"Kamu sebenarnya mencintai Anindhita atau tidak sih, Gentala?" tanya Gandar begitu Anindhita menceburkan dirinya ke dalam lautan untuk berenang bersama puluhan Demonic Beast menuju Pulau Bromo. "Kenapa kamu menanyakan hal kayak beginian? Tidak biasanya Gandar yang gagah perkasa mengurusi masalah percintaan, apalagi percintaan orang lain." Gentala agak merasa aneh dengan Gandar yang baru, karena tidak sama dengan Gandar yang sombong dan angkuh, yang pernah dikenalnya. Gandar yang sekarang lebih raman dan lebih peduli terhadap perasaan orang lain. "Aku hanya penasaran saja ... kalau kamu mencintainya, cepat kejar sekarang! Kalau sampai dia berpaling ke hati yang lain baru kamu tahu rasa!" seru Gandar sambil tertawa. "Kamu bagaimana? Ikut turun tidak ke Pulau Bromo?" tanya Gentala. "Cepat kamu kejar dahulu pujaan hatimu!Aku sebenrtar lagi baru turun ke daratan." Gentala yang merasa perkataan Gandar ada benarnya langsung melompat keluar dari kapal dan menyusul Anindhita beserta Demo
Gandar tampak tersenyum melihat keriangan yang diperlihatkan Gentala dan Anindhita. Jarang sekali melihat Gentala tertawa ceria saat berada di Dunia Naga."Kamu seharusnya ikut, Gandar. Tadi Adit berhasil menemukan tempat yang cocok buat Demonic Beast!" ujar Gentala."Gentala yang menemukan tempat itu! Bahkan Gentala sekarang sudah berteman denga Demonic Beast loh!" ujar Anindhita."Beneran ini Gentala?" tanya Gandar sambil tertawa."Apaan ... aku tadi didorong-dorong sama Adit!" ujar Gentala."Tapi suka kan?" ledek Gandar."Apaan sih kamu. Gandar!" kata Gentala yang masih menyimpan perasaannya terhadap Anindhita."Tunggu apa lagi sobat ... nanti dicuri sama orang lain baru tahu kamu!""Tapi kan aku dan Adit beda ... memangnya bisa Gan?" tanya Gentala."Bisalah Gen ... jalani saja!" ujar Gandar."Kita kembali ke kapal?" tanya Anindhita."Sebenarnya aku masih mau menjelajahi pulau ini sebentar!" kata Gandar."Kamu mau kemana Gan?" tanya Gentala."Aku mau mencari Pedang Naga Langit.""T
"Konon pusaka Naga Langit ini ada di atas pegunungan, di dalam goa besar tempat tinggal Naga Langit!" jelas Gentala."Jadi kita harus ke pucak pegunungan ini?" tanya Gandar."Kalau kamu mau mencari pusaka Naga Langit ya harus pergi sampai atas pegunungan, tapi aku tidak tahu ya kalau ada goa besar atau tidak ... karena semua hanya rumor belaka.""Tunggu apa lagi? Ayo kita daki pegunungan ini! Sebenarnya lebih mudah menjadi naga dan terbang ke atas pegunungan, tapi apa serunya?" ujar Gandar."Benar juga! Tapi kamu yakin naga jenis kita ini bisa terbang?" tanya Gentala lagi."Punya sayap besar seharusya bisa terbang, hanya saja kita jarang atau bahkan tidak pernah menggunakannya karena kita tinggal di Dunia Naga yang ada di dasar samudra!" jelas Gandar.Gandar dan Gentala berjalan mendaki pegunungan di hadapan mereka hingga sampai ke puncak pegunungan."Mana goa besar yang katanya tempat tinggal Naga Langit?" tanya Gandar."Kan sudah aku bilang hanya rumor ... kamu yang ingin mencari pu
Gandar dan Gentala sangat berhati-hati untuk melihat ke dalam goa besar ini. Mereka khawatir Naga Langit akan menyergap mereka apabila mereka terburu-buru masuk ke dalam goa raksasa ini.Perlahan-lahan kedua naga ini mendekati mulut goa raksasa ini.Tidak ada auman naga ataupun semburan api yang menyambut mereka, begitu mereka mulai memasuki goa besar ini."Sepertinya Naga Langit tidak berada di dalam goa ini, Gan!" ujar Gentala.Gandar melihat sekeliling goa dan menmukan ada lubang besar di ujung goa besar ini yang tersembunyi."Aku rasa Naga Langit lewat jalan rahasia ini, Gen ... entah mengarah kemana jalan rahasia ini.""Benar katamu, Gan! Ada jejak naga walaupun tipis di dalam goa ini. Berarti Naga Langit pernah berada di dalam goa ini.""Kita masuk saja atau bagaimana ini, Gen?" tabya Gandar."Waktunya cukup tidak? Kita tidak tahu ke arah mana jalan rahasia ini."Gentala mencemaskan waktu yang mereka miliki untuk kembali lagi ke kapal, sementaraGandar sangat ingin menemukn pusak
