Share

Bab 347: Kami di Bawah

Author: Rizki Adinda
last update Last Updated: 2025-08-15 07:30:19

Namun apa pun yang ia coba, tak satu pun berhasil. Dinding tanah itu menjulang tinggi dan licin, seperti permukaan lumpur yang disiram hujan berulang kali.

Tanpa pijakan, Kirana hanya bisa tergelincir kembali ke dasar setiap kali mencoba mendaki. Nafasnya kian memburu, dadanya naik turun keras.

Peluh membasahi pelipisnya, meski udara di dasar lubang itu menggigit dingin.

Setelah entah percobaan keberapa, tenaganya benar-benar habis. Kirana akhirnya jatuh terduduk, lututnya tertekuk lemas, napasnya tersengal.

Ia menarik Elina ke dalam pelukannya, memeluk tubuh mungil itu erat-erat agar tetap hangat. Tubuh Elina terasa dingin dan ringan, seperti boneka kain yang kehilangan isinya.

Wajahnya terbenam di dada Kirana, mata kecilnya masih terpejam rapat.

Angin malam berdesir pelan, menggoyangkan dedaunan di atas lubang dan menimbulkan suara gemerisik yang ganjil, seperti bisikan halus dari hutan yang menyimpan rahasia.

Tak ada suara lain. Ha

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 418: Kau Takut Aku Menggigitmu?

    Begitu mendengar permintaan itu, wajah Bara langsung mengeras. Rahangnya menegang, otot-otot pipinya kaku seakan sedang menahan sesuatu yang hendak pecah. Tatapannya sesaat kosong, namun sorot matanya yang muram tak mampu menutupi gejolak dalam dadanya.Dalam hatinya, ia mengumpat lirih. Sial... rencana malam ini bisa berantakan.Udara di dalam mobil seperti mendadak menebal. Pendingin ruangan tetap berdengung, tapi hawa gelisah menyelusup di sela-sela. Sopir yang duduk di balik kemudi melirik Bara melalui kaca spion tengah, menunggu aba-aba.Dengan napas panjang yang lebih mirip erangan tertahan, Bara akhirnya berujar, “Nggak usah repot. Raka pasti belum jauh. Kita minta dia antar.”Nada suaranya terdengar ringan, bahkan santai, namun matanya tidak berbohong. Ada kilatan keras yang menyiratkan rencana lain di balik kalimat sederhana itu.Kirana, yang sejak tadi duduk di kursi belakang, mengernyit tipis. Alisnya bertaut, gerak

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 417: Untuk Apa Dia Peduli?

    Bara mengangkat sebelah alis, senyumnya miring seolah menyembunyikan rahasia kecil, lalu dengan nada yang setengah menggoda setengah menantang, ia berujar pelan,“Sekarang memang kecil, tapi denganmu di sana… siapa yang tahu nanti akan berkembang sejauh apa?”Kalimat itu meluncur seperti percikan api di ruang yang terlalu hening. Ada bara yang samar, tidak benar-benar membakar, tetapi cukup untuk membuat udara di sekelilingnya berubah hangat.Kirana hanya merespons dengan senyum tipis, samar, bagaikan bayangan awan yang melintas di permukaan danau pada siang hari. Tidak menolak, tidak pula menerima—sekadar hadir, lalu lenyap begitu saja.Ia tak merasa perlu menanggapi. Pikirannya dipenuhi hal lain, rencana-rencana yang jauh lebih penting daripada sekadar optimisme yang Bara lemparkan seperti mainan ringan.“Bagaimana rencananya dengan kerja sama para pemasok herbal itu?” tanyanya kemudian, suaranya datar, namun

