Share

13. Menuju Rumah Sakit

Author: Blue Ice
last update Last Updated: 2025-06-29 23:01:32
Selina meremas tasnya kuat-kuat. Tinggal selangkah lagi dia berhasil keluar dari toko ini. Namun Alenka malah menghentikannya.

Dengan suara serendah mungkin namun tetap terdengar elegan, dia menjawab, “Anda melanggar privasi seseorang dengan permintaan seperti itu. Anda tidak tahu etika di toko sekelas ini rupanya.”

Beberapa pelayan menoleh, menatap gerombolan Alenka dengan tatapan menegur. Alenka menahan kesal, matanya berkilat marah. Namun dia menegakkan bahu, pura-pura tertawa kecil.

“Huh, baiklah. Tidak sopan jika membuat masalah di sini. Kita pergi saja!” ajak Alenka kepada teman-temannya.

Selina menunduk singkat lalu melangkah pergi. Detak jantungnya menggema sampai telinganya sakit. Nyaris saja!

Dia melewati kaca besar toko dengan langkah mantap, melihat dua pengawal yang masih berdiri di luar, menatap lurus tanpa menyadari apa pun.

Begitu melewati pintu, Selina langsung berbelok ke arah yang berlawanan dari tempat dua pengawal itu berdiri. Langkahnya dipercepat tanpa menimb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   25. Puzzle Masa Lalu

    “Aswin, pastikan tak ada satu pun media atau staf kantor tahu tentang ini,” perintah Zander dingin tanpa menoleh. “Aku tak mau Mama atau siapa pun melihat kondisinya sekarang.”“Baik, Tuan.”Setelah itu, Zander membawa Selina ke mobil. Kali ini dia sendiri yang mengemudi. Selina diletakkan dengan hati-hati di kursi depan.Saat akan memasangkan sabuk pengaman, Selina malah mengalungkan lengannya ke leher Zander. Dengan manja dia mendusel ke leher hangat suaminya. “Panas…, Mas!” keluh Selina.Zander mengerem kesal karena lehernya terasa geli dengan kelakuan Selina yang tak sadar itu. Untuk itu, dia mendorong kepala Selina agar menjauh darinya. “Duduk diam! Jangan macam-macam!” ancam Zander entah Selina bisa mengerti atau tidak. Mobil hitam itu segera melaju menembus malam menuju apartemen pribadi milik Zander di pusat kota. Mata Selina setengah tertutup, napasnya berat dan tak teratur. Tubuhnya panas, berkeringat, dan sesekali terdengar erangan kecil meluncur dari bibirnya.Zander me

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   24. Dasar Bodoh!

    Kesadaran Selina perlahan kembali, menembus kabut tebal di kepalanya. Kelopak matanya terasa berat saat berusaha membuka, menatap langit-langit kamar berwarna putih krem dengan lampu gantung bergaya klasik.Dia mengerjap, napasnya terengah. Bau karpet mahal dan wangi parfum pria menusuk hidungnya. Seluruh tubuhnya terasa lemas. Dia mencoba menggerakkan tangan, namun hanya sedikit yang mampu bergerak. Kakinya bahkan nyaris mati rasa.‘Di mana ini?’Detak jantung Selina berpacu cepat ketika pandangannya menangkap dua sosok pria paruh baya sedang berdiri di depan ranjang. Keduanya mengenakan jas mahal yang tadi dia lihat di restoran. Pak Herman dan Pak Gunawan. Namun kali ini, tak ada lagi topeng ramah di wajah mereka. Yang ada hanyalah tatapan buas, seperti serigala lapar yang menatap mangsanya.“Lihat betapa cantiknya dia….” gumam Pak Herman, menurunkan dasinya perlahan sambil mendekat ke arah ranjang. “CEO Castellvain benar-benar beruntung punya sekretaris semanis ini.”Pak Gunawan t

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   23. Jatu Dalam Lubang yang Sama

