majikan   Bab 190

    Thomas masih tidak terima kalau cucunya disebut mirip Javier, tapi kenyataannya memang begitu. Valerie pun hanya bisa tersenyum, berharap Thomas dan Javier akan tetap akur meskipun memang masih saja perdebatan tetap ada. Mereka makan malam bersama, semetara Jack tidur di kamar. “Jenn, kau mau menetap di sini atau mau bagaimana?” tanya Valerie, ekspresinya yang penuh harap itu membuat Jenn agak bingung untuk menjawabnya. Javier pun mewakili untuk bicara, “Jenn akan ikut pulang denganku, Bu. Kami berdua sudah sepakat untuk tinggal bersama, di rumah kami yang sebelumnya. Mengenai pendidikan dan sebagainya juga sudah kami sepakati.” Mendengar itu, Thomas pun membuang napas kasarnya. Dia tidak ingin menyetujui hal itu. Dia tidak ingin tinggal terpisah lagi dengan keluarganya. “Jenn, Ayah akan siapkan rumah untukmu. Kita akan tinggal bersama. Setidaknya, kita tidak boleh berpisah karena kita adalah keluarga, apa lagi kita terpisahkan selama puluhan tahun.” Mendengar itu,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status