Share

Kangen Sarah

Seminggu sudah Sarah hampir tidak bertemu lagi dengan Laskar, sang pangeran cinta yang telah mencuri hatinya.

"Mana sih si Laskar? Dihubungi nomernya gak aktif terus. Waktu itu aku lihat taksi onlinenya lewat sini! Pasti dia bakal lewat sini lagi kalau pergi kerja!"

Sarah melihat kanan kiri jalan seraya memastikan akan bertemu dengan Laskar lagi.

Tapi nihil yang Sarah dapat, dia tidak sama sekali bertemu dengannya. Sarah merasa sangat kesepian karena satu-satunya orang yang bisa dia ajak ngobrol hanya Laskar saja, dia tidak mengenal siapapun lagi selain Laskar di daerah itu.

"Keuangan aku udah menipis banget nih, kayanya aku harus cari kerja deh! Tapi gimana yah? Semua berkas untuk CVnya ada di rumah lamaku," ujarnya bingung.

Akhirnya tanpa pikir panjang dia memutuskan untuk kembali ke rumah lamanya lagi, dia masuk bak pencuri saja. Bahkan Sarah memanjat pagar hanya untuk bisa mencapai kamarnya. Sarah membereskan beberapa pakaian dan berkas yang ia butuhkan. 

Lalu dia kembali ke rumah barunya dengan selamat tanpa ketahuan oleh orang rumah. Saat tiba di rumah, Sarah segera mempersiapkan segala sesuatu yang harus dia bawa untuk melamar pekerjaan.

Sarah memang seorang lulusan sarjana, dia sangat beruntung karena terlahir dengan paras yang sangat cantik dan menawan serta memiliki kelebihan otak yang cerdik dan pandai. Hingga bukan hal yang sulit baginya untuk dapat diterima kerja pada suatu perusahaan.

***

Sarah mulai melamar pekerjaan dari perusahaan ke perusahaan lain, hingga sepertinya Dewi Fortuna sedang berada di pihaknya kali ini, posisi sebagai staf marketing di Perusahaan ke empat yang dia ajukkan lamarannya sedang membutuhkan personil baru. Dia berharap bisa bergabung secepatnya sebagai karyawan di perusahaan itu. Karena memang itu keahliannya, dia sangat mahir kalau masalah lobi melobi di dunia marketing.

Karena di perusahaan sebelumnya juga dia bekerja sebagai marketing, jadi bukan hal yang sulit untuk Sarah mempelajari jobdesknya. Langkah kakinya mulai terasa berat, Sarah pulang dengan hati yang sangat was-was, dia berharap akan mendapat balasan email penerimaannya segera. Sesampainya di rumah, dia tampak kelelahan dan langsung membaringkan tubuhnya di sofa ruang tamu.

Tanpa butuh waktu lama, hanya selang beberapa jam saja setelah dirinya sampai di rumah, tiba-tiba masuk sebuah email ke ponselnya yang menyatakan bahwa dirinya lolos dan diterima sebagai staf marketing di Perusahaan yang tadi dia datangi.

Sekar terlihat sangat gembira melihat kabar itu, dia berjingkrak-jingkrak riang sambil terus menatap layar ponselnya.

"Akhirnya aku dapet kerjaan juga, biar gak kelihatan morotin si Laskar. Nanti malem kayanya aku bisa tidur nyenyak deh!" Senyumnya seakan merekah-rekah terpancar dari bibirnya, dia terlihat antusias untuk menyambut hari kerja di tempat barunya.

***

Kebetulan hari ini adalah hari terakhir Laskar cuti, akhirnya dia menyempatkan diri untuk menemani istrinya belanja bulanan di sebuah pusat perbelanjaan. Saat hendak memilih-milih barang yang di butuhkan, tiba-tiba Laskar teringat akan sosok Sarah. Wanita yang menjadi penghangatnya di saat dia sedang penat bersama Hanna.

'Gimana kabar Sarah ya? Kayaknya aku mulai merindukan dia.'

Laskar membatin dalam lamunannya. Hanna yang sejak tadi mengajak Laskar ngobrol, tak sedikitpun Laskar respon karena pikirannya sedang berada di tempat lain. Melihat itu, Hanna langsung membuyarkan lamunannya dengan mengusap wajah Laskar.

"Hayo ngelamun aja kamu, mikirin apa sih sampai dari tadi aku ajak ngobrol gak kamu jawab?" ujarnya dengan nada khas wanita yang cempreng.

