Share

Kebersamaan yang tidak Diinginkan

Sejak bekerjasama dengan model bernama Karinina Balqis tahu rasanya lelah menunggu. Mungkin saat Aldo sang pacar pasti juga akan merasa jengah.

Balqis sudah satu jam di tempat memilih cincin. Sebab, itu permintaan Karinina juga yang ingin langsung memilih cincinya sendiri. Namun, dia justru tidak muncul batang hidungnya. 

“Maaf aku telat. Tadi ada pasien yang kondisinya kritis. Aku harap kau akan memahami profesiku!” Aldo terengah-engah saat sampai. Keringatnya bercucuran. 

Balqis tidak mengubris apa yang dikatakan oleh Aldo. Dia masuk ke toko perhiasaan yang berada di pusat perbelanjaan. Itu adalah salah satu vendor terbaik dan sering menjadi langganan para orang tersohor dalam membeli perhiasan. 

Ada seorang pelayan yang juga sudah mengenal akrab Balqis langsung menghampirinya. Ia menggunakan seragam kaos berwarna emas sembari melirik ke arah Aldo.

Sementara Aldo tidak mengerti sama sekali soal perhiasan atau emas. Setaunya emas memang berharga karena ia juga berinvestasi emas batangan dalam jumlah yang besar. 

Beberapa tingkat etalase yang menyusun perhiasan untuk leher wanita dan juga gelang tangan. Akan tetapi, etalase depan itu menyuguhkan berbagai macam cincin-cincin emas putih dan emas kuning.

"Eh mbak ayo sini saya akan tunjukkan beberapa koleksi untuk dipilih oleh klien. Tadi Saya ditelepon sama bos Kalau mbak Balqis akan datang ke sini!"

Balqis langsung pindah ke mode senyum. "Boleh saya lihat dulu beberapa pilihan sambil menunggu klien yang satunya lagi dia belum datang?!"

Balqis menghadap ke Aldo. "Kamu lihat tadi kan pelayannya menunggu kita dari tadi. Sekarang saya harap kamu bisa menghubungi tunangan kamu supaya dia datang ke sini segara!"

Aldo seketika mengambil ponselnya dan ia terus menghubungi Karinina. Tapi tidak ada jawaban sama sekali. Dia bingung Apakah harus menelpon pacarnya sebanyak itu tapi tidak ada hasilnya sama sekali itu jelas saja menguji kesabarannya.

Balqis sudah tahu pasti Karinina tidak menjawab telepon itu. Kalau begitu aku saja yang menelpon tunanganmu!" Balqis menyambar ponselnya dan dia menelepon Karinina

Tidak butuh waktu lama Karinina mengangkat telepon itu dan langsung menjawab. "Maaf Qis aku tidak bisa untuk memilih cincin hari ini karena aku ada pemotretan. Jadi aku sekali lagi mohon bantuanmu. Kamu bisa mengirimkan foto-foto itu nanti aku yang akan memilihnya dan aku akan mengirimkan ukuran jari tanganku ke kamu!"

Kenapa tidak bilang dari sehari yang lalu? Itu jelas merepotkan. Jadi, mereka harus berduaan itu adalah hal yang sangat dibenci oleh Balqis.

"Baiklah aku akan memotret beberapa cincin itu dan kau bisa memilihnya. Biar aku minta kau memilih sekarang. Kalau tidak Maaf aku mungkin akan lama mengerjakan pernikahan kalian karena aku juga banyak klien!"

Aldo tahu betapa repotnya Balqis. "Aku tahu kalau Karinina membatalkan janji. Dia sudah sering seperti itu!" Tapi apa daya. Dia sangat mencintai perempuan itu.

Ponsel Balqis memotret cincin emas putih dengan model yang sangat anggun.

Tidak ada balasan sama sekali. Percuma mengirimkan pesan

Karinina: Qis mohon maaf aku tidak bisa sama sekali sekarang aku sudah mendapat giliran pemotretan jadi biarkan saja Aldo yang memilih cincin itu.

Balqis memperlihatkan ponselnya pada Aldo. Dia sudah malas menghadapi Karinina yang penuh drama queen.

