Share

Kesepakatan cinta

"Bukan seperti itu maksudku," ucapku dengan sangat tertekan karena melihat raut wajah Farhan yang sudah sangat mengerikan.

"Bukankah kau bayak bicara barusan..." ucap Farhan sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku dan tanganya membelai pipiku dengan raut wajah bagaikan setan.

"Tidakkk....tidak..maksudku.... " belum selesau aku bicara, Farhan sudah memotong pembicaraanku.

"Sstttt, yang perlu kau ingat adalah kau hanya seorang pengganti tidak lebih dari itu," ucap Farhan sambil mempererat cengkraman tanganya yang sudah berada dileherku.

"A...a...a...." aku tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun hanya taganku yang bergerak mencoba melepaskan cengkraman Farhan di leherku.

Lalu dengan kasar Farhan menyungkurkan badanku di ranjang lalu ia keluar dari kamar.

 

Air mataku keluar tanpa disadari, Kenapa dia selalu berkata buruk padaku padahal ini semua bukan rencanaku untuk menjadi istrinya. Aku menangis diatas ranjang dengan membaringkan tubuhku, aku terus menangis hingga ketiduran.

*****

Bibi Ana masuk kekamarku dan membangunkanku, semalam aku tidur sendiri, entah si brengsek itu tidur dimana bukan urusanku. 

"Nona....nona, bangunlahh," ucap bibi Ana dengan selembut mungkin.

"Ummmm..."

"Bangunlah nona, papamu ada disini."

"Apa?? Papa datang kesini? Iya aku akan bangun dan langsung bergegas menemuinya."

"Tapii... sebaiknya anda menutupi bekas luka lebam yang ada di leher anda," bibi Ana memberitahu luka yang dibuat oleh Farhan semalam.

"Ah iya, dasar laki laki brengsek harusnya dia dikirim ke neraka saja," dulemku sambil berjalan menuju meja rias untuk bercermin melihat luka lebam yang berada di leherku.

"Kalau begitu saya pamit dulu nona."

"Iya bi."

Dengan cepat kilat aku langsung bangun dari tempat tidur dan langsung berdandan dan aku memilih baju yang mempunyai kerah yang panjang agar lukaku tidak terliat oleh papa. Rasanya senang sekali papa datang menemuiku bagaikan bunga yang sudah layu disiram dengan air. Aku keluar kamar dan turun dari tangga dengan berlari agar bisa bertemu dengan papa secepat mungkin. 

"Papa... Apakah ada hal penting hingga kau datang kesini?" tanya yang masih sambil melangkahkan kaki menuju papa yang berada di ruang tamu.

"Luna kenapa kau masih bertingkah seperti anak kecil, jalanlah dengan pelan agar kau tidak tersandung."

"Papa aku sangat merindukanmu," ucapku yanng langsung memeluk papa dan papa membalasnya.

"Iya sayang, sebaiknya kamu sarapan dulu. Papa mau ngobrol dulu sama suamimu."

"Jadi papa kesini buat ketemu dia bukan aku, ya udah deh ngga papa."

Aku berjalan menuju meja makan untuk sarapan, biarkan saja papa dan Farhan berbincang bincang toh dilihat dari raut wajah papa sepertinya tidak ada apa apa.

*****

Di ruang kerja Farhan.

"Aku kesin untuk membicarakan sehubung hilangnya ingatan Luna, dia tampak sehat dan dia..."

"Apa ada kabar dari Cherry?" potong Farhan yang tanpa merasa bersalah.

"Kau ini! Kau sudah menikah dengan Luna, kau harus melupakan perasaanmu kepada Cherry. Kau harus menjaga perasaan Luna."

"Sudah kukatakan dari awal bahwa aku hanya mencintai Cherry, mengapa kau memaksakan aku untuk menikah dengan Luna?"

"sudahlah aku masih banyak urusan, bicara denganmu hanya membuat darah menjadi naik saja."

Saat aku sedang berjalan menuju ruang tamu aku mendengar papa pamit untuk pergi. Kenapa papa cuma sebentar disini? Padahal aku belum mengobrol dengan papa. Aku langsung lari mengejar papa yang sudah sampai didepan pintu.

"Kenapa papa cuma sebentar?"

"Papa masih ada urusan."

"Baiklah, hati hati dijalan pa,"

"Iya sayang terimakasih, kamu juga jaga diri baik baik ya disini. Sesekali mainlah kerumah,"

"Iya pa." 

