Beranda / Fantasi / Penguasa Benua Timur / 10 – Ikat Kepala Keperakan

Share

10 – Ikat Kepala Keperakan

Penulis: Banin SN
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-08 10:49:11

Sebuah daratan besar yang disebut sebagai daratan Caihong adalah wilayah terluas di belahan bumi bagian timur. Orang-orang menyebut Caihong sebagai tanah surga di mana manusia tak mungkin kelaparan jika tinggal di daerah tersebut. Tanaman tumbuh tanpa ditanam, beragam binatang dan sumber daya tersebar di seluruh bagian wilayah Caihong. Keamanan dijamin penuh oleh pemerintah sehingga warga bisa makan dan tidur dengan nyenyak tanpa harus mengkhawatirkan serangan ataupun perang sebagaimana keributan tersebut selalu terjadi di luar wilayah Caihong.

Kedamaian yang selalu menyelimuti Caihong itulah yang membuat Shen Shen tak habis pikir jika ia saat ini sedang menjadi perburuan beberapa kelompok untuk dibunuh. Seingat Shen Shen, ia tak pernah terlibat dalam kekacauan apapun, ia juga tak memiliki masalah dengan siapapun.

“Jadi, mengapa kau bisa sampai di sini?” Zhou Fu bertanya pada Shen Shen setelah perempuan itu bercerita panjang lebar tentang negeri Caihong.

Waktu itu, Zhou Fu dan Shen Shen masih bersama-sama mengarungi laut. Zhou Fu tak membiarkan Shen Shen tidur atau beristirahat sebab ia haus akan informasi dunia luar.

“Ceritanya sangat panjang, yang jelas, aku dikirim keluar untuk menghadiri sebuah perkumpulan pelajar bangsawan dari seluruh negeri. Aku mempelajari ilmu sejarah di sekolah, dan karena nilaiku cukup memuaskan, sekolah memberiku hadiah berupa perjalanan keliling ke daratan Shamo, Bingdao, dan beberapa negeri kecil yang lain,” Shen Shen berhenti sejenak untuk mengambil napas, dua tangannya mengambil air laut untuk ia pakai membasuh muka.

“Ah… Kepalaku pusing sekali jika mengingat kejadian itu!” Lanjut Shen Shen sebelum akhirnya ia mengulang lagi membasuh mukanya, Zhou Fu diam untuk menunggu jawaban lengkap dari Shen Shen.

“Malam itu, setelah kereta kudaku keluar dari wilayah Caihong, beberapa pengawal mengira aku telah terlelap di dalam kereta. Tanpa sengaja, aku mendengar mereka bercakap-cakap tentang rencana pembunuhanku di suatu wilayah yang namanya asing bagiku. Mereka bilang, tempat tersebut berada cukup jauh dengan Caihong sehingga mereka tak perlu khawatir jika ketahuan prajurit Caihong.”

“Lalu kau kabur setelahnya?”

“Tidak! Lebih tepatnya, tidak bisa karena penjagaan mereka sangat ketat dan aku tak memiliki ilmu bela diri sedikit pun. Saat itulah aku sangat menyesal. Adikku benar, meski kelak perempuan akan dilindungi laki-laki, tetapi tak ada salahnya perempuan juga bisa melindungi dirinya sendiri.”

“Lalu, bagaimana kau bisa kabur?”

“Perjalananku sangat panjang, setidaknya aku sudah meninggalkan Caihong lebih dari dua bulan, dalam dua bulan itu telah menyusahkan banyak orang. Kau tahu, ketika kereta kudaku melewati sebuah pemukiman yang ramai, aku berteriak sekencang mungkin untuk minta tolong dan saat itulah keributan terjadi. Aku kabur ketika keributan mencapai puncaknya.”

“Segampang itu?”

“Tentu saja tidak! Aku cantik, dan itu membuat pelarianku sedikit lebih mudah. Kau tahu, ketika perempuan yang cantik akan selalu beruntung karena kecantikan mereka bisa berguna dalam segala kondisi.”

Tentu Zhou Fu tak memahami kalimat terakhir Shen Shen, tapi itu bukan masalah. Yang penting Zhou Fu mendapat informasi-informasi yang sekiranya bermanfaat baginya.

“Baiklah, kita sudah sampai, ayo kuantarkan kepada kakek dan mari kita berpamitan!”

