Beranda / Romansa / Penipu Hati / Kecurigaan Hanna

Share

Kecurigaan Hanna

Penulis: Yukha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-27 01:05:51

Kini kegalauan melanda hati Sarah Zivana. Dia yang juga sedang beristirahat di rumahnya merasa aneh, karena sejak tadi kepulangannya dari Malang, bahkan Laskar belum memberikan kabar sedikit pun kepadanya.

"Bener-bener nih si Laskar, bikin gue iri aja! Pasti sekarang dia lagi melepas rindunya tuh sama si Hanna, makanya telepon darinya tak satupun ia respon!" Sarah ngedumel sendiri di kamarnya sambil sesekali mengecek layar ponsel yang sejak tadi ia genggam.

Lalu, kriing ...

Akhirnya suara ponselnya berbunyi, dengan sigap Sarah langsung melihat siapa yang menghubunginya.

"Laskar video call?" Tanpa basa-basi Sarah langsung mengangkat panggilan video dari kekasihnya itu.

"Sayang, kenapa baru nelpon sih?"

"Ssst, jangan keras-keras! Nanti Hanna kebangun!"

"Ih kok kamu gemes banget sih kalau lagi video call?! Aku jadi pengen kesitu."

"Jangan gila ya Sar,"

"Hem oke. Terus kenapa baru nelpon?" Nada bicaranya tiba-tiba naik tiga kunci.

"Astaga, ssstt jangan keras-keras dong ngomongnya! Kamu kaya gak ngerti aja sih Sayang, Hanna kangen sama aku, abis makan dia langsung terkapar gitu di sofa!" ujar Laskar sambil terkekeh geli.

"Fine, derita orang ketiga emang gini nih!"

"Ya jangan gitu dong Sayang, besok 'kan kita bisa ketemu lagi di kantor!"

Saat mereka sedang asik melakukan panggilan video, tiba-tiba Hanna terbangun dan tak sengaja mendengar sedikit pembicaraan Laskar dan wanita itu di balik layar ponselnya.

"Video call sama siapa Sayang?" ujar Hanna yang terbangun dengan rambut berantakan, Laskar dengan reflek langsung menutup layar ponselnya.

"Eee itu anu Sayang, bos aku! Dia mau mastiin kalau aku udah sampai Bandung apa belum, gitu!"

"Nerima video call dari bos tapi kok bisik-bisik gitu?"

Jleb!

Laskar mulai panik dan bingung mau menjawab apa lagi, sekarang dia sudah tidak bisa mengelak lagi. Hanna sudah mulai memantau setiap perkembangan dirinya dan juga teman-temannya di kantor.

'Ah mampus gue, pakai alesan apa lagi ya supaya Hanna gak curiga?' Laskar mengumpat dalam batinnya.

"Laskar? Halllllooo? Aku lagi ngomong sama kamu nih!" Hanna menjentikkan jarinya ke wajah Laskar yang tampak bengong dan panik.

"Eh iya Sayang, gimana gimana?"

Karena sudah mulai bete, Hanna berlalu meninggalkan Laskar yang mencurigakan dengan tatapan sinisnya.

"Mau kemana lagi Sayang?"

"Boker! Mau ikut?"

"Astaga, galak amat. Gak deh, makasih!"

Hanna masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya dengan sedikit di banting karena kesal. Dia masih bertanya-tanya tentang wanita yang tadi ada di panggilan video bersama Laskar.

'Besok 'kan kita bisa ketemu lagi di kantor.'

"Siapa ya wanita itu? Ini udah kesekian kalinya loh aku mergokkin dia yang lagi telponan sama cewek!" Hanna menggerutu di atas toiletnya.

"LASKAR PRATAMA, mulai main api dia sama gue. Liat aja!"

***

"Sayang, dasi ku yang belang-belang biru kamu taro dimana ya?" teriakan suara dari balik kamar itu mengagetkan Hanna yang sedang menyirami bunga anggreknya di halaman depan rumah.

"Kebiasaan deh!" Hanna bedesis.

"Di laci bawah meja Sayang, aku satuin sama kaos kaki kamu!" jawabannya dengan lantang.

