Share

Bab 3

Author: Masatha
last update Last Updated: 2025-08-06 00:48:28

Pukul empat pagi MUA yang akan merias Amanda sudah datang. 

Adinda sebagai adik juga ikut membantu mempersiapkan kebutuhan kakaknya sebaik mungkin.

"Adinda, kamu cek lagi tas kakak kamu. Jangan sampai ada barang penting yang ketinggalan!" titah Diajeng.

"Iya, Ibu."

"Setelah itu kamu masak makanan kesukaan kakak kamu, sebelum berangkat ke gedung pesta kakak kamu sudah harus sarapan!" timpal Diajeng lagi.

"Iya, Ibu."

Pukul enam pekerjaan Adinda sudah selesai. Diapun segera mengambilkan kakaknya sarapan karena nanti setelah di gedung pesta pasti kakaknya tidak mau makan demi menjaga riasan. 

"Kak ayo makan dulu," ucap Adinda.

"Iya, Dek. Terima kasih banyak ya."

"Kakak cantik sekali hari ini," timpal Amanda kagum.

"Karena make up nya bagus, nanti kamu kalau pakai make up juga cantik," balas Amanda.

Saat Adinda mau keluar dari kamar kakaknya, tiba-tiba muncul Diajeng dari belakang.

"Adinda, kamu suapin kakak kamu dong. Jangan sampai gaunnya kotor!" sela Diajeng.

"Aku bisa makan sendiri, Bu. Lagian Adinda pasti sudah capet dia sejak tadi pagi mengurus ini dan itu," bujuk Amanda.

"Kamu udah diam aja biar nggak capek, nanti di pesta kamu butuh banyak tenaga untuk menemui para tamu!" balas Diajeng.

"Benar kata Ibu, sebaiknya aku suapin kakak," timpal Adinda dengan senang hati.

Sambil makan, Amanda video call dengan calon suaminya yang saat ini juga baru selesai bersiap-siap. Dari layar ponsel, dia bisa melihat betapa tampannya seorang Satya Pranama. Lelaki berusia 32 tahun yang memiliki tubuh tegap dan senyum menawan. Tiba-tiba Adinda teringat akan permintaan konyol kakaknya semalam. Ah, Adinda tidak sanggup membayangkan jika harus tidur dengan kakak iparnya sendiri. Sekalipun tampan tetapi Adinda tidak mau.

"Aku udah kenyang, Dek. Sebaiknya kamu makan, lalu mandi dan bersiap-siap. Kita akan berangkat jam tujuh pagi," ucap Amanda.

"Iya, Kak," balas Adinda dengan patuh. 

Adinda pun segera makan, jujur dia sudah lapar juga lelah. Tapi belum juga selesai makan, ibunya sudah menemuinya lagi.

"Adinda, kamu setrika lagi gaun punya ibu dong. Tadi jatuh jadi lecek!" pinta Diajeng.

"Iya, Ibu," jawab Adinda segera meninggalkan makanan yang belum habis itu.

"Yang cepet jangan lama-lama!"

Adinda berusaha secepat mungkin karena waktunya sudah mepet.

Entah kenapa akhir-akhir ini ibunya selalu menaikkan nada bicaranya, juga mencari orang yang tidak sabaran. Padahal dulu tidak seperti ini.

"Kamu juga segera mandi, nanti wajah kamu harus di rias biar nggak malu-maluin. Ingat calon kakak ipar kamu seorang CEO dari keluarga terhormat!"

Setelah memberikan gaun milik ibunya, Adinda pun segera mandi dan memakai gaun keluarga.

Sedihnya—keluarga dari pihak ayahnya yang tinggal di Jogja tidak ada yang datang. Setelah mereka tahu jika Amanda bukan anak kandung Mahardika, mereka seolah memutus hubungan.

Ayah kandung Amanda sendiri saat ini masih di penjara. Miris sekali, saat Amanda masih di dalam perut tidak diakui. Tapi begitu Amanda besar dan menjadi orang sukses tiba-tiba muncul dan meminta anaknya untuk berbakti. Bahkan sampai tega melakukan kekerasan serta ancaman. Dan orang memasukkan ayahnya Amanda ke penjara adalah Satya.

Makanya Adinda sangat bahagia ketika kakaknya akhirnya bisa menikah dengan orang yang dicintai. Adinda berharap kakaknya bisa hidup bahagia selamanya.

Tepat pukul tujuh Adinda selesai dirias, dia kaget saat menatap cermin sebab dia sampai pangling dengan wajahnya sendiri.

"Wah, sudah aku duga kamu pasti lebih cantik dariku, Dek. Hanya saja selama ini kamu nggak pernah dandan," puji Amanda.

"Kakak jangan gitu deh, aku jadi malu nih," balas Adinda yang memang tidak pedean.

"Tegakkan kepalamu! Kamu harus percaya diri, kamu cantik, kamu cerdas!" balas Amanda.

