Pedang kayu yang digunakan Akara latihan sejak kecil, namun memiliki sejarah panjang karena Lisa. Gadis cantik ini menukarkan pedangnya saat Akara masih kecil, dengan pedang kayu yang sudah mengkristal. Kedua pasang pedang sebenarnya adalah pedang yang sama, namun adanya penjelajah waktu bernama Lisa yang menjadikannya berbeda. Pedang ini sebenarnya hanya pedang kayu latihan biasa yang dibuat oleh mama Rani untuk anaknya(Akara), tapi ditukar oleh Lisa dengan pedang kayu berumur jutaan tahun (pedang yang sama dengan perjalanan waktu berbeda). Pedang kayu yang asli kini dibawa oleh Alice.
Alasan menjadi dua pasang dan umur yang berbeda karena di masa depan pedang kayu yang dibawa oleh Alice terlempar ke masa lalu. Melewati perjalanan waktu sekitar seribu tahun yang lalu dan dibawa oleh Lisa, lalu gadis itu melakukan perjalanan ruang waktu ke berbagai Multiverse. Sebenarnya dia terjebak dan tidak bisa kembali ke dunia aslinya hingga harus terus menjelajah. Ia akhirnya kembali di dunia asalnya, namun itu dunia tidak memiliki alur waktu yang sama dengannya dulu. Dia berada di kompleks Multiverse dan bertemu dengan Akara yang dari versi berbeda-beda dan takdir yang berbeda pula. Setelah ribuan bahkan jutaan percobaan kemudian, ia akhirnya kembali di garis waktu yang sesuai (bertemu Akara saat kecil dan menukarkan pedangnya)Keberadaan sarung pedang yang terbuat dari berlian dan bertuliskan 'Regera'. Pedang yang dibawa Akara saat ini, juga akan terlempar ke masa lalu. Dipakai oleh laki-laki bernama Regera dan kelanjutannya Lisa tidak tau. Perjalanan waktu Lisa di dunia ini paling jauh hanya sampai pada terlemparnya pedang itu ke masa lalu. Kelanjutannya di masa depan belum pernah Lisa ketahui. Akankah Akara bisa memperlihatkan masa depan yang belum Lisa ketahui?Funfact: Mendung dan petir yang menyambar-nyambar saat Akara melakukan sumpahnya waktu kecil, terjadi akibat kedatangan Lisa di dunia ini. Banyak hal yang simpel, namun ternyata berbuntut panjang. Contoh lain.Saat perkenalan, Lisa menyebut namanya sambil menunjuk ke arah alis matanya. Ada juga perkataan mama Serin kepada Alice "kamu bisa menikahi kakakmu". Juga maka Serin tidak pernah sekalipun berbicara dengan Akara, ia bahkan tidak mau menjawab saat ayah Al meminta pendapatnya tentang anak laki-lakinya itu.Oh iya kalau ada yang tanya siapa yang akan jadi istri Akara, ini pure Harem. Bisa dilihat dari istri-istri ayahnya, juga beberapa karakter lain yang memiliki Harem. Di dunia yang bisa dibilang wajar, jadi ga cuma MC aja. Tapi seluruh haremnya memiliki alur masing-masing....Aku sebenarnya tidak suka membaca. Ya, aneh sekali seorang penulis novel yang tidak suka membaca. Beberapa dari kalian sempat kesal dengan gaya penulisanku di awal yang nampak seperti film. Memang referensiku hanya dari nonton Donghua, sama sekali tidak pernah membaca novel. Paling-paling manhwa(komik korea), itupun yang +18. Jadi gaya penulisanku mungkin terasa kaku, lalu setelah ini aku coba-coba membaca. Ya, penasaran begitulah. Novel terjemahan dari cina, yang sebenarnya sudah diadaptasi menjadi Donghua yang sedang ngetren saat ini. Kalau dibandingkan, mungkin gaya penulisanku terlalu sat set sat set to the poin aja.Seperti... Akara setelah selesai menempa segera mendatangi Alan dan memberinya belati hasil