(Bab ini gratis, berisi insight ringkas, chapter lanjutan yg kemarin OTW ditulis^^)
Daratan yang bernama Bumi pada dasarnya terbagi dalam lima benua yaitu Benua Bintang, Benua Barat, Benua Selatan, Benua Utara dan Benua Timur. Dari waktu ke waktu, peperangan mengikis kehidupan di Bumi dan akhirnya hanya menyisakan Benua Timur sebagai satu-satunya daratan yang masih dihuni oleh manusia. Dengan berkurangnya separuh lebih kehidupan di Bumi, membuat Benua Timur menjadi daratan dengan peradaban yang tak begitu maju.
Ratusan tahun sebelum saat itu, Bumi menjadi daratan dengan peradaban yang cukup maju. Tata pemerintahan, budaya, dan ilmu pengetahuan berkembang pesat. Era kemajuan budaya dan pengetahuan telah ada sebelum Raja Yang Yuhuan menjadi orang nomor satu di Bumi. Tetapi, setelah jatuhnya tahta Raja Yang Yuhuan, bumi mengalami kehancuran akibat perburuan Artefak Suci yang dilakukan oleh pengikut Zhu Qiu dan pengikut Fang Bai.
Peperangan demi peperangan terjadi dilatarbelakangi oleh keserakahan dua manusia yang mendambakan kekuatan dan kehidupan tanpa batas. Tata pemerintahan hancur, kebudayaan dan ilmu pengetahuan menjadi sesuatu yang terkubur sebab daratan di Bumi tengah disibukkan dengan perang dan penjarahan. Fang Bai dan Zhu Qiu tak berniat berhenti melakukan kerusakan sebelum mereka berhasil menemukan yang mereka inginkan.
Mengingat warisan Raja Yang Yuhuan diberikan kepada seseorang dari Klan Pembaca Shufashen, Zhu Qiu mencari keberadaan klan tersebut dan menemukannya di Benua Timur. Zhu Qiu lantas menguasai Daratan Caihong sembari menunggu waktu untuk menghancurkan seluruh Klan Pembaca Sufashen. Sementara Fang Bai memilih untuk menduduki Daratan Shamo guna membangun basis kekuatan untuk menghancurkan tahta Zhu Qiu. Keduanya saling bermusuhan demi memperebutkan kesempatan untuk memiliki tubuh abadi dengan menemukan sesuatu yang bisa membawa mereka ke Immortal Continent.
Sayangnya, Takdir Langit tak bisa ditebak, setelah melakukan perencanaan selama ratusan tahun, Zhu Qiu dan Fang Bai harus menerima kenyataan jika angan-angan mereka telah digagalkan dengan begitu mudah oleh kebangkitan kembali sosok Xuan Wu, murid pertama Raja Yang Yuhuan yang memiliki kekuatan tertinggi saat itu.
Ketika mendapat kesempatan untuk bangkit kembali, Xuan Wu merasa angan-angannya telah begitu dekat dan ia akan segera menemukan Immortal Continent demi tujuan meraih keabadian. Lagi-lagi, Takdir Langit berkata lain. Setelah merasa berhasil menghabisi Zhou Fu – sosok yang bisa menjadi ancaman terberat bagi Xuan Wu, Xuan Wu justru menemukan hari kebangkitannya sebagai hari penyiksaan dan sekaligus kematiannya sendiri.
Semua kejadian-kejadian tersebut nyatanya mengerucut pada satu tujuan yaitu memberi kesempatan kepada pemuda bernama Zhou Fu untuk mengunjungi Immortal Continent. Jika ada yang mengatakan hidup berjalan dengan tanpa bisa direncanakan, bagaimana jika kedatangan Zhou Fu ke Immortal Continent merupakan sesuatu yang telah direncanakan?
Siapa sebenarnya Zhou Fu?
Siapa sebenarnya Klan Pembaca Shufashen?
Dan, misi apa yang dibawa oleh Kultivator Yang Yuhuan dari Holy Light Sect ke daratan Bumi?