Laskar mencari dasinya di dalam laci itu, dia bersiap-siap lebih awal karena hari ini adalah hari pertama masuk kantor setelah kepulangannya dari Malang bersama Sarah. Laskar bercermin sambil memakai pomade di rambutnya, dia menatanya sedemikian rupa hingga membuat penampilannya semakin tampan dan menggoda.

"Aku pergi sekarang ya Han!" Terlihat Laskar yang sudah begitu siap dengan setelan jas berwarna senada dengan dasi belangnya, membuat pesonanya tak diragukan lagi.

Fix, Laskar adalah jenis makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dengan pahatan wajah yang sempurna.

"Hemm, wangi banget sih suamiku! Coba liat sini, dasinya agak miring tuh!" ujarnya sambil membetulkan dasi suaminya yang masih terlihat berantakan dan miring.

Laskar menunduk karena postur mungil istrinya tak mungkin mampu menggapai lehernya yang jenjang.

"Sarapannya udah kamu bawa 'kan? Aku udah siapin di meja tadi!"

"Udah dong, nih udah aku masukin ke paper bag!"

"Oke deh. Eh tapi kamu gak lupa 'kan kalau hari ini kita mau konsultasi ke dokter kandungan?"

"Iya Sayang, aku gak akan lupa kok! Jam 5 sore. Oke aku inget!"

"Ya udah gih berangkat, hati-hati jangan ngebut!"

"Siap bos!"

Sebelum masuk kedalam mobilnya, Laskar tak lupa memeluk dan mengecup kening Hanna, lalu Hanna pun membalasnya dengan mengecup lembut punggung tangan suaminya. Laskar masuk ke dalam mobilnya dan berlalu meninggalkan Hanna di sana. Saat mobil Laskar telah tenggelam di makan jalan, Hanna langsung melancarkan aksinya.

Dia masuk ke kamar, dan menggeledah koper suaminya yang kemarin belum sempat ia bongkar. Satu persatu pakaian kotor, ia keluarkan dari dalam koper Laskar. Sejauh ini belum ada benda yang mencurigakan, sampai Hanna mencoba membuka resleting terakhir yang ada di dalam kopernya, di sana ada satu benda yang menarik perhatian Hanna saat itu.

Ya!

Sebuah celana dalam wanita dengan model G-string dan bungkus alat kontrasepsi pria terselip di antara pakaian kotor milik Laskar. Hanna terdiam saat melihat kedua benda itu dalam koper suaminya. Matanya mulai mengembun, dan kantongnya mulai kendur menahan air mata yang sebenarnya tak ingin ia teteskan saat itu.

"Astaghfirullah Laskar!"

Hanna terduduk lemas sambil memeluk kedua kakinya di sana. Pandangannya seakan tak mau lepas dari kedua benda menjijikan itu. Kali ini nafasnya mulai terasa berat, karena menahan emosi dan tangis dalam batinnya.

'Pantes aja, tiap aku telepon atau video call, sikapnya selalu berubah menjadi aneh!'

Akhirnya air mata itu mengalir deras di pipinya, ternyata apa yang selama ini ia takutkan terjadi juga. Dia bermain api di belakang Hanna, wanita baik yang sudah rela meninggalkan keluarganya demi untuk mengabdikan dirinya pada sosok suami yang salah. Bagai mendengar petir di siang bolong, harapannya yang ingin memiliki keturunan dari Laskar kini pupus sudah.

Kriing ...

Suara dering ponsel miliknya seakan berbunyi di waktu yang kurang tepat. Tapi Hanna penasaran dan mencoba menggapai ponselnya yang tergeletak di atas kasur.

"Ibu?!"

"Ada apa ya dia nelpon?" ujarnya sambil menyeka air mata dan mengatur suaranya agar tak terdengar seperti orang yang baru saja menangis.

"Ehem, ha-halo Bu, Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam Nak, apa kabar kamu Sayang?"

"Alhamdulillah, Hanna sehat dan baik! Ibu apa kabar? Bapak gimana Bu, sehat juga?"

"Alhamdulillah Nak, kami disini baik-baik saja! Nak Laskar sehat?"

"Sehat Bu alhamdulillah. Emm ada apa ya Bu, tumben nelpon?"

"Gak ada apa-apa kok Sayang, tiba-tiba Ibu gak enak hati terus kepikiran kamu, takut kamu kenapa-napa. Ya udah Ibu telpon deh biar tenang!"

