Semua orang langsung berdiri di pinggir kelas sambil menatap ke arah lorong saat mendapatkan berita bahwa para Archangel turun dari ruangan mereka dengan alasan untuk berkeliling sekolah.
Tentu saja mereka semua tau kalau alasan itu hanyalah sebuah tipuan. Mereka semua tau pertarungan Natsume melawan kelompok Bionce sudah sampai di telinga para Archangel. Jadi wajar saja jika Archangel mulai bergerak sedikit demi sedikit untuk memastikan bahwa tidak akan ada yang berubah dari takhta mereka.
Kehadiran Natsume sekarang memang belum terlalu membahayakan posisi mereka karena untuk sekarang Natsume sama sekali belum menunjukkan bahwa dirinya memang mengincar posisi puncak. Tetapi saat Natsume sudah mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa ia ingin naik ke posisi puncak, maka para Archangel mau tidak mau harus berhadapan dengannya. Supaya tidak ada regenerasi sebelum kelulusan para Archangel tahun ini.
Darkshield, Raku Nakajima, Ishikawa Manabu berjalan tepat di belakang Glasses. Kali ini cuma mereka berempat, karena sang ketua memilih untuk tetap diam di singgasana sambil mengawasi perkembangan Tengoku Gakuen dari posisi puncak.
Keempat orang itu saja sudah cukup untuk memberikan rasa takut pada seluruh murid yang ada. Bahkan kalau keempat orang itu mau, sebenarnya mereka bisa saja menghabisi seluruh murid yang mereka temui di lorong. Tetapi mereka tidak melakukannya. Karena mereka tau bahwa sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk mencari masalah.
Glasses menghentikan langkah kakinya saat ia merasakan ada suara gaduh dari arah lorong yang ada di samping kanannya. Glasses mencoba mengingat-ingat ruangan apakah yang ada di lorong sebelah sana. Tidak lama Glasses mengingat bahwa di ujung lorong itu ada sebuah perpustakaan. Sangat jarang sekali ada murid yang membuat kegaduhan di sana, karena di perpustakaan itu ada sebuah kelompok berandalan yang akan menghabisi seluruh orang yang berani memasuki daerah kekuasaan mereka.
"Bau darah," ujar Darkshield dengan wajah bahagia.
Darkshield memiliki penciuman yang sangat tajam. Indra penciumannya itulah yang selalu memberitahunya saat ada sebuah pertarungan terjadi di area sekolah.
"Kita ke sana," ujar Glasses sambil berjalan ke arah lorong gelap itu.
Darkshield, Raku, dan Manabu pun langsung mengikuti langkah kaki Glasses. Mereka sendiri pun sedikit tertarik dengan siapakah orang yang telah berani-beraninya memasuki daerah para kelompok berandalan itu.
Belum sampai di perpustakaan, mereka berpapasan dengan seorang laki-laki yang terlihat baru saja keluar dari perpustakaan sambil membaca sebuah buku.
Glasses menatap secara saksama laki-laki itu. Jika memang benar Darkshield mencium bau darah dari perpustakaan, seharusnya di sana ada sebuah pertarungan yang sangat sengit sampai-sampai ada darah yang keluar dari tubuh. Tetapi di tubuh laki-laki itu sama sekali tidak ada luka sedikit pun. Seakan laki-laki itu sama sekali tidak terlibat dari dalam perpustakaan itu.
Saat laki-laki itu melewatinya, Glasses baru sadar bahwa laki-laki itu sedang tidak menggunakan kacamatanya. Glasses pun langsung berlari ke arah pintu perpustakaan lalu membuka pintu perpustakaan itu lebar-lebar.
Betapa terkejutnya dirinya saat melihat lima orang dengan luka yang sangat parah tergeletak di lantai perpustakaan dengan darah segar yang bercucuran di sudut bibir mereka.
Saat Glasses melihat ke arah belakang untuk memastikan keberadaan laki-laki yang tadi berpapasan dengannya, ternyata Glasses tidak mendapati apa pun di lorong belakangnya. Laki-laki itu telah menghilang.
"Natsume ... apakah dia yang melakukan ini semua?" tanya Glasses dengan nada kecil.
"Bukankah sudah jelas? Cuma dia yang ada di wilayah ini saat kita datang," jawab Manabu.
"Tetapi aku sama sekali tidak melihat ada luka di tubuhnya. Kalau memang dia terlibat dalam pertarungan ini, bukankah seharusnya dia mendapatkan sebuah luka, walau hanya luka kecil?" tanya Raku sambil menatap Manabu.
