Share

Bab 376: Retak yang Tak Terucap

Author: Rizki Adinda
last update Last Updated: 2025-08-20 07:36:58

"Ibu terlalu memuji saya," ucap Zelina lirih, pandangannya menunduk, seolah takut bertemu dengan mata Sekar.

Wajahnya bersemu, bukan semata malu, tapi karena hatinya penuh gelombang tak menentu. "Saya hanya berharap Raka tidak membenci saya karena semua kesalahpahaman itu. Urusan lainnya... saya bahkan tidak berani memikirkannya terlalu jauh."

Suaranya bergetar, seperti daun rapuh tertiup angin malam.

Sekar menatapnya dalam diam, napasnya terhembus panjang. Anak ini baik sekali... kenapa Raka tidak bisa melihatnya?

Kenapa dia justru terpikat pada si Kirana itu? Ada bara kecil di matanya, kilatan tekad yang tak akan padam.

Selama aku masih berdiri, aku tidak akan membiarkan perempuan itu merusak keluarga Pradana!

Di hati Zelina sendiri, badai berpusar tanpa arah. Ia tahu Sekar seolah menggenggam nasibnya, memaksakan jalan yang ingin ditempuh.

Dengan Raka "terkurung" di sini, Kirana tak punya ruang untuk mend

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 395: Nggak Mau Mama Baru!

    Kirana memandangi wajah dua putranya yang memohon penuh harap. Mata mereka berbinar seperti bulan sabit yang menyembul malu-malu di langit senja.Ia melirik jam dinding yang berdetak pelan di atas rak buku. Masih pukul dua belas lewat lima belas. Raka pasti masih tenggelam dalam rapat atau dokumen di kantornya yang terletak di tengah hiruk pikuk Bandung.Pikiran itu melintas cepat, namun cukup kuat untuk mengikis sedikit ketegangan di dadanya.Mungkin ini kali terakhir Ellie bisa bermain bersama Aidan dan Bayu, pikirnya.Ia menarik napas panjang, mengembuskannya perlahan seolah mengeluarkan beban yang bersarang di dadanya.Senyum lembut akhirnya mengembang di wajahnya.“Baiklah. Kamu boleh main sebentar lagi,” ucapnya, suaranya hangat seperti selimut di pagi hujan. Tangan kirinya terulur, mengusap rambut Elina yang halus seperti kapas.“Ayo, main sama Aidan dan Bayu. Nanti Ibu antar pulang, ya?”

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 394: Jangan Usir Aku

    “Ellie tadi nangis ya? Karena khawatir sama aku?” tanya Bayu lagi, suaranya penuh rasa ingin tahu.Pertanyaan itu membuat Kirana spontan menoleh, begitu pula Aidan. Sejak tadi, Kirana memang sudah menyadari mata Elina sembab, pipinya masih menyisakan bekas aliran air mata.Namun, ia memilih diam. Ada niat yang ia pelihara di dalam hati, sebuah tekad untuk menjauh dari gadis kecil itu, memutus keterikatan, bersikap dingin.Tapi pemandangan Elina yang berusaha menahan tangis demi Bayu membuat tekadnya goyah, seperti pasir yang terguyur hujan.Elina merasa semua mata menancap padanya. Ia mengangkat wajah dengan senyum malu-malu, meski matanya masih berair.Ada rasa hangat yang menjalari dadanya, perasaan bahwa Kirana dan kedua bocah itu sungguh peduli padanya.Rasanya seperti pulang ke masa lalu, saat rumah Kirana masih menjadi tempat di mana ia tertawa tanpa rasa takut.Ia hanya mengangguk kecil, mengakui bahwa ia menangis k

