Alexander yang mengenakan baju tidur dan telanjang dada itu, baru saja selesai mandi. Pria itu sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk sambil berjalan menuju tempat tidur. Alex terlihat sangat tenang, tak terlihat rasa bersalah dari wajahnya karena sudah memasuki kamar pengantin sang ayah dan istri baru.
“Mau ketemu istri, Na. Apa aku tidak boleh bertemu istriku?”
“Istri? Siapa istrimu?” tanya Anna heran. Sekarang, Anna benar-benar berada di sudut tempat tidur dengan terbungkus selimut.
“Kamu istriku, Na. Bukan istri ayah,” jawab Alex tenang. Pria itu sudah duduk di tempat tidur, agak jauh dari Anna. Ia tahu Anna pasti takut padanya.
“Aku akan jelaskan sekarang. Tapi kau benar-benar harus janji untuk tidak berteriak.”
Anna masih diam, dia hanya mengangguk.
“Pertama, kamu harus percaya bahwa sihir itu ada.”
“Apa maksudmu Lex?”
Alex pun langsung mengusap wajahnya dari kanan ke kiri menggunakan tangan kanan. Anna terkejut dengan apa yang ada didepannya sekarang. Itu Chandra! Alex berubah menjadi Chandra.
Anna mengucek matanya berulang kali, ia tak percaya bahwa ia benar-benar melihat Chandra. Alex tersenyum, ia kembali mengusap wajahnya dan telah kembali ke wajah aslinya.
“Aku tahu kau pasti terkejut, makanya aku memintamu janji untuk tidak berteriak.”
“Bagaimana bisa aku tidak terkejut, Lex. Kau baru saja berubah wujud menjadi ayahmu, sesaat aku mengira bahwa aku mabuk. Tapi tidak mungkin! Aku sama sekali tidak menyentuh alkohol di meja,” kata Anna. Gadis itu benar-benar sedang berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Di dunia serba modern ini benar-benar ada sihir, sihir yang biasa hanya ia dengar dalam dongeng.
“Di dunia ini bukan hanya manusia yang hidup, Na. Ada bangsa-bangsa lain yang juga hidup, sihir pun benar-benar ada.”
Alex bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kulkas. Pria itu mengambil air mineral dan memberikannya ke Anna.
Anna meminum air yang diberikan Alex dan masih diam. Alex paham, Anna butuh sedikit waktu untuk menata pikirannya. Sambil menunggu, Alex berjalan ke meja rias untuk mengambil hair dryer. Pria itu mengeringkan rambutnya.
“Lex…” panggil Anna setelah Alex selesai mengeringkan rambut. Kemudian, Anna menepuk tempat tidur. Tanda bahwa ia meminta Alex untuk duduk dihadapannya. Anna pun mencubit tangannya kuat-kuat.
“Sakit... Berarti aku tidak bermimpi. Terus, kenapa kau menyamar jadi ayahmu dan menikahi aku?”
“Ayah memang berniat menjodohkan kita, Na. Ayah mau aku menikah denganmu.”
“Kenapa aku, Lex?”
“Jujur aku juga tak paham kenapa, Na. Tapi yang aku ketahui adalah kau salah satu dari kaum kami, bangsa laut.”
“Aku? Aku bangsa laut? Terus kau juga?”
“Ya, kau keturunan bangsa laut. Hanya saja, aku masih belum tahu kau dari klan mana.”
“Jika kau tidak tahu, bagaimana bisa kau yakin bahwa aku sama denganmu?”
“Aroma alami tubuhmu, Na. Aroma laut. Karena dari lahir kau sudah di darat, kau tak akan merasakan perbedaan. Untuk aku, anak yang lahir di laut, jika bertemu manusia, akan mencium aroma yang berbeda.”
“Tapi aku bagian dari keluarga Sanjaya, anak dari kakaknya. Mereka juga keturunan bangsa laut?”
