Share

Bab 440: Tolong Tahu Batas

Author: Rizki Adinda
last update Last Updated: 2025-09-01 11:17:37

Kirana tercekat. Jantungnya bagai drum yang dipukul tak beraturan, ritmenya kacau, memukul-mukul dadanya hingga sulit bernapas.

Kapan aku pernah memakai pakaian Lukman? pikirnya, kening berkerut, rasa bingung berbaur dengan jengkel. Ingatannya berlari cepat, melesat menuju Yogyakarta—kota dengan lorong-lorong kecil dan udara malam yang dinginnya menusuk.

Satu-satunya momen yang muncul adalah ketika jaket hitam milik Lukman pernah melingkar di tubuhnya.

Malam itu, udara menusuk tulang. Ia menggigil tanpa pelindung, dan Lukman dengan santainya melepaskan jaketnya. Ia ingat betul, Raka sudah pergi lebih dulu malam itu. Tidak ada yang tahu selain dirinya dan Lukman.

Jadi… bagaimana mungkin dia bisa tahu?

Kirana menegakkan bahunya, menatap lurus ke pria di depannya. Udara sore yang tadinya biasa saja kini berubah berat, seperti diselaputi kabut tak kasatmata. Tatapannya menajam, berkilat penuh curiga dan amarah yang perlahan mendidih dari d

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
mending bikin karya sendiri yg alurnya bagus ,g sah sampai beratus2 bahkan ribuan bab,yg baca mblenger hihi,mending sampai bab 100 seh ok
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
cerita ini mbuket,,di sebelah ada rizki dan alya,mbulet kayak pak polisi gak bisa ngeluarin gas,,,ndang tamatin aja thor,,dah beratus2 episode,bosen banget ama alurnya,,ni aja kalau g kepencet dah g mau buka bab nya
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
hais ribet nunggu sampai lbrn monyet jgg bkln bersatu kalau sellu mengedepankan ego dan prasangkanya sendiri.......kalau mmg cinta dan ingin bersatu seharusnya berjuang dan sikap ramah bkn kyk kulkas 10 pintu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 485: Apa Kamu Cemburu?

    Kirana menoleh perlahan, gerakan kecil yang terasa berat seolah ada beban yang tak terlihat menarik bahunya. Tatapannya, biasanya setajam bilah pisau yang menenangkan, kini diliputi kebingungan samar. Di hadapannya, Raka berdiri dengan wajah yang makin mengeras.Sorot matanya tajam, nyaris menelanjangi, seakan berusaha menyibak sesuatu yang selama ini disembunyikan Kirana rapat-rapat.“Aku seharusnya menawari makan malam,” ucap Kirana, mencoba terdengar biasa saja. Suaranya ringan, tetapi nadanya bergetar halus seperti senar gitar yang dipetik pelan. “Tapi Lisa belum pulang, dan kakiku masih cedera, jadi… lupakan saja.”Ia tersenyum tipis, senyum yang lebih mirip tameng. Hatinya justru berdenyut dengan perasaan yang sulit ia pahami, campuran resah dan enggan yang tak bisa diberi nama.“Lagipula, kamu pasti sibuk,” lanjutnya sambil menunduk, pura-pura merapikan kain selimut di pangkuannya. “Daripada buang wa

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 484: Jangan Gerak

    Perasaan bersalah merambat di hati Kirana, menusuk perlahan seperti serpihan es yang menyentuh kulit, dingin dan tajam, tak memberi kesempatan bernapas. Ia berusaha menahan tatapan Raka, tapi mata pria itu terlalu dalam, terlalu menusuk, hingga sisa keberaniannya runtuh bagai dinding rapuh diterpa angin.Baru saat itu ia menyadari sesuatu: salah satu sepatunya terlepas begitu saja di lantai. Di balik rasa kikuk, sebuah kenyataan lain terkuak. Tatapan Raka jatuh pada kakinya—lebih tepatnya pada perban putih yang kini ternoda merah.Darah merembes perlahan, menorehkan warna yang mencolok di atas kain yang seharusnya menjaga luka itu tetap tersembunyi.Raka membungkuk. Tangannya terulur, mengangkat kaki Kirana dengan hati-hati, seakan menyentuh sesuatu yang rapuh dan berharga. Wajahnya mengernyit, dahi berlipat, bibirnya mengeras. Semakin ia menatap luka itu, semakin muram rautnya, seolah kemarahan bercampur ketakutan menyeruak bersamaan.Kirana hanya

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 483: Katanya Kalian Cuma Rekan Kerja?