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 393: B-Bayu…

    Rini sempat menyesal atas kalimatnya yang terburu-buru. Kalau terjadi sesuatu di jalan, siapa yang bertanggung jawab kalau bukan dia?Tapi tatapan mata Elina, bulat, basah, dan penuh harap itu, membuat hatinya luluh. Ia menyerah. “Baiklah, Ibu antar kamu,” ujarnya, meski ada rasa berat.Mereka berangkat. Udara siang makin gerah, sinar matahari menimpa trotoar yang berdebu. Alamat Kirana tertera jelas di formulir pendaftaran TK, namun ini pertama kalinya Rini menginjakkan kaki ke sana.Jalanan terasa asing, dan beberapa kali ia hampir salah belok. “Lewat sini, Bu,” kata Elina pelan, menunjuk tikungan sempit di antara rumah-rumah tua. Rini tertegun.Rupanya, gadis kecil ini sudah sering ke sana, seolah hafal setiap sudut jalan.Saat mereka tiba, matahari sudah hampir tepat di atas kepala. Rumah Kirana berdiri anggun dengan pagar besi berwarna hitam, diapit pot-pot tanaman yang mulai merunduk kehausan.Rini menuntun Elin

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 392: Jangan Ayah!

    Begitu pintu kelas terbuka, Rini disambut oleh aroma kapur tulis yang samar bercampur bau kertas dan cat kayu yang menua.Ruangan itu penuh warna, dengan gambar-gambar kupu-kupu dan bintang kertas yang menggantung di dinding.Namun suasana riang yang biasanya mengisi kelas TK di Bandung itu mendadak terasa suram ketika suara isak tangis Elina menyusup ke telinganya, tipis tapi menusuk.Langkah Rini terhenti, matanya langsung menemukan sosok kecil di sudut ruangan. Elina duduk dengan bahu berguncang, wajahnya terbenam di kedua telapak tangan, pipinya basah dan memerah oleh jejak air mata.“Ada apa, Ellie?” suara Rini lembut, penuh kehangatan. Ia berjongkok hingga sejajar dengan mata Elina, mencoba menangkap pandangan gadis kecil itu.Namun Elina hanya menangis lebih keras, suaranya terputus-putus.Di sisi lain, seorang anak laki-laki berkulit cerah berdiri dengan wajah penuh rasa bersalah. Yoel menggigiti bibirnya sebelum akhirnya

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 391: Kalau Mereka Ada...

    Sejak matahari belum tinggi, Zayyan sudah menunggu di kantor, menempati kursi di lobi dengan gelisah.Ketika pintu lift terbuka dan Raka melangkah keluar, langkahnya seolah membawa hawa dingin. Zayyan segera berdiri dan menyapanya, “Saya ada kabar, Pak Pradana.”Tatapan Raka menajam, sorot matanya berubah kelam. “Kamu sudah temukan sopirnya?”“Belum, tapi kami menemukan mobilnya,” jawab Zayyan, suaranya rendah namun tergesa. “Kami cek rekaman CCTV di beberapa persimpangan. Dari sana, kami berhasil melacak rute mobil itu setelah keluar dari parkiran. Mobilnya dibawa ke pinggiran kota, dan tim saya menemukannya di sebuah tempat rongsokan.”Udara di ruang kerja Raka terasa berat ketika pintu ditutup rapat. Zayyan berdiri di depan meja kerja yang dipenuhi tumpukan berkas, melanjutkan laporannya, “Plat nomor mobil hitam itu palsu. Tidak ada catatan kepemilikan. Mobil itu seharusnya sudah dibuang, tapi pelak

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 390: Lupakan Mimpi Itu

    Hati Sekar tercekat, seperti ada batu besar menekan dadanya, saat melihat ketegasan di wajah putranya.Raka duduk dengan punggung tegak, rahangnya mengeras, dan sorot matanya tak bergeming. Sekar terlalu mengenalnya.Justru ketika wajah Raka tampak tenang seperti ini, itulah tanda bahwa tekadnya sudah sekuat baja, tak bisa digoyahkan.Ia menelan ludah, berusaha meredam gejolak di dada. Bukankah ini bukan pertama kalinya Raka memperingatkannya agar tidak ikut campur urusan Kirana?Tapi kenapa, kenapa Kirana begitu istimewa di mata anaknya? Apa hebatnya perempuan itu sampai Raka berani menentang aku demi dia?!Sekar menarik napas panjang, mencoba menjaga nada suaranya agar tidak pecah.Dengan gigi terkatup, ia berkata tajam, “Kalau begitu, kamu anggap Zelina itu apa? Zelina sudah menunggumu bertahun-tahun, Raka. Sekarang kamu mau buang dia begitu saja? Apa kurangnya dia? Kamu pikir Kirana lebih baik dari Zelina? Sudah lupa bagai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status