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 416: Tunggu

    Kirana duduk di kursi kayu dengan punggung tegak, tapi jemarinya terus-menerus meremas ujung rok putihnya. Gerakannya berulang, gugup, seperti seseorang yang ingin melarikan diri tapi tak tahu ke mana.Di wajahnya, ketenangan yang biasanya ia kenakan sebagai dokter perlahan runtuh. Ada riak gelisah, seperti benang kusut yang tak henti ditarik tanpa pernah menemukan ujungnya.Di seberangnya, Sekar hanya diam. Mata perempuan itu tenang, dingin, tapi Kirana bisa merasakan bara yang bersembunyi di dalamnya. Bara yang siap menyambar bila ada celah.Ruang kerja itu hening, sunyi seperti menahan napas. Hanya detak jam dinding yang malas terdengar, tik… tak… tik… tak, seolah waktu pun enggan bergerak.Bara berdiri di depan jendela besar, punggungnya tegap, wajahnya setengah tersembunyi oleh pantulan kaca. Pandangannya jauh ke luar, ke jalanan sore yang perlahan disapu cahaya oranye. Ada ketenangan di sorot matanya, tapi bukan ketenangan biasa

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 415: Makanya Tahan Dia

    Raka memejamkan mata sejenak, seakan mencoba meredam pusaran pikiran yang beradu di kepalanya. Ia tahu betul tabiat ibunya: Sekar Pradana bukan perempuan yang mudah dilawan. Kata-katanya selalu jadi hukum, dan siapa pun yang berani menentang akan segera dicap lawan.Membela Kirana terang-terangan sama saja menyeret perempuan itu ke jurang kebencian Sekar. Dan bila itu terjadi, Kirana tak akan punya ruang untuk membela diri.Tetapi bagaimana pun juga, itu tetap ibunya. Sosok yang melahirkannya, membesarkannya, dan menanamkan darah Pradana ke dalam tubuhnya. Hubungan itu tak bisa ia enyahkan begitu saja, meskipun di dadanya ada pertarungan lain yang tak kalah keras.Raka menarik napas panjang. Udara di ruang kerja itu dingin dan sunyi, sejuknya AC bercampur dengan wangi samar lavender dari diffuser elektrik. Aroma lembut itu menyelinap pelan, memberi ilusi bahwa persoalan rumit yang menjerat mereka bisa larut begitu saja.Bara, yang sejak tadi diam, akhirny

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 414: Dia Nggak Pamit

    Begitu sambungan telepon berakhir, Zayyan tetap terpaku di kursinya. Layar ponsel masih menyala di tangannya, tapi matanya kosong, seolah cahaya biru yang menempel di kulit jemarinya tidak benar-benar sampai ke pikirannya.Ia menggulir layar tanpa arah, hanya gerakan refleks, sementara benaknya mengembara jauh, menyusuri lorong-lorong kemungkinan yang tak pernah ia duga sebelumnya.Pradana Group. Nama besar yang selama ini identik dengan deretan proyek properti megah, tambang yang luas, dan bisnis energi yang menggurita. Tapi medis? Apalagi herbal? Sejauh yang ia tahu, itu bukan ranah mereka.Seperti mendengar seseorang yang terkenal sebagai pemain catur tiba-tiba ingin ikut lomba balap mobil—aneh, mencurigakan, dan jelas menyimpan maksud tersembunyi.Namun, instruksi dari Pak Pradana bukan sesuatu yang bisa ditawar. Suara tegas pria itu tadi masih terngiang, dingin, tanpa memberi celah untuk menawar: “Cek semua pemasok herbal di Bandung.

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 413: Berhenti!

    Senja merasa ditarik paksa dari pijakan yang selama ini ia percaya sebagai miliknya.Dimarahi Arga di hadapan orang lain saja sudah cukup membuat wajahnya panas dan telinga berdenging, tapi kini Kakek seakan menampar harga dirinya dengan mencabut semua wewenang yang pernah ia genggam di Baskoro Group.Seolah satu hantaman belum cukup, gelombang kedua datang tanpa memberi jeda untuk bernapas.Malam itu, kamar tidurnya yang biasanya menjadi tempat perlindungan justru berubah seperti penjara. Ia sudah mengadu pada Zelina, tetapi keluhan itu tidak memberi ruang lega. Amarah dan rasa terhina masih menempel di dadanya, seperti bara yang tak kunjung padam.Ia berguling di atas ranjang, menatap kosong langit-langit kamar. Bayangan lampu kristal di atas kepala menari-nari samar, membuat pandangannya semakin berat. Angin malam menyelinap lewat celah jendela, membawa aroma hujan yang belum sepenuhnya pergi.Bukannya menenangkan, hembusan itu justru mengaduk r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status