Share

Bab 2. Berakhir!

last update Last Updated: 2025-11-06 21:42:39

Adeeva bersikap seolah-olah ia sudah menjadi pemenang di hati Daffa.

Namun, Keisha tak bisa terus memikirkan hal itu karena fokusnya tertuju pada pria yang tak menyadari kehadirannya meskipun berdiri berdekatan.

“Apa yang sedang terjadi, Daffa?” Tanya Keisha, kedua tangannya terkepal kuat sambil menunggu jawaban pria itu.

Meskipun rasa sakit pengkhianatan mencengkeram hatinya, Keisha bersedia memberi Daffa kesempatan untuk menjelaskan. Ia ingin Daffa mengatakan jika dia terlalu banyak berpikir dan tak ada yang terjadi antara Adeeva dan dirinya.

“Apa yang kau lakukan di sini?!” Tanya Daffa sebagai respon terhadap pertanyaan Keisha.

Mata Keisha terasa perih karena air mata. ‘Dia bahkan tidak berusaha menjelaskan dirinya sendiri,’ ia berpikir dengan sedih.

“Apa aku tidak boleh ada di tempat ini? Bukankah seharusnya aku juga melihatmu mengumumkan hubunganmu dengan perempuan lain?!!” Tanya Keisha, meninggikan suaranya.

Beberapa desahan orang terdengar di ruangan saat mereka semua menyaksikan drama itu terjadi. Meskipun demikian, wajah Daffa tetap tanpa ekspresi.

Daffa mengerutkan kening dan mendesis, “Jangan membuat keributan—”

“Aku tidak membuat keributan. Aku hanya ingin tahu kenapa pacarku menjalin hubungan dengan perempuan lain!!” Bentak Keisha, rasa sakit berkelebat di matanya. Ia begitu terluka dan marah hingga dadanya naik turun dengan berat.

Keheningan sesaat menyelimuti, dan setiap detik yang berlalu terasa seperti seseorang menusuk dada Keisha berulang kali dan memutar-mutar belati itu.

Keheningannya terasa membunuhnya. Namun, ketika akhirnya Daffa berbicara, Keisha berharap pria itu tidak mengatakan apa-apa.

“Hubungan kita sudah berakhir!!” Tegas Daffa dingin, suaranya yang dalam bergema di seluruh ruangan itu.

Deg!!

Keisha terkejut. Jantungnya serasa copot. Ia merasa solah-olah ada tangan yang yang mendorong ke tenggorokannya dan memaksa hatinya untuk tenggelam lebih dalam dan lebih dalam hingga akhirnya menetap di bawah kakinya.

Keisha tidak hanya menyaksikan Daffa mengumumkan hubungan barunya di depan umum, tapi pria itu juga memutuskan hubungan dengannya di depan semua orang yang ada di ballroom tersebut.

"A-apa? Ke-kenapa? A-aku... Daffa, hari ini ulang tahun jadian kita yang ke-8... Kita bertemu tadi pagi. Apa maksudmu hubungan kita sudah berakhir?” Tanya Keisha, perutnya terasa mulas.

Ia tak percaya Daffa memutuskannya tanpa alasan. Mereka saling mencintai, kan? Setidaknya, begitulah pikirnya.

“Jadi, kamu memutuskan untuk putus denganku di hari jadi pacaran kita? Tidak bisakah kamu menunggu selain memberiku kenangan buruk ini?!” Bentak Keisha dengan air mata yang menetes.

“Besok ada rapat dewan direksi... Sekarang aku sudah menjadi CEO, aku butuh seseorang yang sepadan dengan statusku,” Jawab Daffa dingin, wajahnya tanpa ekspresi.

Meskipun wajahnya terlihat dingin, tapi Daffa tak pernah mengalihkan pandangannya dari wajah Keisha. Seolah ingin melihat bagaimana reaksi Keisha terhadap bom yang ia jatuhkan pada Keisha.

“Oh, jadi karena aku punya latar belakang yang kurang mengesankan, makanya kamu putuskan aku? Kenapa kamu tidak memikirkannya sejak dulu, sebelum membuang-buang waktuku, dasar brengsek!” desis Keisha, matanya melotot ke arah pria di hadapannya yang tampak tak terpengaruh oleh situasi saat ini.

Ketika Daffa tak menjawab, Keisha menghela napas dan berbisik, “Aku pikir kamu mencintaiku.”

“Cinta?“ Daffa tersenyum mengejek ke arah Keisha, “Ayolah, Keisha. Aku tidak pernah mencintaimu... Aku hanya menghabiskan waktu, tapi semuanya jadi tidak terkendali. Sudah saatnya kita berdua move on,” Ungkap Daffa, kata-katanya mengiris udara bagai pecahan es yang tajam.

