MasukMata Daffa sedikit melebar, jantungnya berdebar kencang di tulang rusuknya saat ia melirik wanita cantik di hadapannya. Itu benar-benar dia... Keisha Elara Daphne. Gadis yang pergi dan membawa serta hatinya.
Rambut hitam legamnya yang halus tergerai, jatuh di bahunya seperti air terjun dan ia mengenakan setelan jas feminin biru tua, terlihat sangat profesional. Keisha terlihat sedikit berbeda dari penampilannya di masa lalu, tetapi itu memang dia. Cinta pertama Daffa dan satu-satunya wanita yang ia inginkan. ‘Keisha adalah wanita itu? Ternyata dia pengacara ternama yang dibicarakan semua orang?’ Daffa merenung dalam hati, berusaha pulih dari keterkejutannya. Setelah enam tahun, ia tidak menyangka mereka akan bertemu seperti ini. Daffa membayangkan reuni yang lebih sentimental di mana ia akan menarik Keisha kembali ke dalam pelukannya dan memeluk Keisha erat. “Semuanya, keluar. Saya ingin berbicara dengan Nona Keisha berdua saja!” Titah Daffa, suaranya serak karena emosi yang meluap-luap. Ia ingin bicara dengan Keisha. Ingin menanyakan banyak pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Namun, senyum sopan di bibir Keisha memudar. Sorot matanya yang dingin terpancar dari matanya saat ia memelototi Daffa sambil berkata, “Saya rasa itu tidak perlu. Anda sudah terlambat dan saya ada rapat lain yang harus dihadiri. Jangan buang waktu orang lain hanya karena Anda kaya raya. Anda yang butuh kami, bukan sebaliknya. Jadi bertindaklah sewajarnya, Tuan Daffa Satya Wicaksana!!” Ujarnya dingin dan datar. Daffa tercengang mendengar jawaban Keisha. Meskipun wajah Keisha sama sekali tidak menunjukkan emosi, tapi ja tak bisa menahan diri untuk bertanya-tanya bagaimana kata-kata sedingin itu bisa keluar dari mulut Keisha. ‘Dia... Dia tidak mengenaliku?’ Sebuah rasa sakit menusuk hati Daffa saat memikirkan hal itu. Mustahil Keisha akan melupakannya. Selain menjadi lebih jantan dan dominan daripada sebelumnya, Daffa tidak banyak berubah. Mustahil Keisha tidak akan mengingatnya saat mereka tumbuh bersama... kecuali jika wanita itu kehilangan ingatannya. Tatapan kosong di mata Keisha membuat Daffa merasa tidak nyaman. Mengapa Keisha bersikap seolah-olah mereka baru pertama kali bertemu? Daffa merasa bingung dan jantungnya berdegup kencang, mengingatkannya pada rasa sakit yang terus-menerus ia rasakan selama enam tahun terakhir. Sementara itu, Direktur firma hukum Zenith Advocates mengerjap cepat ke arah Keisha, mencoba memperingatkannya agar tidak bersikap kasar kepada klien terhormat mereka. Ketika Keisha mengabaikan isyaratnya, Felix Brooks mengepalkan tangannya dan berdeham. Ia melirik Daffa dan berkata dengan hormat, “Maaf, Pak Daffa. Ibu Keisha bukan orang sini, jadi dia tidak tahu siapa Anda—” Kata-kata Felix terpotong ketika Daffa Satya Wicaksana mengangkat tangannya. Mata birunya yang sebiru langit bertatapan dengan mata hijau hazel Keisha. Keduanya tak mengalihkan pandangan. Daffa mengamati Keisha dan kerutan kecil muncul di dahinya. Keisha seolah-olah melemparkan tatapan kebencian padanya. ‘Kenapa Keisha memilih firma ini kalau dia sangat membenciku?!’ Gumam Daffa dalam hati. Ketegangan di ruangan itu begitu tebal hingga bisa di potong dengan belati. Semua orang menahan napas, menunggu Daffa Satya Wicaksana menuntut pemecatan Pengacara menyebalkan ini. Namun, Daffa tidak bereaksi terhadap kekasaran Keisha yang terlihat jelas. Jauh di lubuk hatinya, ia ingin berbicara dengan Keisha, menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Tapi ia tidak punya pilihan. Ia hanya bisa mengikuti keinginan Keisha untuk saat ini. “Mari kita mulai rapatnya!” Seru Daffa. Meskipun semua orang bingung dengan reaksi tenang Daffa, mereka semua duduk mengelilingi meja dan memulai rapat. Selama sisa rapat, Daffa tampak berkonsentrasi pada apa yang sedang dibicarakan, tetapi pikirannya tetap kacau. Keisha kembali... Sudah berapa lama? Enam tahun terasa seperti kemarin baginya karena ingatannya masih segar. Wanita yang selama ini dicarinya berada tepat di hadapannya, namun entah mengapa, Keisha terlihat tak ingin mengenalinya. “Nona Keisha, ada yang ingin Anda sampaikan? Apakah