Share

Bab 2

Penulis: Masatha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-06 00:47:35

Adinda dan Amanda—Sebenarnya hubungan mereka selama ini baik. Meskipun mereka bukan dari ayah yang sama. Amanda menjadi sosok yang mengayomi, sementara Adinda adik yang patuh.

Awalnya Adinda mengira jika ibunya lebih sayang terhadap kakaknya karena ayah kandung kakaknya bukan sosok ayah yang baik. Sementara ayah Adinda baik, masih memberikan perhatian sekalipun sekedar lewat telepon.

Tetapi perbedaan itu semakin jelas ketika karir Amanda naik dan mendapatkan calon suami seorang CEO di agensi hiburan yang besar. Dan puncaknya malam ini, ketika ibunya memaksa dia untuk memenuhi permintaan Amanda yang dirasa keluar dari batas norma agama.

Setelah bertengkar hebat Adinda menangis sambil memeluk bantal gulingnya, dalam hati bertanya-tanya apakah memang benar baktinya selama ini tidak pernah terlihat?

Adinda dengan senang hati mencuci pakaian untuk ibunya, memasak, membersikan rumah dengan rapi, bahkan ketika ibunya sakit Adinda merawat sebaik mungkin, membersihkan bekas muntahan, memandikan. Bahkan Adinda rela tidak tidur untuk menjaga ibunya. Dia menyayangi ibunya setengah mati. Karena Adinda selalu berpikir jika apa yang dia lakukan tidak sepadan dengan yang sudah ibunya berikan padanya saat dirinya masih kecil.

Sedangkan Amanda? Memang benar kakaknya itu sering mengirimkan uang dan memenuhi segala keinginan ibunya. Tetapi ketika ibunya sakit bahkan tidak pulang karena sibuk syuting.

Adinda tidak pernah menganggap jika apa yang dia lakukan itu lebih baik dari kakaknya. Tetapi mendengar dia dikatakan tidak berbakti itu sangat menyakitkan. Faktanya Adinda selama ini begitu patuh dan tidak pernah membantah ucapan ibunya.

Tiba-tiba ada bunyi ketukan pintu, Adinda tahu itu pasti kakaknya. Diapun segera membuka pintu, mau sesedih apapun dia tetap menghormati sang kakak.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Amanda dengan lembut.

"Iya beginilah."

"Maafkan Ibu yang telah menampar kamu ya, mungkin karena dia sedang banyak pikiran makanya lepas kendali," pinta Amanda.

"Iya," jawab menundukkan kepalanya.

"Maaf juga karena aku meminta hal yang konyol, setelah aku pikirkan memang itu bukan jalan terbaik."

"Syukurlah kalau Kakak sudah sadar," balas Adinda merasa lega.

"Besok aku sudah tinggal dengan suami, bolehkah malam ini aku tidur di kamar kamu?" pinta Amanda lagi.

Adinda pun langsung membukakan pintu lebih lebar, memberikan kesempatan pada sang kakak untuk masuk.

"Kita sudah berapa tahun tidak pernah tidur bersama ya?" tanya Amanda sambil rebahan di ranjang.

"Setelah kita pindah ke Jakarta, Kak Amanda putus kuliah lalu memutuskan jadi artis. Sejak itu Kakak jarang pulang ke rumah." Adinda ikut rebahan di sisi kakaknya.

"Iya, kita pindah ke Jakarta karena ibu dan ayah Mahardika bercerai. Sejujurnya sebelum mereka bercerai pun aku sudah tahu jika aku ini bukan anak kandung Ayah Mahardika. Karena aku sering memergoki ibu telfonan dengan mantan pacarnya yang tak lain adalah ayah kandungku. Itulah kenapa, aku lebih memilih untuk bekerja karena tidak ada orang yang bisa aku andalkan. Ibu yang sakit-sakitan setelah bercerai tidak mungkin bekerja, sementara ayah kandungku sama sekali tidak bisa diharapkan," ujar Amanda.

Adinda pun ikut terbawa masa lalu, dimana kehidupan mereka belum sebaik ini.

Keluarga mereka memang sangat rumit. Dulu Diajeng hamil, tetapi pacarnya tidak mau tanggung jawab. Akhirnya Diajeng sengaja menjebak Mahardika dan meminta pertanggung jawaban. Padahal saat itu Mahardika sudah memiliki istri dan seorang anak lelaki. Sampai akhirnya istri pertama Mahardika meninggal, anak pertama yang bernama Rangga pun kabur dari rumah membawa kebencian. Begitu Rangga dewasa kembali untuk balas dendam, berhasil mengusir Diajeng pergi dari rumah.

