Share

Bab 11 : Bermain Bersama Ivan

Namun, akhirnya boch kecil itu pun mencoba meraih gelas tersebut dari tanganku.

Sengaja aku elakkan gelas susu itu sambil terus tersenyum. Bocah itu semakin menautkan alisnya yang indah.

"Pakai tangan kanan dong!" Ya, tadi Ivan mengulurkan tangan kirinya.

Ia lalu meraih gelas itu dengan tangan kanannya.

"Nah, gitu," kataku semringah.

Anak yang tampan itu mengulas senyum tipis.

"Bilang apa?" tanyaku sembari menahan lengannya ketika ia hendak berbalik.

"Mmm ... makasih," jawabnya ragu.

Aku pun melebarkan senyuman dan mengacak puncak kepalanya. Anak manis.

***

Pagi ini cukup cerah, langit tampak begitu terang diselimuti sedikit awan. Sinar mentari terasa hangat menyentuh kulit wajahku. Ini masih pagi, pukul sembilan. Bang Aldin sudah pergi bekerja pagi-pagi sekali. Bahkan aku tidak melihatnya ketika sarapan di meja makan tadi. Kata Bi Imah, dia ada rapat di kantor, dan mesti menghindari macet.

Aku berdiri di samping sebuah kolam ikan tanpa alas kaki di taman belakang rumah. Banyak ikan
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status