Maya tidak mau menunggu lama. Sore harinya dia berpamitan kepada ibu kost untuk pulang kampung. Untuk mengurus KTP dan berkas berkas yang hilang saat dicopet.
"Kalau urusan saya sudah beres, saya akan kembali ke sini lagi Bu. Mohon doanya semoga semua semua lancar," kata Maya.
"Hati-hati ya Maya. Maaf kalau mungkin ibu dianggap cerewet. Tapi kartu identitas itu ke depannya akan kamu perlukan untuk kepentingan dirimu sendiri," ucap Bu Hadi.
Maya mengangguk. Apa yang dikatakan Bu Hadi benar. Kalau dia tidak memiliki kartu identitas, maka dia hanya akan bisa bekerja pada sektor informal. Padahal Maya masih memiliki cita-cita tinggi untuk kuliah lagi dan bekerja di sektor formal.
"Iya Bu. Saya paham. Terima kasih sudah diingatkan. Saya berangkat dulu," ucap Maya berpamitan.
Maya kemudian menuju jalan raya. Dia akan menunggu bus kota untuk menuju terminal antar kota. Selanjutnya dia akan mencari bus yang akan membawanya ke daerah asal.
Sesampainy
Hampir seharian Maya mengurus kembali berkas-berkasnya yang hilang itu. Terutama untuk KTP dan ijazah. Sedangkan untuk paspor sudah diambilnya saat pulang tadi pagi. Untuk SIM dia memang tidak punya. Meskipun dia bisa mengendarai motor dengan baik.Tidak lupa ia ke bank untuk membuka rekening baru agar dia bisa menyimpan uang cash. Selain itu dia akan membeli handphone baru yang murah murah saja untuk memudahkan dia mendapatkan pekerjaan.Ternyata semua agenda tersebut bisa dia selesaikan dalam sehari. "Terima kasih, Tuhan atas semua kemudahan ini," ujarnya bersyukur dalam hati.Setelah semua beres, dia kembali ke terminal. Dia akan mengambil pemberangkatan malam agar bisa sampai di ibukota saat pagi harinya. Maya tidak mau jatuh ke lubang yang sama, tiba tengah malem dan menjadi sasaran copet.Sambil menunggu dia browsing perusahaan atau toko atau rumah makan di sekitar kost nya yang sedang membuka lowongan pekerjaan. Dia menemukan bebe
"Bukankah kamu Maya? Mengapa kamu di sini?" tanya laki-laki tersebut. Seorang laki-laki tinggi berkulit sawo matang dengan rambut panjang diikat ke belakang."Lho mengapa kamu juga di sini? Bukankah ini kost putri?" tanya Maya balik."Aku anak pemilik kost ini," jawab Firman. Laki-laki yang ditemuinya di bis. Bahkan mereka duduk bersebelahan."Oh maaf," ucap Maya. Dia menutup wajahnya karena malu. Dia berlalu menuju pintu samping yang merupakan jalan khusus anak kost."Hai jangan pergi dulu, kamu pasti anak baru ya?" tanya Firman."Iya dia barusan dua hari kost di sini," kata ibu kost yang muncul di balik pintu. Mungkin gara-gara keributan yang ditimbulkan Firman dan Maya sehingga ibu kost ikut keluar."Maaf saya permisi dulu," ujar Maya segera pergi tidak ingin berlama-lama dengan Firman, laki-laki yang diacuhkan di bis. Selain itu perutnya kita sudah prot s minta diisi. Sejak pagi Maya baru makan sekali.Firman hanya memandang Maya
Siang itu juga Maya mendapatkan telepon dari resto. Besok pagi dia diminta untuk mengikuti test wawancara. Kalau memang dinyatakan lolos, maka hari itu juga dia harus mengikuti training selama seminggu sebelum dinyatakan diterima."Apa benar sama Maya Estetika?" tanya seseorang perempuan via telepon.Maya sangat yakin itu telepon dari resto Firman. Sebab hanya di resto tersebut Maya melamar pekerjaan dan mencantumkan nomor teleponnya."Iya, saya sendiri," jawab Maya."Jadi begini. Besok pagi pukul 08.00 Anda diminta datang ke resto untuk mengikuti test wawancara. Kalau memang Anda dinyatakan diterima, maka hari itu pula Anda harus mengikuti training selama seminggu," ucap penelepon tersebut."Dengan senang hati. Besok sebelum pukul delapan saya sampai di resto," kata Maya.Dia berjingkrak kegirangan. Setidaknya dia sudah selangkah lagi mendapatkan pekerjaan. Apalagi keputusan diterima atau tidak tergantung Firman, anak ibu kostnya .K
