Share

4. Pertemuan

Sesosok pemuda yang baru saja datang menapak dipasir putih itu, matanya memandang jauh kearah depan, menatap bias-bias keemasan yang muncul diufuk timur. Melihat sosoknya, pemuda itu tak lain adalah Zayn. Memang Zayn sudah berangkat dari hotel tempatnya menginap begitu selesai mengerjakan sholat subuh, kini Zayn sudah berada di pantai yang ditujunya. Pantai lovina.

Fajar merekah di hamparan pasir pantai yang putih, kumbang-kumbang menyeruak dari dalam pasir, bergegas merayap ke permukaan untuk mendoa. Binatang-binatang itu berjalan berbaris di sepanjang punggung bukit pasir, menghadapkan wajah ke matahari, lalu menundukkan muka, seakan bersujud penuh khusyuknya. Mereka mengangkat kaki belakangnya dan menyambut urapan hangat cahaya matahari. Lalu dikumpulkannya embun pagi yang menempel di tubuh mereka yang pejal, yang entah bagaimana muncul dari dinginnya malam di pantai. Tetes-tetes air bening pun menggelincir turun ke mulut-mulut yang telah menanti. Sungguh suatu pemandangan yang indah dan bermakna sekali. Tak pernah Zayn melihat pemandangan menakjubkan seperti itu. Mereka bergegas naik ke bukit pasir membentuk barisan panjang mengejar matahari, seolah-olah dipanggil oleh sesuatu yang gaib.

Zayn yang memperhatikan hal itu, tanpa sadar meneteskan air matanya. Zayn berpikir, inilah pantulan dari Yang Maha Pengasih. Inilah jawaban dari doa setiap pagi. Ia mencurahkan rezeki bagi kehidupan. Andai saja hatinya memantulkan ketaatan para kumbang. Andai saja keyakinan yang tak terbatas itulah yang melimpahi hatinya, bukan degup kecemasan yang melekat pada manusia, keraguan dan hasratnya. Bahkan kebingungan yang tertanggungkan akan merasuki nalar ketika pikiran berusaha mati-matian memahami dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, sekelompok orang yang sepertinya adalah nelayan setempat mendatangi Zayn saat Zayn masih termangu menatap keindahan yang ada dihadapannya. Mereka bergerak cepat menuju ke arahnya dengan membawa beberapa peralatan untuk melaut, seperti jala dan lain-lain. Mereka datang seperti hantu. Mereka memicingkan mata, menatap Zayn penuh curiga. Mereka bertanya-tanya apakah mereka sedang bertemu dengan orang gila atau sesosok setan.

Zayn menggeleng saat mereka memberikan isyarat padanya. Tapi Zayn tetap diam ketika mereka berbicara satu sama lain. Zayn hanya sedikit paham bahasa Bali, bahasa yang mereka pakai.

Orang-orang itu kemudian berlalu, mengikuti jejak di pasir ke arah barat, dengan dipandu oleh sebuah bintang yang masih terlihat dilangit barat. Sepertinya mereka merasa menemukan sosok yang sangat aneh pada pagi ini.

“Hei!” Zayn dikejutkan dengan satu tangan yang tiba-tiba saja menepuk pundaknya dari belakang. Zayn berpaling. Terlihat seorang pemuda yang mungkin seumur dengannya yang kini telah berdiri sejajar dengannya.

Sosoknya tinggi sepadan dengan fosturnya yang sedikit besar berisi, wajahnya cukup dipenuhi dengan jambang dan brewok. Zayn tampak menatapnya dengan kening berkerut, Zayn tak pernah merasa kenal dengan sosok yang kini ada dihadapannya tersebut.

“Kau Zayn-kan ?” tanyanya. Zayn mengangguk pelan.

“Aku Baron” ucapnya memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya, Zayn segera menyambut uluran tangan itu, tapi baru saja mengulurkan tangannya, Baron sudah meraih dan menggenggam dan mengangkat tangannya keatas seperti salam komando.