    La Belle Resto tampak ramai siang itu. Cahaya matahari menembus dinding kaca restoran elegan bergaya Perancis modern, memantulkan kilau pada meja-meja marmer putih. Aroma roasted beef dan lavender butter bread memenuhi udara, menambah kesan mewah dan menenangkan bagi para tamu.Namun bagi Selina, wangi itu justru membuat perutnya bergejolak oleh gugup. Dia berdiri di depan pintu masuk, menenangkan debar jantungnya yang berdetak tak beraturan. Ini pertama kalinya dia melakukan tugas mewakili perusahaan tanpa kehadiran Aswin maupun Zander. Nalurinya menjerit agar dia berbalik dan pergi, tapi profesionalismenya memaksa kakinya melangkah maju.Setelah mengkonfirmasi nama reservasi, pelayan membawanya menuju private room di ujung restoran. Saat pintu dibuka, Selina melihat Clarissa sudah duduk di sana bersama dua pria paruh baya berjas mahal.Kedua pria itu menatap Selina dengan sorot mata menilai, dari atas ke bawah, seolah sedang memilih barang di etalase. Tatapan mereka membuat bulu ku

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   22. Jarak Membentang

    Setelah pertengkaran semalam, Selina menunggu kepulangan Zander di ruang tamu. Namun pria itu tak kunjung menampakkan diri hingga akhirnya Selina tertidur di sofa, dengan mata bengkak akibat tangis yang tak berhenti sejak malam. “Nona Selina… Nona!” Suara pelayan yang menggoyang pelan bahunya membuat Selina tersentak. Dia mengerjap, mencoba menyesuaikan cahaya pagi yang menembus retina matanya. Saat kesadarannya pulih, ia buru-buru menegakkan punggung. ‘Aku… tertidur di sini semalaman?’ pikirnya panik. Dia melirik keluar jendela. Langit sudah terang. Nafasnya tercekat. “Apa suamiku sudah pulang?” gumamnya serak. Pelayan itu menunduk sopan. “Maaf, Nona. Saya tidak tahu. Tuan belum terlihat sejak semalam.” Selina menoleh mencari ponselnya, namun benda itu mati kehabisan baterai. Pertengkaran semalam menguras pikirannya sampai lupa men-charge ponsel. Yang ada di kepalanya hanya bagaimana cara meminta maaf pada Zander. “Jam berapa sekarang?” tanyanya pelan. “Jam setengah tujuh, N

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   21. Perkara Salep

    Mobil Alphard hitam melaju cepat menembus gerimis malam. Selama perjalanan, Zander hanya memejamkan mata sambil menahan sakit di sisi wajahnya yang berdenyut tajam. Sesekali napasnya terengah menahan nyeri yang semakin menusuk. Aswin memegang alih kemudi. Sedangkan Selina berada di sebelah Zander, menahan tangan Zander yang selalu ingin menggaruk lukanya yang masih tertutup topeng hitam. Setibanya di mansion Castellvain, Aswin membantu Zander turun dengan hati-hati. Selina mengikuti di belakang, menatap suaminya dengan tatapan cemas yang tak bisa disembunyikan. Begitu masuk ruang tamu, Zander langsung duduk di sofa panjang dekat jendela. Tangan kirinya menekan sisi wajah yang terluka sementara napasnya belum stabil. “Mas… aku bantu ya,” kata Selina pelan, segera berlari ke dapur untuk mengambil baskom kecil berisi air hangat dan handuk bersih. Tanpa menunggu jawaban, dia duduk di depannya. Dengan hati-hati, Selina melepas topeng hitam Zander yang menutupi hampir setengah wajahny

  • Pengantin Pengganti untuk Tuan Zander   20. Izinkan Aku Menebus Dosa

    Keesokan harinya, Selina berdiri tegak di depan lift kaca yang mengantar langsung ke lantai atas kantor Castellvain Corp. Dengan setelan kerja elegan warna krem muda yang membalut tubuh rampingnya, dia tampak profesional. Namun di balik penampilannya, tangannya gemetar saat merapikan dokumen di dekapannya. ‘Hari pertama… harus sempurna… setidaknya… aku tidak ingin membuatnya semakin benci padaku…’ batinnya menahan napas. Dia berangkat sendirian hari ini karena Zander sudah menghilang sejak pagi buta. Tak masalah! Selina juga tak heran sikap Zander masih sangat dingin padanya. Untuk itu, dia sudah membulatkan tekad untuk membalas kebaikan Zander karena telah memaafkan dirinya. Begitu pintu lift terbuka, Selina langsung menunduk memberi hormat pada staf yang dilewatinya. Dia berjalan cepat menuju meja sekretaris di depan ruangan CEO. Selina melirik ke arah meja Aswin yang berada di depannya. Pria itu tak ada di tempat, berarti masih bersama Zander entah di mana. Yang terpenting se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status