“Teganya kamu lakukan ini padaku, Daffa!!” Keisha menatap Daffa dengan tatapan penuh kecewa, mencoba mengingatkannya akan janji yang pernah pria itu buat padanya.

Apakah semua itu bohong?

Hati Keisha berdenyut kencang, rasa sakit mengancam akan melahap seluruh tubuhnya. Ketika ia berpikir Daffa tak bisa menyakitinya lagi, kata-kata Daffa berikutnya mendorongnya dari tepi jurang tempat ia bergantung.

“Aku akan ganti rugi!” Ucap Daffa kemudian.

Rasa sakit yang melepuh menjalar ke seluruh tubuh Keisha. Kemarahan berkelebat di matanya saat ia memelototi Daffa, kebencian bergolak di dalam dirinya.

“Bayar aku? Apa aku terlihat haus uang? Begitukah caramu memandangku selama ini? Beraninya kamu, bajing*n!” Teriak Keisha, napasnya naik turun penuh emosi.

Daffa mengerutkan kening. Ia menoleh ke petugas keamanan dan memerintahkan, “Bawa wanita ini keluar!!” Titahnya, acuh tak acuh.

Mendengar kata-kata itu, dunia Keisha terasa runtuh. Hatinya seolah-olah di hantam berkali-kali oleh batu besar hingga hancur berkeping.

‘Kenapa kamu jahat sekali padaku, Daffa?? Kenapa??!!’ Batin Keisha, hatinya di penuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab. Langkahnya terasa begitu berat, tetapi ia terus berjalan dengan pandangan lurus ke depan, tak peduli dengan tatapan orang-orang di sekitar yang kini menatapnya heran.

°°°

Beberapa hari kemudian.

'Hubungan kita sudah berakhir!'

Kata-kata Daffa membuat Keisha terbangun dari mimpi buruknya sekali lagi, jantungnya berdebar kencang di dadanya.

Meskipun sudah berhari-hari sejak putus, ia masih tak menyangka Daffa meminta untuk mengakhiri hubungan mereka yang telah berjalan selama delapan tahun. Padahal dulu Daffa selalu mencintainya... Setidaknya itulah yang Daffa tunjukkan padanya. Bagaimana mungkin Daffa tiba-tiba berubah pikiran tanpa alasan?

Dekat tekad yang bulat, Keisha memutuskan untuk menemui Daffa di Wicaksana Corp untuk kembali menanyakan apakah dia benar-benar serius mengakhiri hubungan mereka.

Bagaimana mungkin Daffa menyia-nyiakan delapan tahun cinta dan komitmen yang mereka tanamkan satu sama lain? Semudah itukah putus?

Apakah itu rencana Daffa sejak awal? Apa Daffa menunggu waktu yang tepat hanya untuk memanfaatkannya lalu membuangnya seperti sampah?

Meskipun hatinya merasakan sakit hati tak tertahankan, tapi Keisha tetap pergi ke Wicaksana Corp. Namun, satpam yang menjaga di lobby menghentikan Keisha di pintu.

“Anda tidak diizinkan masuk, Nona!” Ucap security itu dengan serius. “Saya diperintahkan untuk tidak mengizinkan Anda masuk.”

Sebuah rasa sakit yang menusuk melintasi tubuh Keisha.

“Minggir! Saya ingin bertemu Daffa Satya Wicaksana!!” Tegas Keisha sambil mendorong security yang berjaga.

“Pak Daffa sudah jadi CEO sekarang dan Anda tidak bisa lagi menemuinya sesuka hati!!” Jawab security itu dengan tegas, masih bersikap tenang.

“Hahaha!!”

Tiba-tiba, Keisha mendengar seseorang dengan tertawa mengejek.

Keisha menolak dan menatap Adeeva Afsheen, yang melihatnya hendak memasuki perusahaan. Petugas keamanan itu segera minggir untuk membiarkan Adeeva masuk.

Keisha yang melihatnya merasa seperti ditampar.

Adeeva tampak anggun dan lembut. Pakaiannya yang mewah memberinya kesan mahal dan percaya diri.

‘Daffa memutuskan dan mengakhiri hubungan delapan tahun kami demi wanita ini?!’ Batin Keisha, hatinya diremas oleh rasa sakit yang mencabik jiwa.

Sebelum Keisha sempat berkata apa-apa, Adeeva mendahuluinya. Wanita itu menyeringai dan berkata, “Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, Keisha!!” Ucapnya mencemooh.

“Kamu tak bisa berbuat apa-apa!! Lihat, aku di sini untuk mendukung Daffa dengan bisnis keluargaku agar pengangkatannya sebagai CEO berjalan lancar. Aku lebih berguna baginya daripada kamu... Itulah sebabnya kenapa dia membuangmu. Karena kamu hanyalah beban baginya!!” Tambah Adeeva sambil tersenyum menyeringai.