Awal-awal perceraian Mahardika masih marah pada Adinda karena lebih memilih sang ibu, makanya ayahnya tidak memberikan dia uang sama sekali. Untung saat itu kakak iparnya baik, memberikan Adinda uang sehingga bisa membeli rumah untuk tempat tinggal.

"Kadang aku juga ingin marah pada kehidupan yang terasa tidak adil ini. Tapi kalau aku tidak berusaha sendiri siapa yang akan menolong aku? Hanya memiliki bakat saja tidak cukup, harus ada orang dalam yang memberi jalan. Tetapi aku yang saat itu masih remaja dan tidak punya siapa-siapa. Aku hanya punya tubuh untuk ditukar dengan setiap kesempatan mendapat pekerjaan. Aku sebenarnya jijik pada tubuhku yang terjamah oleh banyak orang. Dalam gemerlapnya dunia yang aku jalani, aku juga menangis. Aku seperti terjebak di lorong yang gelap, sampai suatu ketika sadang Satya. Berkat dia karirku semakin stabil. Dia berbeda dari yang lain, mau membantuku dengan tulus tanpa meminta imbalan. Aku sangat mencintai dia," tutur Amanda panjang lebar.

Adinda hanya mendengarkan kakaknya dengan seksama, menjadi kakaknya juga sebenarnya menyedihkan. Tapi sebagai anak tidak bisa memilih terlahir dari rahim dari siapa bukan? Mau seburuk-buruknya seorang ibu tetaplah ibu yang sudah mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan mereka.

"Kak, sudah malam. Besok adalah hari pernikahan kamu, jangan nangis nanti mata kamu bisa bengkak," bujuk Adinda.

"Iya," balas Amanda memeluk Adinda.

Mereka berdua pun tidur. Lelah oleh beban pikiran masing-masing.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 7

    Sebelum kesadaran Adinda pulih sepenuhnya, dia sudah diserang oleh rasa perih dan ngilu pada bagian bawah inti Tubuhnya. Dia kebingungan, mencoba mencari kebenaran antara mimpi atau kenyataan.Sampai saat sebuah ingatan tentang semalam muncul, Adinda segera membuka matanya. Akan tetapi kondisi masih seperti semalam, remang-remang. Dia bahkan tidak bisa melihat wajah seseorang yang kini mendekapnya. Adinda bisa merasakan, jika tubuh mereka saling menyatu tanpa adanya kain penghalang.Tidak salah lagi, ibu dan kakaknya benar-benar telah mengorbankan dirinya. Jantung Adinda berasa remuk, hancur lebur oleh rasa kecewa dan amarah."Aku tidak pernah menyangka, jika kebaikan ibu yang tiba-tiba itu hanya sebuah sandiwara untuk membuat aku lengah. Ibu—kenapa kau tega padaku?" tangis Adinda sembari menutup mulutnya sendiri agar tidak menimbulkan suara.Adinda pun berusaha untuk menyingkirkan tangan kekar kakak iparnya dari perutnya secara perlahan."Amanda sayang, mau kemana?" Suara lelaki de

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 6

    Apakah Amanda baik-baik saja saat menjebak adik serta suaminya sendiri untuk menghabiskan malam bersama? Tentu saja tidak. Hatinya begitu hancur telah mengkhianati mereka berdua. Dia juga cemburu.Tetapi Amanda tidak punya pilihan lain. Dia terlalu mencintai Satya. Apapun yang terjadi dia akan mempertahankan lelaki tersebut. Dan demi menjamin keharmonisan keluarga dia harus melakukan ini, membuktikan jika dirinya ada gadis polos yang suci seperti yang selama ini dia tunjukkan pada Satya.Bukannya Amanda tidak mempercayai cinta tulus dari Satya, melainkan dunia mereka sangat berbeda. Satya terlahir dari keluarga terhormat, meskipun kaya raya dan memiliki paras yang tampan tetapi Satya lelaki yang menjunjung tinggi kehormatan dirinya. Satya bukan lelaki sembarangan yang mau menyentuh perempuan lain. Bahkan selama Amanda dan Satya berpacaran, mereka belum pernah sama sekali berciuman. Bahkan saling bersentuhan tangan saja teramat jarang. Lalu bagaimana jadinya jika nanti saat malam pe