Reflek Adinda memeluk sang kakak untuk menunjukkan rasa sayangnya, tetapi dari belakang Diajeng menariknya. Hampir saja Adinda terjungkal kalah tidak dipegang oleh Amanda.

"Kamu ini sudah tahu gaun kakak kamu warna putih kenapa nempel-nempel? Kalau gaunnya terkena make up kamu bagaimana?" gertak Amanda.

"Maaf," ucap Adinda menahan tangis.

"Nggak usah cengeng! Kita sudah mau berangkat, kalau kamu nangis nanti bedak kamu luntur!" timpal Diajeng sinis.

"Ibu, Sudah. Kenapa marah-marah terus sama Adinda sih? Kasihan dia," bujuk Amanda.

"Lagian jadi anak ceroboh banget," gerutu Diajeng.

"Bu, cukup! Lagian gaun aku juga tidak kotor, aku pesan MUA yang bagus. Make up nya nggak akan mudah luntur!" sela Amanda membela adiknya.

"Bukan hanya masalah ini saja, kalau mulutnya nggak lemes di hari pernikahan kamu akan punya status yang lebih baik!" sergah Diajeng.

"Maksud Ibu apa?" tanya Adinda tak mengerti. 

"Kamu kan yang bilang pada ayah kamu, kalau Amanda bukan anak kandungnya? Kalau saja kamu tidak ember, saat ini Mahardika akan datang sebagai ayah Amanda!" bentak Diajeng.

Adinda terdiam, dulu dia memang pernah bilang pada kakak iparnya yang bernama Prilly. Tetapi dia yakin jika kakak iparnya tidak akan bilang pada siapapun. 

"Bu, Kak Rangga itu bukan orang sembarangan. Sejak dia pulang ke rumah, dia memang sudah menargetkan Ibu untuk pergi. Kita sudahi obrolan ini dan kita memulai hidup baru. Aku tidak mau mendengar Ibu menyalahkan Adinda lagi! Tanpa mereka aku juga bisa hidup dengan baik!" 

Diajeng pun melengos pergi, sementara Adinda langsung meneteskan air matanya. Tetapi tiba-tiba Amanda membantunya menghapus air matanya dengan tissue.

"Sudah cantik gini jangan nangis," bujuk Amanda.

"Kak, aku tidak pernah bilang pada Ayah soal kamu yang bukan anak kandungnya," rengek Adinda.

"Aku sudah bilang nggak usah bahas lagi, hal ini kalau sampai Satya tahu jika ibu pernah jadi pelakor justru akan semakin memperburuk namaku. Mengerti?" bujuk Amanda.

"Iya, Kak."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 40

    Betapa selama ini Adinda sudah banyak menelan pil pahit, itulah kenapa Satya berusaha untuk membahagiakan sang istri agar bisa melupakan masa lalu. "Kenapa mataku ditutup?" tanya Adinda heran. "Tunggu sebentar," pinta Satya.Hari ini memang bukan ulang tahun Adinda, tetapi Satya memberikan surprise berupa banyak hadiah dari kalung, bunga, kue dan juga boneka. Satya tahu, jika selama ini selalu dibeda-bedakan oleh ibunya. Adinda yang sederhana tidak pernah meminta apapun, memakai baju pun pasti bekas milik kakaknya.Setelah semua siap di atas meja, Satya pun mengajak istrinya pindah duduk di sofa. "Sekarang baru boleh buka matanya," tutur Satya.Adinda melepaskan penutup mata secara perlahan, setelah melihat apa yang ada dihadapannya diapun sampai menganga. "Apa ini? Kenapa ada banyak hadiah?" tanya Adinda heran."Ini hadiah untuk istri dan seorang mama yang hebat seperti kamu. Terima kasih sudah merawat aku dan anakku dengan baik," ucap Satya memeluk sang istri penuh kasih sayang

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 39

    Andika kini sudah berusia empat bulan, anak tampan itu sudah mulai bisa tertawa menggemaskan. Satya yang dulu suka pergi keluar kota, kini tidak betah lama-lama meninggalkan rumah. Tentu karena ada istri dan putranya yang selalu dia rindukan. Malam ini adalah malam ulang tahun Adinda, itulah kenapa Satya sepulang bekerja dari kantor mampir ke toko perhiasan untuk membelikan istrinya hadiah berupa kalung berlian. Bahkan saat melewati tokonoakaian dalam, Satya melihat lingeri warna merah muda. Satya sudah bisa membayangkan jika istrinya memakai itu pasti akan sangat cantik.Selain itu dia juga sudah memesan kue ulang tahun. Malam ini—dia ingin memberikan kejutan. Tetapi sesampainya di rumah, bukan sambutan manis seperti biasa yang dia dapatkan. Melainkan tatapan dingin dari sang istri yang membuat Satya merasa heran.Satya mengira jika Adinda marah karena dia pulang telat, itulah kenapa Satya pura-pura tidak menyadari jika istrinya tengah kesal. "Kamu sudah makan malam?" tanya Satya

