Share

Pengasuh Duda Lima Puluh Juta
Pengasuh Duda Lima Puluh Juta
Penulis: Anggrek Bulan

Bab 1. Tanpa Pengalaman

'Ini nggak mungkin,' batin Nadia sambil menggigit bibirnya. Dia menyibakkan selimut dan menatap bercak merah di atas ranjang. Kemudian, netra gadis itu terarah pada pria tampan yang tertidur pulas di sebelahnya. "Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Kenapa aku bisa tidur dengan majikanku sendiri?!"

*Beberapa hari sebelumnya*

'Apa ini tempatnya, ya?' batin Nadia di hadapan sebuah kediaman megah di pinggir kota. Besarnya kediaman tersebut membuat dirinya sedikit ragu, tapi alamat memang mengarahkannya ke tempat ini.

Saat ini, Nadia sedang dalam perjalanan untuk melakukan interview. Karena tak sengaja mendengar dirinya perlu uang lima puluh juta untuk biaya operasi ibunya, seorang pelanggan minimarket tempatnya bekerja menawarkan pekerjaan sebagai baby sitter di tempat kenalannya. Oleh karena itu, di sinilah Nadia sekarang, di komplek perumahan mewah dan berada di depan kediaman megah yang seperti kastil di televisi.

"Mbak, datang untuk interview, ya?" tanya sebuah suara yang membuat Nadia menoleh cepat. Terlihat seorang satpam keluar dari pos keamanan.

"Iya, Pak. Apa benar ini kediaman Pak Daniel Adhitama, ya?"

"Iya. Masuk aja, Mbak."

Satpam itu pun langsung membukakan pintu dan mempersilakan Nadia masuk. Karena besarnya tempat tersebut, satpam itu mengantarkan Nadia ke arah satu taman, membuat gadis itu berujung terbelalak kala melihat pemandangan di hadapan.

'Astaga ....'

Mengesampingkan indahnya taman tersebut, ternyata ada banyak orang yang juga mengantre untuk mendaftar. Bukan satu atau dua orang saja, paling tidak ada tiga puluh orang yang sudah hadir dan menunggu giliran!

Nadia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, merasa aneh dengan penampilan para wanita itu. Mereka tampak mengenakan pakaian yang seksi dan ketat, bahkan tanpa lupa memakai riasan tebal juga.

Merasa penasaran, Nadia bertanya pada salah satu pelamar yang antri tepat di hadapannya, "Permisi, Mbak. Saya mau tanya ...."

Wanita itu menoleh, tapi caranya menatap sangat sinis. Hal itu membuat Nadia jadi merasa canggung.

"Kenapa ada banyak sekali pelamar ya, Mbak?" tanya Nadia dengan senyum tipis di bibir.

Wanita tersebut menatap penampilan Nadia dari atas ke bawah, seakan menilai seorang lawan. Kemudian, wanita itu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Memangnya kamu nggak tahu siapa yang lagi cari baby sitter?" Belum sempat Nadia menjawab, wanita tersebut kembali berceletuk, "Daniel Adhitama, pengusaha kaya dan ternama di negara ini. Dasar udik."

Mengesampingkan makian sang wanita, mulut Nadia membentuk huruf 'o' selagi dirinya mengangguk-anggukkan kepala. 'Oh, jadi dia pengusaha kaya terkenal. Tidak heran gajinya besar.' Walau masih tidak mengerti kenapa para wanita ini berdandan sedemikian rupa, tapi Nadia enggan bertanya lagi melihat juteknya wanita tadi.

Setelah lima belas menit menunggu, giliran Nadia untuk interview pun tiba. Dengan perasaan yang sedikit gugup, dia masuk ke ruangan.

Baru saja masuk, pandangan Nadia mendarat pada sosok tampan seorang pria berbalut kemeja yang terduduk di tengah ruangan. Rambut pria itu ditarik ke belakang, memperjelas tiap lekukan tegas wajahnya. Ditambah dengan netra hitamnya yang menghipnotis, pria tersebut memperhatikan setiap gerakan yang Nadia ambil, membuat gadis itu merasa sedikit sesak.

"Kenapa diam?" tanya pria tersebut dengan aura dominasi yang kental. "Duduk."

"B-baik, Pak," sahut Nadia sembari bergegas menghampiri kursi yang ada di hadapan pria tersebut. 'Dia pasti Danial Adhitama.'

Baru saja bokong Nadia mendarat di kursi, sebuah pertanyaan langsung terlontar untuknya. "Pengalaman?" Suara berat pria di hadapan menggelitik telinga Nadia, dan tatapan tajamnya terlihat sangat mengintimidasi.

Dengan usaha untuk tetap tenang, Nadia menjawab, "Sejujurnya saya belum berpengalaman menjadi baby sitter. Tapi saya merawat adik sendiri saat masih kecil dulu. Saya juga sering berinteraksi dengan anak kecil, jadi saya–"

"Berikutnya!" potong pria tampan itu sembari menunjuk ke arah pintu keluar, mengisyaratkan pada Nadia untuk pergi.

Mata Nadia pun membesar, terkejut. "Pak, saya belum selesai ...," jelasnya. "Saya benar-benar akan bertanggung jawab dalam pekerjaan ini. Anda bisa–"

"Tidak berpengalaman sama dengan tidak kompeten. Saya tidak butuh orang yang tidak kompeten." Suara dingin pria itu membungkam mulut Nadia.

Mendengar hal itu, Nadia memasang wajah sebal. Belum ada satu menit, tapi dia sudah ditolak?

'Yang benar saja?!'

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Maryati
penasaran lanjut...
goodnovel comment avatar
Mamath Iye
seruuu ni cerita nya
goodnovel comment avatar
Emil Kanaya
selanjuutnyaaa kk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status