~ Selamat Datang di Arc 5 – Immortal Continent (Awal Mula Cerita) ~
“Ehm… Saudara sekalian, apakah turnamen muda bisa diikuti oleh mereka yang tak memiliki sekte?” Zhou Fu bertanya dengan antusias sebagaimana dia juga memiliki harapan untuk bisa mengukur kemampuannya dengan mengikuti turnamen muda. Latih tanding dengan sesama kultivator akan membuatnya paham di titik mana kekuatannya berada. Salah satu inner discipline mengangguk menanggapi pertanyaan Zhou Fu lantas memandang ke semua tamu dan mulai memberi penjelasan. “Sebenarnya, turnamen ini hanya boleh diikuti oleh peserta yang tergabung dalam sekte Bintang 10 saja. Pemuda dengan bakat yang memukau tak akan bisa mengikuti turnamen ini selama ia bukan anggota sekte bintang 10. Tetapi, turnamen tahun ini memiliki keunikan, kami belum bisa memastikannya dengan lebih jelas tetapi karena Holy Light Sect akan menjadi tuan rumah, sedikit banyak kami mendapat bocoran.” Inner discipline tersebut lantas menjelaskan jika Turnamen Muda kali itu bisa diikuti oleh kultivator di luar sekte Bintang 10 atau Rogue
Mu Nian dan Dong Fang sama-sama memijit kepala ketika menemukan tingkat alam Zhou Fu berada di Base Realm 9 Peak Stage atau tahap paling puncak. Di mana, selama ratusan tahun belum pernah ada lagi generasi muda yang mampu mencapai tingkatan tersebut pada usia di bawah 18 tahun. “Andai bocah ini ikut Ajang Turnamen Muda, kuprediksi jenius muda Long Kui akan memilih mundur jika berhadapan dengannya!” Grand Elder Mu Nian berbisik kepada rekannya. Saat itu, hanya tertinggal Mu Nian, Dong Fang, dan Zhou Fu di dalam ruangan. “Holy Light Sect bisa menjadi juara dengan mudah andai dia menjadi murid di sekte kita!” Grand Elder Dong Fang turut menggeleng-gelengkan kepala mendapati pencapaian kultivasi Zhou Fu yang cukup mengejutkan. Zhou Fu hanya menggaruk pipinya berulang kali sebab selama beberapa menit terakhir, pemandangan yang ia lihat adalah dua sosok di depannya tengah saling berlomba-lomba memuji bakatnya sementara ia sendiri merasa jika para Grand Elder terlalu menaruh penilaian ting
Persiapan keberangkatan menuju Blue Lotus Sect telah selesai. Tanpa memicu banyak perhatian, Lu Huang membawa Zhou Fu keluar dari sekte. Malam itu, Zhou Fu akhirnya mengetahui jika luas Holy Light Sect nyatanya menyamai luas daratan Caihong atau setara dengan penggabungan puluhan kota besar menjadi satu. Dari penjelasan Lu Huang, Zhou Fu mengerti bahwa luas wilayah tersebut tak semuanya dihuni kultivator, beberapa hanya merupakan hutan belantara atau tanah kosong. Sekte Bintang 10 kerap memperluas daratan kekuasaannya demi meraup sumber daya yang dibutuhkan untuk kemajuan sekte. “Karena wilayah yang kau lihat pertama kali adalah sekte bintang 10, kuharap kau tak terlalu kecewa ketika kita tiba di Blue Lotus Sect.” Tetua Lu Huang menanggapi ekspresi Zhou Fu yang terlihat masih dipenuhi ketakjuban akan gemerlap wilayah Holy Light Sect. “Sepertinya, semua sudut tempat di Immortal Continent akan tetap mengejutkan mataku, Tetua Lu.” Zhou Fu bertutur dengan jujur, setidaknya, semenjak ia m
“Tuan Lu tandang ke sekte?” Seorang Tetua Blue Lotus Sect terlihat gembira mendengar kedatangan Lu Huang ke sana, itu artinya, Lu Huang akan memberikan banyak persediaan sumber daya yang bisa meningkatkan kultivasi para anggota sekte. Sudah menjadi kebiasaan jika Lu Huang tandang ke sekte adalah demi satu tujuan yaitu membagi-bagikan sumber daya yang ia dapat dari Holy Light Sect. Tak heran, demi menyambut kedatangan Lu Huang, para petinggi Blue Lotus Sect mulai mempersiapkan jamuan terbaik mereka termasuk mengeluarkan simpanan arak dengan kualitas nomor satu. Harapan mereka adalah, dengan penyambutan yang luar biasa, Lu Huang akan tergerak hatinya untuk memberi tambahan simpanan sumber daya pribadinya kepada Blue Lotus Sect. “Tuan Lu memang pengertian! Saat Turnamen muda sudah semakin dekat, ia datang untuk menyokong generasi muda kita!” Seorang petinggi sekte tersenyum puas sembari menunggu kedatangan Lu Huang ke aula penyambutan. *** Suasana di aula penyambutan menjadi hening ke