"Ya ampun Bu, kirain kenapa! Hanna baik kok Bu, Hanna sehat. Ibu gak perlu khawatir, jaga kesehatan ya Bu, jangan capek-capek!"

"Iya Nak, Ibu merasa lega karena udah tau keadaanmu. Ya udah, Ibu tutup telponnya ya Assalamualaikum Sayang!"

"Waalaikumussalam wr.wb."

Brugh.

Setelah menerima telepon dari Ibunya, Hanna langsung membaringkan tubuhnya di kasur dan kembali menangis. Bukan lagi menangisi Laskar, namun menangisi Ibunya. Dia berpikir, yang jauh saja bahkan peka kalau sesuatu telah terjadi kepada dirinya.

"Ah sial, harusnya aku gak boleh lemah! Aku harus selidiki ini semua dan pergoki mereka berdua secepatnya! Aku tau apa yang harus aku lakukan sekarang!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Penipu Hati   Pisah Ranjang

    Hanna diam mematung saat sambutan sang Ibu yang begitu ketus menyambut dirinya yang datang jauh-jauh dari Bandung. "Bu, anaknya 'kan baru datang! Sambutlah dulu, jangan di suguhkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan membuatnya menjadi tidak nyaman!" ujar Ayah sambil mengelus rambut Hanna. "Nah, ini nih! Kamu itu terlalu memanjakan semua anak-anak mu Mas, jadi mereka tidak mandiri. Setiap ada masalah dengan rumah tangganya, pasti minggat, tidak dewasa! Seharusnya kalau ada maslah itu di bereskan segera Hanna, bukan malah lari dari masalah itu! Astagfirullah, berapa kali Ibu harus kasih tau kamu?!" celetuknya lagi dengan nada yang sedikit marah. "Tapi kalau Laskarnya yang membuat aku pergi bagaimana Bu? Apa aku harus tetap bertahan di sana? Menyaksikan lelaki yang aku cintai, memadu kasih dengan wanita lain di belakang ku?" Hanna terisak pilu. "Wanita lain? Maksud kamu apa?" jawabnya sambil mengernyitkan dahinya. "Laskar selingkuh Bu, dia gak mau tinggalin wanita itu! Makanya ak

  • Penipu Hati   Hanna Minggat

    Ciiit! Seketika, mobil Laskar menghadang Hanna yang sedang berjalan sambil mendorong kopernya di atas trotoar. Hanna terkejut dan menghentikan langkahnya. Tampak Laskar yang turun dari mobilnya dengan mata yang sedikit sembab. "Hanna, Sayang, please jangan tinggalin aku kayak gini dong! Kita bicarakan dulu yuk dengan kepala dingin!"Netranya menatap Laskar dengan nanar, dia ingin marah namun seakan sudah tak kuasa lagi. "Maaf Laskar, tapi sepertinya sudah gak ada yang perlu kita bicarakan lagi! Aku akan pulang kalau kamu sudah putuskan hubungan dengan gundik mu itu!"Hanna kembali berjalan sambil mendorong kopernya menuju jalan raya. "Hanna jangan begitu dong! Han! Hanna!"Namun tak sedikitpun Hanna merespon Laskar yang terus berteriak, memohon agar dirinya tidak di tinggalkan oleh Hanna. "Ah sial!"***Semesta sudah mulai menampakkan keindahan bintang-bintang yang saling berkedip di atas langit malam. Sarah yang masih setia menunggu Laskar di depan rumahnya, tampak tertunduk sam

  • Penipu Hati   Pilih Aku atau Dia?

    Gedung yang luasnya beribu-ribu meter, kini terasa sempit bagi Laskar saat perselingkuhannya mulai terbongkar oleh sang istri. Wajahnya berubah pucat pasih melihat tatapan Hanna yang nanar saat melihat dirinya dan gundik itu. "Sejak kamu dan wanita ini main kuda-kudaan di dalem!" ujarnya dengan nada bicara yang sengaja ia tinggikan untuk mengapresiasi kemarahannya.Dengan refleknya, Hanna terbawa emosi lalu menjambak rambut Sarah sampai ia tersungkur."Hanna stop! Jangan seperti ini, kita bisa bicarakan baik-baik 'kan?!" tekan Laskar sambil membangunkan Sarah yang terjatuh karena dijambak keras oleh Hanna."Baik-baik kamu bilang? Lucu banget sih kamu LASKAR!!! Udah ketangkap basah juga, masih minta bicara baik-baik?"Emosi Hanna mulai membludak dan tak dapat dikontrol lagi. Rasanya, ia seperti ingin segera membunuh saja kedua orang munafik yang kini berdiri tegak di hadapannya dengan memasang wajah yang seakan paling tersakiti di dunia ini."Sabar Han, kita duduk dulu!"Laskar meraih

