Grover kemudian kembali berkata dengan penuh kesombongan, “Perusahaan Pierre benar-benar mengejekku. Kenapa mereka menyuruh karyawan rendahan sepertimu untuk mengurusi hal seperti ini? Aku akan bicara dengan Tuan Nicholas agar dia bisa menyuruhmu kembali. Jika Tuan Tomshon sudah tidak mengurusi project ini lagi, paling tidak Tuan Nicholas sendiri yang datang dan menemuiku, bukan kalian berdua.”“Tuan Nicholas tidak akan mengurusi perusahaan ini karena saham perusahaan ini sudah bukan miliknya lagi, tetapi atas namaku dan Olivia.” Ganti Aaron yang membalasnya dengan kesombongan.“Apa-apaan ini? Ini tidak lucu. Dari awal, aku bekerja sama dengan perusahaan Pierre. Mereka tidak mempunyai hak untuk memindah tangankan kepemilikan pada orang lain secara sepihak, aku bisa menuntut mereka. Lagi pula siapa kalian ini hingga mampu membeli saham sebesar yang perusahaan Pierre miliki. Satu hal lagi, aku tidak mau berurusan dengan wanita pembawa sial itu? Siapa dia, sampai harus ikut campur urusan
Olivia terpejam menikmati sesuatu yang menggodanya, meningkatkan gairah yang sudah tersulut sebelumnya. Mulutnya terbuka dengan desahan lolos ketika aset semuanya tenggelam di dalam kelembutannya.Jari Aaron terkait dengan jari istrinya, pinggulnya bergerak pelan agar tidak menyakiti kandungan Olivia. Keduanya menciptakan satu ritme dan tempo yang teratur, geliat otot punggung Aaron penciptaan pemandangan yang menggiurkan.Derit ranjang mengiringi tarian mereka. Tubuh keduanya licin karena peluh, deru nafas mereka saling bersahutan. Hanya satu wanita yang selalu membuat Aaron seperti ini. Wanita yang sekarang sedang menyatu dengannya. Wanita yang telah mengunci hatinya, yang tidak bisa membuatnya berpaling lagi. Dadanya berdebar karena rasa itu, rasa membucah yang membuatnya bahagia.“Aku mencintaimu, Olivia. Sangat mencintaimu,” ucap Aaron di sela erangannya.“Aku juga mencintaimu,” balas Olivia sambil meremas bahu Aaron merasakan milik suaminya yang memanjakannya.Gerakan Aaron mula
“Ada apa dengan Aunty?” tanya Olivia khawatir melihat Gabriella dalam keadaan kurang sehat.“Aku akan melihatnya,” kata Susan yang kemudian beranjak dari kursinya dan meninggalkan meja makan.“Aku ikut,” kata Laura. “Sayang, titip Athena sebentar,” kata Laura pada suaminya.“Pergilah! Athena aman bersamaku,” jawab Nicholas.Saat Susan masuk ke kamar mandi, terlihat Austin tampak panik melihat Gabriella yang terus memuntahkan isi perutnya. Austin membantu Gabriella dengan menggenggam rambutnya di belakang kepala dan mengusap punggungnya.“Apakah sudah merasa baikkan?” tanya Susan dari belakang Austin.“Belum, Gabriella masih terus memuntahkan makanannya?” jawab Austin khawatir. Apa lagi mengingat penyakit yang dulu pernah dia derita, kekhawatirannya menjadi semakin besar. Dia sangat takut jika harus kehilangan Gabriella.“Kembalilah ke meja makan bersama yang lain, aku akan membantu Gabriella. Tenanglah, dia akan baik-baik saja.” Susan menenangkan Austin.Tahu jika Susan bisa diandalka
“Itu hanya alasanku saja padamu karena belum siap mengakui cinta yang tumbuh di hatiku. Sebenarnya saat itu hatiku telah terkunci padamu. Jika tidak, aku tidak mungkin hilang kendali setiap kali bersamamu. Kamu tahu sendiri gairahku saat bersamamu dan itu tidak pernah kurasakan saat bersama orang lain,” terang Aaron dengan jujur.“Bohong! Grace memberitahuku jika kalian sering melewati malam panas berdua, itu membuatku cemburu, hatiku panas dan marah membayangkan kalian bersama. Meski itu hanya masa lalu, tetap saja sangat menyebalkan bagiku.”“Apa? Aku bersama Grace? Aku tidak pernah tidur bersamanya? Dulu dia memang sering ke rumah, tapi aku tidak pernah mengizinkannya menginap. Wanita pertama yang menginap di rumahku dan naik ke ranjangku adalah dirimu, Olivia,” jelas Aaron.“Apakah itu berarti Grace berbohong padaku tentang malam panas yang kalian lewati bersama?”“Ya, dia berbohong padamu karena ingin kembali padaku, tapi hal itu tidak mungkin terjadi karena kamu telah mengunci h
Setelah mendapat telepon dari Olivia jika Nicholas dan Aaron berkelahi, Tomshon langsung berlari ke ruang kerja Nicholas. Dengan cepat dia melerai perkelahian dua pria tersebut, sayangnya wajah tampan Aaron sudah tidak bisa diselamatkan lagi dari pukulan Nicholas.Saat melihat kondisi suaminya karena pukulan kakaknya, Olivia menangis sambil memeluknya. Sedangkan Nicholas masih mengeraskan rahang dengan nafas yang terengah belum puas membuat karyawannya itu babak belur.Dia tidak menyangka jika Aaron orang yang dia percayai adalah suami adiknya. Jika dari awal dia tahu, sudah dari dulu dia memecat pria itu dari perusahaan.“Sebaiknya bawa Nicholas pulang, kita akan menyelesaikan masalah ini di rumah. Jangan sampai ada karyawan yang tahu keributan ini,” ujar Tomshon pada Laura.“Tolong urus Aaron dan Olivia, aku akan mengajak Nicholas pulang dan menenangkan emosinya,” jawab Laura menyetujui usul dari Tomshon.Dia kemudian menyentuh bahu suaminya dan mengusap lembut punggungnya. “Sayang,
“Aku akan ke kamar mandi lebih dulu, kamu duluan saja ke ruangan Nicholas. Entah kenapa semenjak hamil aku jadi lebih sering buang air kecil,” ujar Olivia pada Laura.“Aku dulu juga seperti itu, kata dokter hal itu memang normal. Selain karena hormon, pertumbuhan janin di dalam kandungan dapat menekan kandung kemih. Kondisi tersebut bikin ibu hamil jadi sering buang air kecil. Semakin besar kandunganmu akan semakin sering ke kamar mandi,” jelas Laura.“Oh begitu, aku baru tahu,” balas Olivia.“Pergilah ke kamar mandi! Nanti langsung ke ruangan Nicholas saja, aku tunggu di sana,” ujar Laura.“Baik kakakku yang cantik,” candanya membuat keduanya tertawa.Olivia akhirnya berpisah dengan Laura dan masuk ke kamar mandi. Setelah itu dia berjalan menuju ruang Nicholas tetapi tanpa diduga, seseorang menariknya dan membawanya ke sebuah ruangan kosong. Olivia sadar bahwa yang menariknya adalah Aaron sama seperti terakhir dia mendapat perlakuan yang sama.Dia sudah akan marah saat Aaron menarikn