Share

Bab 5 - Sebuah Isbat

“Hmmm…,” Prayoga bergumam, berdiri terpaku sambil mengadukan kedua tangannya di mulut. “Anda ini orang yang sadar akan uang, Eyang Angkasa… Hanya mereka yang sadar akan uang yang pernah mengumpulkan kekayaan besar. Kesadaran uang berarti pikiran telah menjadi begitu jenuh dengan keinginan akan uang, sehingga seseorang dapat melihat dirinya telah memilikinya.”

“Hahaha… Saya hanya memampukan diri saya untuk tidak terjerumus ke dalam kesia-siaan. Alih-alih tidak mengerjakan apa-apa, saya menghasilkan uang dengan kegiatan yang saya lakukan. Berkebun ini sudah menjadi hobi bagi saya. Dari hasilnya, saya juga bisa giat dalam kedermawanan bagi orang yang membutuhkan. Tapi, Anda tidak perlu mendengar semuanya. Hanya saja, dari yang Anda ungkapkan tadi siang, saya merasa membutuhkan sebuah isbat bahwa saya bukan orang yang tidak tahu bagaimana menghargai nilai uang. Apalagi itu uang negara.” Eyang Angkasa mendorong pintu geser yang sudah setengah terbuka sehingga udara malam yang segar masuk ke dalam ruangan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status