  • Penipu Hati   Tertangkap Basah

    Hari ini sebenarnya adalah hari dimana jadwal Hanna untuk check up ke dokter kandungan. Mereka telah berjanji akan bertemu dokter kandungannya pada saat Laskar telah pulang dari kantor. Ya, lebih tepatnya pukul lima sore ini mereka sudah berjanji dengan dokter kandungan untuk sekedar berkonsultasi cara agar dapat segera mendapatkan momongan. Alih-alih ingin pergi ke dokter kandungan, Hanna justru malah sibuk mempersiapkan jebakan untuk memergoki suaminya yang sedang asik selingkuh di belakang Hanna.Dia kesal. Dia marah. Ingin rasanya segera bertemu dengan wanita itu dan menjambak rambutnya. Lalu akan dia tangkap basah perselingkuhan menjijikan mereka di depan matanya. Seabreg persiapan telah Hanna rancang sedemikian rupa agar tidak gagal saat memergoki suaminya nanti.Dia bahkan telah menyimpan mata-mata di kantornya agar dapat mengetahui setiap pergerakan Laskar dan wanita selingkuhannya.Saat jam pulang kantor tiba, sengaja Hanna bersiap dan berdandan secantik mungkin agar terlih

  • Penipu Hati   Kecurigaan Hanna

    Kini kegalauan melanda hati Sarah Zivana. Dia yang juga sedang beristirahat di rumahnya merasa aneh, karena sejak tadi kepulangannya dari Malang, bahkan Laskar belum memberikan kabar sedikit pun kepadanya. "Bener-bener nih si Laskar, bikin gue iri aja! Pasti sekarang dia lagi melepas rindunya tuh sama si Hanna, makanya telepon darinya tak satupun ia respon!" Sarah ngedumel sendiri di kamarnya sambil sesekali mengecek layar ponsel yang sejak tadi ia genggam.Lalu, kriing ...Akhirnya suara ponselnya berbunyi, dengan sigap Sarah langsung melihat siapa yang menghubunginya."Laskar video call?" Tanpa basa-basi Sarah langsung mengangkat panggilan video dari kekasihnya itu."Sayang, kenapa baru nelpon sih?""Ssst, jangan keras-keras! Nanti Hanna kebangun!""Ih kok kamu gemes banget sih kalau lagi video call?! Aku jadi pengen kesitu.""Jangan gila ya Sar,""Hem oke. Terus kenapa baru nelpon?" Nada bicaranya tiba-tiba naik tiga kunci."Astaga, ssstt jangan keras-keras dong ngomongnya! Kamu ka

  • Penipu Hati   Pulang

    Malam yang hening, namun hati bergejolak panik. Laskar mencoba memikirkan siasat agar Hanna tidak menaruh curiga padanya.'Ah sial, gimana ini? Aku takut Hanna mencium bau kecurigaan dariku. Ayo Laskar berpikir!'Dan akhirnya Laskar mencoba menyudahi panggilan videonya dengan alasan dirinya sudah lelah dan sudah mengantuk. Laskar mencoba mendalami siasatnya itu."Sayang, boleh aku tutup gak video callnya? Aku udah ngantuk banget nih!" pintanya sambil sesekali menguap dalam perbincangan itu."Hem, padahal aku masih kangen. Tapi oke deh, aku tutup teleponnya terus kamu langsung istirahat ya Sayang!""Bye, i love you."Tut ... Tut ...Panggilan video itu mereka sudahi saat itu juga. Sarah yang sejak tadi memantau perbincangan mereka dari balik layar ponselnya, memasang wajah kesal dan kecut di hadapan Laskar. "Bagus ya, pinter banget kamu ngeles! Apa selain aku, kamu juga punya cewek lain yang aku gak tau?!""Astaga Sarah, sumpah deh! Ini aku bisa khilaf seperti ini cuma sama kamu aja, g

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status