Share

Rencana berhasil

Ini sudah waktunya makan siang, aku akan menyuruh koki di rumah untuk memasakan makanan  untuk Farhan dan aku akan mengantarkannya ke kantor. Aku akan menyuruh supir untuk mengantarkanku bagaimanapun juga kan aku istri sah dari Farhan bukan simpananya jadi aku bisa bebas menggunakan fasilitas yang ada di kediaman. 

Saat tiba di kantor Farhan aku segera masuk dan berjalan menuju resepsionis yang sedang duduk sanai, aku ingin menanyakan ruangan Farhan karena ini pertama kali aku datang ke kantornya.

"Permisi, aku mau bertemu dengan Farhan Jacob Alexander, bisa?" tanyaku dengan polos.

"Maaf nona, tapi anda harus membuat janji terlebih dahulu kami tidak bisa langsung mempersilahkan tamu asing untuk bertemu dengan tuan Farhan," ucap sang resepsionis.

"Apa???? Aku harus membuat janji terlebih dahulu?"

"Ya, apa aku boleh tahu ada urusan apa kau kesini?"

"Ahh...hahaha tidak terlalu penting juga sih hanya ingin mengantarkan makan siang untuknya," ucapku dengan terang terangan. 

Para resepsionis memandangiku dengan tatapan aneh karena mereka tidak tahu kalau aku adalah istri dari bosnya.

"Kalau begitu silahkan anda menunggu di lobby saja,"

"Baiklah," ucapku sambil menuju sofa di lobby.

Aku berjalan menuju sofa yang sudah disediakan di lobi. Sebaiknya aku menunggunya disini saja sebentar lagi waktu makan siang pasti dia akan turun. Tampak dua resepsionis memandangku dan sepertinya mereka sedang membicarakan tentangku. 

"Sebenarnya siapa dia? Apakah aku harus memberitahu kepada tuan Farhan?"

"Aku rasa tidak perlu, biarkan saja dia menunggu disana toh dia palingan orang orang yang terlalu halu dengan tuan."

Sudah berjam jam aku duduk di lobi kenapa Farhan tidak turun juga. Hingga akhirnya aku tertidur disofa dengan merangkul kotak makan. Hingga pukul 7 malam akhirnya Farhan turun dari ruangannya untuk pulang,saat keluar dari lift dia melihatku tertidur di sofa. 

Dua resepsionis langsung berdiri dan menyapa Farhan yang lewat di depan mereka.

"Selamat malam, tuan"

"Se-se-selamat malam, tuan"

Aku langsung terbangun saat resepsionis memanggil 'tuan Farhan', saat kubuka mataku ternyata Farhan dan asistenya  sudah berdiri didepanku dan sedang memandangiku yang sedang tertidur. 

"Ahh kau sudah turun, aku membawakan makanan untukmu," ucapku yang langsung bergegas mengambil posisi duduk.  

"Lain kali kau jangan melakukannya lagi, ayo kita pulang," ucap Farhan sambil mengulurkan tangan kananya kepadaku dan aku langsung menyaut tanganya.

"Emm...baiklah."

Aku pulang dengannya. Setelah tiba di rumah aku langsung berjalan menuju kamar untuk mandi dan aku ingin tidur lebih awal karena aku merasa sangat lelah dan juga ingin melanjutkan tidurku yang terganggu saat di kantor Farhan.. 

*****

Sepertinya rencanaku kemarin tidak berhasil. Aku masih punya rencana lainnya. Aku akan mengubah kamar ini menjadi bernuansa pink dan aku akan meletakkan sofa berwarna pink juga di dekat jendela. 

"Hati hati saat meletakkan sofanya. Aku tidak mau ada yang lecet," ucapku kepada para kuri yang membantuku untuk menata sofa yang baru aku beli lewat online di kamar.

"Baik nyonya."

"Apakah masih ada yang dibutuhkan nyonya?"

"Tidak...tidak terimakasih...kau boleh pergi."

"Baiklah, saya pamit dulu nyonya."

Huhhh...seharian aku merenovasi kamar ini rasanya lelah sekali, oya sebentar lagi Farhan pulang pasti dia akan suka dengan usahaku ini. Aku akan pergi mandi dulu.

"Apa apaan ini??!" teriak Farhan yang tiba tiba sudah berada di dalam kamar. 

"Nona Luna yang menghiasnya tuan," ucap bibi Ana yang langsung lari tergopoh gopoh saat mendengar teriakan Farhan yang berada di kamar.

"Panggil dia untuk menghadapku sekarang juga!!" seru Farhan kepada bibi Ana.