Pagi sekali Maya sudah bersiap-siap berangkat bekerja. Kali ini dia ingin berangkat sendiri. Dia sangat lelah digosipkan dengan sang pimpinan kepala cabang tersebut. Karena di antara mereka memang tidak terjadi apa-apa."Dia dapat bekerja di sini karena mendekati pimpinan. Lihat masak setiap hari berangkat dsn pergi berdua, " ujar Laila salah seorang pegawai di dapur. Asisten chief."Masak karyawan baru bekerja tiga bulan sudah diangkat jadi kepala waiters. Sedangkan kita yang sudah bertahun-tahun tetap saja di posisi ini," ujar Alya yang juga walters."Kita harus membuat pelajaran terhadap gadis itu," ujar Laila.Mereka pun berbisik untuk membuat rencana. Setelah itu mengangguk tanda setuju."Hahahaha, aku tidak bisa membayangkan nanti bagaimana malunya dia," ucap Laila lagi."Coba kita lihat nanti, bagaimana reaksi pimpinan. Masak masih akan membela dia," ujar Alya."Kalau mau membela dan tidak memecatnya. Keterlaluan," sahut
Selanjutnya dia mengambil dompet di tas coklat itu. "Maaf ya saya terpaksa membuka dompet ini untuk mengetahui identitasnya. Dan ternyata milik Maya," ucap Firman.Semua mata tertuju kepada Maya. Termasuk Firman. Dia sangat kaget mendapat kenyataan ini. Gadis yang dia puja ternyata kedapatan mencuri uang milik anak buahnya sendiri."Lagaknya sok alim. Ternyata," ujar Laila."Dikira cupu ternyata, suhu," timpal Alya."Sudah sudah. Saya kira masalah selesai. Sudah jelas siapa yang ditemukan uang itu di tasnya," ucap Firman."Huuuuuu," teriak karyawan lain seraya membubarkan diri."Maya. Temui saya di ruangan saya. Untuk Delia, ambil uangnya. Jaga hati-hati uangmu. Biar tidak bikin orang lain tertarik untuk mengambilnya, " ujar Firman lagi.Maya hanya bisa pasrah. Matanya memerah usai menangis. Dia sangat malu dianggap telah mencuri uang di tas Delia. Padahal tas Delia yang mana dia tidak tahu.Dengan langkah lunglai Maya me
"Kamu harus kuat. Kadang hidup tidak sesuai yang kita inginkan," kata Maya seraya merangkul pundak Delia.Setelah berganti baju, Maya melangkah dengan mantap keluar dari resto tersebut. Dia menyalami anak buahnya sesama waiters dan memberi semangat untuk tetap bekerja dengan rajin."Semangat ya. Ada atau tidak ada saya harus tetap semangat," ujar Maya sambil tersenyum. Maya merangkul Salsa dan memberinya semangat.Sementara itu di ruangannya, Firman tampak mondar mandir. Dia sama sekali tidak bermaksud menyuruh Maya untuk keluar dari pekerjaannya. Namun ternyata Maya berpikiran lain. Dan benar-benar memilih resign."Kamu memang keras kepala Maya. Soal harga diri kamu memegang teguh pendirian," ujar Firman dalam hati.Rencananya untuk mendekati Maya juga kandas untuk saat ini. Padahal dia sudah jatuh hati pada pandangan pertama pada gadis itu. Dan ibunya juga sudah mendukung Firman untuk mendekati Maya.Maya berjalan semakin jauh meninggalkan
Keesokan harinya, Hengky berangkat lebih pagi. Dia akan meminta satpam untuk membuka CCTV di depan ruang karyawan tersebut pada pukul 08.00.Dia ingin tahu siapa yang keluar terakhir setelah Delia keluar. Dan adakah orang lain yang masuk ke ruangan tersebut sebelum kejadian tersebut terungkap.Setelah memarkir motor sport hijau, Hengky tidak langsung masuk ke dalam resto. Dia malah menuju pos satpam di dekat jalan."Pagi Pak Satpam," ujar Hengky mengakrabkan diri."Pagi juga Mas Hengky. Tumben berangkat pagi," sapa satpam balik."Lagi bangun kepagian Pak Satpam," ucap Hengky.Selanjutnya, Hengky duduk di dekat satpam tersebut. "Boleh ya Pak, saya ikut duduk di sini saja. Sebab di dalam masih dipel," ujar Hengky."Malah senang saya. Ada yang nemenin ngobrol. Biasanya hanya main handphone saja. Bosen," kata satpam tersebut."Oiya Pak, untuk urusan CCTV gitu siapa yang boleh membuka?" tanya Hengky memulai aksinya.
Suara percakapan antara Alya dan Laila terdengar keras di ruangan itu. Keempat orang yang ada di sana mendengarkan rekaman yang diambil Hengky dengan seksama. Bahkan untuk bernafas pun hati-hati agar tidak mengalahkan suara rekaman."Hengky, tolong kirim rekaman itu ke handphone saya," perintah Firman."Baik Pak," kata Hengky."Saya merasa bersalah kepada Maya sudah menuduhnya. Bahkan memperrmalukannya di depan umum," kata Firman.Dia tampak frustasi dengan menarik rambut panjangnya sendiri. Kalau Firman bisa membalikkan waktu ingin rasanya mendengarkan kata-kata Maya saat itu. Yang dengan terang-terangan menolak dituduh sebagai pencuri. "Mengapa aku lupa untuk mengechek CCTV ya, padahal alat ini digunakan untuk menangani hal-hal seperti ini," sesal Firman.Hengky, satpam dan Delia diam saja tidak ada yang menjawab. Mereka juga menyesalkan peristiwa itu yang menyebabkan Maya memilih mengundurkan diri."Pantesan Maya tetap kekeh tidak m