"Tentang itu kita bisa melihatnya nanti. Tapi yang pasti, pemenang dari perkelahian ini adalah Natsume," jawab Manabu sambil menatap kamera pengawas yang ada di sudut ruangan.
Manabu sendiri sangat yakin bahwa Natsume adalah orang yang telah melakukan ini semua. Manabu memang tidak pernah melawan Natsume secara langsung. Tetapi fakta yang ada mengatakan bahwa Natsume telah mengalahkan kelompok Bionce seorang diri. Jadi seharusnya sangat mudah bagi Natsume untuk mengalahkan gerombolan berandalan itu.
"Sepertinya dia sudah mulai bergerak," ujar Raku sambil mengepalkan tangannya.
"Tidak. Dia tidak bergerak ke puncak. Kalau memang dia memang berniat untuk mendapatkan posisi Archangel, seharusnya dia langsung berhadapan dengan kita. Tidak perlu bertarung sama kelompok kecil seperti mereka. Tindakannya ini seakan dia sedang bergerak ke samping bukan ke atas," ujar Glasses.
"Apakah tindakan seperti ini akan menguntungkannya?" tanya Manabu.
"Seharusnya tidak. Kalau pun ada keuntungannya, pasti keuntungannya hanyalah rasa hormat karena telah mengalahkan mereka. Tetapi itu seharusnya juga tidak bisa menjadi alasan utama untuk dia melakukan semua ini," jawab Glasses.
Tiba-tiba Darkshield tertawa kegirangan sambil menggigit kuku-kuku jarinya. Tentu saja Darkshield sangat bahagia, karena di hadapannya sekarang ada darah segar yang mengalir dan bau dari darah segar itu bisa ia hirup dengan jelas.
Darkshield sangat suka dengan darah. Apalagi darah segar. Jadi melihat korban-korban seperti ini bisa membuatnya tertawa kegirangan sampai-sampai kehilangan akal sehat lalu menambahkan luka di tubuh korban sehingga darah-darah yang seharusnya sudah berhenti dari dalam tubuh korban keluar lagi.
"Apa kamu tau alasan Natsume melakukan ini?" tanya Glasses sambil menatap Darkshield.
"Memangnya butuh alasan untuk seorang pembunuh menghabisi seseorang?" tanya Darkshield balik.
Saat itu juga Glasses mengingat sesuatu. Saat pertama kali ia dan Darkshield melihat Natsume, Darkshield sudah menjelaskan kepadanya bahwa Natsume adalah seorang pembunuh. Walau tidak ada bukti nyata, asumsi Darkshield itu tidak bisa diremehkan. Karena insting Darkshield selama ini tidak pernah salah.
"Dia hanya menghabisi bukan membunuh. Jadi itu bukanlah perkara yang sulit. Dia bisa melakukan kapan saja tanpa harus menunggu perintah dari orang yang membayarnya atau pun memintanya. Jangan remehkan orang yang pernah mandi dengan darah korbannya, Glass. Dia bukan manusia biasa. Dia adalah iblis," ujar Darkshield.
Sejak awal Darkshield melihat Natsume, Darkshield sudah merasakan ada sesuatu yang salah dari sosok laki-laki itu. Dari aura yang terlihat saja, Darkshield bisa merasakan jelas bahwa laki-laki itu mempunyai sifat dingin yang sama seperti para pembunuh bayaran. Dan tatapan Natsume itu mengingatkannya pada tatapan seorang pembunuh yang pernah berpapasan dengannya.
"Bagaimana dengan murid pindahan yang satunya? Apakah ada potensi bahaya darinya?" tanya Manabu.
"Oh, pangeran terbuang itu. Sepertinya untuk sekarang kita tidak perlu memfokuskan diri padanya karena itu cuma membuang waktu kita," jawab Glasses.
"Jadi apakah kita harus bergerak untuk menghentikan Natsume?" tanya Raku.
"Sudah aku bilang bukan? Dia sedang berjalan ke samping bukan ke atas. Jadi tujuannya melakukan ini bukan untuk mengambil alih posisi Archangel. Kita tidak perlu mengkhawatirkan apa pun darinya. Kalau pun dia sudah melewati batas, kita hanya perlu mengirim Darkshield untuk menghabisinya. Psikopat melawan pembunuh, itu pasti akan sangat menarik untuk dilihat," jawab Glasses sambil tersenyum kecil.
Manabu menatap ke arah Darkshield yang masih tertawa riang. Manabu merasakan ada yang sesuatu yang aneh sedang terjadi.