menempanya. Kayak terlalu simple dan terburu-buru, makanya aku ubah.Tapi dari itu semua, jalan ceritanya murni imajinasiku sendiri. Sering gak bisa tidur dan cuma bengong ngayal, sampai panjang banget sebenarnya alur cerita PDN ini. Akan tetapi, saat nulis masih kesulitan nuangin dalam kata-kata. Sering baru nulis dikit malah berhenti dan buka medsos.Amatiran, malas membaca, yahh akan aku usahakan terus berkembang lagi. Terima kasih sudah membaca sampai bab ini, juga jangan lupa ajak teman-teman kalian untuk membaca, juga beri rating agar bintangnya menyala.Selamat menjalankan ibadah puasa :)Alhamdulillah selesai Season 1! Terima kasih buat yang sudah mendukung Author, semoga terhibur dengan imajinasi saya. Mohon maaf bila banyak kesalahan author, baik penulisan kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca ataupun yang lainnya. Para pendukung semoga sehat selalu dan dilancarkan rezekinya, jadi dapat terus mengikuti perkembangan author dan Akara. Author akan hiatus dulu dan akan mulai kembali bulan depan, semoga diberikan kelancaran untuk semuanya. Oh iya, Author sarankan untuk membaca ulang Arc 1 (bab1-52) percayalah, ada rencana bagus yang Author siapkan untuk Akara. ******* Penguasa Dewa Naga Season 2 Takdir merenggut semua orang terkasihnya, membuat kekuatannya lepas kendali dan menciptakan lubang hitam. Dirinya terhisap ke dalam lubang hitam, lalu muncul kembali di dunia yang dipenuhi oleh api dan kekerasan. Neraka? Seperti itulah gambaran dunia ini. Dengan ingatan yang masih membekas, Akara mencari cara untuk keluar dari dunia itu. Menggunakan nama samaran
Pemuda dengan pakaian compang camping penuh luka bakar dan menenteng sepasang pedang kayu hitam, muncul di atas sebuah sungai, di belakangnya ada gua di bawah air terjun yang sudah hancur. Ia lalu melihat ke arah hilir sungai, pemukiman di pinggir bantaran sungai sudah hancur berantakan, dengan pepohonan raksasa yang ambruk dari hutan di belakangnya. Selain tubuh manusia yang berserakan, juga banyak binatang sihir raksasa yang kondisinya tidak jauh berbeda. "Tuan Agera!" teriak seseorang yang wajah dan tubuhnya penuh bekas luka, namun kali ini banyak sekali tambahan luka di tubuhnya. Ia tertatih-tatih mendekat, lalu melesat terbang mendekati pemuda itu. "Marbun Bidara! Kekaisaran Gletser Abadi!"Akara langsung menoleh ke samping, kesadarannya langsung mendeteksi ribuan mil di depan sana. Wush!... Dalam sekejap, ia sudah berada di atas gletser kutub, meninggalkan robekan ruang yang gelap di udara, seakan menggaris langit sejauh ribuan mil. Gleng!... Ia melompat turun, membuat cekung
447Walau tubuhnya masih penuh luka bakar yang mulai mengering, ia mengangkat satu tangannya ke atas. Wush!... Ketiga Auranya menyala, membuat hembusan energi dan seketika energi meluap keluar dari tubuhnya, membentuk aliran energi yang bergerak ke atas. Enegi itu membentuk lingkaran energi besar yang memiliki pola rumit layaknya di atas altar teleportasi. "Kau ingin kabur!?" Sonic Boom terbentuk di belakang Rose, sambil mengulurkan satu tangan ke depan dan segera diselimuti oleh energi merah berbentuk cakar. Akan tetapi, lingkaran teleportasi sudah sepenuhnya menyala dan Whup!... Para master Alkemis menghilang, namun ternyata Akara masih berada di sana. Cring!... Ia menangkis cakar rubah menggunakan pedang kayunya sambil tersenyum menyeringai."Sudah aku bilang, aku akan membunuhmu!"Wush!... Rose melesat menjauh bagaikan bayangan, namun Akara langsung berada di depannya. Mereka melesat hingga luka bakar di tubuh keduanya terlepas sendiri-sendiri. Akara terus mengincar lehernya, mem