“Bukan, Na. Mereka manusia biasa, bisa saja kau campuran antara manusia dan bangsa laut. Kakak Sanjaya manusia, sementara ayahmu bangsa laut.”
“Terus apa yang om Chandra inginkan dari perjodohan ini?”
Alex menggelengkan kepalanya, ia tak tahu apa tujuan ayahnya.
“Ayah meninggal sebelum aku bertanya lebih jauh, Na. Dia hanya berpesan agar kita menikah. Aku percaya bahwa ayah tidak mungkin membawaku pada musuh, jadi aku menerima pernikahan kita.”
“Maaf, Lex. Aku tak tahu jika om Chandra sudah meninggal.”
“Tidak apa, Na. Sekarang kau mau bagaimana? Sudah mengenalmu sejak kecil, aku tahu kau tak suka dipaksa. Aku akan membiarkanmu memilih mau melanjutkan ini dan menjadi bagian keluargaku, atau pergi.”
Anna diam, dia tak menyangka akan diberi kesempatan untuk memilih.
“Jika kau memilih tetap melanjutkan pernikahan ini, kau harus ikut aku ke kerajaan naga laut. Aku tak bisa tinggal disini, urusan disini akan ditangani Robert. Urusan di kerajaan jauh lebih penting.”
“Tunggu… Kerajaan naga laut? Apa maksudmu?”
“Aku pangeran klan naga laut, Na. Ayah adalah raja naga. Karena ayah telah tiada, aku sudah menjadi raja sekarang. Kami beraktivitas di dua dunia hanya untuk berjaga-jaga untuk serangan yang akan datang di kemudian hari. Agar kami dan warga lain masih memiliki tempat untuk berlindung,” jelas Alexander.
“Kepalaku pusing, rasanya aku terlalu banyak menerima informasi malam ini. Bolehkah aku memikirkan ini terlebih dahulu?"
“Tentu, Na. Tapi tolong jangan terlalu lama ya, karena aku harus segera kembali. Jika kau tak ingin melanjutkan pernikahan kita, aku ingin memintamu tetap mempertimbangkan untuk tetap disini dan membantu Robert. Kau gadis yang cerdas, Robert pasti akan terbantu. Serta, di dunia ini kita memang menikah, Na. Akan tetapi, pernikahan raja naga hanya akan diakui jika bersumpah di hadapan Dewa. Bisa dibilang, kau belum sah menjadi istriku sehingga kau masih punya pilihan.”
“Aku mengerti, Lex. Akan kupikirkan baik-baik. Tappiii… sekarang kita bagaimana? Aku tidak memiliki pakaian, asisten rumah tanggamu hanya memberiku satu pakaian ini.”
“Maksudmu apa, Na?”
Alex bingung dengan apa yang diucapkan gadis yang masih berlapiskan selimut itu. Tak lama, wajah Alex merah padam. Ia mulai mengerti apa maksud Anna. Asisten rumah tangga pasti memberinya pakaian khas malam pertama.
“Baju-bajumu sudah kuminta untuk disediakan, Na. Hanya saja, kudengar baru akan tiba besok pagi. Untuk sekarang, aku akan keluar agar kau dapat beristirahat dengan nyaman.”
Alex benar-benar salah tingkah dan langsung pergi keluar. Anna tersenyum, ternayata Alex masih saja pengertian seperti dulu.
Setelah Alex benar-benar pergi, Anna melepaskan selimut dari tubuhnya. Ia masih belum merasa bahwa semua ini nyata. Alex adalah raja naga dan dirinya juga bagian dari bangsa laut.
“Itu berarti aku layak berada di sisi Alex kan?” gumam Anna malu-malu.
Tak hanya Valencia, Anna juga menyukai Alex sejak dulu. Alex adalah pria yang paling dekat dengannya. Ia tumbuh bersama Alex dan melewati masa awal pubertas hanya dengan memandang pria itu. Diam-diam, ia senang sekali Alex tak menanggapi Valencia. Di sekolah, Anna sibuk belajar dan menjalankan bisnis Sanjaya.