“Bagaimana kau tau namaku ?” tanya Zayn dengan wajah bingung setelah Baron melepaskan genggaman erat tangannya.

“Jangan heran begitu. Aku tahu namamu dari Surya”

“Surya? Siapa dia ?”

“Loh, kamu belum kenal sama Surya ya ?” tanya Baron, lagi-lagi Zayn menggeleng.

“Surya itu putranya Buana Perkasa, pemilik kapal pesiar yang akan kita tumpangi hari ini” jelas Baron hingga semakin mengejutkan Zayn. Zayn sendiri baru tahu hal itu.

“Surya itu salah satu crazy rich di pulau dewata ini” ucap Baron lagi pelan.

“Nah! itu dia kapalnya!” kata Surya seraya menunjuk kearah laut. Zayn ikut menolehkan pandangannya kearah laut, dari kejauhan terlihat sebuah kapal yang berukuran tidak terlalu besar tapi juga tidak kecil. Zayn cukup takjub melihat keindahan kapal pesiar tersebut.

“Bagus ya kapalnya!” kata Baron dengan wajah sumringah. Zayn tersenyum mendengarnya seraya menoleh kearah Baron.

“Lexus yacht LY 650” kata Baron lagi, Zayn mengerutkan keningnya.

“Apanya ?”

“Merk kapal mewah itu” tandas Baron.

“Lexus yacht LY 650...” ulang Zayn. Zayn kagum dengan pengetahuan yang dimiliki oleh Baron.

“Lexus LY 650 memiliki kecepatan 1.350 tenaga kuda, konsumsi bahan bakar rendah, stabilitas daya jelajah dan kemampuan manuver yang luar biasa. Harga USD 3,7 juta atau berkisar Rp 52,3 miliar” jelas Baron lagi tanpa diminta. Zayn yang mendengar hal itu menganga kagum, kemBali pandangannya beralih kearah kapal pesiar mewah yang kini sudah berhenti ditengah-tengah laut.

Seorang lelaki muda tampak membuang jangkar, tak lama dua buah jetski tampak keluar dari belakang kapal pesiar tersebut, lalu segera melaju menuju kearah pantai dimana Baron dan Zayn tengah berdiri menanti.

Di pantai. Zayn dan Baron terlihat saling pandang satu sama lain. Kedua jetski sudah semakin mendekat dan kini terlihatlah pengudi diatasnya, yang satu adalah sosok pemuda tampan berfostur tubuh cukup tinggi. Kulitnya putih karena tidak mengenakan baju, hingga perutnya yang cukup sixpack terlihat. Hanya mengenakan celana pendek bermotif macan tutul, dilehernya tampak kalung rantai berwarna putih dengan mata giok hijau. Di salah satu daun telinganya juga tampak anting bermotif hijau. Rambutnya cukup gondrong. Sungguh cowok yang sangat macho sekali. Tapi hal ini tak menarik perhatian Zayn dan Baron, yang menjadi perhatian keduanya adalah pengemudi jetski yang satunya lagi.

Sosok seorang gadis teramat cantik bagaikan bidadari, matanya indah dan jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidungnya mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah yang serasi pula dengan wajahnya. Rambutnya yang berwarna hitam pirang tampak panjang sedada dibiarkan tergerai menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, tubuhnya tinggi begitu indah dan seksi membuat semua yang ada di dirinya terlihat begitu sempurna.

Yang membuat Zayn dan Baron terkesima adalah sosok gadis cantik itu hanya mengenakan Cardigan Pantai berwarna merah muda, cardigan transparan itu memperlihatkan isi didalamnya yang hanya mengenakan bekini seksi, bekini itu hanya menutupi perabotan-perabotan utamanya saja dibagian bawah dan atas. Belum lagi kulitnya yang begitu terlihat putih glowing, sungguh memukau sekali. Hal ini bagaimana tidak membuat Zayn dan Baron meneguk ludah berkali-kali melihat sosok bidadari secantik itu live didepan mereka.