Zhou Fu melompat ke darat dan meminta Shen Shen menyusulnya. Shen Shen mengikuti Zhou Fu sambil kepalanya terus melihat ke berbagai arah, ia sedang sedikit khawatir sebab Zhou mengatakan jika tempat tersebut sering mengalami bencana yang cukup hebat.

***

Kakek Li Xian sedang bermeditasi ketika Zhou Fu tiba dengan membawa Shen Shen. Shen Shen memasuki gubuk milik Zhou Fu yang terbilang cukup sempit dan sederhana. Li Xian yang mendengar kedatangan cucunya, menghentikan sejenak kegiatannya dan ia pun membuka mata,

“Ada apa ini, mengapa buruanmu kali ini berbeda?” Li Xian melotot sebab Zhou Fu tidak membawa binatang buruan melainkan perempuan dewasa yang cantik jelita.

“Maafkan saya sudah mengganggu kakek, perkenalkan nama saya Shen Yang dari Caihong,” Shen Shen membungkuk memberi salam dan penghormatan kepada kakek Li Xian. Ketika Shen Shen menunduk, mata Li Xian langsung tertuju pada ikat rambut berwarna keperakan yang dikenakan oleh Shen Shen.

“Kau… Mengapa kau bisa memiliki ikat rambut seperti itu? Apakah itu artinya?” Li Xian bertanya.

“Kakek mengenali ikat rambut ini? Ah, semenjak aku keluar dari Caihong, kakek adalah orang pertama yang menanyakan perihal ikat rambut ini! Apakah itu artinya, kakek pernah tinggal di dalam tembok raksasa?” giliran Shen Shen bertanya serius.

Zhou Fu melihat dua orang di hadapannya kini saling memandang dengan  tidak percaya. Ia berpikir jika perbincangan menyoal ikat rambut masih akan menjadi panjang, maka dari itu Zhou Fu menyela dan berpamitan untuk menyiapkan makanan.

“Siapa tadi namamu? Shen Yang? Bagaimana bisa bangsawan kelas dua bisa terdampar sejauh ini? Di mana para pengawalmu?” Li Xian melanjutkan bertanya tanpa peduli dengan pertanyaan Shen Shen sebelumnya.

“Soal itu, nanti aku yang akan menceritakan, yang jelas kami ke sini untuk berpamitan, Kek. Aku akan mengantar Shen Shen pulang, anggap saja sebagai liburan pertamaku, bagaimana?” Zhou Fu menyahut selagi ia mempersiapkan makanan.

“Kau mau mengantar nona ini, atau ingin kabur dariku, Bocah?”

“Dua-duanya. Aku sudah cukup besar untuk berjalan-jalan, apalagi yang perlu ditakutkan?”

Li Xian merenung sejenak sebelum akhirnya ia mengangguk perlahan. Li Xian pun meminta waktu untuk berbicara berdua saja dengan Shen Shen.

***

Pagi-pagi sekali, pulau Youhi masih bisu sebagaimana biasanya. Tak ada suara binatang, tak ada burung berkicau, hanya desir ombak dan semilir angin yang terdengar di telinga. Shen Shen mengguncang-guncang tubuh Zhou Fu untuk membangunkan remaja itu dari tidur lelapnya.

“Fu’er, bangun! Ayo kita mulai perjalanan kita ke Caihong!”

Mendengar kata Caihong, Zhou Fu yang sebelumnya terpejam langsung bangun tergeragap. Ia bangun lalu melakukan perenggangan tubuh dengan wajah berseri-seri. Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba juga. Zhou Fu tak bisa menyembunyikan kegembiraannya pada dunia, sorot matanya berbinar dan garis wajahnya sumringah.

Berbeda dengan Zhou Fu, Li Xian justru menunjukkan ekspresi yang berlawanan. Li Xian sepertinya memilih untuk tidak tidur semalaman, entah tidak ingin tidur atau tidak bisa tidur. Wajar saja, itu adalah kali pertama baginya akan berpisah dengan cucu yang selama 14 tahun terakhir menemani siang dan malam harinya. Cucu yang ia besarkan seperti anak kandung sendiri, dan hari itu ia akan ditinggal pergi, entah lama entah sebentar Li Xian tidak bisa memastikan.

“Kakek, mengapa kau tampak bersedih ketika aku sedang sangat bersemangat?” Zhou Fu merangkul tubuh kakeknya dan menepuk-nepuk pundaknya. Meski sering bertengkar dan bertarung hingga mengacaukan pulau Youhi, Zhou Fu paham jika kakeknya menyayangi dirinya lebih besar dari Li Xian menyayangi dirinya sendiri.