"Eh, apa itu tadi, anu Sayang, aku mikirin besok kalau masuk kerja lagi kira-kira pake blazer yang mana yah, karena aku pake yang itu-itu aja, 'kan bosen yah Sayang?" sahutnya berkelit.

"Oh kode, minta dibeliin lagi?" sambungnya ketus.

Laskar hanya melempar senyuman memelasnya kepada Hanna.

"Oke ya udah habis ini kita ke toko baju, puas kamu?" Terdengar kembali celetuk manja dari bibir Hanna, lalu ia segera membereskan pembayarannya di kasir.

Setelah selesai belanja bulanan, mereka pergi ke toko baju langganannya. Di sana Laskar memilih blazer yang cocok untuk di kenakannya besok.

"Yang ini bagus gak Sayang?" tanyanya sambil berlenggak lenggok di depan cermin, akhirnya pilihannya jatuh pada blazer berwarna maroon.

"Oh iya, itu cocok untuk warna kulit kamu yang putih!" Sambil menatap layar ponselnya, Hanna menjawabnya dengan nada yang datar.

"Yuk kita bayar terus langsung pulang, badan ku udah capek nih!"

"Oke, let's go honey!" sahutnya sigap.

Mereka akhirnya pulang dengan bagasi mobil yang penuh dengan belanjaan. Karena lelah, terlihat Hanna yang tertidur cantik di dalam mobilnya. Laskar tersenyum sambil mengusap-usap rambutnya yang terurai menutup wajahnya.

"Dasar tukang tidur!" Ocehan manja terdengar dari mulut Laskar.

***

Di rumah itu, terlihat Sarah yang sedang mempersiapkan baju untuk ia kenakan besok. Dia tampak sangat antusias untuk segera menyambut hari esok.

Malam hari di rumah Laskar, terlihat sepasang suami istri itu sedang duduk berdua di ruang favoritnya yaitu ruang keluarga. Mereka sedang asik menonton acara televisi yang menjadi favoritnya. Hanna yang duduk bersandar di pelukan suaminya terlihat sesekali menyuapinya dengan cemilan yang tadi dia beli di toserba. 

Semakin malam semakin dingin, hasrat Laskar sebagai seorang suami mulai terangsang saat melihat istrinya yang mengenakan baju tidur seksi berwarna merah. Sontak batin Laskar mulai meronta-ronta melihat itu.

"Kamu cantik banget sih Sayang, kita main dokter-dokteran yuk?" Tangannya mulai nakal dengan wajah yang mupeng.

"Aduh Sayang, besok aja yah. Hari ini aku capek banget nih pengen langsung tidur!" Sarah bahkan menghempaskan tangan nakal Laskar dan langsung masuk ke kamarnya.

Duarr ... seketika mood Laskar untuk bercinta malam itu pupus. Wajah tampannya nampak mulai sedikit muram.

"Selalu begini, lagi pengen-pengennya pasti aja ada alesan. Hah ya sudah tidur aja!" desisnya kesal.

***

Pagi hari yang indah di sambut dengan hangatnya kicauan burung saling bersahutan, membuat semangat Laskar menggebu-gebu untuk menyambut hari ini. Laskar bersiap untuk kembali bergelut bersama dokumen dan laptopnya, Hanna pun sibuk menyiapkan sarapan untuk suami tercintanya. Aroma roti panggang dan secangkir kopi tercium menggoda.

Laskar yang sudah siap dengan blazer maroonnya, di padu padankan dengan kaos turtleneck berwarna hitam membuatnya terlihat sangat tampan bak oppa Korea.

"Ya ampun, gantengnya suamiku! Yuk sarapan dulu," ujar Hanna manja.

"Siapa dulu dong istrinya?" Laskar terkekeh, lalu duduk dengan elegan sambil menyantap sarapan yang di buatkan oleh istrinya.

"Aku pamit ya Sayang, kamu di rumah aja jangan keluyuran!" tekannya manja.

"Siap boss, kamu juga ya kalau udah gak ada kepentingan lagi langsung pulang!"

Hanna mencium punggung tangan Laskar dan dia membalasnya dengan kecupan mesra di seluruh wajah Hanna.

"Dah Sayang, hati-hati ya nyetirnya jangan ngebut!" ucap Hanna sambil menutup pintu dan melenggang masuk kedalam rumahnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status