Home / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 9 – Bangsawan Kelas Dua

Share

9 – Bangsawan Kelas Dua

Author: Banin SN
last update Last Updated: 2021-05-08 10:48:34

Kesalahpahaman antara Zhou Fu dan perempuan yang baru ia temui pada akhirnya harus terhenti ketika Zhou Fu mendengar suara langkah kaki mendekat. Suara itu adalah suara pergerakan beberapa orang yang cukup gesit dan lincah. Didengar dari laju pergerakannya, Zhou Fu yakin jika kecepatan langkah tersebut melebihi singa jantan yang kelaparan.

“Itu dia nona Shen Shen! Jangan biarkan nona Shen Shen lolos!”

Tiga orang pendekar laki-laki menyergap Zhou Fu dan perempuan yang ternyata bernama Shen Shen. Shen Shen bersembunyi di balik tubuh Zhou Fu dan memohon agar Zhou Fu bersedia menolongnya.

“Tenang, akan kuhadapi mereka semua!” Insting Zhou Fu memang mengatakan jika Shen Shen memang sedang membutuhkan pertolongan. Zhou Fu pun mengambil sikap siap untuk memberi serangan pada tiga pendekar yang kini berdiri tak jauh darinya.

“Minggir kau, Bocah! Jika tidak aku akan membelah tubuhmu menjadi dua bagian!” salah seorang dari tiga pendekar itu menarik pedang dari pinggangnya. Tanpa basa basi, ia menyerang Zhou Fu yang berniat melindungi Shen Shen. Pendekar tersebut menghantamkan pedang miliknya tepat di atas kepala Zhou Fu. Zhou Fu menggeser satu kakinya ke belakang, ia sepertinya hendak mempraktikkan jurus yang telah ia pelajari dari kakek Li Xian.

“Awas… Kepalamu akan terbelah!” Shen Shen memekik melihat Zhou Fu tidak bereaksi memberi perlawanan.

Zhou Fu yang tadinya menggeser satu kaki ke belakang, kini menggerakkan tua tangannya yang mengepal membentuk sebuah tanda silang. Bertepatan dengan Zhou Fu mengembuskan napas keluar, sebuah gelombang kejut menghantam ujung pedang si pendekar, membuat pedang itu mengalami keretakan yang parah. Gelombang kejut itu juga menjalar ke tangan si pendekar dan memberinya efek dorongan yang kuat.

“Aaaaaargh!!!” Pendekar itu terpelanting dan jatuh dengan darah keluar dari hidung dan mulutnya.

“Jurus apa itu? Aku bahkan tidak sempat melihatnya mengeluarkan sebuah jurus!” satu pendekar yang lain mundur beberapa langkah. Ia tak menyangka jika rekannya akan jatuh dengan begitu mudahnya. Zhou Fu bahkan tidak menggunakan satu senjata pun.

“Wah, kau lumayan juga!” Shen Shen bersorak sebab ia akhirnya dipertemukan dengan penolong yang kuat.

“Itu belum apa-apa, nanti kutunjukan yang lain!” Zho Fu kembali berdiri tegap dan menarik napas sedikit panjang lalu menghempaskannya pelan-pelan. Ia memang tidak sedang mengeluarkan jurus, yang barusan itu hanyalah sebuah teknik. Kata kakek Li Xian, teknik tersebut hanya diketahui oleh beberapa gelintir pendekar saja, dan Zhou Fu termasuk anak yang beruntung karena memiliki kakek sekaligus guru yang berpengalaman.

“Kita harus pergi! Kita harus melaporkan ini pada ketua!” satu pendekar lainnya memberi inisiatif begitu melihat rekannya yang tadinya terpelanting kini sudah kehilangan nyawa.

“Kalian mau pergi ke mana?” Zhou Fu memanggil sambil mengulang gerakannya.

“Apa-apaan ini? Mengapa kakiku terasa berat? Mengapa tubuhku tidak bisa digerakkan?”

“Brengs*k! Apa yang kau lakukan pada kami? Cepat lepaskan atau ketua kami akan menghabisimu!”

Zhou Fu hanya tersenyum mendengarkan ocehan dua manusia yang sebentar lagi kehilangan nyawa. Zhou Fu menoleh ke belakang untuk memberi tahu Shen Shen,

“Namamu Shen Shen, ‘kan? Jadi, apa mereka yang telah membuat kedua dad*amu membengkak? Jika ia, sekarang lakukan sesukamu pada mereka selagi mereka tak bisa melawan!”