“Berjanjilah untuk segera kembali, atau, berjanjilah untuk mengunjungi kakek jika kau sudah menemukan rumah barumu!” Li Xian turut membalas rangkulan Zhou Fu, “Oh ya, nona Shen Yang, kuharap kau akan mengingat semua yang aku katakan. Jika tidak, kau tahu sendiri apa akibatnya.”

Shen Shen terkaget sebentar, lalu mengangguk pelan, “baik, Kakek. Saya akan mengingat pesan kakek dan memastikan semuanya berjalan sesuai harapan kakek.”

Setelah ritual berpamitan selesai, Zhou Fu dan Shen Shen meninggalkan Li Xian yang berdiri mematung memandangi kepergian cucu kecilnya. Li Xian berharap, Zhou Fu tidak terburu-buru membuat masalah dengan orang-orang dari dalam tembok raksasa.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gangga Ferero
Keren kak anin👏👏
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Penguasa Benua Timur   Hadiah Menarik di Hari Terbaik

    Semakin lama, semakin Zhou Fu yakin jika tak ada orang yang lebih pandai daripada Shen Shen dalam hal mencari masalah. Ketika ia teringat kembali awal pertemuan mereka, Zhou Fu seolah-olah menyadari jika ia memang hidup dengan membawa takdir untuk membereskan semua masalah yang menjerat Shen Yang.Seperti hari itu, mengingat Zhou Shan telah memasang perisai kuat di area kapal, jelas tertangkapnya Shen Shen tidak disebabkan oleh kerusakan arai yang dibuat oleh Zhou Shan. Dalam artian, Shen Shen secara sengaja keluar dari perlindungan Zhou Shan dan seperti biasanya, melangkah menghampiri masalah.Pada saat itu, dihadapkan dengan informasi dibawanya Shen Shen ke istana walikota, Zhou Fu dan Zhou Shan menunda agenda makan siang mereka. Keduanya bergegas keluar dari rumah makan lalu menyewa kuda-kuda terbaik untuk digunakan pergi menuju ke istana walikota.“Mengapa kita harus repot-repot menyewa kuda jika kita bisa melesat cepat ke istana? Menjengkelkan!” gerutu Zhou Fu sesaat sebelum mena

  • Penguasa Benua Timur   Dewi dari Kayangan

    Tampaknya, pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh Zhou Shan adalah pertanyaan yang paling dihindari oleh sang walikota. Tak peduli apa pun keadaannya, sang walikota tetap terkesan menghindari menjawab pertanyaan itu. Dalam keadaan antara hidup dan mati, pria itu bahkan meludah sembari tersenyum mengejek kepada Zhou Shan.“Kau tak akan pernah mendapatkan jawabannya!” ucap Gao Shan sembari sebelah tangannya melakukan gerakan khusus dari balik jubah.Seketika itu juga, kilatan cahaya terang benderang membutakan mata semua orang, termasuk Zhou Fu dan Zhou Shan. Dengan sigap Zhou Fu melesat menarik tubuh Zhou Shan mundur, sekadar berjaga-jaga pada sesuatu yang mungkin tak mereka ketahui.Ketika ledakan cahaya telah berakhir, Zhou Fu dan Zhou Shan melihat hanya ada bekas-bekas keberadaan walikota bersama putranya di ruangan itu. Keduanya telah menghilang entah ke mana.“Sepertinya walikota menggunakan teknik atau spirit tool teleportasi,” gumam Zhou Shan seraya mengamati bekas keberadaan

  • Penguasa Benua Timur   Tujuan Mendarat di Benua Timur

    Zhou Shan tak mau membuang waktu. Dalam sekejap, ia melangkah maju, tangannya terangkat dan udara di sekitarnya berubah drastis. Aura emas yang kuat mulai membungkus tubuhnya, membuat Gao Shan dan Gao Ren merasakan tekanan yang luar biasa."Masa-masa kejayaanmu sudah hampir kadaluarsa, Tuan Walikota," ucap Zhou Shan menyeringai. "Aku akan memberimu salam perkenalan, Prelude Strike!"Zhou Shan mengayunkan tangannya ke arah Gao Shan. Udara di sekelilingnya bergetar hebat ketika rune-rune bercahaya emas muncul di udara, membentuk lingkaran rumit yang tiba-tiba mengeluarkan petir emas. Kilatan petir itu melesat cepat ke arah Gao Shan, seperti kehendak langit yang tidak dapat dihindari.Gao Shan dengan cepat mengangkat tangannya, membentuk perisai energi merah yang berasal dari spirit tool Crimson Essence Flask. "Blood Shield!" teriaknya. Perisai itu terbentuk dari darah kental yang berputar cepat, memblokir petir yang datang dari Zhou Shan.Ledakan keras terdengar saat petir dan perisai d