Banyak laki-laki yang telah ia tolak karena mereka semua tak sebanding dengan Alex. Tampan, cerdas, lembut dan selalu sopan. Tipe pria yang sering muncul dalam drama Korea, lambang kesempurnaan. Anna dan Alex memang jarang bertemu karena Alex menetap di Singapura. Akan tetapi, Alex pasti akan berkunjung kerumahnya minimal satu hari dalam sebulan. Anna bahkan tak ingat kapan mulai terpikat pada pria itu. Meski bukan pandangan pertama, Alex adalah cinta pertama Anna, hingga saat ini pun tetap sama. Jarang bertemu dan komunikasi tak sedikitpun membuat Anna goyah.
Ketika mendengar bahwa dirinya harus menikah dengan Chandra, Anna sangat patah hati dan terpukul. Jika itu terjadi, Anna akan menjadi ibu tiri dari pria yang ia cintai. Penjelasan Alex tadi merupakan kenyataan yang sangat indah untuk didengar. Anna harap, saat ini ia tidak sedang bermimpi.
"Kau yakin hanya ingin mampir ke sini di waktu istirahat kita yang sudah susah payah kita dapatkan?" tanya Alex pada istrinya saat tiba di rumah mereka, di dunia manusia."Selamat datang Yang Mulia Raja dan Ratu," ucap Robert menyambut mereka dari pintu portal."Hai, Robert! Bagaimana kabarmu?" ucap Anna menyapa Robert."Saya sangat baik, Yang Mulia."Robert kemudian mengulurkan tangannya untuk mengambil mantel yang Anna dan Alex kenakan. Di dunia mereka sedang musim dingin."Ya, aku yakin," jawab Anna mantap pada Alex.Robert kemudian mengarahkan mereka ke ruang makan karena Anna sudah membuat daftar makanan apa saja yang ingin dia makan."Kau tak ingin coba mendaki gunung? Kau pernah bilang ingin mencobanya sesekali," jawab Alex. Pria itu sedang berusaha membuat istrinya senang. Entah mengapa beberapa hari ini raut wajah istrinya kurang baik.Ada sesuatu yang membuat Anna kesal, dan ia belum siap mengatakan itu pada suaminya.
Warning 18+Di bab ini akan ada adegan yang menampilkan kekerasan sehingga mungkin tidak nyaman untuk sebagian pembaca.***Anna mencium dahi sang suami dan langsung menyerang Steven lagi."Alirkan sihir ke dua tangan dan kakimu. Itu akan sangat membantu, mengingat kau tak mahir bela diri."Itu adalah pesan Harry pada Anna sebelum Anna menuju dunia manusia."Wowww, kemajuanmu sangat pesat! Kau memang sangat menarik!" ucap Steven memuji Anna.Anna merasa mual mendengar pujian Steven, "Aaahhh, kenapa aku harus mual dan merinding di saat bersamaan begini."Jujur saja Anna kesal karena harus mengingat siksaan demi siksaan yang dilakukan pria itu padanya."Fokus Anna, fokus. Kau akan punya waktu menangis dan berteriak saat semua ini selesai.""Fokus...""Fokus..."Anna terus mengulangi kalimat yang sama seperti merapal mantra. Ia punterus m
"Keluar kalian! Jemputlah ajal kalian sekaranggggg!" teriak Steven.Booooooommmmmmmmm!!!Pria itu lagi-lagi menyerang tenda medis secara brutal. Tenda ini tidak akan bisa lagi beroperasi."Sial!!" umpat Alex sembari memijat dahinya pelan."Kurang ajar sekali dia!" ucap Sean geram.Boooommmm!!Booooommmmmm!!Boooooommm!!Brent mengintip dari sisi tenda yang lain, "Sepertinya dia menjalankan rencananya seperti terakhir kali kita melawannya.""Lagi-lagi dia memecah pasukan?" tanya Alex memastikan dugaannya.Brent mengangguk, "Sepertinya begitu, lokasinya sangat jauh dari sini. Mereka pasti sudah menghabisi manusia sekitar sini.""Paman, kuharap kau bisa mengevakuasi tenaga medis dan para pasian," ucap Sean pada Noah.Noah pun menolah pada Alex dan Brent, "Kalian bertiga yakin bisa menghadapinya?""Kita tidak punya pilihan sekarang bukan, Grand Duke?" ucap Brent
