Sisca tidak tahu apakah Hendra akan mengantarnya kembali ke sisi Joni.Tadi Sisca memukul kepala Joni menggunakan asbak, tidak tahu apa yang akan terjadi pada Sisca kalau dia ditangkap Joni.Di Kota Mulo, Joni adalah orang yang terkenal suka balas dendam.Terusan Sisca sudah dirobek oleh Joni hingga setengah paha dan tulang selangkanya kelihatan. Dia duduk di atas kaki Hendra dengan kedua tangan merangkul di leher Hendra sambil menciumnya dengan kuat.Hendra menahan pergelangan tangannya untuk menjauhkannya."Jangan tinggalkan aku," ujar Sisca dengan gemetar.Air mata Sisca yang menetes di bibir Hendra dan membasahinya.Seharusnya Hendra merasa puas melihat Sisca ditindas seperti ini.Namun, dia malah merasa sesak di bagian dadanya."Tok! Tok! Tok!"Seseorang mengetuk jendela mobil.Billy mengernyit sambil berkata, "Beraninya kamu mengetuk mobil Pak Hendra?""Maaf, Pak Billy. Aku melihat Nona Sisca naik mobil ini. Tadi Nona Sisca memukul kepala Tuan Joni, sekarang Tuan Joni sangat mara
"Sisca."Hendra mendekati telinganya dan menyebutkan namanya dengan nada yang mesra sambil mengatakan kata-kata menyakitkan.Sisca pun tersenyum dengan sedih.Hendra menunduk dan Sisca mendongak menatap tatapannya yang menghina, lalu berkata, "Kalau malam ini aku nggak kabur, apa kamu akan merasa kasihan padaku?"Apakah Hendra akan berubah pikiran untuk menyelamatkannya?Meskipun hanya kepikiran saja ....Ekspresi Hendra menjadi sangat dingin, dia terus menatap Sisca tanpa mengatakan apa pun.Sisca sepertinya sudah tahu jawabannya, tapi dia masih tidak puas.Air matanya menetes dari sudut mata, Sisca bahkan dengan suara serak berkata, "Hendra, aku ingin tahu jawabanmu."Ada atau tidak?Lebih baik memberitahunya secara langsung agar Sisca tidak berharap lagi.Hendra tiba-tiba berkata, "Sisca, apa kamu tahu kalau aku sudah pernah mati satu kali. Eh, bukan, lebih tepatnya adalah aku sudah pernah mati dua kali. Apa kamu tahu kapan itu?"Pertama adalah ketika Sisca mengkhianatinya di pengad
Sisca bahkan belum sadar apa yang terjadi, tapi selimutnya sudah dibuka lebar-lebar.Rasa dingin pun langsung menyelimuti seluruh tubuhnya.Seorang wanita dengan nada menghina berkat, "Kamu wanita yang menggoda Pak Hendra? Emang kamu secantik apa? Kamu hanyalah tisu yang dibuang setelah dipakai! Aku sudah banyak bertemu wanita seperti kamu."Sisca langsung duduk sambil menggunakan bantal menutupi badannya dan bertanya, "Kamu siapa?"Wanita itu duduk di sofa sambil memainkan kuku barunya, kemudian melirik Sisca dan berkata, "Aku adalah Kimiko Audrey, tunangan Pak Hendra."Kemarin malam ada wartawan mengambil foto Hendra menggendong wanita ke dalam hotel.Pagi ini, seluruh kota dipenuhi dengan berita ini.Kimiko sebagai tunangan formalitas Hendra tentu saja merasa sangat malu. Setelah diselidiki, Kimiko pun menemukan hotel ini, jadi dia langsung melampiaskan semua emosinya pada Sisca.Kimiko merasa sangat konyol terhadap Hendra yang terlihat tidak bernafsu dan dingin, biasanya kalau Kimi
"Aku nggak mau tahu apa alasanmu, tapi memukul kepala Tuan Joni memang salahmu! Untung saja dia besar hati dan nggak mempermasalahkan masalah ini. Sisca, kamu segera pulang ke Kota Mulo dan meminta maaf kepada Keluarga Wijaya!"Minta maaf?Untuk apa Sisca minta maaf?Suasana hati yang sangat tertekan semalaman dan omelan Adrian yang tidak jelas, Sisca langsung menjawab dengan nada dingin, "Kembali ke Kota Mulo? Apa Ayah sudah lupa kalau dulu Ayah yang mengusir aku dari Kota Mulo? Sekarang malah menyuruhku kembali ke Kota Mulo untuk meminta maaf kepada Joni? Meskipun Joni memerkosaku, apa aku juga harus meminta maaf?"Adrian langsung tercengang, kemudian berlagak tidak ada yang terjadi sambil berkata, "Sisca, kamu salah paham. Tuan Joni menyukaimu, dia hanya gegabah sesaat. Siapa sangka pagi ini Tuan Joni datang melamar dan hanya memilihmu saja. Sisca, Tuan Joni bisa memilihmu adalah keberuntunganmu. Cepatlah kembali. Oh ya, jangan bawa anak luar nikahmu itu, kalau nggak pernikahan ini