Pemimpin Archangel selama ini selalu bergerak saat ada sebuah kekacauan yang menarik. Dan seharusnya kejadian anak murid pindahan yang menghabisi satu per satu kelompok yang ada di Tengoku Gakuen seharusnya adalah sebuah kejadian yang menarik. Tetapi Pemimpin Archangel sama sekali tak berkutik dari singgasananya. Seakan sudah tau kalau semua hal ini akan terjadi.
"Apakah kamu bisa mencarikan informasi tentang Azriel?" tanya Raku sambil menatap Manabu.
"Untuk apa?" tanya Manabu.
"Aku butuh lawan yang sepadan di atas ring. Dan aku ingin mencoba melawannya," jawab Raku.
"Azriel? Oh laki-laki itu. Jangan terlalu berharap, dia memang mempunyai kekuatan di atas rata-rata. Tetapi bukan berarti dia lawan yang sepadan dengan kamu," sahut Darkshield.
"Maka dari itu aku ingin menghabisinya. Aku sudah bertarung dengan seluruh murid yang ada di sekolah ini, kecuali Natsume dan Azriel. Cuma kedua orang itu yang belum pernah bertarung denganku. Natsume adalah hidangan utamaku. Sebelum aku bertarung dengan Natsume, aku ingin bertarung dengan Azriel," balas Raku.
"Kita lihat saja, bagaimanakah reaksi Natsume saat ada teman sekelasnya disiksa oleh Raku," ujar Manabu sambil melihat ke arah luar jendela.
Raku selalu bisa menarik lawannya ke atas ring tinju. Kekuatan Raku dalam hal tinju bisa dibilang sangatlah mengerikan. Raku sudah terbiasa dengan tinju bebas. Tinju yang tidak memiliki aturan yang mengikat kedua petinju yang bertarung. Yang artinya sebelum salah satu petinju pingsan ataupun menyerah, maka pertandingan akan berlangsung. Kematian adalah hal lumrah dalam tinju bebas.
Natsume dan Yuji berada di rooftop sejak setengah jam yang lalu. Mereka menikmati keindahan sore dari atas sana sambil bersantai. Natsume duduk di sofa lama yang sudah cukup usang. Sedangkan Yuji berdiri di pinggir rooftop sambil menatap ke arah perdesaan yang memang terlihat dari atas sana. Kalau diingat-ingat lagi, sudah lama sekali Natsume mengambil posisi puncak dan Yuji turun menjadi kursi kedua. Archangel yang sekarang memiliki enam anggota. Tidak ada satu pun anggota Archangel sebelumnya yang diubah. Hanya saja Natsume masuk sebagai pemilik kursi pertama sedangkan Archangel sebelumnya turun satu kursi. Suasana yang sangat damai. Tidak ada satu pun kelompok lagi yang ingin mencari masalah dengan Tengoku Gakuen saat berita tentang Ace telah kembali ke sekolah itu dan memperkuat sekolah itu sebagai penguasa. Ryu Gakuen dan Ryuji Gakuen pun tidak pernah menyentuh atau pun menggangu Tengoku Gakuen. Sekarang ketiga sekolah itu memiliki prioritasnya masing-masing dan sampai pri
Sebuah pesta pernikahan mewah di adakan di sebuah taman. Ada beberapa tamu pentingnya yang diundang. Dan ada beberapa orang-orang penting dari Tengoku Gakuen yang diundang khusus untuk menghadiri pernikahan ini. Pernikahan ini termasuk ke dalam sebuah acara yang penting bagi para murid dan guru Tengoku Gakuen. Karena orang yang menikah saat ini adalah salah satu orang yang telah membuat sejarah baru dan berhasil membawa Tengoku Gakuen ke puncak kejayaannya. Orang yang paling ditakut-takuti dan dihormati oleh setiap orang yang berada di jalanan. Sakura Yui. Perempuan dengan paras cantik itu menikah hari ini dengan seorang laki-laki yang ia kenal sudah lebih dari lima tahun.Perempuan itu terlihat sangat anggun dan cantik menggunakan gaun berwarna putih dengan sebuah mahkota kecil menghiasi kepalanya. Hari ini adalah hari bahagianya. Dan para tamu dari Tengoku Gakuen datang untuk mengucapkan selamat sekaligus berjaga-jaga jika seandainya ada orang luar yang ingin menggangu atau pun m