Dewi Exi memandangi adiknya yang sudah berlinang air mata, "Jangan sedih.""Sebaiknya kau pergi sekarang, waktu kita sedikit. Kau hanya perlu berjalan lurus ke depan," ucap Dewi Exi lagi. Ia tak bisa menahan Anna lebih lama. Jika dia melakukannya, Anna tidak akan bisa mencapai tujuannya.Anna kemudian menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Wajah Dewi Exi masih terlihat tidak rela melepas kepergian Anna."Kau bisa menemuiku kapan saja saat semua ini selesai, bukan?" tanya Anna.Wajah sedih itu berubah ceria. Senyum Dewi Exi mengembang."Tentu saja! Kita bisa bertemu lagi di laut ini. Aku akan memberitahumu lewat mimpi."Anna tersenyum, "Kalau begitu sampai jumpa... kakak."Dewi Exi hanya melambaikan tangan. Anna sendiri kemudian berjalan lurus terus ke depan dan berhasil keluar dari ruangan serba putih."Haaaaahhhhhhh..."Anna membuka matanya dan sudah kembali lagi ke laut. Ia mendapati dirinya terbaring di
Anna yang asal bertanya itu membuat Dewi Exi tertawa. Wanita itu hanya berpikir apa yang salah dari pertanyaannya, bukankah kakak dan adik memiliki DNA yang sama?"Maaf... maaf... Hahahaha.""Aku hanya merasa pertanyaamu lucu saja, benar-benar on point," lanjut Dewi Exi masih dengan tawanya.Anna pun mengerucutkan bibirnya."Kau pun juga seorang Dewi, tapi itu dulu, sebelum kau terlahir kembali," ucap Dewi Exi."Dan mengapa aku jadi terlahir kembali? Apakah kau suatu saat akan terlahir kembali?"Dewi Exi tertawa sangat kencang hingga matanya berair."Suatu saat pun aku akan bisa mati dan terlahir kembali. Dulu, kau adalah Dewi yang menciptakan bangsa ular laut. Kau punya kemampuan meramal. Maka dari itulah bangsa ular memiliki firasat yang bagus. Di saat kau mati, di saat itu pula kemampuan bangsa ular meredup. Dan meski tak bisa kembali sepenuhnya, kemampuan bangsa ular sedikit kembali saat kau terlahir," jelas Dewi Exi.
Setelah melihat situasi tak menguntungkan itu dari batu perekam, Noah dan Sean langsung berlari melewati portal menuju arena pertarungan para raja."Halo, pangeran. Sudah lama kita tidak bertemu," ucap Steven menyapa Noah basa-basi.Tanpa berbicara satu patah kata pun, Noah langsung menyerang Steven dengan sihirnya. Noah rasanya tidak sudi berbicara dengan orang yang telah menyakiti putrinya. Melihat jelasnya wajah pria itu hanya mempertebal kebencian Noah."Wow! Wow! Tunggu dulu! Tunggu dulu!" ucap Steven sambil menangkis serangan Noah. Pria itu bahkan menangkis dengan santai, seolah serangan Noah tak ada apa-apanya.Mereka kini seperti ayah yang mengajari anaknya bermain, dengan posisi Noah sebagai anak. Grand Duke Hillary terlihat seperti pemula."Buruk sekali," batin Noah.Noah kini menyerang Steven dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memberi aba-aba untuk Sean mengamankan sekitar satu atau dua orang.Sean membawa ayahny