Demi menghindari perhatian, Zhou Fu memang membuat dirinya terlihat berada di tingkat Base Realm 4 menggunakan spirit tool pemberian Grand Elder Dong Fang. Karena semua petinggi Blue Lotus Sect belum ada yang mencapai tingkat Saint Emperor, mereka memiliki satu kesimpulan yang sama terhadap sosok Zhou Fu yaitu, pemuda tersebut tidak memiliki masa depan. Hal itulah yang membuat beberapa petinggi sekte bertanya-tanya, mengapa seorang Lu Huang menitipkan pemuda dengan masa depan suram itu ke sekte mereka dan meminta seorang guru untuk mendampingi Zhou Fu berlatih. Idealnya, dengan bakat yang dimiliki Zhou Fu, guru terbaik pun akan menjadi tak berguna. Itulah sebabnya, para petinggi sekte akhirnya melemparkan tanggung jawab mendampingi Zhou Fu kepada Liao Ting, seorang guru yang dianggap paling tidak berbakat di Blue Lotus Sect. Guru tak berbakat mengajari murid yang tidak memiliki bakat, sebuah keharmonisan yang sempurna. Setidaknya, itulah yang ada di pikiran picik beberapa petinggi se
“Ehm… Apa kau yakin bisa membayar semua ini?” Ketimbang bertanya, nada Liao Ting lebih terdengar seperti jeritan khawatir. Bukan apa-apa, hidupnya sudah penuh dengan masalah, ia tak mau menambah deretan masalah lagi dengan perkara tak mampu membayar tagihan makan. Zhou Fu mengerutkan dahi sebentar, ia tak bisa membaca daftar harga yang terpampang di buku menu makanan, ia bahkan tak tahu apa yang dipesan sebab nyatanya Zhou Fu hanya menunjuk-nunjuk deret menu makanan yang ada di buku menu. Selebihnya, ia yakin hartanya tak akan habis karena hidangan satu meja penuh. Ya, makanan yang ia pesan berjumlah sepuluh menu dan ketika hidangan itu disajikan, Zhou Fu bisa melihat semuanya terlihat lezat dan patut jika memiliki harga yang mahal-mahal. Sebenarnya, Liao Ting hampir mengeluarkan air liur melihat deret hidangan lezat yang tersaji, tetapi, mengingat ada kemungkinan Zhou Fu tak mampu membayar tagihan makanan membuat air liur Liao Tang seolah kering kerontangan. “Sebentar…” Zhou Fu me
Sore hari yang seharusnya teduh tiba-tiba terkotori dengan keributan yang terjadi di tepian danau teratai biru. Kali itu Zhou Fu tengah berjalan-jalan bersama Liao Ting setelah keduanya keluar dari rumah makan. Andai bukan karena mendengar kegaduhan tersebut, Liao Ting telah berniat mengajak Zhou Fu kembali. Pada akhirnya, baik Liao Ting maupun Zhou Fu sama-sama berniat menghampiri sumber kegaduhan karena penasaran. Terlihat di pinggiran danau, tiga orang outer disciple tengah berdebat dengan seorang pria paruh baya yang sepertinya hendak diusir dari wilayah Blue Lotus Sect. Liao Ting berjalan cepat dan diikuti dengan Zhou Fu di belakangnya. Dari raut wajahnya, jelas Liao Ting tahu siapa pria yang datang tersebut. “Paman Chang…” Liao Ting menyapa dengan wajah gusar sementara tiga outer disciple mundur beberapa langkah melihat kedatangan Liao Ting. Meski menjadi guru yang tak begitu mendapat muka di sektenya sendiri, di hadapan para outer disciple, Liao Ting masih cukup dihormati. “T
Untuk pertama kali dalam hidupnya, Zhou Fu melihat pembantaian tanpa bisa melakukan perlawanan. Jika dipikir ulang, andai dia mencoba melakukan perlawanan pun hasilnya akan sama saja. Zhou Fu baru berada di Base Realm 9, meski pencapaiannya terbilang gemilang, tetap saja ia akan kalah dengan mudah ketika berhadapan dengan 10 kultivator Foundation Realm. ‘Mereka bukan siapa-siapaku!’ Berulang kali Zhou Fu meyakinkan dirinya bahwa ia tak perlu merasa terganggu dengan pembantaian yang dilakukan oleh anggota Blue Lotus Sect. Saat itu, malam telah larut dan Liao Ting mengajaknya untuk kembali ke sekte bersama-sama dengan 10 kultivator Foundation Realm yang beberapa waktu lalu melakukan pembantaian. Dengan tanpa perasaan berdosa, salah seorang dari 10 kultivator tersebut menepuk pundak Zhou Fu. “Ah, aku tidak tahu dari mana Tuan Lu membawamu, tetapi anak muda, kau memang terlihat belum memahami keadaan. Kita sebagai penegak keadilan harus tegas kepada orang-orang seperti itu. Jangan samp