"Sayang kau memanggilku? Bagaimana hasilnya? Bagus bukan. Ini aku sendiri yang mengubahnya," jawabku saat baru keluar dari kamar mandi yang masih menggunakan baju handuk dan berlari menuju Farhan. 

"Ubahlah kembali, sebelum besok aku kembali dari kantor pokoknya aku tidak mau tau."

"Kenapa? Apa kau tidak menyukainya?"

"Jika kau tidak mengubahnya kembali seperti semula, aku akan mengusirmu dari sini!" bentk Farhan yang wajahnya tepat berada di depan wajahku.

Sungguh sulit sekali membuat dia jatuh cinta padaku. Tetapi aku tidak akan menyerah, aku akan mencoba rencana lain yaitu memasak makan malam karena sekarang sudah malam dan Farhan baru pulang dari kantor pasti dia lapar. Sebaiknya aku ke dapur dan menyiapkan makanan untuknya ya walaupun aku menyuruh koki tetapi aku membantunya saat memasak.. Selesai memasak, bibi Ana membantuku menghidangkan makanan diatas meja makan dan disana sudah ada Farhan yang sudah menanti makan malam, terakhir aku membawakan sup jagung untuk Farhan. 

"Apa apaan ini? Kenapa banyak sekali makanan?" tanya Farhan dengan heran karena setahu dirinya hari ini buka hari besar ataupun hari spesial.

"Nona Luna memasaknya sendiri khusus untuk tuan. Demi kerja kerasnya, setidaknya anda mencicipinya," ucap bibi Ana yang berbohong kepada Farhan dan ia berniat untuk memihak aku.

"Usaha? Apakah setiap kerja keras selalu membuahkan hasil?"

"Cobalah hargai kerja keras nona, tuan," bujuk bibi Ana kepada Farhan.

"Aku tidak mau memakan masakannya palingan juga rasanya sangat kacau. Aku akan pergi ke kamar. Dan juga katakan padanya jika dia menyukai sofa berwarna merah muda itu dia boleh tidur disana malam ini dna pastinya tanpa selimut maupun penghangat, aku akan memindahkan ke ruang tamu," ucap Farhan sambil berlalu dan melangkahkan kakinya menuju kamar.

Farhan menyuruh bodyguard untuk membopong sofa berwarna pink untuk di pindahkan di ruang tamu. 

"Baiklah tuan."

"Ta daaaa, aku membawakan sup jagung untukmu sayang, hah dimana semua orang?" ucapku yang sambil celingukan mencari keberadaan Farhan dan bibi Ana.

"Tuan sudah kembali ke kamar, nona," ucap bibi Ana.

"Apakah dia mengatakan sesuatu bi?"

"Jika nona menyukai sofa itu, maka nona boleh tidur disofa itu malam ini," ucap bibi Ana sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah bodyguard yang sedang menata sofa pink di ruang tamu.

"Hahh dipindah keluar?... Ya sudah tidak apa apa, aku akan mengambil selimut dulu."

"Nona, tuan melarang anda untuk menggunakan penghangat ruangan ataupun selimut."

"Huhh...dasar laki laki menyebalkan," gerutuku sambil menghentakan kakiku ke lantai.

Aku berjalan menuju sofa dan aku merebahkan badanku. Sebaiknya aku tidur saja agar besok tidak kesiangan. 

Di tengah malam, Farhan turun dari kamar dan berjalan menuju ruang tamu untuk melihatku yang sudah tertidur dia juga membawakanku selimut lalu menyelimutiku, tanpa sadar aku menggenggam tangan Farhan yang sedang menyelimutiku. Sebenarnya Farhan menyukaiku atau tidak? Jika dia tidak menyukaiku kenapa dia bisa perhatian padaku. Menginat saat kejadian aku tertidur di kantornya dia tampak menghormatiku layaknya kami saling menyukai. 

Melihat aku yang sedang merangkul lenganya, Farhan jadi memandangi wajahku dengan lekat lekat dan ia membelai lembut pipiku lalu ia mengecup dahiku dengan sangat lembut.

 Saat aku tertidur di sofa lobby , Farhan menegur dan marah marah kepada resepsionia maupun asistennya. 

"Kenapa kau tidak bilang jika Luna datang kesini? Dan kenapa dia suruh menunggu dilobby hingga tertidur seperti ini?!!!"

"Sepertinya resepsionis tidak mengenalinya hingga menyuruh nyonya menunggu tuan di lobby," terang asistenya.

"Tidak usah datang bekerja jika kalian tidak mengenali istri bos sendiri!"