Kata-kata Adeeva penuh racun. Wanita ini sama berbahayanya seperti ular berbisa dan dia terus menyerang Keisha di bagian yang paling sakit. Dia tidak semulia dan sebaik kelihatannya.

Tak mau mengalah, Keisha memelototi Adeeva dan mendesis, “Aku juga bisa membantunya—”

Adeeva menengadahkan kepalanya dan tertawa. Lalu memotong pembicaraan Keisha, “Apa yang bisa kamu lakukan? Kamu hanyalah seorang anak yatim piatu... Kamu tidak berarti apa-apa!! Dan Daffa bilang kamu hanya mengincar uangnya—”

“Itu tidak benar!” Potong Keisha cepat, matanya menatap tajam ke arah wanita berambut cokelat di depannya. Para karyawan perusahaan melirik mereka dengan rasa ingin tahu sambil berpura-pura melanjutkan pekerjaan mereka. “Aku bukan orang yang seperti itu!!” Ulangnya menegaskan.

“Menurutku aku lebih cocok untuk Daffa!! Kita berdua berasal dari keluarga kaya sementara kamu sendiri tidak punya apa-apa! Kamu tidak punya latar belakang yang mengesankan atau bahkan posisi yang tinggi. Kamu begitu terlihat menyedihkan dan tak tahu malu menggantungkan diri pada pria luar biasa seperti Daffa padahal jelas-jelas kamu bukan tipenya!!” Gerutu Adeeva, kata-katanya membuat perut Keisha melilit.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penyesalan Tuan CEO [Mantan Kekasihku]   Bab 7. Tidak Akan Membiarkan

    Tak mau membuang waktu, Keisha bergegas menuju salah satu lift dan kembali ke ruang konferensi. Debaran jantungnya yang hebat memekakkan telinga. Bagaimana jika keluarga Wicaksana berniat untuk mengambil putri kecil perempuannya?Saat Keisha mendorong pintu ruang konferensi, ia seketika panik saat melihat Mayra berada dalam gendongan pria itu. Keisha khawatir Daffa akan mengenali Mayra, Keisha segera turun tangan dan mengambil putrinya kembali.Wajah Keisha terlihat marah dan penuh emosi. Namun, jauh di lubuk hatinya, jantungnya berdebar kencang. Kebetulan macam apa ini? Bagaimana mungkin Daffa bertemu Mayra tepat setelah ia datang ke perusahaan?Ia tidak ingin Daffa tahu tentang Mayra. Sama sekali! Putrinya hanya miliknya!Pertanyaan Daffa awalnya tidak terpikirkan. Ia berusaha mencari cara untuk pergi tanpa membuat pria itu curiga.“Semuanya, keluar!!” perintah Daffa dengan gigi terkatup sambil melirik wanita yang telah ia dambakan selama bertahun-tahun. Kali ini, udara di sekitar

  • Penyesalan Tuan CEO [Mantan Kekasihku]   Bab 6. Pertemuan Mayra dan Daffa

    Keisha melipat bibirnya menjadi garis tipis dan mengabaikan ucapan Daffa. Ia kembali memperhatikan berkas-berkas di tangannya dan terus memeriksanya.Sebuah pikiran tiba-tiba terlintas di benak Daffa. Ia melirik Felix Brooks dan mengusulkan, “Karena rapat sudah selesai, bagaimana kalau aku mentraktir timmu makan siang?”Hanya itu cara agar ia bisa berinteraksi dengan Keisha lebih lama karena Keisha tetap bersikeras mengabaikan keberadaannya.Felix yang dahinya berbintik-bintik keringat menghela napas lega ketika miliarder itu tidak tersinggung dengan kekasaran karyawannya. Felix tersenyum senang dan menjawab dengan antusias, “Suatu kehormatan untuk kami, Tuan Daffa.”Mereka mulai berdiri ketika Keisha tiba-tiba menerima telepon.“Apa?!!” Sikap tenang Keisha tiba-tiba berubah ketika ia menjawab telepon di ponselnya. Ia terlihat sangat panik saat ia bergegas keluar dari ruang konferensi.Melihat reaksi Keisha, alis Daffa berkerut. Karena penasaran, ia pun mengikuti Keisha, alisnya terus

