Share

Aleeta Tampil Mempesona

Author: SweetWater
last update Last Updated: 2025-03-08 18:00:00

Tepat pukul delapan malam. Emily mengetuk pintu kamar Aleeta dengan tujuan untuk mengajak kakak iparnya itu bergabung dengan para keluarganya yang sudah lebih dulu berkumpul di halaman belakang. Karena kebetulan acara pertunangan Ander juga sudah di mulai sekitar beberapa menit yang lalu.

“Kak ...,” Emily kembali mengetuk pintu kamar Aleeta, karena sang pemilik kamar tak kunjung membuka pintunya.

“Ya, Emily. Aku sedang memakai sepatu tadi,” sahut Aleeta seraya membuka pintu kamarnya.

Seketika Emily bersiul ketika melihat penampilan kakak iparnya.

“Emily, kenapa kamu bersiul seperti itu?” Aleeta terlihat kaget ketika mendengar Emily bersiul tadi. Ia tidak menyangka seorang putri dari keluarga Frederick ternyata bisa bersiul seperti itu.

Astaga, Aleeta benar-benar tidak habis pikir.

Emily terkekeh. “Wow, kamu terlihat luar biasa sekali, Kak.”

“Luar biasa seperti apa maksudmu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hanya Sebagai Bentuk Tanggung Jawab

    “Sudah Selesai?” Nicholas masih terpaku pada sosok yang kini sedang berdiri di hadapannya. Pria itu mengumpat dalam hati. Apa yang harus Nicholas lakukan sekarang? “Aku kira kamu sudah nggak ingin menemuinya lagi.” Nicholas mengeram saat mendengar nada penuh cibiran tersebut. Ia tidak boleh membuat keributan di sini. Apalagi kalau sampai Selena mengetahuinya. Nicholas harus segera mencari tempat lain. “Ikut aku!” “Kemana? Padahal aku rasa di sini tempat yang bagus.” Nicholas langsung mengumpat kesal. “Luke, jangan memancing emosiku! Sekarang juga ikut aku!” Nicholas langsung menarik tangan Lukas untuk menjauhi kamar perawatan Selena. Ia membawa Lukas berjalan menuju ke arah halaman belakang rumah sakit. Karena hanya di sanalah satu-satunya tempat yang cukup sepi untuk Nicholas gunakan berbicara dengan Lukas. Atau lebih tepatnya beradu mulut dengan Luka

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Aleeta Menanyakan Soal Selena

    “Aleeta …,” Aleeta mengerjap saat samar-samar mendengar suara lembut yang memanggilnya. “Sayang, kamu bisa mendengarku?” Suara itu lagi-lagi kembali terdengar. Aleeta berusaha membuka kedua matanya yang sialnya masih terasa begitu berat sekali. Samar-samar Aleeta bisa melihat bayangan pria yang duduk di hadapannya. Ia mencoba fokus pada wajah pria itu tapi sayangnya penglihatannya masih begitu buram. Sudah berapa lama Aleeta tidak sadarkan diri? Kenapa ia masih kesulitan untuk membuka matanya? Akhirnya Aleeta memutuskan untuk kembali memejamkan matanya. Mengatur napas sejenak sebelum kemudian ia mencoba untuk memfokuskan penglihatannya lagi. Dan kali ini bayangan itu sudah semakin jelas. Aleeta bisa melihat wajah pria yang duduk di hadapannya. Pria itu menatapnya khawatir, sedangkan tangannya terus menggenggam salah satu tangannya. “Sayang, kamu bisa mendenga

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Lukas Yang Akan Membereskannya

    Nicholas hanya bisa berdiri dengan tubuh lemah, sedangkan matanya terus menatap Aleeta yang sampai saat ini masih berada di ruang ICU. Dokter bilang perlu memantau keadaan Aleeta sebelum mereka memindahkan Aleeta ke ruang perawatan. Rasanya ingin sekali Nicholas merengkuh tubuh Aleeta sekarang dan mengucapkan segala kata maaf pada istrinya. Tapi kaca pembatas yang ada di hadapan Nicholas membuat pria itu sadar bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang selain hanya bersabar menunggu Aleeta keluar dari ruangan tersebut. Nicholas mengulurkan tangannya, menempelkan telapak tangannya pada kaca di hadapannya. “Kamu akan baik-baik saja, Aleeta. Tenanglah aku pasti akan melakukan semua yang terbaik untuk kesembuhanmu,” gumam Nicholas pelan. Tiba-tiba Nicholas mengerjap saat merasakan kalau ponselnya bergetar. Sudah sejak beberapa jam yang lalu ponselnya memang tidak berhenti bergetar. Nicholas tahu kalau