Di saat ini, ponsel Hendra tiba-tiba berdering.Ini adalah panggilan dari Kimiko.Hendra mengangkat telepon sambil menatap pria dan wanita yang berbicara dengan bahagia, "Ada apa?""Pak Hendra, aku sudah membantumu mengusir wanita yang mengganggumu kemarin malam. Sekarang, dia nggak akan mengganggumu lagi. Kemudian, aku juga sudah meminta Kak Fay untuk menurunkan semua berita itu, jadi Pak Hendra nggak perlu khawatir lagi.""Oh? Bagaimana kamu mengusirnya?" tanya Hendra dengan serius.Kimiko mengira Hendra akan puas dengan aksinya kali ini, dia pun berkata dengan bangga, "Dia hanyalah wanita yang tertarik pada uang. Aku memberinya 2 miliar dan dia langsung janji tak akan mengganggu Pak Hendra lagi. Sisca memang wanita bodoh, jadi Pak Hendra jangan memedulikannya, ya."Setelah mendengarnya, tatapan Hendra langsung berubah menjadi sangat dingin.Hendra menjawab, "Bagus."Kimiko menjadi semakin semangat setelah dipuji, dia lanjut berkata, "Pak Hendra, malam ini kita ...."Sebelum Kimiko m
Angel selangkah demi selangkah mendekat ....Cahaya di koridor sangat redup.Sisca menaikkan kepalanya, kebetulan bertatapan dengan sepasang mata Hendra yang sangat menjiwai, dia tiba-tiba jinjit dan mencium bibir Hendra.Meskipun Hendra tidak tersentuh sama sekali, Sisca tetap memegang wajah Hendra dengan kedua tangannya, kemudian menggerakkan ke arah yang lebih gelap sekaligus menutupi wajahnya sendiri.Di saat ini, Angel datang ke depan pintu, dia berusaha mendongak dan melihat ke dalam koridor. Untung saja dia tidak melihat apa pun, jadi dia pun langsung pergi.Sisca baru menghela napas panjang melihat Angel sudah pergi.Sisca yang berinisiatif mencium Hendra, tapi dia malah melamun.Hendra menatapnya tanpa mengatakan apa pun, dia ingin melihat apa yang direncanakan Sisca.Hendra terlalu cerdas, jadi Sisca pun terpaksa lanjut berakting agar Hendra percaya.Sisca pelan-pelan menciumnya sampai ke telinganya dan berkata dengan nada lembut, "Pak Hendra begitu memedulikan dokter itu? Ap
Sesaat kemudian, Hendra menerima pesan lagi."Paman, kenapa kamu mengabaikanku? Bukankah kita sudah sepakat kalau aku ingat nomormu, aku akan mengenalkan wanita cantik untukmu?"....Hendra tidak tahu bagaimana membalasnya.Angel tidak menyerah, dia melanjutkan: "Paman, ayo balas! Kalau kamu balas aku, aku akan mengenalkan ibuku padamu!"....Ternyata ini tujuan Angel setelah mengirimkan pesan sebanyak ini.Hendra tentu saja semakin tidak memedulikannya.Mungkin saja ibu dari anak ini yang mengajarinya untuk mengirim pesan.Beberapa tahun ini Hendra sudah bertemu banyak wanita yang berinisiatif untuk mendekat.Hendra menyimpan ponselnya, kemudian menanyakan Alex yang sedang menyetir, "Apa kamu sudah mencari tahu yang kusuruh?""Oh, dokter laki-laki itu? Namanya Richard Nathaniel, dia adalah dokter paru-paru, Ada apa, Pak Hendra? Apa dia ... menyinggung Anda?"Alex bahkan melirik ekspresi Hendra melalui kaca spion tengah.Namun, Ekspresi Hendra tetap dingin dan datar seperti biasanya, d
Sisca buru-buru kembali ke rumah sakit.Nancy berkata, "Tadi Angel bilang dia ingin minum yoghurt, jadi aku membawanya ke toko kelontong di bawah. Tapi, aku baru selesai bayar, Angel malah sudah hilang!"Sisca dengan tenang berkata, "Ayo kita cek CCTV toko kelontong."Bos toko kelontong sangat baik hati, setelah bos itu tahu ada anak hilang, dia langsung menunjukkan rekaman CCTV kepada mereka.Rekaman menunjukkan seorang pria berjas menculik Angel ...."Sisca, siapa dia? Apa kamu mengenalnya? Cepat lapor polisi! Apakah dia orang dari Hendra?"Wajah Sisca langsung menjadi pucat, dia menggelengkan kepala berkata, "Bukan, dia ... adalah asisten Adrian. Ini pasti ulah Adrian!"Sisca hanya menebak Adrian akan menggunakan Cindy untuk mengancamnya.Siapa sangka Adrian malah menculik anak kecil demi menjalin hubungan dengan Keluarga Wijaya?!Sisca langsung menghubungi Adrian dan berteriak, "Adrian! Apa yang ingin kamu lakukan terhadap Angel?!"Adrian malah dengan santai berkata, "Sisca, apa ya