Gandar yang selamat dan untuk saat ini kembali ke Dunia Naga untuk memulihkan kekuatannya dan menduduki tahta kerajaannya kembali mendapat sambutan meriah dari naga-naga Malaka. Arjani yang memimpin Negeri naga Malaka sejak menghilangnya Gandar sangat senang kakaknya telah kembali dengan selamat. Penjagaan pintu dimensi naga diperketat untuk mencegah masuknya kembali Astaroth yang licik. "Jadi Astaroth dari Kerajaan Demonic yang telah menyiksamu, Kak Gandar? Kita harus membuat perhitungan dengannya!" ujar Arjani penuh kemarahan. "Aku baru sadar setelah hilang ingatan begitu lama dan terdampar di Dunia Pendekar!!" ujar Gandar lagi. "Terima kasih ya Gentala sudah mengembalikan kakakku ini!" seru Arjani yang tersenyum kepada Gentala. "Sama-sama, Arjani! Aku tidak menemukan Astaroth di Dunia Pendekar. Kalau aku temukan, pasti aku membuat perhitungan dengan demonic itu!" ujar Gentala. "Kira-kira Astaroth berani kembali lagi ke sini atau tidak ya, Gandar?" tanya Gentala. "Akan kubua
Negeri Pendekar sudah sangat jauh berbeda saat terakhir Gandar terdampar di Pantai Malaka.Kota Malaka yang dikunjunginya sekarang juga sudah jauh berbeda dengan Kota Malaka saat terakhir dia dijual di pelelangan Gladiator."Betapa nikmatnya hidup dalam kebebasan seperti ini!" gumam Gandar saat dia berada di salah satu tempat hiburan yang banyak dikunjungi wisatawan.Tujuan Gandar ke tempat hiburan Kota Malaka ini, karena dia mendapat kabar kalau Wira juga mengunjungi tempat hiburan ini.Gandar memerlukan jasa Wira untuk akses ke Pulau Tengkorak yang merupakan lokasi pertama kristal naga.Hanya kapal Wira yang mendapat ijin dari Raja Kameswara untuk memasuki perairan Pulau Tengkorak, sedangkan kapal-kapal lainnya selain kapal Wira akan diledakkan oleh kapal tempur Kerajaan Pendekar.Gandar sudah beberapa jam di tempat hiburan ini, tapi belum melihat munculnya Wira."Kemana Wira? Kenapa sudah siang begini masih saja belum muncul di tempat hiburan ini?" gumam Gandar.*****Raja Kameswar
Wira tampak bahagia begitu mendengar Gandar menyetujui tawarannya untuk bergabung di Gladiator dalam turnamen kerajaan yang akan berklangsung beberapa minggu ke depan."Kamu ada keperluan apa ke Pulau Tengkorak, Gandar? Sudah tidak apa-apa di sana selain sebagai tempat wisata!" ujar Wira."Aku hanya ingin menyelesaikan urusanku saja, Wira! Kamu tidak perlu tahu urusanku di sana ... yang penting aku akan kembali beberapa hari lagi ke Kota Malaka untuk mengikuti pelatihan Gladiator! Kamu bisa mengantarkanku ke sana atau tidak?' tanya Gandar dengan tegas."Hahaha! Kamu benar-benar sudah berubah, Gandar! Ini uang mukamu!" kata Wira sambil melempar buntalan berisi koin emas yang menjadi alat pembayaran di Negeri Pendekar selain koin perak dan koin perunggu."Aku sudah tidak seperti dahulu yang bisa kamu permainkan begitu saja! Kmu tidak perlu khawatir, aku akan menepati janjiku! Sekarang , kapan aku bisa berangkat ke Pulau Tengkorak?' tanya Gandar."Aku akan kabari malam ini. Kamu menginap
Gandar mengangkat kedua tangannya sambil tersenyum kepada Eisheth."Hei! Kamu bukannya pemuda yang bertarung di Gladiator?" tanya Eisheth saat melihat Gandar, yang baru keluar dari persembunyian di kamarnya menghindari Astaroth."Kamu salah orang, Nona! Aku bukan pemuda yang kamu maksud!" seru Gandar."Aku tidak pernah salah melihat orang! Kamu Cakra bukan? Aku ingat ... kamu yang menewaskan Demonic Beast dengan satu pukulan!" ucap Eisheth."Nona salah orang! lebih baik nona menyingkir dari hadapanku!" kata Gandar mencoba mengusir Eisheth."Kalau kamu tetap ingin mengusirku maka aku akan teriak sekeras-kerasnya kalau kamu melakukan perbuatan yang melecehkanku!" ancam Eisheth kembali terhadap Gandar.Gandar agak khawatir juga kalau Eisheth berteriak dan Astaroth kembali ke kapal Wira."Apa maumu, Nona Eisheth?" tanya Gandar."Kok kamu tahu namaku?" tanya Eisheth curiga."Kamu yang menyebutkan namamu saat pertama kali kita bertemu, kamu lupa?" tanya Gandar lagi."Oh iya benar itu! Aku s
