Share

21. Lamaran

Kastara mengangguk tanpa ragu, “Kita harus menikah, Shena. Aku mencintaimu, walau aku tahu kau tidak mencintaiku saat ini. Tidak apa, aku yakin cinta bisa tumbuh seiring waktu.”

Shena menunduk, air mata mengalir perlahan tanpa suara.

“Aku … tidak sedang bermimpi, kan?” ucap Shena lirih, tak mempercayai keberuntungan disela kesialan yang terus menimpa dirinya.

Kastara tersenyum kecil, “Apa kau seperti bermimpi?”

Lelaki tampan itu mengusap lembut wajah gadis yang membuatnya geram, kesal, sebal, tetapi juga sayang dan terus memikirkannya sejak pertama kali bertemu.

Shena memegang lengan Kastara yang menghapus air mata yang jatuh diwajahnya dengan lembut, tangan yang tidak pernah dipikirkannya mampu memberikan kenyamanan dan keamanan untuknya. Dia mendekap tangan itu erat ke pipinya dengan mata terpejam. Menikmati keberuntungan ini sambil berharap semua ini bukan mimpi, andai mimpi, biarkan dia tidur untuk selamanya dalam buaian mimpi ….

“Kau setuju, Shena?” tanya Kastara lagi.

Apa yang b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status