Aldo sungguh merasa malu dengan tindakan yang dilakukan oleh Karinina. Kalau saja waktu bisa diputar dia ingin saat di mana pacarnya tidak sibuk dalam bekerja melainkan fokus untuk dirinya saja.

"Aku rasa jarimu juga mirip dengan ukuran jari Nina dan aku harap kamu bisa mencobanya! Kau bisa memilih untukku karena aku tidak mengerti soal cincin!" pinta Aldo.

Kenapa ada sesuatu yang rasanya berdesir dalam hati Balqis. Dia tidak menyangka harus memilihkan cincin untuk orang yang paling dibencinya. Cincin yang akan tersemat di jari manis mempelai wanita dari pria itu.

Balqis mengambil sembarang cincin dan ia tertarik juga pada cincin yang polos dan ada satu diamond kecil di tengahnya

"Apakah Nina suka cincin yang simple aku rasa ini sangat cocok untuk kalian berdua!" saran Balqis.

Aldo dan juga Balqis diberikan sepasang cincin tapi mempelai perempuan memang harus menggunakan emas putih sedangkan Aldo menggunakan bahan perak.

"Bagaimana kalau yang ini saja. Ini lebih sedikit glamor mungkin saja Karinina lebih suka yang terlihat mewah!"

Balqis sungguh serba salah dia tidak tahu sama sekali selera Karinina seperti apa. "Bagaimana kalau kau membawa dua cincin ini dulu atau membelinya untuk Karina 2 saja supaya nanti tunanganmu bisa menggunakannya dengan memilih salah satu ini."

"Terserah kau saja ambil saja dua-duanya itu!" Aldo langsung menyambar ponselnya yang ada di kocek celana. 

 Aldo mendapati ada beberapa panggilan dan juga pesan ibunya dan dokter magang yang menjadi bimbingannya.

"Oh jadi mbak Balqis yang mau menikah? Kenapa saya baru tahu sekarang?!" ujar pelayan itu.

Balqis tercengang kenapa pelayan perempuan itu bisa beranggapan seperti ini. "Bukan! ini klien saya. Kan saya sudah mengatakan tadi saya mencoba cincin ini karena ukuran jari calonnya sama dengan saya."

"Oh begitu." Pelayan itu tersipu malu dan ia tidak bisa lepas pandangannya dari Aldo. "Apakah mas ini yang akan menikah? ya sayang banget ya mas udah mau menikah!"

Selalu saja seperti itu Balqis mulai merasa bosan mendengar orang-orang yang selalu memuji Aldo dengan kata-kata manisnya. Begitu pula dengan Para stafnya yang ada di kantor.

Meskipun Balqis sudah mengatakan hal yang sebenarnya kalau pria itu adalah orang yang selama ini menjadi traumatik dalam hidupnya. Tetap saja Omar masih curi-curi pandang dan sering mengedipkan mata Kalau bertemu dengan Aldo. Shanum juga uka tersenyum untuk menggoda.

Jelaskan kebersamaan itu tidak diinginkan oleh Balqis. Namun, ia tetap berusaha untuk mempertahankan senyumnya hanya demi sesuap nasi.

Balqis tidak ingin kehilangan pundi-pundi uang hanya karena keegoisannya dan dia tetap bisa menahan apa yang telah rasa sakit itu berikan ia selama bertahun.

Bagaimana sudah selesai semua bukan kalau begitu aku harus pergi dulu

Memang Balqis ingin cepat-cepat pergi dari sana. Diia tidak ingin terjerat terlalu lama bersama dengan orang yang paling benci.

Dengan sikap seperti itu tentu saja Aldo sangat mengerti selama ini perempuan itu tidak pernah bersikap manis pada dirinya. Setidaknya basa-basi pun tidak pernah, wajahnya tidak menyenangkan kalau mereka bertemu.

"Tunggu dulu!" cegat Aldo. "Apa kita memang pernah bertemu sebelumnya aku merasa kau sangat membenciku dan mungkin aku memiliki satu kesalahan di masa lalu yang mungkin saja membuatmu bersikap seperti ini padaku?"

"Jangan terlalu percaya diri kita tidak mengenal kamu sama sekali dan aku juga tidak ingin kita terlalu jauh mengenal. Sekarang aku hanya fokus untuk pernikahan saja dan aku akan membantu hal itu."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status