Laser menembus energi pelindung dan langsung menerpa tubuhnya, cukup lama laser bersinar hingga akhirnya padam. Gelombang radiasi panas masih memenuhi angkasa lepas, lalu ada bongkahan batu yang menyala merah. Krek!... Batu itu retak dan tidak lama kemudian hancur, muncullah pemuda berjaket hitam di dalamnya. Walau tubuhnya diselimuti oleh Esensi Surgawi, namun pakaian dan tubuhnya penuh luka bakar. "Apa aku bilang!" seru Komo, namun tuannya masih terlihat santai dan meraih kedua pedangnya kembali. Akan tetapi.."Agkh!" Ia langsung memegangi dadanya dan tatapannya begitu tajam melihat ke arah gadis rubah di depannya. "Ada apa Akara!?"Ia menjawabnya sambil menahan emosi dan giginya mengatup karena sangat geram. "Kubah pelindung di kota Bhinneka telah hancur, bahkan yang menyelimuti Gua Pelindung Harapan juga hancur!"Rose lalu tertawa puas, seolah-olah dia dapat mendengar apa yang Akara katakan. "Apa kau merasakannya!? Pasukanku telah menemukan keberadaan kekasih fanamu! Para gadism
335Di angkasa lepas yang gelap dan dihiasi cahaya bintang. Bruak!... Rose kembali tertahan oleh dinding transparan dan Akara langsung berada di depannya, memukul hidungnya dengan sekuat tenaga. Dinding transparan langsung hancur dan gadis itu terlempar ke belakang. Akara ingin membuat dinding transparan lagi, namun segera ada energi kematian yang menyelimuti tubuh Rose. Gadis itu tidak lagi menabrak dinding transparan dan menembusnya. Akan tetapi, Akara tetap muncul di depannya dengan mengayunkan pedangnya. Tring tring!... Benturan pedang dan cakar rubah menciptakan percikan api, lalu mereka saling menyerang sambil terus melesat. Bugh!... Rose menendang perut Akara hingga terlempar mundur, namun pemuda itu langsung berteleport di belakangnya. Crang!... Ia mengayunkan pedangnya, ditahan oleh selendang, namun tetap membuat meluncur jauh. Ia kembali berteleport dan menendang punggungnya, hingga melenting sebelum terlempar. Gadis itu terlempar menuju planet di dekatnya, terbakar saat mem
Kubah pelindung arena bergetar hebat, membuat semua orang menoleh, termasuk para penyandera dan yang di sandera. Pria bertopeng kucing oranye sempat melirik leher penyandera, namun getaran itu tidak berlangsung lama. ...Di dalam arena, bongkahan batu tadi sudah menyala merah layaknya bara api. Sedangkan Rose diselimuti oleh selendangnya yang perlahan-lahan membuka. Ia terkekeh saat melihat sekitarnya dipenuhi asap bekas terbakar. "Kau bodoh! Membakar seluruh tempat hanya akan membunuh dirimu sendiri! Sekarang tidak ada lagi oksigen untukmu ber..." Ia terdiam saat bongkahan batu yang melayang-layang tersibak, nampaklah pemuda berjaket hitam yang melebarkan kedua tangannya ke samping. Di ujung telapak tangannya, ada sebuah benda seperti kelereng yang bercahaya sangat terang, dengan ketiga auranya yang menyala. Aliran energi sangat lebar layaknya selendang sutra merahnya, bergerak masuk ke dalam kedua titik bercahaya. "Sudah kubilang, aku akan membunuhmu!" Akara menyeringai, namun se