  • Penyesalan Tuan CEO [Mantan Kekasihku]   Bab 5. Tidak Mau Kenal Lagi

    Mata Daffa sedikit melebar, jantungnya berdebar kencang di tulang rusuknya saat ia melirik wanita cantik di hadapannya. Itu benar-benar dia... Keisha Elara Daphne. Gadis yang pergi dan membawa serta hatinya.Rambut hitam legamnya yang halus tergerai, jatuh di bahunya seperti air terjun dan ia mengenakan setelan jas feminin biru tua, terlihat sangat profesional. Keisha terlihat sedikit berbeda dari penampilannya di masa lalu, tetapi itu memang dia. Cinta pertama Daffa dan satu-satunya wanita yang ia inginkan.‘Keisha adalah wanita itu? Ternyata dia pengacara ternama yang dibicarakan semua orang?’ Daffa merenung dalam hati, berusaha pulih dari keterkejutannya.Setelah enam tahun, ia tidak menyangka mereka akan bertemu seperti ini. Daffa membayangkan reuni yang lebih sentimental di mana ia akan menarik Keisha kembali ke dalam pelukannya dan memeluk Keisha erat.“Semuanya, keluar. Saya ingin berbicara dengan Nona Keisha berdua saja!” Titah Daffa, suaranya serak karena emosi yang meluap-lu

  • Penyesalan Tuan CEO [Mantan Kekasihku]   Bab 4. Pertemuan Kembali

    ENAM TAHUN KEMUDIAN...“Mommy, apa kita akan tinggal di sini sekarang?”Di bandara Man City, seorang wanita berpakaian setelan profesional feminin berwarna biru tua turun dari pesawat.Tidak hanya memiliki wajah cantik yang memukau, tapi ia juga memancarkan aura kuat, yang memberi kesan bahwa ia bukan tipe orang yang bisa diremehkan.Wanita itu memancarkan keanggunan dan kelembutan, kepercayaan diri terpancar di setiap langkahnya saat sepatu hak tingginya yang runcing berdenting di lantai.Di satu tangan, ia memegang tas desainer dan tangan lainnya menggenggam tangan seorang anak.Seorang gadis kecil yang sangat mirip dengannya berjalan di sampingnya, memandang sekeliling dengan rasa ingin tahu dan kegembiraan yang bersinar di mata hazel hijaunya yang besar.Pipi merahnya dan senyum manisnya menerangi sekitarnya. Ibu dan anak yang cantik itu menarik perhatian orang-orang saat mereka berjalan di bandara, memikat pandangan para pejalan kaki. Wanita itu menatap putrinya dan tersenyum m

  • Penyesalan Tuan CEO [Mantan Kekasihku]   Bab 3. Kemana Dia?

    Bukannya Keisha tidak ingin mengejar kariernya. Mimpinya adalah menjadi pengacara dan kuliah di salah satu universitas terbaik di luar negeri. Namun, ia tidak bisa meninggalkan Man City begitu saja, hanya untuk jaga-jaga, siapa tahu ibunya yang meninggalkannya di panti asuhan kembali menjemputnya... Keisha juga tidak bisa berjauhan dengan Daffa. Itulah alasan Keisha mengapa ia tak meraih apa-apa.Daffa bagi Keisha adalah dunianya. Dan yang Keisha inginkan hanyalah selalu dekat dengan pria itu. Jadi, alih-alih mengejar mimpinya, ia malah fokus pada hubungannya dan menunggu ibu kandungnya mencarinya.Melirik wanita yang pakaiannya bisa membeli mobil, Keisha mendengus dan mulai berjalan pergi, tak ingin menanggapi ejekan Adeeva lagi.Bagaimanapun, Adeeva tidak mau membiarkan Keisha pergi begitu saja. Dengan gerakan halus, wanita itu meletakkan kakinya di depan kaki Keisha, hingga membuat Keisha tersandung dan jatuh ke lantai.Sebuah desisan keluar dari bibir Keisha saat ia memutar pergel

  • Penyesalan Tuan CEO [Mantan Kekasihku]   Bab 2. Berakhir!

    Adeeva bersikap seolah-olah ia sudah menjadi pemenang di hati Daffa.Namun, Keisha tak bisa terus memikirkan hal itu karena fokusnya tertuju pada pria yang tak menyadari kehadirannya meskipun berdiri berdekatan.“Apa yang sedang terjadi, Daffa?” Tanya Keisha, kedua tangannya terkepal kuat sambil menunggu jawaban pria itu.Meskipun rasa sakit pengkhianatan mencengkeram hatinya, Keisha bersedia memberi Daffa kesempatan untuk menjelaskan. Ia ingin Daffa mengatakan jika dia terlalu banyak berpikir dan tak ada yang terjadi antara Adeeva dan dirinya.“Apa yang kau lakukan di sini?!” Tanya Daffa sebagai respon terhadap pertanyaan Keisha.Mata Keisha terasa perih karena air mata. ‘Dia bahkan tidak berusaha menjelaskan dirinya sendiri,’ ia berpikir dengan sedih.“Apa aku tidak boleh ada di tempat ini? Bukankah seharusnya aku juga melihatmu mengumumkan hubunganmu dengan perempuan lain?!!” Tanya Keisha, meninggikan suaranya.Beberapa desahan orang terdengar di ruangan saat mereka semua menyaksik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status