  • Penguasa Benua Timur   Teknik Tersembunyi

    Gao Ren merasa darahnya berhenti mengalir. Tubuhnya bergetar ketakutan. Ia tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu, Sun Hao yang selalu ia anggap tak terkalahkan ternyata bisa dikalahkan dengan begitu mudahnya.Zhou Fu berjalan mendekat, setiap langkahnya seakan menjadi dentang lonceng kematian bagi Gao Ren. Namun, Gao Ren menolak menyerah begitu saja. Ia masih punya kartu truf yang belum dimainkan.“Kau akan menyesal berurusan denganku!” ucap Gao Ren memberi ancaman, meski saat itu suaranya terdengar ketakutan.Dengan tangan gemetar, Gao Ren mengeluarkan sebuah bola permata dari spatial ringnya. Tak berlama-lama, Gao Ren mencengkeram bola permata itu hingga membuatnya pecah berkeping-keping. Suara retakan bola permata itu terdengar memekkakkan telinga. Di saat yang sama, muncul ledakan di udara, menciptakan kepulan kabut debu yang tebal selama beberapa detik. Gao Ren mundur selangkah, membuat Zhou Fu mengerutkan kening karena penasaran dengan apa yang akan munc

  • Penguasa Benua Timur   Arogansi Putra Walikota

    “Spirit Formation Mid Stage. Kau sebut itu kuat? Kau sedang melawak?” cibir Zhou Fu yang serta merta membuat mata Gao Ren memerah karena marah. Kebanggaan yang beberapa detik lalu meledak di kepala Gao Ren kini terasa sirna dan tergantikan oleh amarah yang tertahan.Di saat yang sama, Sun Hao juga dibuat terkejut oleh ucapan Zhou Fu. Dari caranya berbicara, jelas sekali bahwa Zhou Fu menganggap rendah seorang kultivator di ranah Spirit Formation, yang mana ranah tersebut sudah termasuk ajaib untuk diraih oleh seseorang semuda Gao Ren.Dengan gerakan cepat, Sun Hao melangkah maju dan meminta Gao Ren mundur di belakangnya. "Tuan Muda, biarkan saya yang menangani mereka. Saya akan memastikan mereka tidak akan keluar dari ruangan ini hidup-hidup."Zhou Shan yang sedari tadi diam kini hanya tersenyum sinis melihat adegan itu. "Apakah kalian berdua benar-benar berpikir bisa menahan kami dengan kekuatan sekecil itu?" tanyanya, sengaja terdengar mengejek.Gao Ren mendekati Sun Hao lalu berbis

  • Penguasa Benua Timur   Sisi Menarik Berkuasa

    Seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut memberi tatapan intimidasi kepada enam pria yang berada di dalam rumah makan. Empat pria yang berasal dari Teratai Hitam dan Safir Biru tampak gugup dan gelisah sebab mereka tahu siapa sosok yang baru saja menegur mereka. Sementara Zhou Fu dan Zhou Shan merasa tak perlu gelisah atau khawatir sedikit pun sehingga ketika pria itu muncul di dalam ruangan, Zhou Fu dan Zhou Shan hanya melipat tangan di dada sembari mengamati apa yang akan dilakukan pria tersebut.“Maafkan atas keributan yang terjadi, Tuan Sun. Kami hanya berniat mengusir dua pengacau ini,” ucap Hong Tian kepada Sun Hao, pemimpin tertinggi pasukan pengawal walikota.Sun Hao tak merespon permintaan maaf dari Hong Tian, melainkan kini menghunuskan tatapan mematikan ke arah Zhou Fu dan Zhou Shan secara bergantian.Dalam hati, Hong Tian merasa sangat puas karena itu artinya Sun Hao akan segera memberi pelajaran berharga kepada Zhou Fu dan Zhou Shan.“Di mana letak sopan santun

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status