"Kamu harus memanggilku Tuan Putri!" seru Eisheth."Kenapa harus begitu?" tanya Gandar."Karena aku bilang kamu ini pelayanku! Kamu mau ikut ke Pulau Tengkorak atau tidak?" tanya Eisheth."Maulah Tuan Putri!" ujar Gandar."Nah, begitu baru benar!' ujar Eisheth sambil menertawakan Gandar."Kamu tidak mungkin Gandar yang dirumorkan mengetahui keseluruhan lokasi kristal naga," ujar Eisheth lagi."Kenapa tidak mungkin?" tanya Gandar penasaran."Karena kamu sangat bodoh! Hihihi ... Gandar itu naga yang perkasa! Aku ingin ayah menjodohkanku dengannya suatu hari nanti!" kata Eisheth sambil berkhayal."Kamu yakin Gandar suka degan perempuan centil dan sombong seperti dirimu?" tanya Gandar lagi.Gandar agak kesal juga diremehkan oleh Eisheth sehingga dia membalas gadis ini dengan sindiran juga."Sudahlah Cakra! Aku tidak ingin membicarakan Gandar denganmu! Kamu tidak akan mengerti kehidupan kerajaan!" hina Eisheth."Memangnya seperti apa kehidupan kerajaan itu?" tanya Gandar."Kehidupan keraja
"Selamat datang di kapal wisata Pulau Tengkorak! Menanggapi banyaknya permintaan untuk melihat lokasi Pulau Tengkorak dan Pulau Nusa, maka Raja Kameswara memberikan ijin kapal wisata ini untuk berlayar memandu kalian yang ingin berwisata ke pulau tersebut!" sapa pemandu tur di atas kapal pesiar yang cukup mewah ini."Kamu beruntung bisa ikut denganku, Cakra! Awas kalau kamu membohongiku tentang lokasi kristal naga!" ujar Eisheth."Aku tidak akan membohongimu. Tuan Putrei!" sahut Gandar."Bagaimana orang biasa seperti dirimu berani-beraninya mengaku sebagai Gandar yang sekarang telah menjadi Raja Naga?" ujar Eisheth."Aku ini Gan ... ah ... cerita padamu sama saja bicara dengan tembok!" gerutu Gandar."Kok begitu? Aku kan hanya tanya kok kamu berani mengaku sebagai Gandar? Hukumannya berat loh meengaku sebagai salah satu raja di Tiga Dunia ini!" ujar Eisheth."Biar aku bisa dekat denganmu, jelas sekarang Tuan Putri!" seru Gandar yang kesal dituduh terus sebagai pembohoing."Nah begitu
Kapal pesiar ini melaju mulus dari pelabuhan Kota Malaka menuju ke arah Pulau Tengkorak.Putri Eisheth memanfaatkan waktu dengan berjemur di atas geladak kapal."Jangan pergi jauh-jauh, nanti kamu kesasar lagi!" ejek Eisheth terhadap Gandar."Kenapa kamu terus menerus mengejekku, Tuan Putri?' tanya Gandar."Aku senang saja! memangnya kenapa? Kamu tidak senang?" tanya Eisheth yang tidak merasa menyesal sama sekali."Terserah kamu saja Tuan Putri!' jawab Gandar yang kemudian meninggalkan Eisheth.Tidak disangkanya kalau Eisheth bisa begitu kejam kelakuannya.Saat meninggalkan Eisheth, Gandar melihat sosok yang dikenalnya.Leviathan."Kenapa raksasa ini ada di kapal pesiar? Jangan-jangan dia mengetahui lokasi kristal naga ini!' pikir Gandar.Gandar memilih untuk menghindari Leviathan untuk saat ini, karena konflik dengan raksasa ini sangat tidak diharapkannya.Tapi, rasa penasaran membuat Gandar berbalik mengikuti Leviatahan untuk melihat siapa yang bersama raksasa ini di atas kapal."Ja
Pulau Tengkorak, sesuai namanya menyerupai bentuk tengkorak.Terutama gunung yang menjulang tinggi di tengah-tengah pulau ini yang sangat mirip tengkorak kepala manusia.Pulau ini sekarang sudah kosong melompong, padahal di masa lalu merupakan tempat tinggal Demonic beserta Demonic Beast.Dahulu banyak pepohonan di pulau ini, tapi sekarang hanya kegersangan yang tersisa di Pulau Tengkorak ini.Walaupun pulau ini hampir mendekati pulau mati, tapi banyak saja wisatawan yang penasaran dengan pulau ini untuk mengunjunginya.Beberapa Demonic Beast masih hidup di Pulau Tengkorak ini, tapi sulit ditemukan.Banyak Demonic Beast yang ditangkap dan dijadikan petarung Gladiator di Kota Karimata."Kamu yakin melihat Leviathan di kapal ini, Gandar?" tanya Eisheth saat mereka menuruni tangga kapal."Aku yakin sekali melihatnya, tapi kenapa sekarang dia menghilang ya? Apa yang sedang terjadi sebenarnya?" ujar Gandar dengan rasa penasaran."Mungkin hanya kebetulan saja Leviathan berada di atas kapal