Share

Bab 3 Ada Apa Dengan Selina?

Ethan menatap curiga ke arah Selina, membuat perempuan itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tapi memang benar-benar sangat aneh, entah daripada Selina mendapatkan informasi tentang adanya sayembara yang dia adakan. Namun, beberapa detik kemudian Ethan baru ingat, Selina adalah pengagumnya dan pasti wanita itu benar-benar detail mencari tahu tentangnya bukan. 

“Sayangnya sayembara itu tidak saya buka untuk seorang mahasiswa, hanya wanita-wanita dewasa sajalah yang bisa mengikutinya, bukan anak ingusan seperti kamu,” ujar Ethan berusaha mematahkan semangat Selina.

“Loh, kenapa gak adil begitu, Pak? Saya bisa kok jadi pengasuh anak-anak Bapak.” Selina tetap kukuh dengan pendiriannya, dia harus bisa mendaftar sayembara itu.

“Tugas kamu itu belajar, Selina, bukan mencari jodoh!” ketus Ethan, dia geram menghadapi mahasiswinya ini.

“Tidak ada di peraturan kampus mahasiswa dilarang mencari jodoh, Pak. Lagian apa salahnya saya mencoba, atau jangan-jangan Pak Ethan takut saya memenangkan sayembara itu, kan.” Selina menaik-turunkan alisnya.

Ethan merasa tidak terima dengan ejekan dari Selina barusan, karena dia merasa jika Selina mengikuti sayembara itu maka dia akan merasa kesal karena setiap hari harus menghadapi tingkah menyebalkan Selina. 

“Atau jangan-jangan, Pak Ethan takut nantinya akan jatuh cinta dengan saya karena setiap hari kita akan bertemu. Sudah, lebih baik mengaku saja, Pak, tidak ada salahnya kok.” Selina semakin menggoda pria itu.

Ethan semakin dibuat geram olehnya, sampai kapanpun dia tidak akan pernah menyukai Selina, apalagi sampai jatuh cinta dengan wanita itu. Karena memang tidak ada di dalam kamus kehidupanya. Ethan menatap lekat penampilan Selina dari atas sampai bawah, jika dipikir-pikir wanita di depanya memang cantik, namun sayang kelakuannya minus. 

“Oke, kamu bisa mulai bekerja sebagai pengasuh anak-anak saya besok pagi,” putus Ethan, karena dia merasa kesal dengan ejekan Selina. 

Selina yang mendengarnya langsung bersorak kegirangan, seperti dia baru saja memenangkan lotre. Selina menunggu Ethan yang kini tengah menuliskan alamat rumahnya di sebuah kertas. Dengan kesenangan, Selina pun langsung menerima alamat yang Ethan berikan dan bahkan mencium kertas itu. Membuat Ethan yang melihatnya langsung bergidik ngeri dengan tingkah Selina. 

Dalam hati, Ethan sudah yakin Selina pasti hanya akan bertahan beberapa hari saja di rumahnya. Karena nantinya dia tidak akan tinggal diam begitu saja, tapi dia akan membantu anak-anaknya untuk membuat Selina tidak betah berada di rumahnya. 

“Silahkan keluar dari ruangan saya,” perintah Ethan tegas.

“Baik Pak, sampai jumpa besok, Pak Ethan!” Selina dengan kegirangan keluar dari ruangan Ethan.

“Kita lihat saja, Selina, seberapa kuat kamu akan bertahan dengan sayembara ini. Setidaknya sayembara ini dapat memberikan kamu sedikit pelajaran agar tidak macam-macam lagi denganku,” gumam Ethan dengan senyum misteriusnya.

Sedangkan di luar ruangan, Selina merubah senyum kegembiraan dengan senyuman aneh, dia berjalan agak menjauh dari ruangan sembari menelpon seseorang di seberang sana. Hingga telpon pun tersambung.

“Rencana berhasil,” ujar Selina kepada orang yang dia telepon.

***

Pagi ini, Selina sudah berdiri di sebuah rumah mewah, sesuai dengan alamat yang tertera di kertas tersebut. Awalnya Selina ragu, karena tidak mungkin seorang dosen muda memiliki rumah semegah dan sebesar ini. Seperti sebuah istanah mewah di mana di dalamnya hidup seorang raja yang sangat tampan.

“Cari siapa, Mbak?” tanya satpam yang bertugas.

“Maaf, Pak, ini benar rumahnya Pak Ethan?” tanya Selina dengan kebingungannya.