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 38

    Di gundukan tanah pemakaman yang belum kering, Adinda menaburkan bunga untuk tempat peristirahatan terakhir kakaknya. Nyatanya dia menangis setelah kepergian Amanda, meski luka kecewa itu juga belum sembuh secara total. "Kak, aku tahu jadi kamu pasti sakit. Karena orang yang kamu cintai kini malah menjadi suami adikmu sendiri. Tapi aku tidak menyangka kamu akan senekat ini, mengakhiri hidup dengan cara yang tragis. Andai kamu tahu, meskipun aku dulu selalu iri karena kamu mendapat perhatian lebih dari ibu tapi aku juga menyayangimu. Aku selalu berharap kamu hidup bahagia, tapi kamu sendiri yang memilih jalan salah," gumam Adinda sembari meneteskan air matanya. Satya yang berada di sisi Adinda hanya diam saja, sudah tidak ada hal yang ingin dikatakan pada mantan istrinya—Amanda. Karena memang semuanya sudah selesai.Kalau dikatakan apakah kini Satya bisa move on sepenuhnya dari Amanda? Jawabannya adalah iya. Cinta Satya hanya untuk istri dan putranya semata."Adinda, ayo kita pulang

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 37

    Setelah mendengar jikalau Adinda menerima lamaran dari Satya. Prilly dan juga Rangga saling berpelukan dengan perasaan bahagia, bibir keduanya tidak henti mengucapkan syukur kepada pemilik alam semesta yang sudah membuat hati Adinda luluh akan perhatian Satya.Apalagi Mahardika, sebagai seorang ayah sampai sujud syukur karena akhirnya Adinda mau membuka hati. Dengan begini beban di hati Mahardika telah hilang.Satya tidak pernah menduga jikalau Adinda akan menerima lamaran darinya kali ini, Satya merasa sangat bahagia sekali dia segera beranjak menghampiri bayi mungil yang kini ada di dekapan ibunya.Satya berulang kali mencium. pipi gembul Andika. Bayi kecil itu bergeliat karena merasakan geli akibat ciuman papanya yang bertubi-tubi."Sudah Mas, nanti Andika bangun," kata Adinda menegur calon suaminya tersebut dengan suara yang terdengar rendah."Aku sangat bahagia, Adinda. Terima kasih, ucap Satya.Saking bahagianya, tadi Satya reflek ingin memeluk Adinda. Karena sadar jika mereka

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 36

    Beberapa hari merawat Andika, sekarang Satya sudah tidak canggung lagi menggendong putranya dan nampak begitu luwes.“Kasihan dia habis menangis tadi, pasti karena karena ASI aku nggak lancar," ucap Adinda sedih, merasa bersalah sebagai seorang ibu tidak bisa memberikan yang terbaik."Aku sudah membelikan kamu vitamin penyubur ASI. Ayo aku suapi makan, Mama sudah memasak sayuran daun katuk yang juga bagus buat ASI."kata Satya dengan menatap Andika dan detik berikutnya dia mulai mengalihkan pandangan pada Adinda yang kini sedang mendekap bayi mereka."Iya, aku bisa makan sendiri. Kamu sebaiknya gendong Andika saja, dia kalau di taruh di tempat tidur menangis," cicit Adinda.Suara ketukan pintu dari luar ruangan ini mengalihkan perhatian mereka berdua dari bayi mungil itu. Satya dan juga Adinda menatap ke arah Dokter yang baru saja berjalan masuk ke dalam ruangan ini.Dokter tersebut segera memeriksa kondisi Adinda. “Bagainana keadaan istri saya dokter?” tanya Satya setelah dia berdi

  • Pengganti Di Malam Pertama    Bab 35

    Usai mengadzani anak lelakinya, Satya keluar ruangan karena gantian dengan mamanya yang ingin melihat cucunya. Satya pagi tadi datang ke Yogyakarta bersama mamanya.Sebenarnya Satya ingin menjaga Adinda, tetapi Mahardika terus membujuknya untuk makan terlebih dahulu. Karena memang sejak pagi ini Satya belum makan, lebih tepatnya tidak nafsu makan. Tetapi bukannya ke kantin, Satya malah merokok di luar rumah sakit. Dia nampak frustrasi.“Satya, kenapa kamu malah di sini?" tanya wanita paruh baya itu sembari menatap ke arah putranya yang baru saja mematikan rokoknya.“Aku tidak nafsu makan, Ma."“Ada apa? Bukankah kamu seharusnya senang karena anak kamu sudah lahir dengan selamat?"” tanya Haryani yang bisa melihat kecemasan di wajah putranya tersebut.“Aku tidak tahu, kenapa hati ini tiba-tiba merasa cemas. Aku takut karena sampai detik ini Adinda masih menolak aku. Ma, aku takut kalau Adinda nanti menikah dengan lelaki lain, terus anak aku memanggil lelaki lain sebagai papa, aku sungg

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status