"Baik tuan, kami mohon maaf atas kelalaian kami saar bekerja dan kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali," ucap sang resepsionis.

*****

Di pagi hari.

"Ehh kenapa ada selimut disini setahuku semalam aku tidur tidak menggunakan selimut. Ya ampun sudah jam berapa ini aku pasti kesiangan, pasti Farhan sudah berangkat kerja," aku berlari keluar rumah dan ternyata dia belum berangkat kerja. Aku berlari menuju Farhan dan langsung memeluknya dari belakang.

"Suamikuuu," seruku.

"Apa yang sedang kamu lakukan sepagi ini?" ucap Farhan dengan se santai mungkin, tidak seperti biasanya dia yang selalu marah marah.

"Semalam kau yang membawakanku selimut kan?"

"Bukan. Bibi Ana yang membawakannya," ucap farhan dengan berbohong.

"Benarkah? Semalam aku merasa ada yang membelai pipiku lalu dahiku di kecup dengan sangattt lembuttt."

"Sudahlah aku akan berangkat bekerja."

"Sampai jumpa sayang, hati hati dijalan ya dan semangat kerjanya."

Jadwalku hari ini hanya bertemu dengan Jack untuk membicarakan rencanaku selanjutnya sekalian aku mau mengeluh atas gagalnya usahaku kemarin. Tapi aku tidak akan menyerah. Sebaiknya aku berdandan dan menemui Jack di cafe. 

*****

"Huhh....rasanya cape sekali membuat Farhan jatuh cinta padaku. Dadaku rasanya sesak dan aku ingin menangis."

"Farhan memang memiliki hati yang keras seperti baja, kamu harus bersabar."

"Dia tidak peduli atas usahaku, dia diam saja seperti patung kuno."

"Merayu pria juga harus dengan otak."

"Kotak? Kenapa harus dengan kotak?"

"AKU BILANG OTAK, OTAK!!!!!! APAKAH KEPALAMU BERMASALAH??!"

"Ohh otak ya, hehehe sorry Jack."

"Aku sudah putus asa untuk membantumu, ini yang terakhir kalinya aku membantumu. Ambil ini," ucap Jack sambil menyodorkan dua lembar kertas berukuran 15 x 7 cm. 

"Hahh apa ini?"

"Itu tiket untuk ke taman bermain Island. Aku hanya bisa membantu sampai disini."

"Dilihat dari tabiatnya, sepertinya dia tidak mau pergi berlibur denganku Jack," ucapku sambil memandangi tiket pemberian dari Jack. 

"Kamu bodoh ya, kau memilikiku untuk membujuknya. Aku akan menelponnya untuk memberitahu bahwa seseorang yang dia cari sudah kembali, sebelum dia menemui orang itu dia harus menemanimu berlibur dulu."

"Umm baiklah, aku serahkan padamu Jack."

Jack langsung menelpon Farhan untuk membujuknya agar mau pergi berlibur denganku.

"Halo Jack, ada apa?" ucap Farhan dari balik telepon. 

"Hai sobat, ada yang mau aku bicarakan padamu," ucap Jack sambil menyeringai kepadaku. 

"Apa kau sudah tau dimana Cherry?"

"Hei...hei...hei... Jangan terlalu buru buru. Cherry pasti masih menyembunyikan keberadaannya. Sebelum kau menemuinya alangkah baiknya jika kau belajar menemani seseorang terlebih dahulu."

"Apa maksudmu?" tanya Farhan yang curiga dengan rencana Jack. 

"Luna,,,, kau harus menemaninya dulu," 

"Tidak,,, tidak...jika nanti Cherry melarikan diri lagi, aku harus pergi kemana untuk mencarinya? Aku sudah tidak ada waktu lagi Jack."

Tutt tutt tutt

Jack langsung mematikan teleponnya. Disaat Jack sedang menelpon Farhan aku langsung mengirimkan pesan pada Farhan. 

'Sayang, ayo kita pergi ke taman hiburan Island' aku mengirimkan pesan kepada Farhan. 

'oke' dengan cepat Farhan membalas pesan singkat dariku. 

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Dyana
Hai sayy, sorry bnget ya baru aku bales komennya dikarenakan udh lama bgt aku ngga buka akun ini huhuhu ini ig aku say : diana.kusmayanti
goodnovel comment avatar
Dyana
haiii sayy, sorry banget komennya baru aku bales dikarenakan udh lama bgt ngga buka akun iniii huhuhu ini ig aku yaa : diana.kusmayanti
goodnovel comment avatar
anggi
sepertinya aku harus bersabar menunggu chapter selanjutnya~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow ✪ ω ✪
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status