Share

Tuan pemaksa dan nona sombong

Setelah kepergian Raka, pemuda itu termenung memikirkan setiap kata yang keluar dari bibir sahabat sekaligus asistennya tadi. Ia nampak menghela nafas dalam sebelum beranjak berdiri menuju kamar tamu, yang biasa ia tempati jika sedang menginap di apartemen milik sahabatnya ini.

Langkah kakinya membawa pemuda itu untuk memasuki kamar mandi. Ia butuh air dingin untuk menjernihkan pikirannya saat ini.

Tak menunggu waktu lama. Pemuda tampan nan gagah itu pun telah berdiri di bawah shower yang menggantung tinggi di atasnya. Derasnya air mengucur membasahi seluruh tubuhnya dari atas rambut hingga ujung kaki.

Cukup lama pemuda itu mengguyur kepalanya di bawah shower. Ia ingin mengenyahkan segala beban pikiran yang mengendap di otaknya. Mungkin kata-kata  Raka tadi ada benarnya. Haruskah dia membuka hati dan pikirannya yang selama ini membeku, seperti yang dikatakan sahabatnya tadi.

Bugghh-

P

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status