Aku mengantar papa hingga masuk ke mobilnya. Aku memandani mobil papa yang mulai minggalkan rumah Farhan. Aku duduk disebuah ayunan sambil memikirkan Farhan. Kenapa dadaku berdetak kencang jika menyebut nama 'Farhan', sepertinya aku sudah jatuh cinta padanya. Tiba tiba Farhan menghampiriku...

"Luna, jangan harap aku bisa mencintaimu,sebaiknya kau kubur dalam dalam perasaanmu itu," ucap Farhan yang berdiri di sampingku lalu ia pergi entah kemana. 

"Dasar laki laki brengsek," umpatku yaang tidak bakalan terdengar oleh Farhan.

 Tetapi ini sudah terlambat, sepertinya aku sudah jatuh cinta padamu dan aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dengan caraku sendiri.

*****

Di dalam kediaman.

"Nona, waktunya anda minum teh herbal," ucap bibi Ana yang sudah membawa sebuah nampan yang diatasnya terdapat secngkir teh herbal.

"Yaampunnn wanita cantik dan imut sepertiku masih harus meminum teh herbal? Baiklah baiklah jika kau memaksa aku akan meminumnya."

Bibi Ana terlihat tersenyum saat mendengar  ucapanku. Aku meminum teh herbal yang dibawakan oleh bibi Ana. Tampaknya Farhan berjalan menuju kamar.

"Lihatlah, aku sudah meminum teh herbal yang kau perintahkan kepada bibi Ana," ucapku saat melihat Farhan yang baru masuk ke dalam kamar.

"Enyahlah."

Sialan pria gila ini. Tapi aku tidak akan menyerah dan aku akan membuat kesepakatan dengannya. 

"Farhan, ayo kita taruhan. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dalam waktu satu bulan"

"Haha baiklah. Tetapi jika dalam waktu satu bulan aku belum mencintaimu maka kau harus keluar dari sini. Dan jika aku jatuh cinta padamu dalam waktu satu bulan kau akan menjadi nyonya Farhan yang sesungguhnya, bagaimana?"

"Umm... boleh juga, aku setuju."

Farhan lalu keluar dari kamar dan entah pergi kemana. Aku harus menyusun rencana agar usahaku berhasil. Sepertinya aku punya seseorang yang bisa membantuku. Lalu aku mengambil ponselku dan menelepon Jack, kita akan bertemu di sebuah cafe pada pukul 8 malam, dia terdengar seperti sedang berada di sebuah bar. Aku sudah tidak sabar ingin menanyakan sesuatu pada Jack, aku memutuskan untuk bergegas menemui Jack disebuah bar. 

Setelah aku sampai dibar yang hingar bingar, aku mencari keberadaan sicowo mata keranjang. Dan benar sekali aku melihatnya sedang duduk bersama dua wanita, aku langsung menghampirinya. Jack terlihat sangat terkejut melihatku sudah berada di hadapannya. 

"A-apa kau sudah gila menemuiku disini, jika Farhan tau maka dia akan membunuhku. Kita kan sudah ada janji untuk bertemu di cafe jam 8 ,sekarang baru jam 7," ucap Jack yang dengan panik karena takut ada mata mata Farhan yang melihat. 

"Aku sudah tidak sabar, jika kau takut Farhan melihatmu denganku disini sebaiknya kita pergi ke cafe dekat sini."

"Baiklah baiklah, kau merusah waktu bersenang senangku," ucap Jack dengan kesal dan ia meninggalkan para wanitanya. 

"Upsss.... Sorry hehehe"

Aku dan Jack meninggalkan bar dan mencari cafe terdekat. Aku sudah menyiapkan buku catatan dan bulpoin didalam tasku untuk mencatat hal penting yang aku cari dari Jack. Saat sudah didalam cafe kita langsung duduk dan memesan minuman, lalu aku mengeluarkan buku catatanku dan bulpoin. 

"Hey, mengapa kau mengeluarkan buku?" tanya Jack dengan heran.

"Aku ingin bertanya sesuatu mengenai Farhan padamu dan kau harus menjawabnya!!" seruku.

"Hmm baiklah silahkan dimulai pertanyaannya nyonya Farhan."

"Tipe wanita seperti apa yang di sukai Farhan?" Pertanyaan pertama aku lontarkan kepada Jack.

"Emmmm.....dia suka wanita rambut pirang, mata berwarna biru, tinggi, pinggang ramping dan berpendidikan tinggi dan juga sexy nanmenggoda," terang Farhan padaku.

"Terus apa lagi," kataku yang sibuk menulis kriteria yang Jack sebutkan.

"Heiii tunggu, jangan jangan kau benar benar jatuh cinta padanya?"