Shen Shen melotot sebentar tapi kemudian ia mengangguk dan merasa setuju untuk melakukan sesuatu pada dua pendekar itu. Shen Shen maju mendekat, ia mengamati dua pendekar itu dengan tatapan marah dan berapi-api,

“Mengapa kalian ingin membunuhku? Siapa yang menyuruh kalian? Cepat katakan atau pedang ini akan menggores leher kalian perlahan!” Shen Shen menarik satu pedang musuhnya, ia menodongkan pedang tersebut tepat di bawah dagu salah satu musuhnya.

“Mmm… maafkan kami nona, kami hanya menjalankan tugas!”

“Tugas apa? Dari siapa? Aku memiliki hak istimewa sebagai bangsawan Caihong kelas dua! Siapa yang berani merencanakan hal buruk padaku?”

“Aku tidak mengerti, Nona! Sungguh! Tanyakan saja padanya!” pendekar tersebut melemparkan lirikannya pada rekannya sendiri, ia tak mau hanya dirinya saja yang diinterogasi oleh Shen Shen.

“Aaaa… aku juga tidak tahu, Nona. Tapi, jika kau bersedia melepaskan kami, akan kuberitahu siapa pimpinan kami!”

“Baiklah aku setuju! Cepat katakan siapa pimpinan kalian?” Shen Shen menjawab dengan cepat.

“Patriark Sun. Sun Mingjin, dari sekte Sungai Utara.”

“Sekte Sungai Utara? Aku tidak pernah mendengar nama sekte itu selama tinggal di Caihong. Katakan dengan jujur atau kau…

“Benar, Nona! Sekte Sungai Utara tidak berada di daratan Caihong. Itu adalah sekte yang menduduki wilayah di pulau Sungai Utara. Pulau yang berdekatan dengan dengan daratan Shamo. Aku berkata apa adanya nona, tolong ampuni kami.”

“Begitu rupanya… Lalu, apa urusan mereka denganku? Aku tidak pernah melakukan keributan apapun baik di dalam tembok raksasa maupun di luar tembok raksasa!”

“Lama sekali, kenapa tidak segera dibunuh saja! Nanti kita cari tahu sendiri soal itu!” Zhou Fu mulai merasa jika pertanyaan Shen Shen terlalu bertele-tele. Zhou Fu pun terbang mendekat dan memberi masing-masing satu pukulan di dada kepada musuh-musuhnya.

Dua pendekar itu pun tumbang tanpa sempat berkata-kata. Mereka mati seketika begitu pukulan Zhou Fu mengenai ulu hati mereka. Melihat musuh-musuhnya kini sudah tak bernyawa, Shen Shen menghentakkan kakinya karena kesal.

“Mengapa kau bunuh mereka?!! Aku belum selesai bertanya!”

“Mereka bisa saja memberi tahu informasi yang tidak benar, kakekku sudah pernah bercerita tentang hal-hal tersebut! Jika memang ingin tahu kebenaran, kita harus mencarinya sendiri! Ah, kalau tidak percaya nanti biar kupertemukan kau dengan kakekku!”

***

Karena memang tak mungkin meninggalkan Shen Shen sendirian di pulau terpencil, Zhou Fu membawa Shen Shen pulang ke tempat tinggalnya di pulau Youhi. Di dalam perjalanan di atas laut, Shen Shen bercerita panjang lebar soal daratan Caihong yang menjadi tempat tinggalnya. Ia juga menyebutkan jika keluarganya merupakan keluarga yang terpandang karena mereka merupakan keluarga bangsawan kelas dua, sebuah kasta kebangsawanan yang menunjukkan jika keluarga Shen Shen merupakan orang penting di Caihong.

“Aku yakin kau akan senang bertemu dengan adikku! Ia seumuran denganmu, dan dia juga sangat senang bertarung,” Shen Shen berucap sambil tetap mengawasi Zhou Fu yang mengendalikan perahu. Shen Shen yang saat itu sudah berusia 21 tahun merasa sedang bersama dengan adiknya yang mungkin saat ini sedang bersedih menunggui kepulangannya.

“Oh ya, apakah adikmu kuat?” Zhou Fu bertanya.

“Tentu, ia telah berhasil melewati banyak ujian kependekaran di Caihong. Kukira, dia akan sangat senang jika bertemu denganmu. Oh ya, adikku juga perempuan. Sama seperti diriku!”

Zhou Fu berhenti sejenak,

“Perempuan???!” Zhou Fu mengingat-ingat kata tersebut. Sepertinya ia sudah pernah mendengarnya dari mulut kakek Li Xian.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
goodnovel comment avatar
Edison Panjaitan STh
Hahaha bukit Kembar yang bengkak.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status