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 5

    Adinda memang sangat lapar, sebab siang tadi saat di pesta dia sama sekali tidak nafsu makan karena perkataan ibunya. Malam ini ibunya bersikap baik, bahkan sampai mengambilkan nasi goreng dan kue sehingga tekanan yang mengendap di benaknya menghilang."Sudah selesai mandi?" tanya Diajeng."Sudah, Bu.""Ayo makan!" "Terima kasih, Ibu. Emh, ibu nggak mau makan sekalian?" tanya Adinda."Sudah kenyang," balas Diajeng.Adinda tersenyum, diapun segera menyantap apa yang ibunya siapkan. "Ayo diminum teh hangatnya," sela Diajeng membantu mengambilkan gelasnya.Adinda sangat senang, pasalnya sudah lama ibunya tidak seperhatian ini."Ibu kenapa malam ini berbeda sekali?" tanya Adinda heran."Ibu hanya merasa lega, akhirnya kakak kamu sudah berhasil menikah dengan Satya. Dengan begitu kakak kamu tak perlu khawatir akan masa depannya lagi sebab semua terjamin. Sekarang Ibu tinggal memikirkan kamu.""Ibu tidak usah khawatir. Selain menjadi guru nanti aku akan membuka usahan sampingan," bujuk Ad

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 4

    Pernikahan seorang CEO agensi besar dan artis ternama tentu saja sangat meriah. Banyak wartawan yang datang untuk mengabadikan momen mereka menjadi berita di media.Adinda mendampingi Amanda, menuntun sang kakak berjalan bersama ibunya untuk diserahkan ke Satya Pranama."Nak Satya, tolong sayangi dan lindungi Amanda ya? Selama ini dia sudah hidup menderita," pinta Diajeng berurai air mata."Tentu Ibu, aku sangat mencintai Amanda," jawab Satya.Pernikahan yang sakral dan mengharukan, Adinda tak berhenti berdoa demi kebahagiaan sang kakak.Para tamu pun mengagumi kecantikan Amanda, sebagai artis semakin bertambahnya usia memang Amanda semakin cantik karena merawat tubuhnya dengan baik sampai menghabiskan biaya yang banyak.Adinda dan Amanda, meskipun terlahir dari rahim yang sama tetapi kepribadian mereka sangat bertolak belakang. Jika Amanda begitu mekar seperti bunga teratai yang penuh percaya diri, maka Adinda seperti putri malu yang jika disentuh sedikit langsung menutup diri."Adin

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 3

    Pukul empat pagi MUA yang akan merias Amanda sudah datang. Adinda sebagai adik juga ikut membantu mempersiapkan kebutuhan kakaknya sebaik mungkin."Adinda, kamu cek lagi tas kakak kamu. Jangan sampai ada barang penting yang ketinggalan!" titah Diajeng."Iya, Ibu.""Setelah itu kamu masak makanan kesukaan kakak kamu, sebelum berangkat ke gedung pesta kakak kamu sudah harus sarapan!" timpal Diajeng lagi."Iya, Ibu."Pukul enam pekerjaan Adinda sudah selesai. Diapun segera mengambilkan kakaknya sarapan karena nanti setelah di gedung pesta pasti kakaknya tidak mau makan demi menjaga riasan. "Kak ayo makan dulu," ucap Adinda."Iya, Dek. Terima kasih banyak ya.""Kakak cantik sekali hari ini," timpal Amanda kagum."Karena make up nya bagus, nanti kamu kalau pakai make up juga cantik," balas Amanda.Saat Adinda mau keluar dari kamar kakaknya, tiba-tiba muncul Diajeng dari belakang."Adinda, kamu suapin kakak kamu dong. Jangan sampai gaunnya kotor!" sela Diajeng."Aku bisa makan sendiri, Bu

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 2

    Adinda dan Amanda—Sebenarnya hubungan mereka selama ini baik. Meskipun mereka bukan dari ayah yang sama. Amanda menjadi sosok yang mengayomi, sementara Adinda adik yang patuh.Awalnya Adinda mengira jika ibunya lebih sayang terhadap kakaknya karena ayah kandung kakaknya bukan sosok ayah yang baik. Sementara ayah Adinda baik, masih memberikan perhatian sekalipun sekedar lewat telepon. Tetapi perbedaan itu semakin jelas ketika karir Amanda naik dan mendapatkan calon suami seorang CEO di agensi hiburan yang besar. Dan puncaknya malam ini, ketika ibunya memaksa dia untuk memenuhi permintaan Amanda yang dirasa keluar dari batas norma agama. Setelah bertengkar hebat Adinda menangis sambil memeluk bantal gulingnya, dalam hati bertanya-tanya apakah memang benar baktinya selama ini tidak pernah terlihat?Adinda dengan senang hati mencuci pakaian untuk ibunya, memasak, membersikan rumah dengan rapi, bahkan ketika ibunya sakit Adinda merawat sebaik mungkin, membersihkan bekas muntahan, memandi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status