Anda ingin kontrak Anda diubah? Pak Daffa bisa memberi sedikit lebih untuk layanan terbaik,” Ujar Felix, membuat Keisha sedikit mengernyit. Keisha menggelengkan kepala dan menjawab dengan dingin, “Saya akan mendapatkan jumlah yang sesuai untuk pekerjaan saya. Mendapatkan lebih banyak berarti saya harus melakukan hal-hal ilegal yang bertentangan dengan hati nurani saya. Jika itu tipe direktur hukum yang Tuan Daffa inginkan, maka saya salah tempat. Saya tidak menerima suap!!” Keheningan menyelimuti ruangan dan wajah Felix memerah. Ia menatap tajam karyawan barunya dan mendesisi melalui gigi yang terkatup, “Nona Keisha... Bisakah Anda bersikap—” “Tidak apa-apa, Tuan Felix. Atasan saya juga tidak menerima suap dan jika Nona Keisha merasa tidak nyaman, kita bisa menghilangkan bonus tambahan itu. Kita hanya menambahkannya demi kenyamanan karyawan. Lagipula, pekerjaan ini melibatkan banyak hal,” sela Aaron Ramsey, asisten Daffa. Sementara itu, Daffa memperhatikan Keisha dengan penuh minat. Ia memperhatikan betapa berbedanya Keisha dari enam tahun lalu. Keisha lebih percaya diri dan profesional, dan berani mengungkapkan pendapatnya tanpa peduli apa yang dipikirkan orang lain. Daffa merasa versi baru Keisha ini sangat menarik. Keisha memang sudah cantik dan sempurna bertahun-tahun yang lalu, tetapi sekarang, jauh lebih baik. Keisha yang baru ini bisa menguasai ruangan dan membuat semua orang mendengarkan pandangannya, Daffa kagum dengan betapa suksesnya Keisha sekarang. Yang memunculkan pertanyaan, di mana saja Keisha selama ini dan siapa yang membantunya? Apa yang terjadi padanya hingga Keisha berubah menjadi pribadi yang benar-benar baru? Ada sesuatu yang hilang dari matanya—kilauan cemerlang yang dulu terpancar setiap kali tersenyum telah lenyap. Matanya dingin, hampir penuh perhitungan. Keisha bisa merasakan tatapan mata Daffa. Tatapannya yang panas tak pernah lepas darinya selama satu jam terakhir pertemuan itu. Rasa jengkel menyelimutinya dan ia tak bisa lagi tetap tenang. Ia menatapnya tajam dan bertanya dengan nada ketus, “Apakah ada sesuatu di wajahku, Tuan Daffa? Apa yang Anda tatap?!” Saat semua orang menahan napas melihat keberanian Keisha, Daffa tertawa kecil. ia tertawa tipis dan menjawab, “Saya hanya terkesan, Nona Keisha.” Jawabnya tenang.Tak mau membuang waktu, Keisha bergegas menuju salah satu lift dan kembali ke ruang konferensi. Debaran jantungnya yang hebat memekakkan telinga. Bagaimana jika keluarga Wicaksana berniat untuk mengambil putri kecil perempuannya?Saat Keisha mendorong pintu ruang konferensi, ia seketika panik saat melihat Mayra berada dalam gendongan pria itu. Keisha khawatir Daffa akan mengenali Mayra, Keisha segera turun tangan dan mengambil putrinya kembali.Wajah Keisha terlihat marah dan penuh emosi. Namun, jauh di lubuk hatinya, jantungnya berdebar kencang. Kebetulan macam apa ini? Bagaimana mungkin Daffa bertemu Mayra tepat setelah ia datang ke perusahaan?Ia tidak ingin Daffa tahu tentang Mayra. Sama sekali! Putrinya hanya miliknya!Pertanyaan Daffa awalnya tidak terpikirkan. Ia berusaha mencari cara untuk pergi tanpa membuat pria itu curiga.“Semuanya, keluar!!” perintah Daffa dengan gigi terkatup sambil melirik wanita yang telah ia dambakan selama bertahun-tahun. Kali ini, udara di sekitar
Keisha melipat bibirnya menjadi garis tipis dan mengabaikan ucapan Daffa. Ia kembali memperhatikan berkas-berkas di tangannya dan terus memeriksanya.Sebuah pikiran tiba-tiba terlintas di benak Daffa. Ia melirik Felix Brooks dan mengusulkan, “Karena rapat sudah selesai, bagaimana kalau aku mentraktir timmu makan siang?”Hanya itu cara agar ia bisa berinteraksi dengan Keisha lebih lama karena Keisha tetap bersikeras mengabaikan keberadaannya.Felix yang dahinya berbintik-bintik keringat menghela napas lega ketika miliarder itu tidak tersinggung dengan kekasaran karyawannya. Felix tersenyum senang dan menjawab dengan antusias, “Suatu kehormatan untuk kami, Tuan Daffa.”Mereka mulai berdiri ketika Keisha tiba-tiba menerima telepon.“Apa?!!” Sikap tenang Keisha tiba-tiba berubah ketika ia menjawab telepon di ponselnya. Ia terlihat sangat panik saat ia bergegas keluar dari ruang konferensi.Melihat reaksi Keisha, alis Daffa berkerut. Karena penasaran, ia pun mengikuti Keisha, alisnya terus