Kebetulan memang hari ini adalah hari sabtu, yang berarti kuliah libur dan dia bisa datang pagi-pagi seperti ini. Pak satpam pun mengatakan jika benar ini adalah rumah Ethan dan menyuruhnya untuk langsung masuk ke dalam saja, karena ternyata Ethan sudah menunggu kedatangannya.

Sesampainya di depan pintu masuk, Selina memencet bel rumah tersebut, dia masih memiliki sopan santun untuk tidak langsung masuk begitu saja ke dalam. Sudah dua kali dia memencet bel rumah itu tapi tidak ada juga yang membukakan pintu. Hingga tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampilkan hal yang sangat mengejutkan.

“AAAA!!” teriak seorang wanita dengan rambut acak-acakan, tubuh bau telur ayam dan basah kuyup.

Wanita itu bahkan langsung menyembunyikan dirinya di belakang Selina, seolah meminta perlindungan. Detik berikutnya muncul dua anak kecil berlari keluar dari dalam rumah dengan membawa sebuah tembak-tembakan air dan mulai menembakinya.

“Tolong saya, Mbak,” ujar wanita itu ketakutan.

“Astaga, ini apa-apaan!!” teriak Selina sembari menghindari tembakan air dari kedua anak kecil itu.

“Serang terus!” teriak Lukas yang langsung diangguki oleh Lily.

Baju Selina pun langsung basah karena tingkah dua anak kecil itu, dia juga sudah berteriak minta berhenti namun kedua anak itu seolah tidak mendengarkan ucapannya. Jutsu terus menembakinya dengan tembakan air itu tanpa henti. 

“STOP!!” teriak Selina keras, namun tidak membuat kedua anak itu berhenti dengan aktivitasnya.

Karena merasa sangat kesal, Selina langsung berjalan mendekat dan menjewer kedua anak kecil itu. Dengan begini dia berhasil menghentikan aksi mereka berdua, membuat Selina kesenangan. Selina juga mengatakan kedua anak itu sangat nakal.

“DADDY!!” Tidak sampai disitu saja, kedua anak itu langsung menangis dan berteriak kencang, membuat Selina melotot seketika.

Beberapa menit kemudian, seorang pria keluar dari rumah dan membuat Selina menganga seketika. Mata Selina melotot dengan bibir terbuka sedikit, bahkan jeweran di kuping dua anak kecil itu langsung terlepas. Bagaimana tidak jika dia melihat Pak Ethan keluar dari dalam rumah hanya menggunakan celana selutut dan singlet yang basah oleh keringat, membuat tubuhnya yang atletis tercetak jelas dari balik singlet itu. Bahkan kedua otot lengan pria itu benar-benar memanjakan mata Selina, membuatnya paham sepertinya Ethan baru saja selesai berolahraga pagi.

Selina yakin, wanita manapun pasti akan langsung terpesona saat melihat penampilan duda tampan berusia 32 tahun itu. Bahkan kini tatapan mata Selina tak lepas dari Ethan yang kini menatapnya geram. Sungguh, Ethan terlihat berkali-kali lipat lebih tampan dan manly pagi ini, membuat Selina tak mampu untuk berpaling.

“Daddy, kakak itu nakal,” adu Lily sembari memegangi telinganya sendiri karena kesakitan.

“Usir saja kakak itu, Daddy,” pinta Lukas dengan rengekannya.

“Kamu apakan anak-anak saya, Selina?!” tanya Ethan marah, terlebih kini kedua anaknya tampak menangis kencang dengan telinga memerah.

Ethan tidak menyangka Selina akan datang ke rumahnya pagi-pagi begini, karena sekarang baru pukul 7 pagi. Lebih kagetnya lagi Selina datang dan langsung membuat keributan dengan kedua anaknya. 

“Pak Ethan, sepertinya saya menyerah menghadapi kedua anak Bapak. Mulai hari ini saya mundur dari sayembara ini,” ujar wanita yang kini tengah berdiri di belakang Selina.

Ethan mengangguk pelan, dia masih melayangkan tatapan tajamnya ke arah Selina yang kini malah diam saja seperti patung, tidak menanggapi pertanyaannya tadi. Selina malah menatapnya lekat seolah tanpa berkedip, padahal Ethan merasa tidak ada yang salah dengan penampilannya saat ini.

“Selina, kamu mendengarkan perkataan saya atau tidak?” tanya Ethan dengan geramnya.

Sama saja, tidak ada jawaban sama sekali dari Selina, membuat Ethan semakin dibuat geram. Ethan hendak berjalan maju mendekati Selina, tapi belum sempat tiba-tiba saja Selina jatuh tak sadarkan diri. Bisa dibilang saat ini Selina pingsan di halaman depan rumah Ethan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status