"Aku nggak mau tahu apa alasanmu, tapi memukul kepala Tuan Joni memang salahmu! Untung saja dia besar hati dan nggak mempermasalahkan masalah ini. Sisca, kamu segera pulang ke Kota Mulo dan meminta maaf kepada Keluarga Wijaya!"Minta maaf?Untuk apa Sisca minta maaf?Suasana hati yang sangat tertekan semalaman dan omelan Adrian yang tidak jelas, Sisca langsung menjawab dengan nada dingin, "Kembali ke Kota Mulo? Apa Ayah sudah lupa kalau dulu Ayah yang mengusir aku dari Kota Mulo? Sekarang malah menyuruhku kembali ke Kota Mulo untuk meminta maaf kepada Joni? Meskipun Joni memerkosaku, apa aku juga harus meminta maaf?"Adrian langsung tercengang, kemudian berlagak tidak ada yang terjadi sambil berkata, "Sisca, kamu salah paham. Tuan Joni menyukaimu, dia hanya gegabah sesaat. Siapa sangka pagi ini Tuan Joni datang melamar dan hanya memilihmu saja. Sisca, Tuan Joni bisa memilihmu adalah keberuntunganmu. Cepatlah kembali. Oh ya, jangan bawa anak luar nikahmu itu, kalau nggak pernikahan ini
Di saat ini, ponsel Hendra tiba-tiba berdering.Ini adalah panggilan dari Kimiko.Hendra mengangkat telepon sambil menatap pria dan wanita yang berbicara dengan bahagia, "Ada apa?""Pak Hendra, aku sudah membantumu mengusir wanita yang mengganggumu kemarin malam. Sekarang, dia nggak akan mengganggumu lagi. Kemudian, aku juga sudah meminta Kak Fay untuk menurunkan semua berita itu, jadi Pak Hendra nggak perlu khawatir lagi.""Oh? Bagaimana kamu mengusirnya?" tanya Hendra dengan serius.Kimiko mengira Hendra akan puas dengan aksinya kali ini, dia pun berkata dengan bangga, "Dia hanyalah wanita yang tertarik pada uang. Aku memberinya 2 miliar dan dia langsung janji tak akan mengganggu Pak Hendra lagi. Sisca memang wanita bodoh, jadi Pak Hendra jangan memedulikannya, ya."Setelah mendengarnya, tatapan Hendra langsung berubah menjadi sangat dingin.Hendra menjawab, "Bagus."Kimiko menjadi semakin semangat setelah dipuji, dia lanjut berkata, "Pak Hendra, malam ini kita ...."Sebelum Kimiko m
Angel selangkah demi selangkah mendekat ....Cahaya di koridor sangat redup.Sisca menaikkan kepalanya, kebetulan bertatapan dengan sepasang mata Hendra yang sangat menjiwai, dia tiba-tiba jinjit dan mencium bibir Hendra.Meskipun Hendra tidak tersentuh sama sekali, Sisca tetap memegang wajah Hendra dengan kedua tangannya, kemudian menggerakkan ke arah yang lebih gelap sekaligus menutupi wajahnya sendiri.Di saat ini, Angel datang ke depan pintu, dia berusaha mendongak dan melihat ke dalam koridor. Untung saja dia tidak melihat apa pun, jadi dia pun langsung pergi.Sisca baru menghela napas panjang melihat Angel sudah pergi.Sisca yang berinisiatif mencium Hendra, tapi dia malah melamun.Hendra menatapnya tanpa mengatakan apa pun, dia ingin melihat apa yang direncanakan Sisca.Hendra terlalu cerdas, jadi Sisca pun terpaksa lanjut berakting agar Hendra percaya.Sisca pelan-pelan menciumnya sampai ke telinganya dan berkata dengan nada lembut, "Pak Hendra begitu memedulikan dokter itu? Ap
Sesaat kemudian, Hendra menerima pesan lagi."Paman, kenapa kamu mengabaikanku? Bukankah kita sudah sepakat kalau aku ingat nomormu, aku akan mengenalkan wanita cantik untukmu?"....Hendra tidak tahu bagaimana membalasnya.Angel tidak menyerah, dia melanjutkan: "Paman, ayo balas! Kalau kamu balas aku, aku akan mengenalkan ibuku padamu!"....Ternyata ini tujuan Angel setelah mengirimkan pesan sebanyak ini.Hendra tentu saja semakin tidak memedulikannya.Mungkin saja ibu dari anak ini yang mengajarinya untuk mengirim pesan.Beberapa tahun ini Hendra sudah bertemu banyak wanita yang berinisiatif untuk mendekat.Hendra menyimpan ponselnya, kemudian menanyakan Alex yang sedang menyetir, "Apa kamu sudah mencari tahu yang kusuruh?""Oh, dokter laki-laki itu? Namanya Richard Nathaniel, dia adalah dokter paru-paru, Ada apa, Pak Hendra? Apa dia ... menyinggung Anda?"Alex bahkan melirik ekspresi Hendra melalui kaca spion tengah.Namun, Ekspresi Hendra tetap dingin dan datar seperti biasanya, d