    Suara Kirana dari balik pintu rapat terdengar lembut, serupa alunan senja yang menembus hati Lisa.“Sudah sore, Lisa. Tolong jemput anak-anak, ya. Tidak apa-apa, saya bisa sendiri di sini.”Kata-kata itu seakan menyentuh sesuatu yang rapuh dalam diri Lisa. Ia berdiri diam di ambang pintu, matanya menatap ruang yang dipenuhi cahaya jingga dari jendela besar. Senja mulai tenggelam di balik pegunungan, menyisakan warna keemasan yang memantul di meja panjang.Hening merayap di koridor, hanya jarum jam yang terdengar berdetak.Perasaan tidak tenang tetap menyelinap. Ada dorongan dalam hati Lisa untuk memaksa Kirana pulang. Namun ketika ia melihat cahaya hangat di wajah para peserta rapat, keceriaan yang tak bisa disembunyikan, keinginan itu meredup.Ia sadar, pertemuan ini bukan sesuatu yang bisa dihentikan begitu saja.Dengan helaan napas ragu, Lisa akhirnya mengangguk pelan. “Baik, Bu,” gumamnya, lalu melangkah pergi. Suar

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 482: Kamu Marah Sama Ayah?

    Meski Raka sudah menduganya, tetap saja ada selimut gelap yang merayapi dadanya. Hawa dingin di ruang tamu terasa menusuk ketika ia bertanya, suaranya parau, seakan setiap kata ditarik paksa dari kerongkongan.“Sekarang dia di mana?”Nada itu bukan sekadar pertanyaan—lebih mirip teriakan batin yang ditahan dengan sisa kesabaran.“Orangnya terus berpindah-pindah, Pak,” jawab Zayyan di seberang telepon, terdengar ragu, tapi tetap jelas. “Sering terlihat di tempat hiburan sekitar Buah Batu. Sepertinya dia sadar sedang diincar.”Raka memejamkan mata, keningnya berkerut tajam. “Kalau dia masih di Bandung, tangkap dia secepatnya.” Suaranya tegas, tapi ada keresahan yang bocor dari sela ketegasan itu, seperti api kecil yang diam-diam membakar dada.Pandangannya jatuh pada layar ponsel, tetapi pikirannya melayang jauh, berlari liar, mencari kepingan jawaban yang masih berserakan. Ibunya… selalu m

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 481: Apa Aku Nggak Cukup Baik?

    Kirana tersenyum samar, senyum yang lebih mirip upaya menutup resah daripada ketulusan yang lahir dari hati. Ia mengangkat wajahnya, menatap Lisa yang masih menyimpan bayangan kekhawatiran di sorot matanya.“Luka kecil saja, Lis,” ucap Kirana pelan, suaranya lembut, berusaha menenangkan. “Tadi terinjak kerang di pantai. Istirahat dua-tiga hari cukup, nanti juga sembuh.”Nada hangatnya terasa menenangkan, tapi lelah yang tak bisa disembunyikan tetap merayap di sela-sela intonasinya.Namun Lisa tak langsung luluh. Kedua matanya masih saja berputar resah, berpindah dari wajah Kirana ke sosok Raka yang berdiri tak jauh, tegak dan tenang seperti batu karang yang tak mudah digoyahkan. Lisa menunduk sopan, lalu berujar dengan nada tulus yang tak bisa dipalsukan.“Untung ada Pak Raka. Terima kasih, sudah repot-repot antar pulang tengah malam begini.”Raka hanya mengangguk tipis. Matanya bergerak singkat ke arah Kirana, s

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 480: Akan Saya Jaga

    Elina menggigit bibir bawahnya. Ada sesuatu di sorot matanya yang membuat udara di sekitar mereka seakan menegang: campuran resah, bingung, dan marah yang tak terucap. Tatapannya menancap pada sosok ayahnya, seolah hendak memaksa lelaki itu menoleh.Di belakang sorot mata itu, ia juga tak henti melirik kaki Nona Alesha yang berlumur pasir dan sedikit darah, belum juga dibersihkan.“Ayah… kaki Nona Alesha…” suaranya serak, nyaris tercekat oleh cemas.Raka berdiri kaku, sosoknya bagai patung di tengah bentangan pasir yang perlahan mulai dingin ditiup angin sore. Pandangannya terpaku pada luka itu, pada pergelangan kaki Kirana yang berkilat samar terkena sinar jingga matahari.Ia tidak bersuara, tidak bergerak, hanya membiarkan kebisuan menjawab.Ketika Elina akhirnya memanggil namanya lebih keras, Raka tersentak. Tatapannya berpindah, dari luka di kaki itu ke wajah Kirana yang duduk di pasir dengan rambut tergerai, sebagian

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status