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Roi Dan Joni Berhasil Melarikan Diri

    “Matilah aku!” Roi menggenggam kuat belatinya yang kini sudah berlumur dengan darah. “Sonya pasti akan membunuhku,” ujarnya ketakutan.“Sekarang apa yang harus kita lakukan, Bos?” Joni mulai ikut terlihat panik.Roi menggeleng. Ia tidak tahu. Satu-satunya hal yang ingin ia lakukan saat ini hanyalah melarikan diri. Sementara di hadapannya, ia melihat seorang wanita yang nyaris tak sadarkan diri akibat dari perbuatan bodohnya.“Aleeta …,” Tubuh Nicholas membeku dengan kedua tangan merengkuh tubuh istrinya. “N-Nicho …” lirih Aleeta. Ia tampak begitu kesakitan.“Aleeta … Sayang, bertahanlah,” ucap Nicholas tercekat. “S-sakit, Nicho.” Aleeta kembali merintih pelan. “Sakit …” ia kembali merintih.“Bertahanlah, Sayang. Aku mohon,” pinta Nicholas.Aleeta hanya diam. Ia tidak mampu menjawab. Setetes air mata lolos dari pelupuk matanya sebelum kemud

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Aleeta Terluka

    “Kamu tahu kemana arah Aleeta pergi?” Roi bertanya seraya menyalakan mesin mobilnya. Kali ini ia benar-benar harus bisa membawa Aleeta ke hadapan Sonya, supaya Sonya tidak bisa lagi meremehkan hasil kerja kerasnya. “Sepertinya dia keluar dari gerbang rumah sakit, Bos.” Joni menjawab seraya memasang sabuk pengaman. “Bodoh! Maksudku ke arah mana Aleeta pergi? Dia pergi ke kanan atau kiri. Atau dia lurus menyeberangi jalan.” Roi berujar geram. Joni hanya meringis. “Nggak tahu, Bos. Tadi aku nggak melihatnya. Tapi sepertinya dia lurus—“ “Diam!” Roi langsung membentak kesal. “Berbicara denganmu memang tidak ada gunanya!” Ketus Roi, lalu mulai melajukan mobilnya. Saat mobil yang di kendarai Roi keluar dari gerbang rumah sakit. Roi melihat Aleeta yang tengah menyeberangi jalan. Tapi sialnya, tidak lama setelah itu Nicholas atau suami Aleeta turut ikut menyeberang jalan. Mengiku

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Rencana Roi Dan Joni

    Siang ini, Roi kebetulan pergi ke rumah sakit untuk mengantar anak buahnya—Joni yang ingin melakukan check up. Sebenarnya Roi sangat malas sekali pergi ke rumah sakit. Tapi mau bagaimana lagi? Ia harus tetap bertanggung jawab atas pengobatan Joni yang sialnya harus mengalami patah hidung setelah mereka mencoba melawan pria yang ternyata bukanlah tandingan mereka. “Kamu bisa cepat atau tidak!” Bentak Roi saat Joni hanya berjalan pelan di belakangnya. “Aku takut, Bos,” sahut Joni pelan. “Apa yang kamu takutkan?” “Aku takut jika dokter dan para perawat itu akan kembali menyentuh hidungku.” “Bodoh!” Roi langsung memukul kepala Joni. “Tandanya mereka sedang memeriksamu, sialan!” Imbuhnya kesal. “Tapi aku benar-benar takut, Bos. Bos Roi nggak akan pernah tahu seberapa sakitnya saat mereka—“ “Kamu ingin cepat sembuh atau tidak?!” Sahut Roi geram

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status