Ada sebuah suara laki-laki yang terdengar jelas oleh Hanashita dan Darkshield. Hanashita merasa bahwa suara itu hanyalah sebuah imajinasi saja. Pasalnya mereka berdua sekarang berada di dalam alam bawah sadar. Jadi tidak mungkin ada orang lain selain mereka di sana. Namun Hanashita dapat melihat wajah kebingungan di wajah Darkshield. Yang menandakan bahwa suara itu benar-benar nyata adanya. Dan dari suara tadi, Hanashita mengetahui betul siapakah pemilik suara itu. Sang pemilik suara itu sekarang sedang bertarung dengannya. Jadi semakin mustahil jika laki-laki itu berada di alam bawah sadar sekarang. Tetapi kalau memang suara itu bukan milik laki-laki itu, lantas suara siapakah itu. Secara cepat bunga Higanbawa yang tadi berwarna merah berganti warna menjadi biru. Di saat yang sama juga, ada angin dingin yang berhembus kencang ke arah mereka berdua.Hanashita sadar bahwa hal ini bukanlah hal yang wajar terjadi. Jadi kemungkinan besar ada seseorang yang berhasil menyusup ke alam baw
Pertarungan Natsume dan Darkshield terus berlanjut sampai saat ini. Darkshield tidak memiliki niatan untuk mengalah. Begitu juga dengan Natsume. Karena Natsume paham, bahwa jika ia mengalah dan melepaskan mode invensi nya maka jiwa Darkshield akan tenggelam dalam alam bawah sadar selamanya. Semakin lama, Natsume semakin sulit untuk menerka dan mengantisipasi serangan dan pergerakan Darkshield. Hal itu menandakan bahwa memang semakin lama jiwa murni Darkshield semakin hilang dan naluri binatang buasnya sudah hampir menguasai tubuhnya secara utuh. Itu adalah hal yang sangat membahayakan. Karena jika naluri binatang buas Darkshield menguasai tubuh Darkshield, maka Inversi Darkshield tidak akan pernah berhenti, hal itu akan menyebabkan kerusakan pada beberapa organ dalam Darkshield sampai pada akhirnya Darkshield akan meninggal. Nyawa Darkshield dipertaruhkan pada pertarungan kali ini. Satu-satunya untuk menyelamatkan Darkshield hanya dengan cara mengalahkannya dan menyadarkan jiwa Dar
Di pertarungan yang semakin sengit, Natsume masih terpikirkan tentang serangan Darkshield yang bisa membuatnya merasakan sakit walaupun ia berada di dalam mode inversi. Secara konsep, di dalam mode inversi semua perasaan akan dilenyapkan secara total dan akan dimunculkan kembali secara bersamaan pada saat mode inversi telah berakhir. Perasaan sedih, senang, sakit, dan yang lain-lainnya akan lenyap dari hati pengguna saat pengguna masih dalam mode inversi. Hal itulah yang membuat sang pengguna bisa terus menerus bertarung walau di tubuhnya terdapat banyak sekali luka. Namun entah kenapa kali ini ada yang berbeda. Untuk memastikan perbedaan itu, Natsume secara sengaja tidak menahan serangan dari seluruh anggota Archangel. Dan benar saja, satu-satunya rasa sakit yang tercipta hanyalah dari serangan Darkshield. Selama ini hanyalah Sakura yang bisa menciptakan rasa sakit saat ia sedang memasuki mode inversi. Dan itu pun Sakura juga berada di dalam mode inversi. Dari hal itu, Natsume d
Pertarungan masih terus berlanjut. Natsume terus menerus memberikan sebuah serangan yang tidak bisa ditahan oleh para Archangel. Sedangkan para Archangel sendiri pun masih kewalahan untuk mencari tau di mana dan kapan Natsume akan muncul untuk melangsungkan sebuah serangan. Keberadaan Natsume yang tak bisa dilihat dengan mata membuat semua Archangel bingung harus berbuat apa selain melakukan sebuah pertahanan. Sudah ada banyak sekali serangan Natsume yang berhasil mengenai tubuh dari para Archangel. Dan setiap serangan itu berakibat sangat menyakitkan. Membuat para Archangel sadar bahwa melakukan pertahanan seperti sekarang bukanlah hal yang benar. Pasalnya tidak peduli seketat dan sekuat apa pun pertahanan mereka, Natsume pasti bisa menemukan celah dan memanfaatkannya. Darkshield mulai tertarik dengan kondisinya sekarang. Ia memang tidak tau pasti di mana kah tempat Natsume berdiri sekarang. Jadi ia putuskan untuk mengikuti naluri nya dan menghempaskan tangannya ke segala arah me