Saat kedua pengendara jetski itu tiba dihadapan Zayn dan Baron, Zayn dengan cepat membuang pandangnya ketempat lain, sementara Baron masih melotot menatap kearah gadis cantik itu.

“Ehmm!” terdengar deheman sipemuda yang menaiki jetski yang satunya lagi mencoba memperingatkan Baron yang masih tak berkedip menatap kearah si gadis cantik. Si gadis hanya terlihat melempar senyumnya yang menawan.

“Ehmm!”

KemBali sipemuda mendehem lebih keras, tapi sepertinya Baron tak sadar-sadar juga, bahkan terlihat tetesan air liur keluar dari mulut Baron. Zayn yang ada disebelahnya sampai harus menyiku sedikit keras agar Baron tersadar.

Sikuan yang Zayn lakukan cukup membuat Baron tersadar dan dengan cepat Baron mengelap air liur dimulutnya dengan punggung tangannya. Zayn yang melihat hal itu hanya geleng-geleng kepala saja.

Kedua sosok yang berada diatas jetski terlihat langsung turun dari jetskinya, lalu berjalan mendekati Baron dan Zayn. Saat sudah saling berhadapan, semakin terlihat pesona kecantikan si gadis yang sangat menggoda itu, senyumnya begitu menawan, sekali lihat saja, Zayn menyadari kalau gadis cantik itu bukan berasal dari Indonesia.

Lagi-lagi Baron kambuh penyakitnya, menatap kearah si gadis cantik dengan menganga, kalau saja Zayn tak cepat menyikunya lagi, mungkin liur Baron sudah berceceran lagi.

“Selamat pagi !” ucap pemuda itu menyapa Baron dan Zayn.

“Pagi juga”

“Perkenalkan, namaku Surya Buana. Panggil saja Surya” ucap pemuda tampan dan gagah itu memperkenalkan dirinya.

“Kau pasti Baron, dan kau Zayn. Benarkan ?” tanya Surya kepada Baron dan Zayn. Tanpa menjawab, keduanya mengangguk.

Lalu Surya menoleh kearah sigadis cantik.

“Ini pacarku, namanya Una Lyn” kata Surya memperkenalkan gadis cantik yang ternyata adalah kekasihnya.

“Lyn, this is Baron and this is Zayn”

“Hallo, My name is Una Lyn. But, just call me Lyn” ucap sigadis cantik memperkenalkan dirinya.

“I’m Baron” ucap Baron memperkenalkan dirinya dengan gagah.

“Zayn” ucap Zayn singkat.

“Maaf, pacarku ini belum begitu lancar berbahasa Indonesia” jelas Surya.

“Kalau aku malah belum lancar bahasa inggris, Ha ha ha...!” ucap Baron tertawa. Si cantik Lyn terlihat tersenyum melihat hal itu.

“Sudah, ayo kita berangkat sekarang. kita harus berkejaran dengan waktu kalau mau melihat kumpulan lumba-lumba” kata Surya lagi.

“Baiklah, ayo !” ucap Baron tanpa basa basi langsung berjalan menuju kearah Lyn.

“Hei Baron ! kau mau kemana ? main nyosor aja. Kau ikut bersamaku” ucap Surya sedikit keras hingga menghentikan langkah Baron.

“Loh! Apa bedanya ?” protes Baron

“Kalau kau ikut dengan pacarku, nanti habis punggungnya dengan liurmu itu !” ejek Surya kalem. Mendengar hal itu wajah Baron langsung mengkerut, sementara Zayn terlihat berusaha menahan tawa.

“Sudah ayo!” ajak Surya seraya berBalik dan melangkah kemBali kearah jetskinya. Dengan wajah cemberut, Baron terpaksa berBalik kearah Surya, lalu melangkah. Sebelum melangkah, Baron masih sempat menatap kearah Zayn dan memberikan kode matanya yang Zayn sendiri tak mengerti maksudnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jaka Santang
masih memantau
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status