Sisca buru-buru kembali ke rumah sakit.Nancy berkata, "Tadi Angel bilang dia ingin minum yoghurt, jadi aku membawanya ke toko kelontong di bawah. Tapi, aku baru selesai bayar, Angel malah sudah hilang!"Sisca dengan tenang berkata, "Ayo kita cek CCTV toko kelontong."Bos toko kelontong sangat baik hati, setelah bos itu tahu ada anak hilang, dia langsung menunjukkan rekaman CCTV kepada mereka.Rekaman menunjukkan seorang pria berjas menculik Angel ...."Sisca, siapa dia? Apa kamu mengenalnya? Cepat lapor polisi! Apakah dia orang dari Hendra?"Wajah Sisca langsung menjadi pucat, dia menggelengkan kepala berkata, "Bukan, dia ... adalah asisten Adrian. Ini pasti ulah Adrian!"Sisca hanya menebak Adrian akan menggunakan Cindy untuk mengancamnya.Siapa sangka Adrian malah menculik anak kecil demi menjalin hubungan dengan Keluarga Wijaya?!Sisca langsung menghubungi Adrian dan berteriak, "Adrian! Apa yang ingin kamu lakukan terhadap Angel?!"Adrian malah dengan santai berkata, "Sisca, apa ya
Sisca tersenyum menghina sambil berkata, "Kamu bahkan menculik cucu sendiri, apa kamu ini masih manusia?!""Kamu!" teriak Adrian dengan sangat marah.Vincent langsung berteriak, "Kak! Jangan sembarangan bicara! Bagaimana mungkin ayah menculik Angel? Angel sudah enam tahun, kamu malah nggak pernah membawanya pulang, lagi pula ayah begitu karena merindukan kalian.""Enam tahun lalu, kalian yang mengusirku dari Keluarga Limanta. Saat itu, aku sudah putus hubungan dengan Keluarga Limanta. Apakah sekarang kita masih memiliki hubungan keluarga?"Adrian menatapnya dengan lagak sombong sambil berkata dengan nada mendidik, "Apakah hubungan keluarga bisa putus begitu saja? Coba kalian tanya kantor pengadilan Kota Mulo, apakah ada yang dinamakan putus hubungan ayah dan anak?"Sisca berkata dengan senyuman sindiran, "Kantor pengadilan Kota Mulo? Semua itu berada di bawah kendalimu! Dulu Vincent menabrak orang hingga meninggal, kamu malah membuat Hendra yang dipenjara. Pak Adrian, membalikkan fakta
Sisca menggendong Angel sambil berjalan ke arah Adrian dengan mata berair, lalu dengan kasar berkata, "Adrian, kamu benar-benar binatang!"Sisca langsung menggendong Angel yang sudah pingsan turun ke bawah.Adrian memberi isyarat kepada asistennya, "Jangan biarkan Sisca kabur. Kita nggak boleh melewatkan janji dengan Keluarga Wijaya.""Oke, aku segera menahan Nona Sisca."....Mobil Nancy berhenti di depan vila Keluarga Limanta.Tadi dia ingin masuk bersama Sisca, tapi Sisca tidak mengizinkannya.Sisca tidak yakin apa yang akan terjadi di dalam sana dan dia juga tidak ingin mempermalukan dirinya.Mungkin Nancy juga tahu sifat ayah Sisca yang tidak manusiawi itu ....Ketika Nancy sangat ingin masuk, dia tiba-tiba melihat Sisca berlari keluar sambil menggendong Angel yang sudah pingsan.Melihat bibir Sisca juga berdarah, Nancy langsung menanyakan dengan marah, "Sisca, kenapa mulutmu berdarah? Apa si tua itu memukulmu?"Sisca tidak memedulikan rasa pedas di wajahnya, dia hanya buru-buru m
Kini, Nancy baru mengerti.Pantas saja akhir-akhir ini Sisca terus mencari pekerjaan paruh waktu sebagai penyanyi. Ternyata semua itu untuk biaya operasi Angel."Baik, terima kasih, Dokter."Setelah dokter pergi, Angel pun sudah sadar. Dia memegang tangan Nancy sambil berkata dengan lemah, "Mami, di mana ibuku?""Ibumu sedang ada urusan, tapi dia sebentar lagi kembali, kok."Angel menggelengkan kepala dengan tidak percaya, "Mami, bisakah Mami menolong ibuku? Kakek terlalu jahat! Aku takut mereka bisa menyakiti Ibu."Benar! Adrian adalah orang yang jahat, tapi Joni lebih jahat lagi.Nancy menepuk tangan Angel sambil berkata, "Kamu istirahat dulu, ya. Mami pergi menelepon sebentar. Angel, kamu jangan khawatir, Mami akan cari orang untuk menolong ibumu."Setelah mendengarnya, Angel baru mengangguk sambil berkata, "Terima kasih, Mami."Setelah Nancy menutup pintu kamar, dia berpikir panjang dan akhirnya menghubungi Billy.Sekarang Hendra sangat benci Sisca, dia pasti tidak akan memedulikan