Mata Daffa sedikit melebar, jantungnya berdebar kencang di tulang rusuknya saat ia melirik wanita cantik di hadapannya. Itu benar-benar dia... Keisha Elara Daphne. Gadis yang pergi dan membawa serta hatinya.Rambut hitam legamnya yang halus tergerai, jatuh di bahunya seperti air terjun dan ia mengenakan setelan jas feminin biru tua, terlihat sangat profesional. Keisha terlihat sedikit berbeda dari penampilannya di masa lalu, tetapi itu memang dia. Cinta pertama Daffa dan satu-satunya wanita yang ia inginkan.‘Keisha adalah wanita itu? Ternyata dia pengacara ternama yang dibicarakan semua orang?’ Daffa merenung dalam hati, berusaha pulih dari keterkejutannya.Setelah enam tahun, ia tidak menyangka mereka akan bertemu seperti ini. Daffa membayangkan reuni yang lebih sentimental di mana ia akan menarik Keisha kembali ke dalam pelukannya dan memeluk Keisha erat.“Semuanya, keluar. Saya ingin berbicara dengan Nona Keisha berdua saja!” Titah Daffa, suaranya serak karena emosi yang meluap-lu
ENAM TAHUN KEMUDIAN...“Mommy, apa kita akan tinggal di sini sekarang?”Di bandara Man City, seorang wanita berpakaian setelan profesional feminin berwarna biru tua turun dari pesawat.Tidak hanya memiliki wajah cantik yang memukau, tapi ia juga memancarkan aura kuat, yang memberi kesan bahwa ia bukan tipe orang yang bisa diremehkan.Wanita itu memancarkan keanggunan dan kelembutan, kepercayaan diri terpancar di setiap langkahnya saat sepatu hak tingginya yang runcing berdenting di lantai.Di satu tangan, ia memegang tas desainer dan tangan lainnya menggenggam tangan seorang anak.Seorang gadis kecil yang sangat mirip dengannya berjalan di sampingnya, memandang sekeliling dengan rasa ingin tahu dan kegembiraan yang bersinar di mata hazel hijaunya yang besar.Pipi merahnya dan senyum manisnya menerangi sekitarnya. Ibu dan anak yang cantik itu menarik perhatian orang-orang saat mereka berjalan di bandara, memikat pandangan para pejalan kaki. Wanita itu menatap putrinya dan tersenyum m
Bukannya Keisha tidak ingin mengejar kariernya. Mimpinya adalah menjadi pengacara dan kuliah di salah satu universitas terbaik di luar negeri. Namun, ia tidak bisa meninggalkan Man City begitu saja, hanya untuk jaga-jaga, siapa tahu ibunya yang meninggalkannya di panti asuhan kembali menjemputnya... Keisha juga tidak bisa berjauhan dengan Daffa. Itulah alasan Keisha mengapa ia tak meraih apa-apa.Daffa bagi Keisha adalah dunianya. Dan yang Keisha inginkan hanyalah selalu dekat dengan pria itu. Jadi, alih-alih mengejar mimpinya, ia malah fokus pada hubungannya dan menunggu ibu kandungnya mencarinya.Melirik wanita yang pakaiannya bisa membeli mobil, Keisha mendengus dan mulai berjalan pergi, tak ingin menanggapi ejekan Adeeva lagi.Bagaimanapun, Adeeva tidak mau membiarkan Keisha pergi begitu saja. Dengan gerakan halus, wanita itu meletakkan kakinya di depan kaki Keisha, hingga membuat Keisha tersandung dan jatuh ke lantai.Sebuah desisan keluar dari bibir Keisha saat ia memutar pergel
Adeeva bersikap seolah-olah ia sudah menjadi pemenang di hati Daffa.Namun, Keisha tak bisa terus memikirkan hal itu karena fokusnya tertuju pada pria yang tak menyadari kehadirannya meskipun berdiri berdekatan.“Apa yang sedang terjadi, Daffa?” Tanya Keisha, kedua tangannya terkepal kuat sambil menunggu jawaban pria itu.Meskipun rasa sakit pengkhianatan mencengkeram hatinya, Keisha bersedia memberi Daffa kesempatan untuk menjelaskan. Ia ingin Daffa mengatakan jika dia terlalu banyak berpikir dan tak ada yang terjadi antara Adeeva dan dirinya.“Apa yang kau lakukan di sini?!” Tanya Daffa sebagai respon terhadap pertanyaan Keisha.Mata Keisha terasa perih karena air mata. ‘Dia bahkan tidak berusaha menjelaskan dirinya sendiri,’ ia berpikir dengan sedih.“Apa aku tidak boleh ada di tempat ini? Bukankah seharusnya aku juga melihatmu mengumumkan hubunganmu dengan perempuan lain?!!” Tanya Keisha, meninggikan suaranya.Beberapa desahan orang terdengar di ruangan saat mereka semua menyaksik