"Yahhhh....kurasa seperti itu. Apa aku terlihat main main? Aku ingin membuatnya berlutut dan mengemis cinta padaku," ucapku dengan penuh percaya diri.

"Hahaha....kau harus mengubah penampilanmu dulu jika ingin membuatnya jatuh cinta padamu, lihatlah dirimu yang kacau seperti ini."

"KAU......"

"Iya iya sorry, ayo lanjutkan lagi."

"Apakah menurutmu Farhan bisa mencintaiku?"

"Emmm, kalau itu aku tidak tau. Tetapi yang bikin aneh dihati Farhan ada Cherry tetapi tubuhnya mau tidur denganmu," ucap Jack yang tampak memikirkan perkataanya barusan.

"Kau pikir aku ini apa Jack?"

"Maksudku bukan seperti itu Luna,,,"

"Kita akhiri saja sebelum aku berubah menjadi monster dan memakanmu utuh."

"Kau sama mengerikanya dengan Farhan, sepertinya kalian memang berjodoh."

 

*****

Di kediaman Farhan.

"Bibi Ana, apa makanan kesukaan Farhan?" tanyaku.

"Tuan tidak memilih soal makanan nona."

"Apakah Farhan mempunyai kebiasaan aneh saat pagi hari atau yang lain?"

"Nona, hal seperti itu seharusnya kau lebih tahu."

"Ahh iya, baiklah bi terimakasih."

Aku mencatat semua rencanaku di buku catatan dan aku harus menyiapkan bagian Rencan pertamaku. Tiba tiba Farhan datang menghampiriku dan duduk disebelahku. 

"Apa yang sedang kau rencanakan iblis kecil?" tanya Farhan dengan nada yang lembut sepertinya mood dia sedang bagus. 

"Tentu saja kejutan untukmu suamiku,hahaha."

"Dasar iblis kecil, sudahlah aku tak mau meladeni omonganmu."

Lalu Farhan pergi keluar dari kamar dengan membawa jasnya, seprtinya dia mau pergi ke suatu tempat yaitu bar karena dia pergi ke bar hanya di malam hari sedangkan pagi hingga sore ia berada di kantor, dia sering pergi ke bar bersama Jack. Saat Farhan dibar apakah dia bermain dengan perempuan atau tidak? Tapi melihat sikapnya yang dingin itu sepertinya tidak ada wanita yang ingin mendekatinya.

*****

"Heii apa kabar tuan Farhan, tumben kau tidak bersama istri tercintamu?" tanya Jack pada Farhan.

"Tutup mulutmu Jack, semakin hari aku jadi tambah membencinya karena perlakuanya yang aneh. Apa sudah ada kabar tentang Cherry?"

"Entahlah, apa yang sedang kau rencanakan?"

"Aku ingin membawa Cherry pulang dalam waktu satu bulan ini."

'Satu bulan? Sepertinya Farhan dan Luna ada sesuatu' gumam Jack dalam hatinya. 

"Satu bulan? Bagaimana caranya?"

"Itu sangat gampang, aku akan membekukan rekening bank Cherry dengan itu dia tidak bisa berbuat apa apa selain kembali kepadaku."

'Luna seperinya kau harus menyelesaikan masalahmu sendiri, aku tidak bisa membantumu karena Farhan sangat berapi api untuk mendapatkan kakakmu' Jack bergumam kembali. 

*****

Aku akan membuatkan sarapan istimewa untuk Farhan, aku akan membuat telur dadar berbentuk hati dan dihiasi dengan sayuran. Rencana pertamaku adalah membuatkan dia sarapan istimewa dan semoga saja dia suka. Aku membawakan sarapan ke meja makan. 

"Apa ini??!!!!" bentak Farhan.

"Sarapan istimewa untukmu,aku membuatnya penuh dengan kasih sayang dan cinta"

"Bibi Ana, cepat singkirkan makanan sampah ini dan bawakan aku makanan untuk sarapan sekarang!!!!!"

"Ahh...kenapa kau menolaknya?" tanyaku dengan kaget melihat amarah Farhan.

"Kau boleh berusaha, tetapi itu bukan berarti aku akan bekerja sama denganmu!"

Farhan tampak sedang mengiris telur dadar bikinan bibi Ana ,tanpa basa basi aku langsung menghabiskan telur dadar yang sudah dipotong olehnya. 

"Baiklah, aku sudah memakan sarapanmu dan sekarang giliranmu memakan hasil masakanku."

"Bibi Ana tolong bawa wanita gila ini pergi dan bawakan aku sarapan lagi!!!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status