"Aku berikan kesempatan untuk keluar sebelum aku menghancurkan tubuhmu dengan seranganku ini!" kata Gandar membuat ancaman.Gwaaarr ...Hampir saja Gandar terkena semburan api dari sosok yang tidak kelihatan tepat di hadapannya.Beruntung, dia bisa menghindar dengan cepat.Sosok yang bersembunyi ini akhirnya menampakan wujudnya berupa naga hijau yang cukup besar."Ada di sana kamu rupanya!' seru Gandar yang sangat ingin sekali menemukan Naga Langit ini.Naga Langit yang besar ini tidak tampak berbahaya. Tadi dia menyemburkan api hanya untuk melindungi dirinya saja."Naga ini sebenarnya tidak jahat, Gan!" ujar Gentala."Aku tahu, Gen!" jawab Gandar.. "Aku tahu naga ini menyemburkan api karena merasa terancam bahaya, karena kita terus mengejarnya!"Naga Langit ini menatap tajam Gandar dan Gentala."Ada keperluan apa kalian terus mengejarku? Aku tidak pernah berbuat salah terhadap kalian!" seru Naga Langit ini."Apa kamu tahu kalau kamu ini adalah Naga Langit?" tanya Gandar."Tidak mungk
Ternyata dugaan Gentala benar adanya.Pedang Naga Langit berada di dalam pertu Naga Langit ini sejak lama.Kemungkinan besar saat memecahkan diri menjadi beberapa bagian Naga Langit ini, Tian Long menyimpan pedang pusakanya ini di dalam salah satu Naga Langit lengkap denga Kitab Pedang Naga Langit."Wah! Tidak kusangka kalau cerita yang beredar itu benar adanya, padahal hanya rumor dan dongeng saja! Pantas dirimu selalu merasakan sakit, Naga Langit! Ternyata tersimpan pedang di dalam tubuhmu ini," kata Gandar sambil mengambil pedang dan kitab pedang dari tangan Gentala.Luka dan belahan perut Naga Langit dijahit kembali oleh Gentala, yang menunjukkan perhatiannya terhadap naga-naga lainya."Terima kasih atas perhatian kalian! Rasa sakitku sudah hilang sekarang," ujar Naga Langit."Naga Langit Tian Long menyimpan pedang pusaka di dalam tubuhmu yang menyebabkan dirimu selalu kesakitan. Aku harap kamu tidak seperti Naga Langit yang ingin memperbudak dan memusnahkan manusia!" ujar Gandar.
Gandar yang selamat dan untuk saat ini kembali ke Dunia Naga untuk memulihkan kekuatannya dan menduduki tahta kerajaannya kembali mendapat sambutan meriah dari naga-naga Malaka. Arjani yang memimpin Negeri naga Malaka sejak menghilangnya Gandar sangat senang kakaknya telah kembali dengan selamat. Penjagaan pintu dimensi naga diperketat untuk mencegah masuknya kembali Astaroth yang licik. "Jadi Astaroth dari Kerajaan Demonic yang telah menyiksamu, Kak Gandar? Kita harus membuat perhitungan dengannya!" ujar Arjani penuh kemarahan. "Aku baru sadar setelah hilang ingatan begitu lama dan terdampar di Dunia Pendekar!!" ujar Gandar lagi. "Terima kasih ya Gentala sudah mengembalikan kakakku ini!" seru Arjani yang tersenyum kepada Gentala. "Sama-sama, Arjani! Aku tidak menemukan Astaroth di Dunia Pendekar. Kalau aku temukan, pasti aku membuat perhitungan dengan demonic itu!" ujar Gentala. "Kira-kira Astaroth berani kembali lagi ke sini atau tidak ya, Gandar?" tanya Gentala. "Akan kubua
Negeri Pendekar sudah sangat jauh berbeda saat terakhir Gandar terdampar di Pantai Malaka.Kota Malaka yang dikunjunginya sekarang juga sudah jauh berbeda dengan Kota Malaka saat terakhir dia dijual di pelelangan Gladiator."Betapa nikmatnya hidup dalam kebebasan seperti ini!" gumam Gandar saat dia berada di salah satu tempat hiburan yang banyak dikunjungi wisatawan.Tujuan Gandar ke tempat hiburan Kota Malaka ini, karena dia mendapat kabar kalau Wira juga mengunjungi tempat hiburan ini.Gandar memerlukan jasa Wira untuk akses ke Pulau Tengkorak yang merupakan lokasi pertama kristal naga.Hanya kapal Wira yang mendapat ijin dari Raja Kameswara untuk memasuki perairan Pulau Tengkorak, sedangkan kapal-kapal lainnya selain kapal Wira akan diledakkan oleh kapal tempur Kerajaan Pendekar.Gandar sudah beberapa jam di tempat hiburan ini, tapi belum melihat munculnya Wira."Kemana Wira? Kenapa sudah siang begini masih saja belum muncul di tempat hiburan ini?" gumam Gandar.*****Raja Kameswar